Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN SOLID

PEMBUATAN TABLET PARACETAMOL DENGAN METODE


GRANULASI BASAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Teknologi Formulasi Sediaan Solid

Disusun Oleh :
Kelompok 4
31117082 Rani Rahmawati
31117083 Rara Amiati
31117084 Rika Zahara Dewi
31117085 Rizka Dinda Novalan
31117086 Septiana Erdi Nugraha
31117087 Shilvy Dhiya Aulia
31117088 Shintya Dewi Purnama
31117089 Sifa Nurjanah
31117090 Silmy Mutiarani Iswandi

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADA

TASIKMALAYA

2019
A. Nama Sediaan
FG-MOL (Tablet Paracetamol)

B. Kekuatan Sediaan
Tiap tablet mengandung 500 mg Paracetamol

C. Preformulasi
Formula E (Penghancur dalam Amportab 10%)
Nama Bahan Jumlah
Fasa dalam (92%)
Paracetamol 500 mg
Amportab 10 %
PVP 5%
Etanol 95% qs
Laktosa qs
Fase luar (8%)
Mg stearate 1%
Talk 2%
Amportab 5%

D. Preformulasi Zat Aktif

Paracetamol ( FI Edisi V halaman 998)


Nama sinonim Acetaminopen
Pemerian Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit.
Kelarutan Larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N,
mudah larut dalam etanol.
Titik lebur 168°C sampai 172°C
Stabilitas Terhidrolisis pada pH minimal 5-7, stabil pada temperature
45°C (Serbuk) dapat terdegradasi oleh quinominim dan
terbentuk warna pink, coklat, hitam. Relative stabil terhadap
oksidasi menyerap uap air dalam jumlah dan signifikan pada
suhu 20°C dan kelembaban 90%, tablet yang dibuat
granulasi basah menggunakan pasta gelatin dipengaruhi oleh
kelembaban tinggi dibandingkan menggunakan povidon.

InkompatibilitasTerhadap permukaan nylon dan rayon.


Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat tidak tembus cahaya.
Indikasi Analgetik dan antipiretik.
Efek samping Anemia, ruam kulit, gatal, trombositopenia, hepatotoksik.
Kontra indikasi Gangguan fungsi hati berat.
Mekanisme Paracetamol merupakan penghambat prostaglandin yang
lemah dengan cara menghambat COX-1 dan COX-2
dijaringan perifer. Paracetamol menghambat secara selektif
jenis lain dari enzim CO2 yang berbeda dari COX-1 atau
COX-2 yaitu COX-3. Sifat antipiretik paracetamol
dinamakan efek langsung kepusat pengaturan panas
dihipotalamus yang mengakibatkan vasodilatasi perifer,
berkeringat dan pembuangan panas. Paracetamol
menghambat siklooksigenase sehingga konversi asam
arakidonat menjadi prostaglandin terganggu paracetamol
hanya mempunyai efek ringan pada siklooksigenase perifer
menyebabkan paracetamol hanya menghilangkan rasa nyeri.
Ini menunjukan bahwa paracetamol menghambat sintesa
prostaglandin dan bukan blokade langsung prostaglandin.
Farmakokinetika Paracetamol mudah diserap dari saluran pencernaan.
Paracetamol didistribusikan kesebagian besar jaringan tubuh
meliputi plasenta dan hati dalam ikatan plasma protein
terdapat diabaikan pada konsentrasi terapi. Waktu paruh
eliminasi bervariasi 1-3 jam.
Metabolisme Paracetamol dimetabolisme dihati dan diekskresikan dalam
urin terutama sebagai konjugat glukotronida dan sulfat.
Metabolit hidroksilasi minor (N-acetyl P benzopinonemine)
diproduksi oleh isoenzim sitrokom p450 (CYP2C, CYP3A4)
dihati dan ginjal biasanya didetoksifikasi dengan konjugasi
gluthation tetapi dapat menumpuk setelah overdosis dan
menyebabkan kerusakan jaringan.
Dosis Dewasa = 3-4 kali sehari 1-2 tablet
Anak-anak = 3-4 kali sehari ⁄ – 1 tablet
Interaksi obat Paracetamol yang diberikan secara oral diserap secara cepat
dan mencapai kadar serum puncak dalam waktu 30-120
menit. Adanya makanan dalam lambung akan sedikit
memperlambat penyerapan sediaan paracetamol lepas
lambat.

