Anda di halaman 1dari 6

MODEL PERENCANAAN PERAWATAN AKHIR HAYAT (PPAH) BERBASIS

PSIKONEUROIMUNOLOGI (PNI) TERHADAP KECEMASAN KLIEN


CKD YANG MENJALANI HEMODIALISIS

Caturia Sasti Sulistyana


Akademi Keperawatan Adi Husada Surabaya
caturia.sasti@gmail.com

ABSTRAK
Kecemasan sering ditemukan terjadi pada klien Chronic Kidney Disease (CKD) yang menjalani
hemodialisis. Kecemasan berlebih akan menurunkan mood dan motivasi menjalankan
hemodialisis, meningkatkan kesakitan, dan kematian lebih dini. Kondisi ini membutuhkan
perawatan lanjut dengan pendekatan psikoedukatif-supportif untuk mengubah persepsi negatif
terhadap hemodialisis. oleh karena itu dikembangkan sebuag model berbasis
Psikoneuroimunologi (PNI) yang terinspirasi dari intervensi Advance Care Planning (ACP),
yaitu Model Perencanaan Perawatan Akhir Hayat (PPAH). Model PPAH disintesis dari konsep
spiritualitas, model pemberdayaan keluarga, komunikasi terapeutik, serta teori keperawatan
caring Jean Watson, dan peaceful end of life Ruland & Moore. Penelitian ini menggunakan
desain quasi eksperimen pre and post test with control group. Hasil Wilcoxon tes (2 tailed) pada
kelompok intervensi adalah P value 0,000, artinya ada perbedaan tingkat kecemasan antara
kelompok pre dan post intervensi. Hasil Mann-Whitney (1 tailed) adalah P value 0,005, artinya
ada perbedaan tingkat kecemasan antara kelompok intervensi dan kontrol. Umumnya,
kecemasan dirasakan oleh klien yang baru menjalani hemodialisis karena pemahamannya yang
masih kurang mengenai prognosis penyakit sehingga memiliki persepsi negatif terhadap
hemodialisis. Persepsi negatif menyebabkan koping melemah, menurunkan personal kontrol,
dan meningkatkan respon emosional. Kesimpulan penelitian ini adalah intervensi PPAH
berbasis PNI diberikan untuk mengubah persepsi negatif sehingga mampu meningkatkan
mekanisme koping klien dalam mengatasi kecemasan. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah
ada pengembangan alat ukur secara objektif untuk menilai tingkat kecemasan klien melalu
pemeriksaan biologis agar hasil lebih tepat.

Kata kunci: Kecemasan, Model Perencanaan Perawatan Akhir Hayat (PPAH) Model, CKD
yang menjalani hemodialisis

ABSTRACT
Anxiety is often found to occur on Chronic Kidney Disease (CKD) clients who are undergoing
hemodialysis. The excess anxiety will lower the mood and motivation undergoing hemodialysis,
increase the morbidity and premature mortality. This condition needs treatment with
psychoeducative-supportive approach to change negative perception toward hemodialysis.
Therefore developed a model based Psychoneuroimmunology (PNI), inspired by Advance Care
Planning (ACP) intervention, namely Perencanaan Perawatan Akhir Hayat (PPAH) model.
PPAH model was synthesized from the concept of spirituality, family empowerment model,
therapeutic communication, caring by Watson and peaceful end of life by Ruland & Moore’s
nursing theory. This study using quasy experimental with pre and post test control group design.
The Wilcoxon’s result (2 tailed) in intervention group is P value 0,000, it means there are the
difference in the anxiety level between pre and post group. The Mann-Whitney’s result (1 tailed)
is P value 0,005, it means there are the difference in the anxiety level between intervention and
control group. Generally, anxiety perceived by new clients undergoing hemodialysis because
their insight were lacking about prognosis and then they have negative perception to
hemodialysis. A negative perception causes coping weakened, lowering personal control, and
increase an emotional response. The conclusion of this research is PPAH’s intervention based
PNI given to change the perception negative that can improve clients’s mechanism coping
within overcome anxiety. The suggestion for the next research is the development of the tool
measuring objectively to clients’s anxiety with biological test that more results right.

