Anda di halaman 1dari 5

َ‫ك‬َ ‫َوَ َاتبَعَ َذَهَل‬.‫جا هَد َ هَمنَ َالَعَدَ هَم‬ َ ‫َوَتَفَضَلَ َعَلَيَناَ بهَالَ هَءَي‬.

‬.‫اء َوَالَهَقدَ هَم‬ َ‫حمَدَ َللهَ َالَ هَذيَتَفَرَدَ َبهَالَبَقَ ه‬ َ َ‫اَل‬


َ‫اَخيَ َر‬
َ ‫جعَلَن‬ َ َ‫َو‬.‫النهعَ هَم‬
َ ََ‫َوَاكَمَلَهَاالَتهَيَ هَهيََاَعَظَم‬.‫جوَ هَدَوَالَكَرَ هَم‬ َ َ‫نَال‬ َ‫خزَائهَ ه‬ َ َ‫ن‬َ ‫المَدَا هَدَ هَم‬َ‫بهَنهَعَمَ هَةَ ه‬
َ.‫صيَثَناهَ َوَكَ َم َيَسَ هَر َوَالَهَ هَم‬ َ‫ح ه‬َ َ‫حان َه َلَن‬ َ َ‫َفسَب‬.َ ‫ن َسَائهَ هَر َالَمَ هَم‬ َ‫اس َ همَنَ َبََي ه‬ َ ‫جتَ َهَللنَ ه‬ َ ‫خ هَر‬
َ َ‫اَمَ هَة َا‬
َ‫حدَهَََلَشَ هَريَكَََلَ َه‬ َ َ‫ََاَشَهَ َدََاَنَََلََ َاهلَهََََاهلََ للاَََو‬.َ‫الَنسَانَََمَالَمَََيَعَلَم‬ َ‫وَعَلَمَََبهَالَقلَ هَمََعَلَمَََ ه‬
َ‫َ وَاَشَهَ َدََاَنَََسَيهَ َدنا‬.َ‫قََوَاَلَزَم‬ َ‫ح ه‬َ َ‫نََال‬َ‫َ اَ َرسَلَََرَسَوَلَ َهََبهَالَهَدَيَ وَ هَديَ ه‬.‫لََوَالنهَعَ هَم‬ َ‫ذَوالَفَضَ ه‬
َ‫ن َاتََبعَ َسَهَبيَلَ َه‬
َ َ‫حهَب هَه َوَم‬َ َ‫علَيَ هَه َوَعَلَيَاَهَل هَه َوَص‬ َ َ َ‫َصَلَيَللا‬.‫حمَدَاَعَبَدََه َوَرَسَوَلَ َه‬ َ َ‫وَمَوَلَناَم‬
َ َ.‫ن‬ َ‫انَاهَلَيَيَوَ هَمَ ه‬
َ‫الدَي ه‬ َ‫حسَ ه‬ َ ‫اء‬َ‫هَب ه‬
ََ‫َوَقَال‬.َ‫حوَن‬ َ ‫سيَ هَبَتقَوَيَ للاهَ َوَطَاعَهَت هَه َلَعَلَكَمَ َتَفَهَل‬ َ‫صيكمَوَنفَ ه‬ ‫َاو ه‬...َ‫َفياَ هعبادَ للاه‬:َ‫اَمَابَعَد‬
َ‫صتَوَاَ لَعَلَكَ َم‬ َ‫ئََالَقَرَاَنَََفَاسَتَ هَمعَوَاَ لَهَََوَاَنَ ه‬ َ ‫َ وَاهَذَاَ قَ هَر‬:‫للاَََتَعَالَيَ هَفيَ الَقَرَاَ هنَََالَكَ هَريَ هَم‬
َ َ‫حمَوَن‬ َ َ‫تَر‬
Hadirin Jama'ah Jum'at yang Dirahmati Allah,
Segala puji bagi Allah yang telah memanjangkan usia kita, menyehatkan kita, dan
memberi kemudahan kepada kita untuk beribadah, sehingga dengan nikmat-Nya,
kita bisa menunaikan shalat Jumat berjamaah. Oleh karena itu, pada kesempatan
Jum'at kali ini, khatib berwasiat kepada diri pribadi dan kepada seluruh para jama’ah
agar senantiasa meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT yang salah satunya
dengan mengikhlaskan seluruh amal perbuatan, yang tidak mengharapkan apapun,
tidak mengharapkan ridha siapapun kecuali hanya ridha Allah. Dengan demikian
Insyaalah seluruh amal ibadah kita diterima di sisi Allah serta mendapatkan balasan
berupa jannah-Nya yang penuh dengan kenikmatan.