E. Preformulasi Eksipien

Laktosa (FI Edisi IV halaman 488)


Nama sinonim Saccharum lactis
Pemerian Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis.
Kelarutan Larut dalam 6 bagian air, larut dalam satu bagian air
mendidih sukar larut dalam etanol dan praktis tidak larut
dalam kloroform dan eter.
pH 4 - 6,5
Stabilitas Pada kondisi jenuh dapat terjadi pertumbuhan kapang selama
disimpan laktosa dapat berubah warna menjadi kecoklatan
Inkompatibilitas Laktosa dapat berubah warna menjadi coklat jika bereaksi
dengan senyawa yang mengandung gugus amin primer
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
Talk (FI Edisi III halaman 591
Nama sinonim Talcum
Pemerian Serbuk hablur, sangat halus putih, agak putih kelabu berkuat,
mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran
Kelarutan Hampir tidak larut dalam semua pelarut
Stabilitas Merupakan bahan yang stabil dan dapat distenasasikan
dengan pemanasan dengan suhu 160°C selama tidak kurang
dari 1 jam
Inkompatibilitas Inkompatibilitas dengan senyawa ammonium kuartener
Kegunaan Zat tambahan, anti adherens, zat pengisi
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
Etanol (FI Edisi IV halaman 65)
Pemerian Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau khas,
dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah
Kelarutan Bercampur dengan air, dan praktis bercampur dengan
semuapelarut organic
Titik didih Pada suhu 78°C
Berat jenis 0,812-0,816
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
Amprotab (FI Edisi V halaman 1003)
Nama sinonim Amylum manihot
Pemerian Serbuk sangat halus, putih, tidak berasa, tidak berbau
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol
Stabilitas Stabil dalam keadaan kering, tahan pemanasan, dan
terlindung dari kelembaban yang tinggi
Inkompatibilitas Jika bercampur dengan air maka sifat penghancurnya akan
berkurang
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan Bahan penghancur
Mg Stearat (FI Edisi V halaman 805)
Pemerian Serbuk hablur, putih, bau lemah khas, mudah melekat di
kulit, bebas dari butiran
Kelarutan Tidak larut dalam air, etanol, dan eter, sedikit larut dalam
benzene panas dan etanol panas (95%)
Titik leleh 117°C-150°C
Kegunaan Zat tambahan, lubrikan
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
PVP (HOPE 6th halaman 685-686)
Nama sinonim Polivinil Pirolidon
Pemerian Serbuk putih atau putih kekuningan, berbau lemah atau tidak
berbau ; higroskopis
Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P, dalam
kloroform P, kelarutan tergantung dari bobot molekul rata-
rata, praktis tidak larut dalam eter P
Titik lebur 150°C
pH 3-7
Konsentrasi 0,5% - 5%
Kegunaan Zat tambahan, pengikat
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat

F. Analisis Formula
1. Zat aktif : Paracetamol
Paracetamol memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang kurang baik
sehingga metode granulasi basah lebih cocok digunakan untuk pembuatan
tablet paracetamol. Metode granulasi basah ini ditujukan untuk
meningkatkan sifat alir, daya kohesi dan kompresibilitas tablet.
2. Amprotab
Syarat penggunaan amprotab sebagai disintegran dalam tablet adalah
3-15% (Patil, 2010), dalam formula kadar amprotab sebagai disintegran
yang digunakan adalah 10%. Penggunaan amprotab sebagai disintegran
ditujukan agar memudahkan tablet untuk hancur atau larut dalam cairan
khususnya cairan tubuh.
3. PVP
Penggunaan bahan pengikat yaitu PVP pada formulasi tablet harus
dengan rentang kadar 0,5-5% (Lachman,1980). Sedangkan dalam formula
digunakan PVP sebesar 5%, dimana kadar ini masih termasuk ke dalam
rentang persyaratan. Penggunaan PVP sebagai bahan pengikat dengan
konsentrasi maksimum ditujukan agar dapat membentuk granul sehingga
dapat dikempa menjadi tablet yang kompak.
4. Etanol
Etanol memiliki fungsi sebagai pelarut sekaligus penguikat sehingga
dapat membentuk tablet dengan massa yang komplit sesuai dengan massa
yang diinginkan
5. Laktosa
Pada umumnya formulasi memakai laktosa sebagai bahan pengisi
ditujukan untuk memenuhi atau mencapai bobot serta volume tablet yang
diinginkan. Selain itu laktosa juga dapat digunakan untuk memperbaiki sifat
alir, daya kohesi dan kompresibilitas dari zat aktif.
6. Mg stearate
Konsentrasi bahan pelincir dalam formula tablet 0,25%-5,0%(Rowe, et
al. 2009). Penambahan bahan pelincir ditujukan untuk mengurangi gesekan
antara permukaan granul dengan dinding die pada mesin selama pencetakan
tablet berlangsung.
7. Talcum (pelicin)
Dapat memperbaiki daya alir zat aktif yang akan dibuat tablet,
mengurangi penyimpangan massa, meningkatkan ketepatan ukuran tablet
dan dapat mengurangi keterikatan antar partikel pada saat tablet dicetak
sehingga dapat memberikan sifat alir yang baik.