78 Adi Husada Nursing Journal – Vol.3 No.1 Juni 2017


Keywords: Anxiety, Perencanaan Perawatan Akhir Hayat (PPAH) Model, CKD undergoing
hemodialysis

PENDAHULUAN kenyamanan dan ketahanan fisik klien yang


Kecemasan sering ditemukan terjadi menjalankan hemodialisis. Perawat adalah
pada klien Chronic Kidney Disease (CKD) profesi yang tepat untuk memberikan
yang menjalani hemodialisis. Klien sering intervensi PPAH karena perawat sebagai
menganggap hemodialisis mengerikan dan edukator, pemberi asuhan (caring), dan
menyebabkan kematian. Kondisi ini advokat dengan menitikberatkan pada
membutuhkan perawatan lanjut dengan kemampuan komunikasi terapeutik perawat
pendekatan psikoedukatif-supportif yang dalam membicarakan akhir hayat klien
dapat mengubah persepsi negatif dan Berdasarkan fakta di atas,
meningkatkan keyakinan dalam dikembangkan sebuah model berbasis
menjalankan hemodialisis. Sejauh ini belum Psikoneuroimunologi (PNI) yang terinspirasi
ada pengembangan intervensi dengan dari sebuah intervensi Advance Care
pendekatan di atas sehingga kecemasan pada Planning (ACP), yaitu Model Perencanaan
klien CKD belum dapat teratasi. Perawatan Akhir Hayat (PPAH). Model ini
Prevalensi CKD semakin meningkat. disintesis dari konsep spiritualitas, model
Kasus baru CKD di Indonesia hampir pemberdayaan keluarga, komunikasi
mencapai 50% kasus baru per tahun dan terapeutik, serta teori keperawatan caring
sebanyak 82% menjalani hemodialisis. Jawa Jean Watson, dan peaceful end of life
Timur menempati urutan kedua penderita Ruland & Moore. Model PPAH
terbanyak setelah Jawa Barat. Jumlah diaplikasikan untuk merencanakan akhir
penderita di Surabaya semakin meningkat hayat yang damai melalui peningkatan
dari 277 jiwa (2011), 350 jiwa (2012), dan pemahaman dan mekanisme koping klien
398 jiwa (Januari-Mei 2013) (PERNEFRI, menjalankan hemodialisis. Pemahaman yang
2014; Listyanti, 2013). Insiden kecemasan baik akan mengubah persepsi negatif klien
pada klien hemodialisis sebesar 12-52% 32. menjadi positif dalam menurunkan
Data kunjungan klien di ruang hemodialisis kecemasan. Persepsi positif membuat
RSU Haji Surabaya juga meningkat, yaitu individu sadar dan mengerti tentang keadaan
rata-rata 99 orang/bulan dan 2-3 klien dirinya sehingga mampu menggunakan
baru/bulan. Studi pendahuluan di ruang koping efektif dalam membentengi tubuh
hemodialisis RSU Haji Surabaya 8 terhadap stress dan meningkatkan self-
November 2016, didapatkan 3 dari 4 klien management untuk mencegah penyakit lebih
merasa pesimis, tidak berguna, takut buruk 15. Tujuan dari penelitian ini adalah
meninggal lebih cepat, dan menyalahkan membuktikan terjadi penurunan kecemasan
Tuhan atas takdir yang diberikan. pada klien CKD yang menjalani
Umumnya, perawatan klien di rumah hemodialisis setelah mendapat intervensi
sakit hanya fokus pada pemulihan kondisi model PPAH.
fisik. Model asuhan keperawatan yang
ditujukan pada semua aspek dan holistik METODE
masih belum maksimal diterapkan. Klien Penelitian ini menggunakan quasi
yang menjalani hemodialisis mengalami experiment dengan desain pre-post test
kelemahan dan peningkatan komorbiditas control group, melibatkan dua kelompok
akibat ketakutan dan kesedihan dukacita yaitu kelompok perlakuan dan kelompok
berlebih, serta denial terhadap penyakit dan kontrol. Kelompok perlakuan diberikan
prognosis 3. intervensi model PPAH sedangkan
Klien perlu perawatan yang layak kelompok kontrol mendapatkan perawatan
untuk membantu pencapaian harapan dan standar di ruang hemodialisis RSU Haji
tujuan realistis hidup, serta akhir hidup yang Surabaya. Kedua kelompok diawali dengan
damai dan bermartabat..Spiritualitas, pre-test dan setelah diberi intervensi
dukungan sosial dari keluarga dan caring dilakukan post-test.
dari petugas kesehatan untuk menciptakan Populasi pada penelitian ini adalah
kedamaian dan makna hidup, meningkatkan klien CKD yang menjalani hemodialisis di

