Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA MATERI


PEMBELAJARAN FLUIDA STATIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 3
UNGGULAN MARTAPURA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

1. PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan suatu proses dimana lingkungan seseorang
secara disengaja dikelola untuk memungkinkan turut serta dalam tingkah laku
tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap
situasi tertentu. Proses pembelajaran sebagai suatu sistem saling terkait antar
komponennya di dalam mencapai suatu tujuan yang ditetapkan. Adapun tujuan
pembelajaran disebut hasil belajar sebagai bentuk hasil kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan. Hasil belajar merupakan bentuk perubahan pada dari siswa
setelah mendapatkan pengalaman belajar. Hal tersebut sebagaimana
dijelaskan Purwanto (2011:46) bahwa, "hasil belajar adalah perubahan perilaku
siswa akibat proses belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena siswa
mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses
pembelajaran".
Pencapaian hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor
dari luar atau faktor intern dan faktor ekstern. salah satu faktor ekstern yang
mempengaruhi hasil belajar adalah penerapan model pembelajaran. Hal
tersebut dipertegas oleh Hawi (2012:15) yang menyatakan bahwa model
pembelajaran merupakan faktor ekstern yang sangat menentukan tingkat
keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran
harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Hal tersebut sebagaimana
dikemukakan Aunurrahman (2010:141), "model pembelajaran dikembangkan
utamanya beranjak dari adanya perbedaan berkaitan dengan berbagai
karakteristik siswa".
Ketidaksesuaian model pembelajaran dengan tujuan serta karakteristik
materi pembelajaran akan mengakibatkan pencapaian hasil belajar siswa
kurang maksimal. Hal tersebut sebagaimana terjadi pada pembelajaran Fisika
di kelas X SMA Negeri 3 Unggulan Martapura yang hanya menggunakan model
pembelajaran klasik yaitu memberikan catatan, menugaskan siswa merangkum
materi pembelajaran, menjelaskan materi pembelajaran secara oral, dan
diakhiri dengan melakukan evaluasi. Keterlibatan dan aktivitas belajar siswa
selama kegiatan pembelajaran hanya terbatas pada mendengarkan penjelasan
guru maupun diskusi atau tanya jawab tanpa ada stimulus lebih dari guru.
Berdasarkan hasil obsrevasi pada hari Kamis tanggal 01 Desember 2016
di SMA Negeri 3 Unggulan Martapura diketahui sistem pembelajaran Fisika di
kelas X bersifat verbalis atau lisan yaitu guru menjelaskan materi pembelajaran
menggunakan teknik ceramah. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan Ibu Ani
Rahayu, S.Pd. selaku guru mata pelajaran Fisika kelas X SMA Negeri 3
Martapura bahwa pembelajaran Fisika di kelas X dilaksanakan dengan
memberikan materi pembelajaran, memberikan penjelasan lisan terhadap
materi pembelajaran, melakukan diskusi kelas, tanya jawab, kemudian diakhiri
dengan evaluasi. Kegiatan pembelajaran sebagaimana tersebut menjadikan
selama pembelajaran siswa berperan sebagai objek belajar yang hanya
mendengarkan penjelasan guru secara pasif.
Keadaan pembelajaran Fisika di kelas X SMA Negeri 3 Unggulan
Martapura menggunakan model pembelajaran klasik sehingga kurang menarik
bagi siswa dan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi
pembelajaran yang berimbas pada pencapaian hasil belajar. Hal tersebut
terungkap dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap dua orang
siswa. Menurut Chepy Anggraini, salah seorang siswa kelas X-1 SMA Negeri 3
Unggulan Martapura, kegiatan pembelajaran Fisika guru dengan menjelaskan
materi pembelajaran secara lisan dan tidak ada latihan-latihan secara
mendalam sehingga bagi kami para siswa, pembelajaran Fisika merupakan
pembelajaran yang sulit untuk dipahami terutama yang berkaitan dengan soal-
soal menghitung. Siswa dapat memahami contoh soal yang diberikan guru,
namun siswa kesulitan apabila terdapat soal yang berbeda dengan contoh”. Hal
yang sama dikemukakan Danil Azhar Arrofiqi salah seorang siswa kelas X-2
SMA Negeri 3 Unggulan Martapura menyatakan, ”selama pembelajaran guru
menjelaskan materi terlalu cepat sehingga siswa tidak dapat memahami materi
pembelajaran dan mayoritas siswa memperoleh nilai yang rendah pada mata
pelajaran Fisika”. Hasil wawancara bersama siswa tersebut didukung oleh hasil
dokumentasi nilai murni semester gazal tahun pembelajaran 2016/2017 yang
menunjukkan dari 152 siswa kelas X SMA Negeri 3 Unggulan Martapura
terdapat 73 siswa atau 48,03% yang dapat mencapai ketuntasan.
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan hari
Kamis tanggal 01 Desember 2016 dengan guru mata pelajaran Fisika dan
siswa kelas X SMA Negeri 3 Unggulan Martapura, maka ditawarkan model
pembelajaran yang lebih menekankan kegiatan siswa dalam memahami materi
pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
untuk diterapkan pada mata pelajaran Fisika di kelas X SMA Negeri 3 Unggulan
Martapura. Model pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative berarti
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu
sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.
Model pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan berbagai teknik,
salah satunya adalah Think Pair Share (TPS). Think Pair Share adalah salah
satu bentuk tipe pembelajaran cooperative learning yang memberi kesempatan
kepada setiap siswa untuk menunjukkan partisipasi kepada orang lain. Model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share atau berfikir, berpasangan,
berbagi merupakan tipe pembelajaran kooperatif dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa. Think Pair Share menghendaki siswa
bekerja saling membantu dalam kelompok kecil yaitu 2 sampai 6 anggota.
Think Pair Share digunakan untuk mengajarkan isi akademik atau untuk
mengecek pemahaman siswa terhadap isi tertentu. Guru menciptakan interaksi
dapat mendorong rasa ingin tahu, ingin mencoba, bersikap mandiri, ingin maju.
Guru memberi informasi, hanya informasi mendasar saja, sebagai dasar
pijakan bagi siswa mencari kemudian menemukan sendiri informasi lainnya.
Penjelasan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
merupakan satu bentuk model pembelajaran berbasis aktivitas belajar siswa.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
memungkinkan siswa dapat berlatih memahami berbagai materi pembelajaran
Fisika dengan berbagai teknik tertentu seperti saling menjelaskan untuk
bertukar pemahaman.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, peneliti bermaksud
mengadakan penelitian terkait pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share terhadap hasil belajar Fisika pada materi pembelajaran Fluida
Statis di kelas X SMA Negeri 3 Unggulan Martapura. Oleh karena itu dalam
penelitian ini dirumuskan judul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Fisika Materi
Pembelajaran Fluida Statis Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Unggulan Martapura
Tahun Pembelajaran 2016/2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
ada tidaknya pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
terhadap hasil belajar Fisika siswa pada materi pembelajaran Fluida Statis di
kelas X SMA Negeri 3 Unggulan Martapura Tahun Pembelajaran 2016/2017.