Hadirin Jama'ah Jum'at yang Dirahmati Allah,
Saat ini, kita berada di bulan Shafar tahun 1443 H. Shafar, adalah bulan kedua
dalam kalender Hijriyah setelah bulan Muharram. Shafar diartikan sebagai kosong
atau kuning (ashfar). Dinamakan bulan Shafar karena berdasarkan historis di bulan
ini, Makkah seakan kosong tanpa ada aktivitas di masyarakat. Masyarakat Arab
jahiliyah meyakini bahwa Shafar adalah bulan penuh kesialan dan bulan bencana
sehingga masyarakat Arab Jahiliyah tidak menggelar hajatan apapun di bulan ini.
Dan di masyarakat kita pun sekarang terkadang masih ada keyakinan seperti itu
terlebih pada masa pandemi yang belum terhenti. Lantas pertanyaan yang muncul
adalah apabila musibah terus datang silih berganti pada bulan ini, benarkah bulan
Shafar adalah bulan musibah? Untuk menjawab hal tersebut, mari kita ingat kembali
Firman Allah SWT dalam surat Asy Syuura ayat 30:
َ⧫َ ََ َ→⧫َ َ⧫◆
ََ َ⧫َ َ☺⬧
َ ََََ⧫َ❑→➔⧫◆
"Dan apa saja musibah yang menimpamu, maka hal tersebut disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar dari kesalahan-
kesalahanmu".
Berdasarkan firman Allah SWT sebagaimana tersebut jelaslah bahwa sesungguhnya
musibah-musibah yang menimpa umat manusia saat ini berupa penderitaan,
kesulitan dan kesempitan baik pada harta, keamanan maupun kesehatan, baik yang
menyangkut pribadi ataupun sosial, sesungguhnya disebabkan oleh maksiat-maksiat
yang lakukkan manusia itu sendiri. Tidak ada hubungannya dengan bulan seperti
bulan Shafar maupun bulan Muharram atau Suro, namun semata-mata karena
kemaksiatan. Perilaku maksiat tidak selalu diidentikkan dengan tindakan yang
melanggar asusila. Maksiat sendiri berasal dari bahasa Arab, ‫ معصية‬asal katanya
‫ي‬
َ ‫ عصىَ يعص‬yang maknanya menentang, mendurhakai, melanggar, dan
membangkang. Artinya jika kita durhaka kepada Allah dengan melanggar larangan-
larangan yang telah ditetapkan-Nya maka otomatis kita telah bermaksiat kepada
Allah subhanahu wata’ala dengan konsekuensi datangnya berbagai musibah yang
menimpa diri.