Adi Husada Nursing Journal – Vol.3 No.1 Juni 2017 79


ruang hemodialisis di RSU Haji Surabaya Kelompok intervensi didapatkan 17
berjumlah 18 orang tiap kelompok yang orang dari 18 orang mampu mengisi
terpilih secara consecutive sampling, dengan dokumentasi “Perawatan Pilihanku” secara
kriteria inklusi berusia 18-65 tahun, lengkap dan memiliki P value 0,000 <
beragama Islam, menjalani hemodialisis 0,025, artinya ada perbedaan tingkat
regular minimal 2 kali per minggu, mampu kecemasan antara pre dan post intervensi.
berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, Sedangkan pada kelompok kontrol
mampu mendengar dan melihat. Bila klien didapatkan P value 0,157 > 0,025, artinya
mengalami gangguan kognitif yang tidak ada perbedaan tingkat kecemasan
dibuktikan dengan skor Mini Mental State antara pre dan post intervensi. Hasil
Examination (MMSE) kurang dari 16, perbandingan antara kelompok intervensi
mengalami penurunan kesadaran, kesulitan dan kontrol adalah P value 0,005 < 0,05,
bernafas (dyspnea), atau kondisi kritis maka Ho ditolak artinya ada perbedaan
lainnya, maka responden tersebut akan tingkat kecemasan antara kedua kelompok
diekslusikan dari penelitian. setelah dilakukan intervensi.

HASIL
Tabel 1 Tingkat Kecemasan Klien Kelompok Intervensi dan Kontrol

Frekuensi
Tingkat Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
Kecemasan Pre Post Pre Post
N % N % N % N %
Tidak cemas 1 5,6 7 38,9 - - 1 5,6
Cemas ringan 7 38,9 11 61,1 10 55,6 9 50
Cemas sedang 6 33,3 - - 7 38,9 8 44,4
Cemas berat 4 22,2 - - 1 5,6 - -
Total 18 100 18 100 18 100 18 100
P value* 0,000 0,157
P value** 0,001

Tabel 2 Pengisian Dokumentasi dan kehilangan harapan. Kecemasan tersebut


Perencanaan Perawatan Akhir pada umumnya dirasakan oleh klien yang
Hayat (PPAH) pada kelompok baru didiagnosa menderita CKD dan harus
intervensi menjalani hemodialisis. Penyakit CKD dan
Pengisian Dokumentasi Frekuensi pelaksanaan hemodialisis sering di
PPAH n % persepsikan negatif menyebabkan seseorang
Lengkap 17 94,4 cepat meninggal. Alam bawah sadar mereka
Tidak lengkap 1 5,6 sangat tidak menginginkan kematian.
Total 18 100 Kematian sering mereka asumsikan secara
negatif sebagai akhir kehidupan yang
DISKUSI misterius dan menakutkan karena
Hasil penelitian menunjukkan pada mengambil semua kenikmatan duniawi.
kelompok intervensi terdapat 17 orang Seseorang yang lebih mencintai duniawi
mampu mengisi dokumentasi perencanaan akan sangat berat meninggalkan dunia ini.
perawatan akhir hayat secara lengkap dan Mereka tidak ingin meninggalkan keluarga,
memiliki P value 0,000 dan hasil harta, kedudukan, dan lain-lain yang
perbandingan antara kelompok intervensi dianggap berharga selama hidup di dunia.
dan control adalah 0,005. Ketakutan yang umum dialami oleh
Masalah yang paling sering dialami klien dengan hemodialisis dikarenakan oleh
oleh klien CKD dengan hemodialisis adalah pemahaman yang masih kurang mengenai
takut akan kematian. Klien CKD dengan prognosis penyakit sehingga mereka
stadium akhir sangat bergantung pada mesin memiliki persepsi negatif tentang
dialisis seumur hidup yang menimbulkan penyakitnya. Persepsi yang negatif
persepsi negatif terhadap prognosis penyakit menyebabkan koping individu melemah,
serta kekhawatiran terhadap proses kematian