2. Metode Penelitian
Berdasarkan jenis data serta teknik analisis data yang digunakan,
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Rahmanto (2011:3) menjelaskan
bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut
penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data
tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Jenis penelitian yang digunakan jika
dilihat dari tingkat eksplanasinya adalah penelitian eksperimen. Sugiyono
(2010:6) mengemukakan, ”Penelitian eksperimen merupakan metode penelitian
yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment atau perlakuan tertentu
seperti pengaruh ruang kerja terhadap produktivitas kerja”. Penelitian ini disebut
dengan penelitian eksperimen karena kegiatan penelitian dilakukan untuk
mengetahui pengaruh treatment yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Think
Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar Fisika materi pembelajaran Fluida Statis
siswa. Penelitian eksperimen dapat dilakukan menggunakan beberapa desain
yang salah satunya adalah quasi eksperiment. Arikunto (2010:20) mengatakan,
"Quasi eksperiment adalah eskperimen yang memiliki perlakuan namun tidak
menggunakan penugasan acak untuk menciptakan perbandingan dalam rangka
menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan".
Pada penelitian ini terdapat satu variabel bebas dan satu variabel terikat.
Variabel bebas pada penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share, sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil
belajar Fisika materi Fluida Statis siswa. Penelitian ini berupaya mengetahui ada
tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 3 Unggulan Martapura
Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 152 orang dan terbagi dalam lima
rombel. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Clauster
Random Sampling. Sugiyono (2013:139) mengatakan, "clauster random
sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan cara mengacak kelompok
dari setiap populasi". Oleh karena itu, teknik clauster random sampling
digunakan dengan langkah-langkah setiap kelas diberikan nomor undian bertulis
angka 1, 2, dan 3. Nomor-nomor tersebut kemudian diambil secara acak oleh
peneliti. Nomor yang keluar ditetapkan sebagai sampel penelitian.
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
teknik tes. Tes merupakan serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk
mengukur ketrampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki individu. Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes tulis (written
test). Adapun bentuk tes tertulis yang dilaksanakan adalah multiple choice atau
pilihan ganda. Tes disusun 25 nomor berbentuk pilihan ganda dengan 4 opsi
jawaban yaitu a, b, c, dan d. Jika siswa menjawab benar mendapatkan skor 1
dan jika salah mendapatkan skor 0. Sebelum instrumen pengumpulan data
digunakan, maka terlebih dahulu dilakukan uji instrument yang meliputi uji
validitas menggunakan rumus person product moment, reliabilitas instrumen
menggunakan rumus K-R.20, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda soal.
Setelah data penelitian terkumpul, sebelum dilakukan analisis data terlebih
dahulu dilakukan uji prasyarat analisis data yang meliputi uji normalitas
menggunakan chi square dan uji homogenitas menggunakan rumus kesamaan
varian. Adapun analisis data pada penelitian ini dilakukan menggunakan uji t.
Alasan penggunaan uji t adalah karena uji t dapat digunakan utuk menguji data
yang sampelnya berukuran besar. Selain itu, penggunaan uji t dilakukan kareja
jumlah anggota sampel n1 = n2 dan varian homogen serta data berdistribusi
normal (Sugiyono, 2013:196).

