Anda di halaman 1dari 2

KESIMPULAN

Mengapa menggunakan media sosial sebagai sarana sosialisasi e-Court?


Daya jangkau media sosial yang sangat luas menjadikan media sosial sebagai salah satu sarana utama
dalam peningkatan jangkauan penyampaian informasi secara digital saat ini.
Media sosial untuk pemerintahan merupakan salah satu inovasi tata kelola pemerintahan yang
memaksimalkan teknologi. Pemanfaatan media sosial ini juga dapat menjadi salah satu jalan keluar
permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat. Berikut adalah beberapa manfaat media sosial bagi
pemerintah:
· Mendorong efisiensi pemerintahan
Peluang penggunaan media sosial dapat meningkatkan efisiensi dan juga penghematan biaya.
Penggunaan media sosial di lingkungan pemerintahan juga dapat menjangkau khalayak yang lebih luas
lagi. Selain itu, media sosial juga menggunakan teknologi Artificial Inteligent (Kecerdasan Buatan) dan
berbagai perangkat tambahan yang dapat membantu proses analisa data. Hal ini dapat berdampak pada
waktu yang lebih singkat dan juga penggunaan sumber daya yang lebih sedikit.
· Memulihkan kepercayaan masyarakat yang turun
Masyarakat modern adalah masyarakat yang kritis terhadap informasi. Di era keterbukaan seperti saat
ini, masyarakat lebih mempercayai informasi dari media sosial, whatsapp group dan media informasi
lainnya. Maraknya berita bohong yang beredar di media juga menimbulkan rasa tidak percaya. Media
sosial dapat menjadi solusi karena dapat menjangkau khalayak secara lebih personal dan komunikatif.
· Menghadapi perkembangan jaman
Dengan adanya perubahan dan transformasi digital, lembaga pemerintah menghadapi serangkaian
tantangan tertentu termasuk pemotongan anggaran, menuanya staf dan aparatur sipil yang dimiliki, dan
birokrasi yang dapat menghalangi kemajuan. Tantangan ini harus diatasi sejak awal dengan
mempersiapkan perencanaan dan tindakan antisipasi sejak awal, sehingga pemerintah tidak gagap dalam
mengatasi masalah yang akan muncul di kemudian hari.
Isu
Identifikasi Isu : 1. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap layanan e-Court di Pengadilan Agama
Penajam.
2. Belum tersedianya kanal media sosial di Pengadilan Agama Penajam sebagai sarana
sosialisasi e-Court.
3. Banyaknya perkara di Pengadilan Agama Penajam.
4. Percepatan penerapan aplikasi e-Ligitasi sebagai salah satu fitur e-Court terus
digenjot. Sistem aplikasi yang telah diluncurkan Mahkamah Agung (MA) RI pada 19
Agustus 2019 ini, gencar disosialisasikan.
5. Pada awal 2020 seluruh Pengadilan tingkat pertama harus sudah menerapkan e-
Litigasi sesuai dengan Perma Nomor 1 Tahun 2019 tentang Administrasi perkara dan
persidangan di Pengadilan Secara Elektronik dan Aplikasi e-Litigasi.
Analisis dampak: Apabila isu ini tidak teratasi, dikhawatirkan berdampak pada minimnya masyarakat
yang tahu akan keberadaan layanan e-Court dalam proses litigasi di pengadilan
khususnya dalam penyelesaian perkara perdata di wilayah yurisdiksi Pengadilan Agama
Penajam. Akibatnya, tujuan Mahkamah Agung untuk mewujudkan proses administrasi
perkara dan pelayanan pengadilan yang sederhana, cepat, berbiaya ringan, transparan
dan akuntabel akan sulit tercapai.
Isu yang: Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap layanan e-Court di Pengadilan Agama
diangkat Penajam dan belum tersedianya kanal media sosial di Pengadilan Agama Penajam
sebagai sarana sosialisasi e-Court.
Gagasan : Upaya peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap layanan e-Court di wilayah
Pemecahan Isu yurisdiksi Pengadilan Agama Penajam dengan cara sosialisasi e-Court melalui Media
Sosial Instagram dan Facebook.

Capaian Aktualisasi
Sebelum adanya sosialisasi e-Court melalui media sosial, sosialisasi hanya disampaikan
kepada advokat sebagai Pengguna Terdaftar layanan e-Court. Berdasarkan data yang saya
dapatkan dari SIPP (Sistem Informasi Penelusuran Perkara) advokat yang pernah berperkara
di Pengadilan Agama Penajam adalah berjumlah 10 orang. Sedangkan dari 10 orang advokat
tersebut yang berperkara melalui e-Court adalah sejumlah 4 orang. Dengan kata lain sebelum
adanya sosialisasi e-Court melalui media sosial, sosialisasi e-Court hanya tersampaikan
kepada 10 orang saja.
Setelah adanya sosialisasi e-Court melalui media sosial, sosialisasi tidak hanya
disampaikan kepada advokat sebagai pengguna terdaftar, akan tetapi juga kepada pengguna
lain yaitu perorangan, badan hukum, pemerintah, kuasa Insidentil, dan sebagainya. Dari hasil
laporan wawasan yang dilakukan pada tahap kegiatan pertama di atas hingga tanggal 7
November 2019 sosialisasi e-Court melalui media sosial telah menjangkau 14.694 pengunjung
unik. Artinya sosialisasi tersebut telah tersampaikan setidaknya kepada 14.694 orang yang
berbeda. Sebanyak 697 orang di antaranya melakukan klik dan 265 orang memberi tanggapan.
Artinya terdapat perubahan positif yang cukup signifikan terhadap upaya peningkatan
pengetahuan masyarakat terhadap layanan e-Court Pengadilan Agama Penajam dengan cara
sosialisasi melalui Media Sosial Instagram dan Facebook. Dari data tersebut maka kegiatan
aktualisasi ini telah tercapai.

1. PERMA 2018 03-Administrasi Perkara di Pengadilan Secara Elektronik


2. PERMA 2019 01-Administrasi Perkara dan Persidangan di Pengadilan Secara Elektronik
3. SK KMA 2018 269-Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi di Lingkungan mahkamah
Agung dan Badan Peradilan yang Beradi di Bawahnya
4. SK KMA 2019 129-Petunjuk Teknis Administrasi Perkara dan Persidangan di Pengadilan Secara
Elektronik
5. SK SEKMA 2019 629-Help Desk E-Court

Anda mungkin juga menyukai