G. Perhitungan dan Penimbangan


1. Perhitungan dan penimbangan fase dalam (92%)
Fase dalam =
a. Paracetamol =
b. Amportab 10% =

c. PVP 5% =

d. Laktosa = Bobot Fase dalam – (Paracetamol + Amportab + PVP)


= 193.2 gr – ( 150 gr + 19.32 gr + 9.66 gr)
= 14.22 gr
e. Etanol 95% = qs

2. Perhitungan dan penimbangan fase luar (8%)


Diketahui = Total granul = 164.94 gr
Fase luar =

a. Mg Stearat 1% =

b. Talk 2% =

c. Amportab 5% =
H. Prosedur Pembuatan Granul dan Tablet

Tambahkan larutan etanol


Campurkan sedikit demi sedikit
paracetamol, sambil di aduk hingga
Siapkan alat dan bahan
amportab, PVP, terbentuk masa basah
laktosa add homogen. yang sesuai untuk dibuat
granul.

Granul yang telah Granul basah


kering diayak dikeringkan dalam oven Masa basah diayak dengan
kembali dengan dengan suhu 40°C menggunakan mesh No 16
menggunakan sampai kandungan sehingga menjadi granul
mesh No 12 lembab kurang dari 2%

Sampel granul yang telah Masa siap di kempa atau


Timbang granul memenuhi syarat dapat di cetak kemudian
kering dan dicampur dengan fase luar. ditabletasi dengan
Lakukan evaluasi Aduk selama 10 menit hingga menggunakan punch
granul dan catat homogen, kemudian diameter 13 mm dengan
hasilnya tambahkan mg stearat, aduk bobot yang telah di
selama 2 menit tentukan.

Lakukan evaluasi tablet


I. Prosedur Evaluasi
1. Prosedur Evaluasi Granul
a. Kecepatan alir (Metode corong dan Metode sudut istirahat)

Timbang teliti Catat waktu yang


Pasang corong
bahan (10 gram) diperlukan mulai bahan
pada statif
dan tuang bahan mengalir sampai bahan
dengan jarak
tersebut kedalam dalam corong habis dan
ujung pipa
corong sambil ukur tinggi dan
bagian bawah
jalankan diameter. Hitung
ke bidang datar
stopwatch kecepatan alir

b. Kelembapan

Panaskan granul
Timbang granul 5 gram pada suhu 60-
Baca kadar air
Masukan dalam alat 700C sampai
yang tertera
Moisture Analyzer, skala pada alat
pada skala (%)
kemudian alat di tare. tidak berubah
(stabil)

c. Bobot jenis
1) Bobot jenis nyata

Catat massa dan volume granul


Timbang granul sebanyak 20 gr
yang telah dimasukan kedalam
Masukan granul kedalam gelas
gelas ukur, hitung bobot jenis
ukur 100 ml
nyata dari granul parasetamol

2) Bobot jenis mampat

Amati volume awal


Amati kembali
Timbang granul granul sebelum
volume granul setelah
sebanyak 20 pemampatan.
dilakukan
gram Masukan Lakukan
pemampatan dan Catat
granul kedalam pemampatan
volume granul
gelas ukur 100 menggunakan alat
sebelum dan setelah
ml dengan 100 ×
pemampatan.
ketukan
3) Bobot jenis sejati
Timbang Timbang teliti 1 gram
piknometer bahan (c). Masukan
kosong (a) dan secara kuantitatif bahan
Hitung bobot
Isi piknometer tersebut kedalam
solven (w1’-a))
dengan solven piknometer yang berisi
= (b). Tuang
dan bersihkan solven sebagian.
sebagian solven
kelebihan pada Tambahkan solven
2-3cc kedalam
ujungnya. kedalam piknometer
tabung bersih.
Timbang samapi tanda batas dan
viknometer + timbang (d). Hitung BJ
solven (w1’) sejati.

d. Kadar pemampatan
Prosedur kadar mampat yaitu sama dengan BJ Mampat dan BJ nyata.

e. Perbandingan haussner

Timbang 100 g granul dan


Gelas ukur diketuk sebanyak10 dan
masukkan dalam gelas ukur
500 kali. Catat volumenya.
lalu catat volumenya (Vo)

f. % Kompresibilitas
Prosedur %Kompresibilita sama dengan pada prosedur BJ mampat
dan BJ nyata.