3. Hasil dan Pembahasan


Sesuai rancangan penelitian yang digunakan, maka penelitian ini
melibatkan dua kelompok sampel yaitu kelas X-1 dan kelas X-3 SMA Negeri 3
Unggulan Martapura. Kelas X-1 adalah kelompok eksperimen dan ditetapkan
sebagai sampel penggunaan model pembelajaran TPS, sedangkan kelas X-3
adalah kelompok kontrol dan ditetapkan sebagai sampel menggunakan model
pembelajaran konvensional. Pembelajaran dilaksanakan selama 8 kali
pertemuan dengan alokasi waktu 16 x 40 menit. Pembelajaran dilaksanakan 4
kali pertemuan di kelas X-1 menggunakan model pembelajaran TPS dan 4 kali
pertemuan di kelas X-3 menggunakan model pembelajaran konvensional.
Setelah dilaksanakan kegiatan penelitian dan analisis data hasil penelitian
diperoleh hasil:
a. Hasil Belajar Fisika Siswa Menggunakan Model Pembelajaran TPS
Pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen yaitu kelas X-1
dilakukan sesuai langkah-langkah pembelajaran menggunakan model
pembelajaran TPS. Pembelajaran dilaksanakan secara berkesinambungan
selama 4 kali pertemuan dan diikuti oleh 32 orang siswa. Pada akhir kegiatan
pembelajaran dilakukan evaluasi dengan memberikan soal-soal tes untuk
mengetahui hasil belajar siswa. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa hasil
belajar Fisika siswa yang pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran TPS adalah sedang yaitu dari 32 siswa terdapat 22 siswa atau
68,75% memperoleh nilai kategori sedang yaitu 63,15-82,67. Adapun 9 siswa
atau 28,13% memperoleh nilai kategori tinggi yaitu >82,67 dan hanya
terdapat 1 siswa atau 3,13% yang memperoleh nilai kategori rendah yaitu
<63,15. Hasil analisis data hasil tes mata pelajaran Fisika siswa kelas X SMA
Negeri 3 Unggulan Martapura yang pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran TPS menunjukkan bahwa model pembelajaran TPS efektif
diterapkan pada mata pelajaran Fisika materi pembelajaran Fluida Statis.
b. Hasil belajar Fisika Siswa Menggunakan Model Pembelajaran
Konvensional
Selain melakukan kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen
menggunakan model pembelajaran TPS, juga dilakukan kegiatan
pembelajaran di kelas kontrol menggunakan model pembelajaran yang telah
biasa diterapkan di kelas X SMA Negeri 3 Unggulan Martapura yaitu model
pembelajaran konvensional. Konvensional secara umum dapat diartikan
sebagai sesuatu yang telah umum digunakan. Model pembelajaran
konvensional adalah model pembelajaran dengan guru lebih mendominasi
dalam proses pembelajaran. Guru pada pembelajaran konvensional lebih
sering menggunakan model penyampaian informasi secara langsung kepada
siswa dengan mengikuti urutan materi dalam kurikulum secara ketat. Peran
siswa dalam proses pembelajaran konvensional adalah sebagai objek dari
pendidikan bukan sebagai subjek pendidikan, sedangkan peran guru adalah
sebagai penguasa atau bersifat otoriter. Guru berasumsi bahwa keberhasilan
program pembelajaran dilihat dari ketuntasannya menyampaikan seluruh
materi yag ada dalam kurikulum. Asumsi sebagiamana tersebut
mengakibatkan guru menyampaikan materi pembelajaran dengan sistem
kejar paket yaitu materi harus terselesaikan sesuai tuntutan kurikulum.
Berdasarkan analisis hasil tes siswa yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran konvensional diketahui bahwa hasil
belajar Fisika siswa adalah sedang. Hal tersebut dibuktikan dari hasil tes
yang menunjukkan dari 32 siswa terdapat 25 siswa atau 78,13% memperoleh
