Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. RASIONAL

Fungsi dan tujuan sistem Pendidikan Nasional sebagaimana disebutkan dalam


Undang-Undang No. 20 tahun 2003, adalah mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dakan rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa pembentukan


Pemerintah Negara Indonesia yaitu antara lain untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31
Ayat (3) memerintahkan agar Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan
serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
dengan undang-undang.

Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945 yaitu dengan


diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yang merupakan produk undang-undang pendidikan pertama
pada awal abad ke-21. Undang-undang ini menjadi dasar hukum untuk
membangun pendidikan nasional dengan menerapkan prinsip demokrasi,
desentralisasi, dan otonomi pendidikan yang menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, undang-undang tentang sistem
pendidikan nasional telah mengalami beberapa kali perubahan.

Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam


upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang
berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah. Makna manusia yang berkualitas, menurut Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia terdidik yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab. Oleh karena itu, pendidikan MA Bustanul Faizin harus
berfungsi secara optimal sebagai wahana utama dalam pembangunan bangsa dan
karakter.
1
Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat
mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi
penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi
tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang jaman.

Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah
satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan
proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal
lagi bahwa kurikulum, yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi
sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1)
manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri;
dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan
dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi
pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

a. Pengertian Kurikulum
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang
pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 untuk kelas X,XI, XII akan diberlakukan
mulai tahun ajaran 2019/2020memenuhi kedua dimensi tersebut.

b. Rasional Pengembangan Kurikulum Madrasah 2013 MA Bustanul Faizin


1) Tantangan Pengembangan
Pendidikan agama Islam sangat dibutuhkan bagi umat Islam, agar
dapat memahami secara benar ajaran Islam sebagai agama yang sempurna
(Kamil), kesempurnaan ajaran Islam yang dipelajari secara integral (kaffah)
diharapkan dapat meningkatkan kualitas umat Islam dalam keseluruhan
aspek kehidupanya. Agar ajaran Islam dapat dipelajari