2. Prosedur Evaluasi Tablet


a. Organoleptik

Bentuk Warna Rasa Bau

b. Keseragaman bobot

Kemudian Hitung bobot rata-rata


Ambil 20 tablet
timbang masing- dan penyimpangan
secara acak.
masing tablet. terhadap bobot rata-rata.
c. Keseragaman ukuran

Lalu ukur diameter dan


Ambil 20 tablet secara acak tebalnya dengan
menggunakan jangka sorong.

d. Kekerasan

Kekerasan diukur dengan


Ambil 20 tablet secara acak menggunakan alat Hardness
tester.

e. Friabilitas

Masukkan semua tablet


Dibersihkan satu kedalam alat, lalu putar
Ambil 20 tablet persatu dengan sebanyak 100 putaran.
secara acak sikat halus lalu Lalu tablet dibersihkan
ditimbang (a) lagi dan ditimbang (b).
Hitung Friabilitas.

f. Uji waktu hancur

Siapkan air Ditutup dengan


sebanyak 1000 dengan penutup dan Waktu hancur
ml pada alat dinaik turunkan dihitung berdasarkan
disintegration keranjang tersebut tablet yang paling
tester, (sebanyak pada medium air tadi terakhir hancur.
6 tablet) dengan suhu 37⁰C, Hitung waktu hancur
dimasukan ke setelah itu tunggu tablet.
dalam tiap tube sampai tablet hancur.
g. Uji disolusi

900 mL larutan dapar fosfat pH 5,8


dimasukkan ke dalam masing- Masing-masing granul dimasukkan
masing labu disolusi. Alat disolusi ke dalam alat. Alat dijalankan
dipasang, biarkan media disolusi dengan laju kecepatan 50 rpm.
hingga suhu 37º

Larutan 5 mL yang diambil


Pengambilan sampel 5 mL
kemudian diukur
dilakukan pada menit ke : 5, 15,
absorbansinya pada panjang
30. Setiap larutan yang diambil
gelombang 243 nm dengan
diganti kembali.
spektrofotometer UV.

h. Kadar zat aktif dalam tablet

Larutkan serbuk Setelah itu lakukan


Siapkan sebanyak 5
tablet dalam 10 pengenceran 100x,
tablet paracetamol,
ml metanol, lalu ukur absorbansi
setelah itu gerus
add 100 ml dengan
tablet, kemudian
dengan larutan spektrofotometer UV-
timbang sebanyak
dapar fosfat VIS pada panjang
100 mg
dengan ph 5,8. gelonmbang 243 nm.

J. Wadah dan Kemasan


1. Wadah
2. Kemasan

3. Label

4. Brosur
K. Hasil Evaluasi Sediaan
1. Evaluasi Granul
a. Kecepatan alir (Metode corong dan Metode sudut istirahat)

Pengamatan Hasil
Tinggi 1,7cm
Diameter 6
Waktu 01,18 detik
Sudut diam 29,5358
Perhitungan:
tan α = =
Sudut diam = 29,5358
b. Kelembapan

Evaluasi Hasil Kategori Syarat


Kelembaban 2,4 % Memenuhi Syarat 1-5 %
Perhitungan :
W0 = 5 gram
W1 = 4,88 gram

= 2,4 %

c. Bobot jenis
1) Bobot jenis nyata

Bobot total granul Volume total granul


20 gram 54 ml
Hasil 0,3704 g/ml
Perhitungan :
Ρ= = g/ml

Ρ= = 0,3704 g/ml
2) Bobot jenis mampat

Bobot total granul Volume setelah 100 × pemampatan


20 gram 50 ml
Hasil 0,4 g/ml
Perhitungan:

rt = = g/ml

rt = = 0,4 g/ml

3) Bobot jenis sejati


Perhitungan :
(
BJ Sejati = g/ml
( (
(
BJ Sejati =
( (
(
BJ Sejati =
( (
(
BJ Sejati = = 1,4224 g/ml
(

d. Kadar pemampatan
Perhitungan:
% kadar pemampatan x 100%

% KP x 100%

% KP %
e. Perbandingan haussner

Evaluasi Hasil Kategori Syarat


Perbandingan Houssner 1,06 Sifat alir istimewa 1,5
Perhitungan :