nilai kategori sedang yaitu 63,15–82,67. Data juga menunjukkan dari 32
siswa terdapat 1 siswa atau 3,13% memperoleh nilai kategori tinggi serta 6
siswa atau 18,75% memperoleh nilai kategori rendah.
Data sebagaimana tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran
konvensional kurang efektif diterapkan pada mata pelajaran Fisika. Hal
tersebut terlihat dari adanya 6 siswa atau 18,75% memperoleh nilai kategori
rendah yaitu dibawah 63,23 dan hanya terdapat satu siswa yang
memperoleh nilai kategori tinggi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
selama kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
konvensional, siswa bersikap pasif. Siswa hanya menerima catatan dari guru,
mendengarkan penjelasan guru secara lisan, tanpa adanya aktifitas untuk
mendalami materi pembelajaran. Keadaan sebagaimana tersebut
menjadikan siswa kurang dapat memahami materi pembelajaran yang
berimplikasi pada rendahnya hasil belajar.
c. Pengaruh Model Pembelajaran TPS terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa
Setelah masing-masing data hasil tes baik kelas menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) maupun menggunakan
model pembelajaran konvensional diketahui, langkah selanjutnya adalah
melakukan uji hipotesis menggunakan uji t. Berdasarkan hasil uji t diperoleh
harga thitung sebesar = 9,16. Setelah diketahui nilai thitung, langkah selanjutnya
adalah menentukan nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% atau interval
kepercayaan 95% atau 0,05 dengan db = (N1 + N2 – 2) = 32 + 32 – 2 = 62.
Oleh karena pada tabel t tidak diketemukan db 62, maka dilakukan
perhitungan menggunakan interpolasi. Berdasarkan perhitungan interpolasi
di atas diketahui bahwa nilai ttabel untuk df 32 + 32 – 2 = 62 adalah 2,00.
Kriteria pengujian hipotesis penelitian ini adalah terima H0 apabila - ttabel <
thitung < +ttabel dan tolak H0 dalam hal lainnya. Oleh karena thitung 9,85 tidak
terletak diantara –- ttabel < thitung < +ttabel yaitu -2,00 dan +2,00 maka Ho yang
menyatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar
Fisika siswa pada materi pembelajaran Fluida Statis di kelas X SMA Negeri
3 Unggulan Martapura Tahun Pembelajaran 2016/2017 ditolak, sedangkan
Ha yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar
Fisika siswa pada materi pembelajaran Fluida Statis di kelas X SMA Negeri
3 Unggulan Martapura Tahun Pembelajaran 2016/2017 diterima.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa hasil belajar Fisika pada
materi pembelajaran Fluida Statis siswa kelas X-1 SMA Negeri 3 Unggulan
Martapura yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) lebih baik dibandingkan siswa kelas X-
3 SMA Negeri 3 Unggulan Martapura yang pembelajarannya menggunakan
model pembelajaran konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
model pembelajaran TPS lebih efektif diterapkan pada mata pelajaran Fisika
di kelas X SMA Negeri 3 Unggulan Martapura.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran TPS
mempunyai kelebihan diantaranya siswa harus mempunyai tujuan sama yaitu
memahami materi pembelajaran sehingga siswa akan terpacu untuk belajar.
Pada tahap diskusi, siswa membandingkan, menghubungkan sebab-akibat,
memberikan alasan, berpendapat, menciptakan, menerapkan, serta
menganalisis materi. Tahap terakhir yaitu menarik kesimpulan siswa
menyimpulkan, mensintesis, kemudian mengevaluasi. Dengan demikian
siswa akan terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran secara
keseluruhan.