Hadirin Jama'ah Jum'at yang Dirahmati Allah,
Berdasarkan pemahaman sebagaimana tersebut, maka untuk bisa bersyukur
dengan sempurna dan menghindari musibah pada diri adalah dengan menjauhi
kemaksiatan dan durhaka pada Allah SWT. Untuk dapat menjaukan diri dari
kemaksiatan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi
berbagai sebab dari kemaksiatan. Berkaitan dengan hal tersebut, Ibnu Qayyim Al
Jauziah dalam kitab Uddatus Shābirīn menyebutkan bahwa sumber kemaksiatan itu
ada tiga hal yaitu kibru, hasad, hirshu. Kibr adalah sumberََkedurhakaan Iblis,
tepatnya di saat Iblis menyombongkan diri pada Nabi Adam As tatkala Allah SWT
memerintahnya sujud pada Nabi Adam As. Dalam menceritakan Iblis, AllahََSWT
berfirman dalam surat Al A'raf ayat 12:
ََ َ→◼َ ََ َ➔◆⧫َ َ⧫َ َ⧫⬧
ََ َ⧫َ َ⧫⬧َ ََ َ➔⬧
ََ ََ َ⧫◼َ َ
َ َ✓ََ⧫◼◆
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di
waktu Aku menyuruhmu?" Iblis pun menjawab: "Saya lebih baik daripadanya:
Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".
Atas kesombongannya, Iblis dianggap patut untuk dikata nista dan tertolak dari
rahmat serta mendapatkan kebinasaan yang abadi. Oleh karena itu, hendaknya kita
takut memiliki sifat sombong, karena sombong adalah dosa pertama yang dilakukan
untuk mendurhakai Allah SWT di langit. Manusia yang sombong adalah manusia
yang tidak tunduk pada sesuatu yang haq dan ahlul haq. Ibnu Mas'ud pun berkata:
"Sungguh dosa terbesar di sisi-Nya adalah ketika seseorang dinasehati, "takutlah
kamu pada Allah", tetapi dia menjawab, "urus saja dirimu sendiri!". Selain itu, dalam
Hadist Qudsiy disampaikan bahwa Allah berfirman "Sombong dan keagungan
adalah pakaianku, barang siapa yang melepaskanya dari-Ku niscaya akan
Kumasukkan dia ke dalam neraka.” Ibnu Qoyyim pun berkata "Kalau saja kita
merenungkan apa yang ada di dalam tubuh ini, niscaya kita tidak akan pernah bisa
untuk merasa sombong. Wahai manusia yang diciptakan dari debu, dan yang
akan tertelan oleh debu, janganlah kau sombong. Sadarilah, karena esok engkau
pasti akan hancur menjadi debu. Di saat engkau merasa kuat, memiliki posisi,
jabatan, dan kekuasaan untuk menzalimi orang lain, lihatlah kekuatan Allah SWT
Yang Maha Agung lagi Maha Perkasa masih jauh sekali di atasmu".
Hadirin Jama'ah Jum'at yang Dirahmati Allah,
Sumber maksiat yang kedua adalah hasad.
Al-Qurthubi rahimahullah dalam Tafsir Al Qurthubi mengatakan, "Hasad atau dengki
adalah dosa yang pertama kali dilakukan di langit dan di bumi. Di langit adalah
dengkinya iblis kepada Nabi Adam 'alaihi salam dan di bumi adalah dengkinya Qabil
kepada Habil". Hasad menjadi cikal bakal maksiat Qabil, putra Nabi Adam As
sebagaimana tertulis dalam Al Qur'an surat Al Maidah ayat 30:
ََ ⬧َ ⧫َ ⬧َ ⧫▪❑⬧⬧
ََ َ⧫⬧َ َ⬧⧫⬧⬧
َ َ⬧
Maka hawa nafsu Qabil (berupa sifat hasad atau dengki) menjadikannya
menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah. Maka jadilah
ia seorang diantara orang-orang yang merugi.
Hasad atau dengki menjadi sikap tidak suka dengan nikmat yang Allah berikan
kepada orang lain dan ingin agar nikmat itu hilang dari orang tersebut. Sikap hasad
dapat dicontohkan kita memiliki perasaan tidak suka terhadap kekayaan, prestasi,
atau kenikmatan yang diperoleh orang lain dengan berbagai alasan termasuk
mengatasnamakan ketidakadilan. Hasad menjadi penyakit hati yang tidak boleh
disepelekan karena merupakan benih virus yang akan menyebar dan merusak
seluruh kebaikan yang kita miliki. Rasulullah SAW pun bersabda "Hindarilah olehmu
sikap hasad atau dengki karena hasad akan memakan segala amal kebaikanmu,
bagaikan api memakan kayu bakar" (HR. Abu Daud).
