PENDAHULUAN
A. RASIONAL
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah
satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan
proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal
lagi bahwa kurikulum, yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi
sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1)
manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri;
dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan
dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi
pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
a. Pengertian Kurikulum
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang
pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 untuk kelas X,XI, XII akan diberlakukan
mulai tahun ajaran 2019/2020memenuhi kedua dimensi tersebut.
2
secara efektif dan efisien, maka perlu dikembangkan kurikulum
pendidikan agama Islam sesuai dengan perkembangan dan tuntutan
zaman. Demikian pula dengan mata pelajaran Bahasa Arab sangat
diperlukan sebagai alat untuk mempelajari dan mendalami sumber-
sumber primer dari Pendidikan Agama Islam yang menggunakan Bahasa
Arab terutama Al Qur’an dan Al Hadits.
Selain adanya ketentuan legal-formal yang mengharuskan
adanya perubahan dan penyempurnaan kurikulum, masyarakat
Indonesia dan masyarakat dunia mengalami perubahan yang sangat
cepat dan dalam dimensi yang beragam terkait dengan kehidupan
individual, masyarakat, bangsa, dan ummat manusia. Fenomena
globalisasi yang membuka batas-batas fisik (teritorial) negara dan bangsa
dipertajam dan dipercepat oleh kemajuan teknologi, terutama teknologi
informasi dan komunikasi.
Kemajuan ilmu pengetahuan memperkuat dampak globalisasi dan
kemajuan teknologi tersebut. Perubahan yang terjadi dalam dua
dasawarsa terakhir mengalahkan kecepatan dan dimensi perubahan yang
terjadi dalam kehidupan manusia di abad-abad sebelumnya. Perubahan
tersebut telah menjangkau kehidupan manusia dari tingkat global,
nasional, dan regional serta dari kehidupan sebagai umat manusia, warga
negara, anggota masyarakat dan pribadi.
Perubahan dan penyempurnaan tersebut menjadi penting seiring
dengan kontinuitas segala kemungkinan yang terjadi berkaitan dengan
perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya
pada tataran lokal, nasional, regional, dan global di masa depan.
Jenlink (1995) mengungkapkan bahwa the future will bedramatically
different from the present, and it is already calling us into preparation for
major changes being brought to life by forces of change that will require us
to transcend current mindsets of the world we know --- masa depan akan
berbeda secara dramatis dari masasekarang, dan itu sudah menuntut kita
mempersiapkan untuk perubahan penting yang sedang terjadi pada
kehidupan kita dengan kekuatan perubahan yang akan memerlukan kita
mengalihkan pola pikir kita sekarang tentang dunia yang kita ketahui.
Pendidikan yang dalam hal ini kurikulum madrasah sebagai the heart
of education (Klein, 1992) harus mempersiapkan generasi bangsa yang
mampu hidup dan berperan aktif dalam kehidupan lokal, nasional, dan
lokal yang mengalami perubahan dengan cepat tersebut. Sebagaimana
diungkapkan oleh Oliva (1982), kurikulum perlu memperhatikan
perubahan yang terjadi di masyarakat, ilmu pengetahuan, kepemimpinan,
3
dan politik. Perubahan yang dikemukakan di atas memberikan landasan
kuat bagi perubahan suatu kurikulum dilingkugan Madrasah Aliyah
Bustanul Faizin.
Kenyataan adanya amanat legal dan kehidupan manusia yang
berubah cepat menyebabkan perubahan dan penyempurnaan kurikulum
madrasah merupakan suatu keniscayaan yang tak dapat dihindari. Atas
dasar itu, rancangan konseptual dan kontekstual penyempurnaan
kurikulum menjadi suatu keniscayaan yang harus disiapkan secara
matang.
Dengan adanya dokumen kurikulum PAI dan Bahasa Arab ini,
Kementerian Agama telah berupaya untuk mentransformasikan pemikiran
yang menjembatani segala sesuatu yang telah ada saat ini (what it is)
dengan segala sesuatu yang seharusnya ada di masa yang akan datang
(what shouldbe next) dalam suatu rancangan kurikulum yang fungsional dan
aktual dalam kehidupan.
Sesuai dengan arah kebijakan dan penugasan secara khusus,
selanjutnya Dirjen Pendidikan Islam menjabarkan aspek yang berkenaan
dengan pengembangan kurikulum dan penguatan pelaksanaan kurikulum
satuan pendidikan dengan melakukan rekonseptualisasi ide kurikulum,
desain kurikulum, implementasi kurikulum, dan evaluasi kurikulum.
Rekonseptualisasi ide kurikulum merupakan penataan ulang pemikiran
teoritik kurikulum berbasis kompetensi. Teori mengenai kompetensi dan
kurikulum berbasis kompetensi diarahkan kepada pikiran pokok bahwa
konten kurikulum adalah kompetensi, dan kompetensi diartikan sebagai
kemampuan melakukan sesuatu (ability to perform) berdasarkan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Hal tersebut terumuskan dalam
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Ketetapan yang tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian
Agama memperlihatkan arah yang jelas bahwa kurikulum baru yang
dikembangkan perlu mempedulikan aspek-aspek potensi manusia yang
terkait dengan domain sikap untuk pengembangan soft-skills yang
seimbang dengan hard-skills, seiring dengan ruh Pendidikan Agama Islam
sendiri.