4. Simpulan dan Saran


Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar Fisika siswa pada materi
pembelajaran Fluida Statis di kelas X SMA Negeri 3 Unggulan Martapura
Tahun Pembelajaran 2016/2017 dengan indikator thitung 9,85 tidak terletak
diantara - ttabel < thitung < +ttabel yaitu -2,00 dan +2,00 maka H0 ditolak dan Ha
diterima.
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan terdapat pengaruh
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar
Fisika siswa pada materi pembelajaran Fluida Statis di kelas X SMA Negeri 3
Unggulan Martapura Tahun Pembelajaran 2016/2017, maka dapat disarankan:
1. Siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Fisika menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS hendaknya lebih aktif dan kreatif
merespon berbagai stimulus yang diberikan guru agar dapat memahami
materi pembelajaran dengan baik dan meraih hasil belajar secara maksimal.
2. Guru hendaknya dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
pada pembelajaran Fisika secara efektif sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan siswa agar materi pembelajaran dapat
benar-benar tersampaikan kepada siswa dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan baik.
3. Sekolah hendaknya dapat menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif
bagi siswa untuk belajar sesuai prinsip-prinsip model pembelajaran
kooperatif tipe TPS agar siswa dapat belajar secara aktif dan memperoleh
prestasi belajar secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, M. Ngalim. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hawi, Akma. 2012. Active Learning. Palembang: IAIN Raden Fattah Press.

Aunurrohman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Rahmanto. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme


Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&B. Bandung:


Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2013. Statistik Nonparametrik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana.
.

Anda mungkin juga menyukai