2
secara efektif dan efisien, maka perlu dikembangkan kurikulum
pendidikan agama Islam sesuai dengan perkembangan dan tuntutan
zaman. Demikian pula dengan mata pelajaran Bahasa Arab sangat
diperlukan sebagai alat untuk mempelajari dan mendalami sumber-
sumber primer dari Pendidikan Agama Islam yang menggunakan Bahasa
Arab terutama Al Qur’an dan Al Hadits.
Selain adanya ketentuan legal-formal yang mengharuskan
adanya perubahan dan penyempurnaan kurikulum, masyarakat
Indonesia dan masyarakat dunia mengalami perubahan yang sangat
cepat dan dalam dimensi yang beragam terkait dengan kehidupan
individual, masyarakat, bangsa, dan ummat manusia. Fenomena
globalisasi yang membuka batas-batas fisik (teritorial) negara dan bangsa
dipertajam dan dipercepat oleh kemajuan teknologi, terutama teknologi
informasi dan komunikasi.
Kemajuan ilmu pengetahuan memperkuat dampak globalisasi dan
kemajuan teknologi tersebut. Perubahan yang terjadi dalam dua
dasawarsa terakhir mengalahkan kecepatan dan dimensi perubahan yang
terjadi dalam kehidupan manusia di abad-abad sebelumnya. Perubahan
tersebut telah menjangkau kehidupan manusia dari tingkat global,
nasional, dan regional serta dari kehidupan sebagai umat manusia, warga
negara, anggota masyarakat dan pribadi.
Perubahan dan penyempurnaan tersebut menjadi penting seiring
dengan kontinuitas segala kemungkinan yang terjadi berkaitan dengan
perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya
pada tataran lokal, nasional, regional, dan global di masa depan.
Jenlink (1995) mengungkapkan bahwa the future will bedramatically
different from the present, and it is already calling us into preparation for
major changes being brought to life by forces of change that will require us
to transcend current mindsets of the world we know --- masa depan akan
berbeda secara dramatis dari masasekarang, dan itu sudah menuntut kita
mempersiapkan untuk perubahan penting yang sedang terjadi pada
kehidupan kita dengan kekuatan perubahan yang akan memerlukan kita
mengalihkan pola pikir kita sekarang tentang dunia yang kita ketahui.
Pendidikan yang dalam hal ini kurikulum madrasah sebagai the heart
of education (Klein, 1992) harus mempersiapkan generasi bangsa yang
mampu hidup dan berperan aktif dalam kehidupan lokal, nasional, dan
lokal yang mengalami perubahan dengan cepat tersebut. Sebagaimana
diungkapkan oleh Oliva (1982), kurikulum perlu memperhatikan
perubahan yang terjadi di masyarakat, ilmu pengetahuan, kepemimpinan,
3
dan politik. Perubahan yang dikemukakan di atas memberikan landasan
kuat bagi perubahan suatu kurikulum dilingkugan Madrasah Aliyah
Bustanul Faizin.
Kenyataan adanya amanat legal dan kehidupan manusia yang
berubah cepat menyebabkan perubahan dan penyempurnaan kurikulum
madrasah merupakan suatu keniscayaan yang tak dapat dihindari. Atas
dasar itu, rancangan konseptual dan kontekstual penyempurnaan
kurikulum menjadi suatu keniscayaan yang harus disiapkan secara
matang.
Dengan adanya dokumen kurikulum PAI dan Bahasa Arab ini,
Kementerian Agama telah berupaya untuk mentransformasikan pemikiran
yang menjembatani segala sesuatu yang telah ada saat ini (what it is)
dengan segala sesuatu yang seharusnya ada di masa yang akan datang
(what shouldbe next) dalam suatu rancangan kurikulum yang fungsional dan
aktual dalam kehidupan.
Sesuai dengan arah kebijakan dan penugasan secara khusus,
selanjutnya Dirjen Pendidikan Islam menjabarkan aspek yang berkenaan
dengan pengembangan kurikulum dan penguatan pelaksanaan kurikulum
satuan pendidikan dengan melakukan rekonseptualisasi ide kurikulum,
desain kurikulum, implementasi kurikulum, dan evaluasi kurikulum.
Rekonseptualisasi ide kurikulum merupakan penataan ulang pemikiran
teoritik kurikulum berbasis kompetensi. Teori mengenai kompetensi dan
kurikulum berbasis kompetensi diarahkan kepada pikiran pokok bahwa
konten kurikulum adalah kompetensi, dan kompetensi diartikan sebagai
kemampuan melakukan sesuatu (ability to perform) berdasarkan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Hal tersebut terumuskan dalam
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Ketetapan yang tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian
Agama memperlihatkan arah yang jelas bahwa kurikulum baru yang
dikembangkan perlu mempedulikan aspek-aspek potensi manusia yang
terkait dengan domain sikap untuk pengembangan soft-skills yang
seimbang dengan hard-skills, seiring dengan ruh Pendidikan Agama Islam
sendiri.
Desain pengembangan kurikulum baru harus didasarkan pada
pengertian bahwa kurikulum adalah suatu pola pendidikan yang utuh
untuk jenjang pendidikan tertentu. Desain ini menempatkan mata
pelajaran sebagai organisasi konten kurikulum yang terbuka dan saling
mempengaruhi. Desain kurikulum yang akan digunakan untuk
mengembangkan kurikulum baru harus mampu mengaitkan antar konten
4
kurikulum baik yang bersifat horizontal maupun vertikal.
Selanjutnya dalam pengembangan kurikulum keseluruhan dimensi
kurikulum, yaitu ide, desain, implementasi dan evaluasi kurikulum,
direncanakan dalam satu kesatuan. Hal inilah sebenarnya yang menjadi
inti dari pengembangan kurikulum (curriculum development).
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai
tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan
eksternal. Di samping itu, dalam menghadapi tuntutan perkembangan
zaman, perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola
kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi. Selain itu yang tidak
kalah pentingnya adalah perlunya penguatan proses pembelajaran dan
penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa
yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.

Penyempurnaan Pola Pikir


Untuk memenuhi pengembangan kerangka berpikir yang sesuai
dengan kebutuhan, maka Kurikulum Madrasah 2013 dikembangkan dengan
penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
a) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran
berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-
pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang
sama;
b) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi
pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-
lingkungan alam, sumber/media lainnya);
c) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring
(peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja
yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);
d) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari
(pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model
pembelajaran pendekatan sains);
e) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
f) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat
multimedia;
g) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan
(users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang
dimiliki setiap peserta didik;
h) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
5
i) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

2) Penguatan Tata Kelola Kurikulum Madrasah 2013


Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum
sebagai daftar matapelajaran. Pendekatan Kurikulum Madrasah 2013
diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu
dalam Kurikulum Madrasah 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai
berikut:
a) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang
bersifat kolaboratif;
b) penguatan manajeman madrasah melalui penguatan kemampuan
manajemen kepala madrasah sebagai pimpinan kependidikan
(educational leader); dan
c) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan
proses pembelajaran.