Hadirin Jama'ah Jum'at yang Dirahmati Allah,
Sumber maksiat yang terakhir adalah hirshu, yaitu bangga dunia. Ini merupakan
cikal bakal maksiat Nabi Adam As di saat beliau makan buah dari pohon khuldi.
Hirshu disebut juga dengan tamak, loba, atau rakus. Jika manusia sudah terkena
oleh sifat hirshu pasti akan terseret kepada perilaku tercela dan cenderung kepada
perbuatan keji. Sifat hirshu, timbul akibat ketidakmampuan dalam mengendalikan
hawa nafsu. Berkaitan dengan sikap hirshu, Nabi Muhammad SAW bersabda
"Seandainya anak Adam diberikan satu lembah penuh dengan emas niscaya dia
masih akan menginginkan yang kedua. Jika diberi lembah emas yang kedua maka
dia menginginkan lembah emas yang ketiga. Tidak akan pernah menyumbat rongga
anak Adam selain tanah, dan Allah menerima taubat bagi siapa pun yang mau
bertaubat" (HR Bukhari dari Ibn Zubair).
Hadirin Jama'ah Jum'at yang Dirahmati Allah,
Demikianlah tiga sumber kemaksiatan yang menjadi penyebab utama terjadinya
musibah atau bencana. Dengan memahami ketiga sumber kemaksiatan
sebagaimana tersebut, semoga kita dapat menjauhi ketiganya sehingga terhindar
dari berbagai bentuk kemaksiatan turunan yang membawa kepada terjadinya
bencana atau musibah dan berbagai bencana yang melanda negeri ini dapat cepat
berlalu.
َ‫َاَعَوَ َذ َهَباللاهَ َ هَمنَ َالشَيَطَ ه‬.‫صتواَلعلكمَترحمون‬
َ‫ان‬ ‫واهذاَق هرئَالقرانَفاست همعواَلهَوان ه‬
ََ‫حفَظَوَن َه َ هَمن‬
َ َ‫خلَهَف هَه َي‬
َ َ‫ن‬
َ ‫ن َيَدََي هَه َوَ هَم‬َ‫ن َبََي ه‬
َ ‫َلَ َه َمَعَهَقبَ َة َ هَم‬.‫حيَ هَم‬
َ‫ن َالرَ ه‬
َ‫حمَ ه‬َ َ‫للاه َالر‬
َ َ ‫َ َهبسَ هَم‬.‫جيَ هَم‬
َ‫الرَ ه‬
َ‫َواهذاَارادَللاَبهقو ٍمَسوءَفَل‬,‫َاهنَللاَلَيغيهرماَبهقو ٍمَحتيَيغيهرواماَبهانف هس ههم‬,‫للاه‬ َ َ‫اَمَ هَر‬
َ ‫َمنَوا ٍَل‬ ‫َمنَدونه هه ه‬ ‫َومالهم ه‬,‫مردله‬
َ‫َمنَاآلياتهَوال هذك هر‬ ‫َونفعنيهَو هإياكمَ بهماَ فهي هه ه‬،‫آنَالع هظي هم‬ ‫باركَللاَ هليَولكمَفيهَالقر ه‬