Angka Haussner = =

f. % Kompresibilitas
Perhitungan :
%K = x 100%

%K = x 100% = 7,4 %

2. Evaluasi Tablet
a. Organoleptik
Parameter Uji Hasil Pengamatan
Bentuk Sediaan tablet
Warna Putih
Rasa Pahit
Bau Tidak berbau

b. Keseragaman bobot
No Bobot Tablet (gr) % Penyimpangan Keterangan
1. 0,68 gr 2,8571% Memenuhi syarat
2. 0,68 gr 2,8571% Memenuhi syarat
3. 0,72 gr 2,8571% Memenuhi syarat
4. 0,69 gr 1,4285% Memenuhi syarat
5. 0,68 gr 2,8571% Memenuhi syarat
6. 0,68 gr 2,8571% Memenuhi syarat
7. 0,69 gr 1,4285% Memenuhi syarat
8. 0,69 gr 1,4285% Memenuhi syarat
9. 0,72 gr 2,8571% Memenuhi syarat
10. 0,71 gr 1,4285% Memenuhi syarat
11. 0,68 gr 2,8571% Memenuhi syarat
12. 0,69 gr 1,4285% Memenuhi syarat
13. 0,69 gr 1,4285% Memenuhi syarat
14. 0,71 gr 1,4285% Memenuhi syarat
15. 0,72 gr 2,8571% Memenuhi syarat
16. 0,71 gr 1,4285% Memenuhi syarat
17. 0,68 gr 2,8571% Memenuhi syarat
18. 0,69 gr 1,4285% Memenuhi syarat
19. 0,71 gr 1,4285% Memenuhi syarat
20. 0,72 gr 2,8571% Memenuhi syarat
Rata-rata tablet paracetamol = 0,697 gr

Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata dalam %


A B
25 mg atau kurang 15 % 30 %
26 mg – 150 mg 10 % 20 %
151 mg – 300 mg 7,5 % 15 %
Lebih dari 300 mg 5% 10 %
Perhitungan :
1. Kolom A

0,0348 gr

2. Kolom B
0,0697 gr

c. Keseragaman ukuran

No. Bobot tablet (gram) Diameter Tebal X3 1⅓


(cm) (cm)
1. 0,68 1,35 0,46 <1,38 >0,613
2. 0,68 1,31 0,49 <1,47 >0,653
3. 0,68 1,31 0,49 <1,47 >0,653
4. 0,68 1,31 0,49 <1,47 >0,653
5. 0,69 1,30 0,50 <1,50 >0,667
6. 0,69 1,31 0,49 <1,47 >0,653
7. 0,69 1,31 0,49 <1,47 >0,653
8. 0,69 1,31 0,49 <1,47 >0,653
9. 0,70 1,31 0,44 <1,32 >0,587
10. 0,70 1,31 0,49 <1,47 >0,653
11. 0,70 1,35 0,47 <1,41 >0,626
12. 0,70 1,36 0,47 <1,41 >0,626
13. 0,71 1,35 0,47 <1,41 >0,626
14. 0,71 1,31 0,52 <1,56 >0,693
15. 0,71 1,39 0,48 <1,44 >0,530
16. 0,71 1,31 0,45 <1,35 >0,600
17. 0,72 1,35 0,46 <1,38 >0,613
18. 0,72 1,31 0,49 <1,47 >0,653
19. 0,72 1,31 0,48 <1,44 >0,530
20. 0,72 1,34 0,48 <1,44 >0,530

d. Kekerasan Tablet
No. Bobot tablet (gram) Kekerasan tablet (kg/cm²)
1. 0,68 gr 4
2. 0,68 gr 4
3. 0,72 gr 4
4. 0,69 gr 4
5. 0,68 gr 4
6. 0,68 gr 4
7. 0,69 gr 4
8. 0,69 gr 4
9. 0,72 gr 4
10. 0,71 gr 4
11. 0,68 gr 4
12. 0,69 gr 4
13. 0,69 gr 4
14. 0,71 gr 4
15. 0,72 gr 4
16. 0,71 gr 4
17. 0,68 gr 4
18. 0,69 gr 4
19. 0,71 gr 4
20. 0,72 gr 4
e. Friabilitas

