Nana Supriyatna
Baristand Industri Pontianak, Jl. Budi Utomo No. 41 Pontianak
E-mail: nspriyatna65@yahoo.com
Naskah diterima tanggal 10 April 2012 dan disetujui untuk diterbitkan tanggal 25 Juni 2012
51
BIOPROPAL INDUSTRI Vol. 3 No. 2, Desember 2012 :51-56
satunya dapat dibuat sebagai bahan dasar digunakan pada berbagai industri, baik
produksi dekstrin. Dekstrin adalah industri pangan, farmasi, dan industri
karbohidrat yang dibentuk selama kimia. Salah satu upaya memanfaatkan dan
hidrolisis pati menjadi gula melalui mencari sumber-sumber karbohidrat (pati)
beberapa metode diantaranya, dengan dari umbi-umbian yang potensial di
penggunaan panas, asam, atau enzim. Indonesia yaitu menggunakan umbi jalar
Kegunaan dekstrin banyak sekali (Ipomea batatas Poir) yang sudah
diantaranya sebagai bahan pengisi dalam diperoleh adalah umbi jalar yang
industri farmasi. Dalam industri pangan berpotensi sebagai sumber pati untuk
(minuman), dekstrin digunakan sebagai bahan pati termodifikasi, sebaiknya jenis
bahan pengental atau sebagai bahan ubi jalar putih mengingat kandungan
pengisi serbuk minuman. Dekstrin larut patinya yang tinggi (Triyono, 2006).
dalam air tetapi dapat diendapkan dalam Masalah utama yang menjadi tujuan
alkohol. Dekstrin memiliki sifat seperti dalam penelitian ini adalah peningkatan
pati, beberapa dekstrin bereaksi dengan nilai tambah tepung ubi jalar yang
iodin membentuk warna biru dan larut dibudidayakan petani yang ada di wilayah
dalam alkohol 25% (disebut amilodextrin). pemerintahan kota Pontianak melalui
Dekstrin yang larut dalam alkohol 55% modifikasi pati menjadi dekstrin
membentuk warna coklat kemerahan menggunakan proses hidrolisa parsial
(disebut aritrodextrin). secara enzimatis. Dengan diperolehnya
Dekstrin adalah pati termodifikasi karakteristik dekstrin dari hidrolisis pati
yang merupakan hasil hidrolisis sebagian ubi jalar ini maka diharapkan akan
dari pati menggunakan panas, bahan kimia memberi masukan bagi kalangan industri
dan atau katalisenzim dalam hal ini enzim makanan terutama yang ada di Pontianak
alfa amilase. Dekstrin dapat digunakan untuk mengembangkan usaha produksi
sebagai pembentuk lapisan pada kopi, biji dekstrin yang berbahan baku ubi jalar lokal
padi-padian seperti beras dan pada asal Pontianak. Tujuan penelitian ini
porselen. Dekstrin merupakan adalah memproduksi dekstrin dari tiga
oligosakarida, salah satu jenis pati jenis ubi jalar asal Pontianak secara
termodifikasi yang dihasilkan secara enzimatis.
hidrolisa tidak sempurna, yang merupakan
molekul-molekul rantai pendek dengan 2. METODE PENELITIAN
jumlah glukosa enam sampai sepuluh. Bahan yang digunakan dalam
Hasil penelitian Nuvrizal (2007) penelitian ini adalah 3 (tiga) jenis ubi jalar
menunjukkan bahwa terjadi interaksi asal Pontianak yaitu ubi jalar putih, ungu
antara dekstrin dan CMC terhadap dan kekuningan serta enzim alfa amilase.
rendemen, kadar air, vitamin C, total gula Alat-alat yang digunakan adalah hot
dan skor warna bubuk sari buah jambu biji. plate dengan stirrer, wadah liquifikasi,
Dekstrin juga dapat digunakan kantong plastik dan termometer.
sebagai komponen penyusun makanan Penelitian ini terdiri dari penelitian
bayi. Dalam industri pangan dekstrin pendahuluan (tahap pertama) dan
digunakan untuk meningkatkan tekstur penelitian utama (tahap kedua). Dalam
bahan pangan. Dekstrin memiliki penelitian pendahuluan dilakukan optimasi
kemampuan untuk membentuk lapisan, kondisi optimum proses produksi dekstrin
contohnya pelapisan kacang dan cokelat ubi jalar melalui perlakuan konsentrasi
untuk mencegah migrasi minyak. Selain itu enzim alfa amilase dan lama liquifikasi.