3) Penguatan Materi
Penguatan materi sebagai proses tersistem dalam pembelajaran
untuk memberikan bobot penguasaan materi esensial ataupun non
esensial. Penguatan materi dimaksudkan untuk memperdalam dan
memperluas tingkat penguasaan sesuai kmpetensi dasar. Secara
operasional penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan
perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.

c. Karakteristik Kurikulum Madrasah 2013


Kurikulum Madrasah 2013 menjadi pilihan cerdas untuk mencerdaskan
peserta didik, kurikulum ini dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan
sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual
dan psikomotorik;
2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber
belajar;
3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
6
5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih
lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran;
6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan
dalam kompetensi inti;
7. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran
dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

B. LANDASAN
1. Landasan Yuridis Kurikulum Madrasah 2013
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional.

Pasal 38 ayat 2 “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah


dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau
satuan pendidikan dan komite madrasah/madrasah di bawah koordinasi
dan supervisi Dinas Pendidikan atau Kantor Departemen Agama
Kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan
menengah”.

Pasal 51 ayat 1 “Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini,


pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan
standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis
madrasah/madrasah”.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang


Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan

Pasal 77Q ayat (1) “Evaluasi Kurikulum merupakan upaya mengumpulkan


dan mengolah informasi dalam rangka meningkatkan efektifitas
pelaksanaan Kurikulum pada tingkat nasional, daerah, dan satuan
pendidikan”. Ayat (2) “Evaluasi Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, satuan pendidikan,
dan/atau masyarakat”. Ayat (5) “Evaluasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan dilakukan oleh satuan pendidikan yang berkoordinasi dengan
dinas pendidikan setempat”.

7
Pasal 77M ayat (1) : “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan
Kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan”. Ayat (2) “Pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu
pada Standar NasionalPendidikan, Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum, dan pedoman implementasi Kurikulum” dan ayat (3)
menyebutkan “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditetapkan oleh
kepala satuan pendidikan”.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 sebagai Perubahan Atas


Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan
Nasional.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang
Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun
2006;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 6 Tahun 2007 tentang
Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006
Tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun
2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Prasarana untuk Madrasah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah (SD/MI), Madrasah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs), dan Madrasah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA)
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Madrasah Dasar dan
Menengah
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014
tentangpengembangan KTSP
9. PeraturanMenteri Agama Nomor 165 tahun 2014 tentangkurikulum 2013
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016
tentang Standar Isi
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses

8
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016
tentang KI dan KD PelajaranpadaKurikulum2013
padapendidakandasardanmenengah
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 tahun 2018
tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah atas/ Madrasah Alyah
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 tahun 2018
tenatang KI dan KD pendidikan dasar dan menengah
17. Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam Nomor: SE/DJ.I/HM.01/114/2014
Tentang Implementasi Kurikulum 2013
18. Surat Edaran Dirjen pendidikan Islam Nomor B- 2057/DJ.I/Dt.
I.I/PP.00/07/2019 tentang Implementasi Mata pelajaran informatika pada
MTs dan MA
19. Surat Edaran Kantor Wilayah Provinsi Jawa Timur Nomor:
Kw.15.2/1/PP.00/3827/2015 Tentang Edaran Implementasi Kurikulum
2013 Tahun 2015/2016 Tanggal 14 Juli 2015
20. Surat Edaran Kantor Wilayah kementerian Agama Propinsi Jawa Timur
Nomor B-3831/Kw.13.2.1/PP.00/7/2019 tentan Implimintasi mata
pelajaran Informatika pada MTs dan MA
21. Rencana Kerja Tahunan Madrasah Aliyah Bustanul Faizin Tahun
Pelajaran 2019/2020.

Kurikulum berbasis kompetensi adalah “outcomes-based curriculum” dan


oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian
kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan
hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi.
Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai pencapaian kompetensi yang
dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik.
Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi adalah:

1. Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk
Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke dalam Kompetensi
Dasar (KD).
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah,
kelas, dan mata pelajaran
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik
untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu.

9
4. Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif, keterampilan
psikomotorik, dan pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata
pelajaran ditandai oleh banyaknya KD suatu mata pelajaran. Untuk SD
pengembangan sikap menjadi kepedulian utama kurikulum.
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan konsep,
generalisasi, topik atau sesuatu yang berasal dari pendekatan “disciplinary–
based curriculum” atau “content-based curriculum”.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran.
7. Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada
tingkat yang memuaskan dengan memperhatikan karakteristik konten
kompetensi dimana pengetahuan adalah konten yang bersifat tuntas (mastery).
Keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah kemampuan penguasaan konten
yang dapat dilatihkan. Sedangkan sikap adalah kemampuan penguasaan konten
yang lebih sulit dikembangkan dan memerlukan proses pendidikan yang tidak
langsung.
8. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan
hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan
penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan (Kriteria Ketuntasan
Minimal/KKM dapat dijadikan tingkat memuaskan).