Evaluasi Hasil Kategori Syarat


Friabilitas 1,3888 % Tidak memenuhi Tablet yang baik memiliki
syarat friabilitas < 1%
Perhitungan :
a = 72
b = 71
f= x 100%
= x 100%
= 1,3888 %

f. Uji waktu hancur


Parameter Pengujian Hasil Pengamatan
Waktu hancur tablet paracetamol 1 menit 24 detik

g. Uji disolusi
Kurva kalibrasi paracetamol murni

Konsentrasi Absorbansi
4 0,561
6 0,606
8 0,678
10 0,872
12 0,919
Y= 0,0491x+0,3344
R²=0,9409
Hasil uji disolusi

Waktu dan pengulangan Absorbansi (factor pengenceran 100x)


Menit ke-5 pengulangan ke-1 0,439
Menit ke-5 pengulangan ke-2 0,439
Menit ke-5 pengulangan ke-3 0,440
Menit ke-10 pengulangan ke-1 0,552
Menit ke-10 pengulangan ke-2 0,552
Menit ke-10 pengulangan ke-3 0,552
Menit ke-15 pengulangan ke-1 0,641
Menit ke-15 pengulangan ke-2 0,641
Menit ke-15 pengulangan ke-3 0,641
Menit ke-30 pengulangan ke-1 0,806
Menit ke-30 pengulangan ke-2 0,806
Menit ke-30 pengulangan ke-3 0,806

Rata-rata menit ke-5 (0,439+0,439+0,440):3 =0,4393


Rata-rata menit ke 10 (0,552+0,552+0,552):3= 0,552
Rata-rata menit ke 15 (0,641+0,641+0,641) : 3= 0,641
Rata-rata menit ke 30 (0,806+0,806+0,806) : 3 = 0,806
1) Mencari nilai x (ppm) persamaan . (
Menit ke- 5 : X = (0,4393-0,3344):0,0491=2,136 x 100 = 213,6
ppm
Menit ke-10 : X = (0,552-0,3344):0,0491=4,431 x 100 = 443,1 ppm
Menit ke-15: X = (0,641-0,3344):0,0491=6,244 x 100 = 624,4 ppm
Menit ke-30 : X = (0,806-0,3344):0,0491= 9,604 x 100 = 960,4
ppm

2) Paracetamol yang terdisolusi (mg)


Volume dapar pospat dalam bejana 900ml
Menit ke-5 : 213,6 x 900 : 1000 = 192,24 mg
Menit ke-10 : 443,1 x 900 : 1000 = 398,79 mg
Menit ke-15 : 624,4 x 900 : 1000 = 561,96mg
Menit ke-30 : 960,4 x 900 : 1000 = 864,36 mg

3) Perhitungan Faktor Koreksi


a) 5 menit

b) 10 menit
(
c) 15 menit
( 561,96mg

d) 30 menit
( 561,96mg+864,36 mg

4) Persen disolusi
a) 5 menit

b) 10 menit

c) 15 menit

d) 30 menit

h. Kadar zat aktif dalam tablet

Konsentrasi Absorbansi
12 ppm 0,919
10 ppm 0,872
8 ppm 0,674
6 ppm 0,606
4 ppm 0,561
Persamaan regresi linier :
y = bx+a
y = 0,0491x + 0,3344
absorbansi sampel = 0,562
faktor pengenceran = 100 kali
Bobot sampel 100 mg dari 5 tab di add daphar fhosfat 100 mL, dengan
bobot rata- rata sampel 690 mg.
Perhitungan :

y = bx+a
0,562 = 0,0491x + 0,3344

x=

x=

x = 4,6435 ppm

x = 4,6435 ppm x 100 kali (FP)