Desain pengembangan kurikulum baru harus didasarkan pada
pengertian bahwa kurikulum adalah suatu pola pendidikan yang utuh
untuk jenjang pendidikan tertentu. Desain ini menempatkan mata
pelajaran sebagai organisasi konten kurikulum yang terbuka dan saling
mempengaruhi. Desain kurikulum yang akan digunakan untuk
mengembangkan kurikulum baru harus mampu mengaitkan antar konten
4
kurikulum baik yang bersifat horizontal maupun vertikal.
Selanjutnya dalam pengembangan kurikulum keseluruhan dimensi
kurikulum, yaitu ide, desain, implementasi dan evaluasi kurikulum,
direncanakan dalam satu kesatuan. Hal inilah sebenarnya yang menjadi
inti dari pengembangan kurikulum (curriculum development).
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai
tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan
eksternal. Di samping itu, dalam menghadapi tuntutan perkembangan
zaman, perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola
kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi. Selain itu yang tidak
kalah pentingnya adalah perlunya penguatan proses pembelajaran dan
penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa
yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
3) Penguatan Materi
Penguatan materi sebagai proses tersistem dalam pembelajaran
untuk memberikan bobot penguasaan materi esensial ataupun non
esensial. Penguatan materi dimaksudkan untuk memperdalam dan
memperluas tingkat penguasaan sesuai kmpetensi dasar. Secara
operasional penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan
perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.
B. LANDASAN
1. Landasan Yuridis Kurikulum Madrasah 2013
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
7
Pasal 77M ayat (1) : “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan
Kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan”. Ayat (2) “Pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu
pada Standar NasionalPendidikan, Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum, dan pedoman implementasi Kurikulum” dan ayat (3)
menyebutkan “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditetapkan oleh
kepala satuan pendidikan”.
8
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016
tentang KI dan KD PelajaranpadaKurikulum2013
padapendidakandasardanmenengah
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 tahun 2018
tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah atas/ Madrasah Alyah
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 tahun 2018
tenatang KI dan KD pendidikan dasar dan menengah
17. Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam Nomor: SE/DJ.I/HM.01/114/2014
Tentang Implementasi Kurikulum 2013
18. Surat Edaran Dirjen pendidikan Islam Nomor B- 2057/DJ.I/Dt.
I.I/PP.00/07/2019 tentang Implementasi Mata pelajaran informatika pada
MTs dan MA
19. Surat Edaran Kantor Wilayah Provinsi Jawa Timur Nomor:
Kw.15.2/1/PP.00/3827/2015 Tentang Edaran Implementasi Kurikulum
2013 Tahun 2015/2016 Tanggal 14 Juli 2015
20. Surat Edaran Kantor Wilayah kementerian Agama Propinsi Jawa Timur
Nomor B-3831/Kw.13.2.1/PP.00/7/2019 tentan Implimintasi mata
pelajaran Informatika pada MTs dan MA
21. Rencana Kerja Tahunan Madrasah Aliyah Bustanul Faizin Tahun
Pelajaran 2019/2020.
1. Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk
Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke dalam Kompetensi
Dasar (KD).
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah,
kelas, dan mata pelajaran
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik
untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu.
9
4. Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif, keterampilan
psikomotorik, dan pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata
pelajaran ditandai oleh banyaknya KD suatu mata pelajaran. Untuk SD
pengembangan sikap menjadi kepedulian utama kurikulum.
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan konsep,
generalisasi, topik atau sesuatu yang berasal dari pendekatan “disciplinary–
based curriculum” atau “content-based curriculum”.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran.
7. Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada
tingkat yang memuaskan dengan memperhatikan karakteristik konten
kompetensi dimana pengetahuan adalah konten yang bersifat tuntas (mastery).
Keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah kemampuan penguasaan konten
yang dapat dilatihkan. Sedangkan sikap adalah kemampuan penguasaan konten
yang lebih sulit dikembangkan dan memerlukan proses pendidikan yang tidak
langsung.
8. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan
hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan
penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan (Kriteria Ketuntasan
Minimal/KKM dapat dijadikan tingkat memuaskan).
Selain itu, Kurikulum ini disusun antara lain agar dapat memberi motivasi
guru untuk mampu melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik,
sehingga peserta didik mendapat kesempatan untuk :
10
10
a) Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
b) belajar untuk memahami dan menghayati,
c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif
d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar
yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Dan untuk mengembangkan potensi:
12
12
sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus
menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEK
sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena
itu, kurikulum ini dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
1. 8. Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa
serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan
umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata
pelajaran yang ada di madrasah ini ikut mendukung peningkatan
iman, taqwa dan akhlak mulia.
13
13
1. 13. Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum ini dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan
ciri khas satuan pendidikan.
14
14
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan
dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,
pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan sosial,
keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional.
15
15