dekstrin juga berfungsi untuk Sedangkan pada penelitian utama
meningkatkan kerenyahan pada kentang dilakukan penerapan hasil optimasi kondisi
goreng dan dan mengurangi penetrasi proses pembuatan dekstrin pati ubi jalar
minyak selama penggorengan. Dekstrin terhadap tiga jenis warna ubi jalar asal
dapat diproses dari pati umbi-umbian Pontianak.
secara hidrolisa dengan katalis asam
maupun katalis enzim. Dekstrin banyak
52
Produksi Dekstrin dari Ubi Jalar Asal Pontianak secara Enzimatis (Nana Supriyatna)
53
BIOPROPAL INDUSTRI Vol. 3 No. 2, Desember 2012 :51-56
analisa terlihat bahwa ubi jalar Putih lebih dari ketiga jenis ubi jalar tersebut dapat
tinggi kandungan karbohidratnya. dilihat pada Tabel 4.
Sehingga lebih disarankan menggunakan
Tabel 4. Karakteristik dekstrin dari 3
jenis ubi jalar putih sebagai bahan baku
(tiga) jenis ubi jalar
produksi dekstrin. Sedangkan kadar air pati Jenis Ubi Jalar
ubi jalar putih dan ungu memiliki kadar air No. Komponen SNI 01-
Putih Ungu Kuning
yang sama yaitu 12,6% lebih rendah dari 2593-1992
1. Warna dalam Putih Putih Putih Putih
kadar air pati ubi jalar kuning. larutan glukol Keku- Keabu- keku-
Penelitian utama (tahap kedua) ningan abuan ningan
dilakukan untuk mencari kondisi optimum 2. Kehalusan lolos 93 95 91 90
80 mesh (%)
proses pembuatan dekstrin. Pengamatan 3. Kadar Air (%) 10,5 10,7 11,0 11
terhadap kondisi proses pembuatan 4. Serat Kasar (%) 0,45 0,50 0,59 0,6
5. Abu (%) 0,40 0,41 0,45 0,5
dekstrin menunjukkan bahwa perlakuan 6. Dekstrosa (%) 4,14 4,21 4,41 maks. 5
konsentrasi enzim yang ditambahkan 7. Rendemen (%) 10 % 12 7 -
sebesar 0,3% dan lama liquifikasi 2 jam
menghasilkan kondisi yang optimum Kadar Air Dekstrin
ditinjau dari uji warna dalam larutan iod. Kadar air dekstrin yang diperoleh
Hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel dari hidrolisis pati ketiga jenis ubi jalar
3. Pontianak memiliki kandungan antara 10–
Tabel 3. Pengaruh konsentrasi Enzim 11 % yang masih memenuhi persyaratan
dalam produksi dekstrin SNI. Kadar air dekstrin dipengaruhi oleh
Lama kadar pati awal, proses pengeringan dan
Konsentrasi Enzim alfa amilasi
Liquifikasi penggilingan dekstrin yang diperoleh
(jam) 0,1 0,2 0,3 SNI
selama pembuatan dekstrin. Pengaruh jenis
1 Biru Biru Biru Ungu
1,5 Biru Biru Biru kecoklatan ubi jalar terhadap kadar air dekstrin dapat
2 Biru Biru Biru dilihat pada Gambar 3.
Tua Kecoklatan
54
Produksi Dekstrin dari Ubi Jalar Asal Pontianak secara Enzimatis (Nana Supriyatna)
0,4
terhadap kadar dekstrosa
0,35
0,3 dekstrin
0,25 Rendemen
0,2
Rendemen hasil penelitian yang
0,15
0,1 diperoleh antara 7–12 %. Hal ini
0,05 dikarenakan pada proses ekstraksi pati ubi
0 jalar yang belum mencapai optimal,
Putih Ungu Kuning SNI dimana rendemen yang dihasilkan jika
dibandingkan dengan kadar karbohidrat
Jenis Ubi Jalar
ubi jalar lebih kecil. Untuk mengatasi hal
Gambar 5. Pengaruh jenis ubi jalar ini maka ekstraksi pati perlu dioptimalkan
terhadap kadar abu dekstrin prosesnya. Namun dari hasil keseluruhan
sifat karakteristik dekstrin yang dihasilkan
Dekstrosa telah memenuhi persyaratan yang
Kadar dekstrosa dari ketiga jenis dicantumkan dalam SNI Dekstrin untuk
dekstrin ubi jalar (putih, ungu dan kuning) Industri Pangan yaitu SNI 01-2593-1992.
berkisar antara 4,14–4,41%, masih Pengaruh jenis ubi jalar terhadap rendemen
memenuhi SNI 01-2593-1992 yaitu maks yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar
5%. Proses hidrolisa pati ubi jalar terjadi 7.
55
BIOPROPAL INDUSTRI Vol. 3 No. 2, Desember 2012 :51-56
56