x = 464,35 ppm

x=

x = 46,435

Kadar Tablet Parasetamol =

Kadar Tablet Parasetamol =

Kadar Tablet Parasetamol = 320,40 mg

% kadar tablet parasetamol = = 64,08 %

L. Pembahasan
1. Kecepatan alir
Kecepatan alir merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap
keseragaman bobot tablet yang dihasilkan untuk menghasilkan tablet bobot
yang seragam, diperlukan suatu batasan alir minimum. setiap 100 gram
granul tidak boleh dari 10 detik, syarat dari sudut diam yang memenuhi
syarat yaitu rentang antara 25˚-30˚. Waktu alir granul yaitu 01,18 detik
tidak memenuhi syarat dan sudut diam sebesar 29,5358 hasil yang diperoleh
dari sudut diam memenuhi syarat.
2. Kelembapan
Pada uji kelembaban ini bertujuan untuk mengetahui berapa banyak
kandungan air yang terkandung dalam granul. Pada uji ini di dapatkan hasil
2,4 % hal ini menunjukan bahwa granul memiliki kelembaban yang baik
dan memenuhi syarat sesuai dengan syarat 1-5% (Voight, 1995). Adapun
kelembaban suatu granul itu dapat mempengaruhi daya alir suatu granul.
Jika kadar kelembaban suatu granul granul tinggi maka daya alir suatu
granul akan semakin lama , namun jiga kadar kelembaban suatu granul
kecil maka daya alir akan semakin cepat.
3. Bobot jenis
Bobot jenis nyata adalah perbandingan massa terhadap volume dan
sejumlah serbuk yang dituang kedalam suatu gelas ukur. Tujuannya
menjamin aliran granul yang baik. Hasil pengamatan yang kami dapatkan
adalah 0,3704 g/ml.
Bobot jenis mampat adalah perbandingan massa terhadap volume
setelah massa tersebut dimampatkan sampai volume tetap. Hasil
pengamatan yang kami dapatkan adalah 0,4 g/ml.
Bobot jenis sejati adalah perbandingan antara massa dan volume zat
padat tanpa pori dan tanpa ruang rongga. Penentuan bobot jenis sejati bahan
berbentuk butir dan serbuk menuntut bahan tersebut berada dalam bentuk
sehalus mungkin, dilakukan dengan menggunakan metode piknometer
cairan atau metode manometer (voight, 1994). Hasil yang didapatkan adalah
1,4224 g/ml.
4. Kadar pemampatan
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan didapatkan bahwa kadar
pemampatan 6%. Kadar pemampatan yang baik itu kurang dari 20%
(Voight, 1994). Hal ini ditujukan agar granul yang dihasilkan memiliki daya
kohesi antar serbuk baik sehingga granul yang dihasilkan tidak mudah
rapuh membentuk serbuk kembali.
5. Perbandingan haussner
Uji perbandingan Houssner dilakukan dengan tujuan untuk memeriksa
apakah tablet memenuhi persyaratan resmi (Farmakope) atau non resmi
(Non Farmakope) atau tidak. Aliran serbuk dari sampel yang akan diuji
dapat diketahui dari perbandingan houssner, dimana perbandingan houssner
ini didapatkan dengan membandingakan antara kerapatan mampat dengan
kerapatan curah. Jika perbandingan houssner lebih kecil dari 1,5 maka
aliran serbuk tersebut baik, tetapi jika perbandingan Houssner lebih besar
dari 1,5 maka aliran serbuk tersebut buruk. Dilihat dari hasil yang telah
dilakukan maka dapat dinyatakan hasil 1,06 termasuk kategori yang
memenuhi syarat.
6. % Kompresibilitas
Persen kompresibilitas dilakukan untuk mengetahui daya alir granul
yang baik serta dapat mengetahui seberapa kuat granul tersebut. Hasil yang
kami dapatkan yaitu sebesar 7,4 %. Sesuai dengan persyaratan yaitu Jika
%K = 5-15% maka daya aliran sangat baik.
7. Organoleptik
Dilakukan uji organoleptik ini yaitu mempunyai peranan penting
dalam penerapan mutu, pengujian ini dapat memberikan indikasi kebusukan
dan kerusakan lainnya dari produk. Pada uji organoleptik tablet Paracetamol
mempunyai bentuk bulat, memiliki rasa yang pahit, berwarna putih dan
berbau khas.
8. Keseragaman bobot
Keseragaman bobot diambil 20 tablet secara acak lalu ditimbang dan
hasilnya dirata-ratakan. Berdasarkan hasil pengamatan yang kami dapatkan
bahwa tidak ada bobot tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata yang
telah ditetapkan pada kolom A dan kolom B. Keseragaman bobot
memenuhi persyaratan.
9. Keseragaman ukuran
Keseragaman ukuran diambil 20 tablet secara acak lalu ditimbang dan
hasilnya dirata-ratakan. Berdasarkan hasil pengamatan yang kami dapatkan