80 Adi Husada Nursing Journal – Vol.3 No.1 Juni 2017


menurunkan personal kontrol, dan mekanisme koping klien dalam mengatasi
meningkatkan respon emosional sehingga kecemasan.
berakibat terjadi kecemasan. Bristowe et al
(2015) menjelaskan bahwa mekanisme SARAN
koping pada individu dengan penyakit Penelitian ini menggunakan alat ukur
kronis kurang baik sehingga klien yang thermometer distress untuk menilai tingkat
menjalani hemodialisis mengalami kecemasan secara subjektif. Penelitian
ketakutan dan kesedihan dukacita berlebih, selanjutnya diharapkan dapat menggunakan
serta denial terhadap penyakit dan alat ukur yang dapat menilai kecemasan
prognosis. secara objektif, yaitu melalui pemeriksaan
Seseorang dengan penyakit kronis biologis agar hasil lebih tepat dan akurat.
juga sangat membutuhkan dukungan untuk
meningkatkan kualitas akhir hidupnya. DAFTAR PUSTAKA
Seseorang yang kurang mendapat dukungan 1. Alligood, M.R. 2014. Nursing
sosial memiliki mekanisme koping yang theorists and their work Eighth
kurang baik sehingga rentan mengalami edition. Elsevier Mosby. United States
stres, kecemasan, dan depresi. Bristowe et al of America.
(2015) menjelaskan untuk mencegah terjadi 2. Berton, T.C. 2015. Increasing comfort
masalah psikologis yang tidak diinginkan with end-of-life discussions. Disertasi.
tersebut, klien memerlukan dukungan sosial University of Nevada. Las Vegas
yang dapat memberikan kenyamanan fisik 3. Bristowe, Horsley, Shepherd, Brown,
dan psikologis. Dukungan sosial dapat Carey, Mattews, O’Donoghue, Vinen,
diperoleh dari pasangan hidup, keluarga, Murtagh, 2015. Thinking ahead – the
saudara, tenaga kesehatan yang merawat, need for early Advance Care Planning
teman, masyarakat sekitar, atau sesama for people on haemodialysis : A
penderita di rumah sakit. Mereka merupakan qualitative interview study, 28(8),
sumber dukungan terbesar yang dapat pp.1000-1025.
meningkatkan ketahanan fisik dan kepuasan 4. Clarke, Yates, Smith, Chilcot. 2016.
hidup, sehingga meningkatkan kualitas Patient’s perceptions of chronic
hidup di akhir hayat 10. kidney disease and their association
Intervensi PPAH berbasis PNI with psychosocial and clinical
disintesis dari konsep spiritualitas, outcomes:a narrative review, pp.1–9
komunikasi terapeutik, pemberdayaan 5. Fradeloz, Tzavella, Koukia,
keluarga, caring perawat, dan peaceful end Papathanasiou, Alikari, Stathoulis,
of life. Konsep spiritualitas yang diberikan Panoutsopoulos, Zyga. 2015.
menekankan bahwa sakit dan kematian pada Integrating Chronic Kidney Disease
hakikatnya adalah sunnatullah (ketentuan Patient’s Spirituality in Their Care:
Allah) yang pasti terjadi dan harus dijalani, Health Benefits and Research
seperti halnya kelahiran. Setiap manusia Perspectives. Mater Sociomed, 27(5),
pasti akan mengalami kematian, tidak dapat pp.354-358.
ditolak atau dihalangi siapa pun, tidak 6. Gerogianni, S & Babatsikou, Fotoula.
diketahui siapapun, dan tidak mengenal 2014. Psychological aspects in
waktu. Konsep komunikasi terapeutik, chronic renal failure. Health Science
pemberdayaan keluarga, dan caring perawat Journal, 8(2).
merupakan bagian dari dukungan sosial 7. Ghazavi, Minooei, Abdeyazdan,
yang diberikan pada klien untuk mencapai Gheissari. 2014. Effect of family
akhir hayat yang damai dan berkualitas empowerment model on quality of life
sesuai harapan klien. in children with chronic kidney
disease. Iranian Journal of Nursing
SIMPULAN and Midwifery Reasearch, 19(4), pp.
Intervensi PPAH berbasis PNI 371-375
dikembangkan dengan tujuan untuk 8. Graves, NK & Shelton, T. 2007.
mengubah persepsi negatif klien CKD yang Family empowerment as a mediator
menjalani hemodialisis menjadi persepsi between family-centered systems of
positif sehingga mampu meningkatkan care and changes in child functioning:

Adi Husada Nursing Journal – Vol.3 No.1 Juni 2017 81


identifying an important mechanism Depression and Suicidal Ideation in
of change. Springer science business Lebanese Patients Undergoing
media. Hemodialysis, pp.235–238.
9. Hidayat, K. 2009. PSIKOLOGI 18. Maulidia, R. 2015. Penurunan
KEMATIAN: Mengubah ketakutan kecemasan dan koping orang tua
menjadi optimisme. Hikmah ()PT dalam merawat anak yang mengalami
Mizan Publika. Bandung. hospitalisasi melalui penerapan
10. John, J.F, Thomas, V.J. 2013. caring swanson di RS Mardi Waluyo
Research article the psychososial Blitar. Tesis. Universitas Airlangga,
experience of patients with end-stage Surabaya.
renal disease and its impact on quality 19. Ministry of Health. 2016. My Advance
of life: findings from a needs Care Plan & Guide: Plan the
assessment to shape a service. healthcare you want in the future and
Hindawi publishing corporation, for the end of your life. New Zealand.
2013(8). 20. Mundakir. 2006. Komunikasi
11. Kidney Disease: Improving Global Keperawatan Aplikasi dalam
Outcomes (KDIGO). 2013. Kidney Pelayanan. Graha Ilmu. Yogyakarta.
International Supplements: Clinical 21. National Kidney Foundation (NKF).
Practice Guideline for the Evaluation 2013b. Advance Directives: A Guide
and Management of Chronic Kidney for Patients and Their Families. New
Disease. Official journal of the York.
international society of nephrolofy, 22. National Kidney Disease Education
3(1). Program (NKDEP). 2015. Chronic
12. Kidney Disease Outcomes Quality Kidney Disease (CKD) and Diet:
Initiative (K/DOQI). 2002. Clinical Assessment, Management, and
Practice Guidelines for Chronic Treatment Revised. NKDEP.
Kidney Disease: Evaluation, 23. Nihayati, H.E. 2015. Perubahan
Classification, and Stratification. Persepsi Positif dan Penurunan
New Yorl: National Kidney Kadar Kortisol pada Penderita
Foundation. Kanker Payudara yang diberi Asuhan
13. Latief, S. 2008. Psikologi Keperawatan SEHAT (Syukur Selalu
fenomenologi eksistensialisme. Hati dan Tubuh). Disertasi.
Pustaka Ilalang. Lamongan Universitas Airlangga, Surabaya.
14. Listyanti, A.S. 2013. Penderita Gagal 24. Nursalam. 2016. Metodologi
Ginjal Makin Didominasi Kaum Penelitian Ilmu Keperawatan
Muda. Pendekatan Praktis Ed.4. Salemba
http://m.tempo.co/read/news/2013/07. Medika, Jakarta.
Diakses 27 Desember 2016, 08.05 25. PERNEFRI. 2014. 7th Report of
WIB. Indonesian Renal Registry.
15. Lin, Chen Wu, Anderson, Sung Indonesian Renal Registry.
Chang, Chen Chang, Jyh Hwang, 26. Pratama, JH. 2012. Pengaruh
Chun Chen 2012. The Chronic Komunikasi Terapeutik terhadap
Kidney Disease Self-Efficacy (CKD- Harga Diri Klien dengan Gagal
SE) instrument: development and Ginjal Kronis di Unit Hemodialisis
psychometric evaluation. Nephrol Rumah Sakit Umum Provinsi NTB.
Dial Transplant, vol 2012,1-6 Skripsi. Universitas Airlangga,
16. Lund, Richardson, May. 2015. Surabaya.
Barriers to advance care planning at 27. Putra, S, Taat. 2011.
the end of life: An explanatory Psikoneuroimunologi Kedokteran Ed.
systematic review of Implementation 2. Pusat Penerbitan dan Percetakan
Studies. PLOS ONE, 10(2): Unair, Surabaya.
e0116629. doi:10.1371/ 28. Sheldon, L.K. 2009. Communication
journal.pone.0116629. for Nurses: Talking with Patients, 2nd
17. Macaron, Fahed, Matar, Khalil, Edition. Jones & Bartlett Publishers.
Kazour, Chlela, Richa. 2014. Anxiety, England

82 Adi Husada Nursing Journal – Vol.3 No.1 Juni 2017


29. Shinde, M. & Mane, S.P., 2014. renal disease patients Study Report
Stressors and the Coping Strategies Appendix 6 : Literature Review
among Patients Undergoing Authors : Acknowledgements, pp.1–
Hemodialysis, 3(2), pp.266–276. 66.
30. Stoppelenburg, Rietjens, Heide. 2014. 33. Vivi. 2012. Pendekatan Kognitif-
The effects of advance care planning Perilaku untuk Mengurangi
on end-of-life-care: A systematic Kecemasan pada Pasien Gagal Ginjal
review. Palliative Medicinne, 28(8), Terminal. Tesis. Universitas
pp.1000-1025. Indonesia, Jakarta.
31. Suwitra. 2009. Penyakit Ginjal 34. Zahrofi. 2013. Publikasi Skripsi.
Kronis: Buku Ajar Ilmu Penyakit Pengaruh Pemberian Terapi Murottal
Dalam. Departemen llmu Penyakit Alquran terhadap Tingkat Kecemasan
Dalam FK Universitas Indonesia, pada Pasien Hemodialisa di RS PKU
Jakarta. Hal 571-573. Muhammadiyah Surakarta. Fakutas
32. Taylor, F & Combes, G. 2014. Ilmu Kesehatan Universitas
Supporting the emotional and Muhammadiyah Surakarta, Surakarta
psychological needs of end- stage

Adi Husada Nursing Journal – Vol.3 No.1 Juni 2017 83

Anda mungkin juga menyukai