C. PRINSIP PENGEMBANGAN KTSP

kurikulum MA. Bustanul Faizin sebagai rencana atau rancangan untuk


konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah
menyelesaikan pendidikannya. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh
pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan
keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.
Kurikulumsebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik untuk
menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana.

Tujuan Pengembangan Kurikulum Madrasah Aliyah Bustanul Faizin ini


untuk memberikan acuan kepada kepala madrasah, tenaga pendidik, dan
kependidikan lainnya yang ada di madrasah dalammenyelenggarakan kegiatan
pembelajaran di madrasah dan pemenuhan 8 Standar Nasional pendidikan
(SNP) serta mengembangkan program-program yang dilaksanakan madrasah.

Selain itu, Kurikulum ini disusun antara lain agar dapat memberi motivasi
guru untuk mampu melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik,
sehingga peserta didik mendapat kesempatan untuk :

10
10
a) Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
b) belajar untuk memahami dan menghayati,
c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif
d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar
yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Dan untuk mengembangkan potensi:

a) Sikap (spiritual dan sosial) yang meliputi menerima, menjalankan,


menghargai, menghayati, dan mengamalkan,
b) Pengetahuan; yang meliputi mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, dan mengevaluasi
c) Keterampilan; yang meliputi mengamati, menanya, mencoba, menalar,
menyaji, mencipta.
Hal yang tak kalah penting,
melaluiKurikulumini,madrasahdapatmelaksanakanprogrampendidikannyasesuai
dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik. Untuk itu, dalam
pengembangannya,penyusunanKurikulummelibatkanseluruhwargamadrasahden
gan berkoordinasi kepada pemangku kepentingan di lingkungan sekitar
madrasah.

1. Prinsip Penyusunan Kurikulum


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Madrasah Aliyah Bustanul
Faizininidikembangkanolehmadrasahdankomite madrasahdengan mengacu
padaStandarIsidanStandarKompetensiLulusanserta berpedoman pada
panduanpenyusunankurikulumyangdibuatolehBSNP.Kurikulum ini
dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.

1. 1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia


Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum ini disusun
memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan
iman dan takwa serta akhlak mulia.

1. 2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan


Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain

kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan


mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggungjawab, toleran dalam
keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat
luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai
11
11
dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan. Kurikulum
harus mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu
mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam proses
pembelajaran.

1. 3. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan


tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik
Pendidikanmerupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat
manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif,
kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu,
kurikulum inki disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat
perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial,
spritual, dan kinestetik peserta didik.

1. 4. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan


DaerahMadrasah Aliyah Bustanul Faizinmemiliki potensi, kebutuhan,
tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. DaerahMadrasah
Aliyah Bustanul Faizin memerlukan pendidikan sesuai dengan
karakteristik daerah tersebut dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh
karena itu, kurikulum ini memuat keragaman tersebut untuk
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan
pengembangan daerah.

1. 5. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional


Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah

satu media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat


mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan
wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.

1. 6. Tuntutan dunia kerja


Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya
pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum madrasah ini memuat
kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia
kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi peserta didik yang tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

1. 7. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni


Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEK sangat berperan

12
12
sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus
menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEK
sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena
itu, kurikulum ini dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.

1. 8. Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa
serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan
umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata
pelajaran yang ada di madrasah ini ikut mendukung peningkatan
iman, taqwa dan akhlak mulia.

1. 9. Dinamika perkembangan global


Pendidikan di madrasah ini menciptakan kemandirian, baik pada individu
maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh
pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat
memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta
mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan
bangsa lain.

1. 10. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan


Pendidikan di madrasah ini diarahkan untuk membangun karakter dan
wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi
upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka
NKRI. Oleh karena itu, kurikulum madrasah ini harus mendorong
berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan
nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

1. 11. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat


Kurikulum ini dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial
budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman
budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus
terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari
daerah dan bangsa lain.

1. 12. Kesetaraan Jender


Kurikulum ini diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan
dan memperhatikan kesetaraan jender.

13
13
1. 13. Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum ini dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan
ciri khas satuan pendidikan.

2. Mekanisme Pengelolaan KTSP


Kurikulum Madrasah Aliyah Bustanul Faizinini dikelola berdasarkan
prinsip-prinsip berikut.

2.1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan


kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi
sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada
peserta didik.

2.2. Beragam dan terpadu


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta
menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum
meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.

2.3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi


dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,
semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta
didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.

2.4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

14
14
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan
dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,
pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan sosial,
keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional.

2.5. Menyeluruh dan berkesinambungan


Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

2.6. Belajar sepanjang hayat


Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.

2.7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Kepentingan nasional dan daerah harus saling
mengisi dan memberdayakan sejalan dengan Bhineka Tunggal Ika
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

15
15

Anda mungkin juga menyukai