.َ‫َمني هَو همنكمَتهَلوتهََو هإنهَهوَالس هميعَالع هليم‬ ‫الح هكي همَوتقبل ه‬
َ
‫الحمدَ للهَ علىَ هإحسانه هه‪ َ,‬وال ُّ‬
‫شكرَ لهَ علىَ توفهي هق ههَ وامتهنانه هه‪ َ.‬أشهدَ أنَ لَ هإلهَ هإلَ للاَ‬
‫ىَرضوانه هه‪َ.‬‬
‫وحدهَلَش هريكَله‪َ,‬وأشهدَأنَسيهدناَمحمداَعبده َورسولهَالدا هعىَ هإل ه‬
‫اللهمَص هلَعلىَسيهدهناَمحمدٍ‪َ,‬وعلىَآ هل ههَوأصحابه ههَوس هلمَتس هليماَكثهيرا‪َ.‬أماَبعد‪َ,‬فيَاَ‬
‫أيُّهاَالناس‪ َ,‬اهتقواَللاَ هفيماَأمرَوانتهواَعماَنهاكم‪َ.‬واعلَمواَأنَللاَأمركمَ هبأم ٍرَبدأَ‬
‫فهي ههَ هبنف هس ههَوثـنىَ هبمآلئهكته ههَ هبقد هس هه‪َ,‬وقالَتعالىَ هإنَللاَومآلئهكتهَيصلُّونَعلىَالن هب َ‬
‫ي هَ‬
‫يآأيُّهاَالذهينَآمنواَصلُّواَعلي ههَوس هلمواَتس هليما‪َ.‬اللهَمَص هلَعلىَسيهدهناَمحمدٍَوعلىَ‬
‫اءَالرا هشدهينَأبهيَبك ٍرَ‬
‫أنبهيآئهكَورس هلكَومآلئهكتهكَالمقربهين‪َ,‬وارضَاللهمَع هنَالخلف ه‬
‫انَ‬
‫وعمرَوعثمانَوع هليٍَوعنَب هقي هةَالصحاب هةَوالتا هب هعينَوتا هب هَعيَالتا هب هعينَلهمَ هبإهحس ٍ‬
‫اح همين‪َ .‬‬
‫هإلىَيو همَالدهي هن‪َ,‬وارضَعناَمعهمَ هبرحمتهكَياأرحمَالر ه‬
‫ومَ ال هقيام هة‪َ.‬‬
‫اللهمَ لَ تجعلَ هِلحدٍَ همنهمَ فهيَ عن هقناَ ظَلمةَ ون هجناَ هبح هب ههمَ همنَ أهوا هلَ ي ه‬
‫ين‪. .‬اللهمَ‬
‫َاْلسَلمَوالمسلمينَوأه هل هكَالكفرةَوالمشر هكين‪َ.‬ود همرَأعداءَال هد ه‬
‫اللهمَأ هعز ه‬
‫َمنهمَواِلمواتهَ هبرحم هتكَ‬
‫ياء ه‬
‫اغ هفرَ هللمس هلمينَوالمسلماتهَوالمؤمنينَوالمؤ همناتهَاِلح ه‬
‫المحنَوسوءَ‬
‫َوالزناَوالزل هزلَو ه‬
‫ه‪َ.‬اللهمَادفعَعناَالبَلءَوالوباء ه‬
‫ياَوا ههبَالع هطيات َ‬
‫َمنهاَوماَبطنَعنَبلدهناَهذاَخاصةَوعنَسائه هرَ هبَلدهَالمسلمينَعامةَ‬
‫ال هفت هنَماَظهر ه‬
‫‪َ.‬‬‫ارَ‬
‫خرةَحسنةَوقهناَعذابَالن ه‬
‫ياَربَالعال همين‪.‬ربناَآتهناَفيَالدنياَحسنةَوفيَاآل َ‬
‫آءَ‬
‫آءَ ذهيَ القربىَ وينهىَ ع هنَ الفحش ه‬
‫انَ وإهيت ه‬
‫اْلحس ه‬
‫هعبادَ للاه!َ إهنَ للاَ يأمرَ بهالعد هلَ و ه‬
‫والمنك هرَوالبغيهَي هعظكمَلعلكمَتذكرون‪َ,‬واذكرواَللاَالع هظيمَيذكرَكمَواشكروهَعلىَ‬
‫نهع هم ههَي هزدكمَولذهكرَللاهَأكبرَ َ‬
‫َ‬

Anda mungkin juga menyukai