bahwa keseragaman ukuran yaitu 4 kg/cm2. sesuai literature pada
farmakope edisi III yaitu syarat tablet keci 4 kg/cm2.
10. Kekerasan
Uji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet
yang mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur
dengan memberi tekanan terhadap diameter tablet. Tablet harus mempunyai
kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari berbagai
goncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan dan transportasi.
Alat yang biasa digunakan adalah hardness tester (Banker and Anderson,
1984). Tujuan dari dilakukannnya uji kekerasan ini adalah untuk
mengetahui kekuatan tablet dimana tablet harus mempunyai kekuatan atau
kekerasan tertentu serta tahan atas kerenyahan agar dapat bertahan terhadap
berbagai guncangan mekanik pada saat pembuatan pengepakan dan
pengepalan Selain itu tablet juga harus dapat bertahan terhadap perlakuan
berlebihan oleh konsumen Kekerasan tablet sangat penting diperhatikan
terutama untuk produk yang mempunyai masalah bioavailabilitas nyata atau
potensial serta pada produk yang sensitif atas gangguan pada profil
penglepasan pelarutan sebagai fungsi dari tenaga kerja yang digunakan
(Ansel 2008). Pada umumnya tablet yang keras memiliki waktu hancur
yang lama (lebih sukar hancur) dan disolusi yang rendah, namun tidak
selamanya demikian. Pada umumnya tablet yang baik dinyatakan
mempunyai kekerasan antara 4-10 kg. Namun hal ini tidak mutlak, artinya
kekerasan tablet dapat lebih kecil dari 4 atau lebih tinggi dari 8 kg.
Kekerasan tablet kurang dari 4 kg masih dapat diterima dengan syarat
kerapuhannya tidak melebihi batas yang diterapkan. Tetapi biasanya tablet
yang tidak keras akan memiliki kerapuhan yang tinggi dan lebih sulit
penanganannya pada saat pengemasan, dan transportasi. Kekerasan tablet
lebih besar dari 10 kg masih dapat diterima, jika masih memenuhi
persyaratan waktu hancur/disintegrasi dan disolusi yang dipersyaratkan
(Sulaiman, 2007). Pada evaluasi uji kekerasan yang dilakukan mendapatkan
hasil kekerasan tablet yaitu 4 kg/cm² yang menunjukkan bahwa tablet
memenuhi persyaratan, karena syarat dari tablet kecil yaitu 4 kg/cm².
11. Friabilitas
Uji kerapuhan bertujuan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet
terhadap gesekan sewaktu pengemasan dan pengiriman (Andayana 2009)
Selain itu kerapuhan yang tinggi akan mempengaruhi konsentrasi/kadar zat
aktif yang masih terdapat pada tablet Tablet dengan konsentrasi zat aktif
yang kecil (tablet dengan bobot kecil) adanya kehilangan massa akibat
rapuh akan mempengaruhi kadar zat aktif yang masih terdapat dalam tablet
(Sulaiman 2007). Pada uji kerapuhan dilakukan dengan cara memasukan 13
tablet yang telah ditimbang sebelumnya dan dimasukkan ke dalam alat uji
kerapuhan (friabilator). Bobot tablet pada awalnya adalah 72 g sedangkan
setelah dilakukan uji kerapuhan tablet yang ditimbang didapatkan bobotnya
sebesar 71 g Nilai % kerapuhan tablet didapatkan dengan cara bobot awal
dikurangi bobot tablet yang diuji dibagi bobot awal tablet maka diperoleh
angka kerapuhan tablet Dari perhitungan diperoleh angka kerapuhan tablet
sebesar 1,3888 %. Hasil ini tidak memenuhi persyaratan, karena syarat
friabilitas yaitu < 1%. Kerapuhan tersebut diakibatkan karena pengikat yang
digunakan tidak terdistrubusi dengan homogen di dalam tablet atau dapat
diakibatkan oleh kesalahan saat proses kompresi secara manual Tablet yang
terbentuk kurang kompak sehingga tablet menjadi rapuh Ketahanan
terhadap kehilangan berat menunjukkan tablet tersebut untuk bertahan
terhadap goresan ringan atau kerusakan dalam penanganan pengemasan dan
pengepakan.
12. Uji waktu hancur
Uji waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya
tablet dalam waktu yang sesuai sehingga tidak ada bagian yang tertinggal
pada kasa. Uji ini bertujuan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu
hancur yang tertera dalam masing-masing monografi. Dan hasil yang
diperoleh adalah waktu hancur pada tablet paracetamol adalah 1 menit 24
detik yang artinya waktu hancur yang dihasilkan sesuai dengan literatur
yang ada yaitu waktu yang diperbolehkan untuk menghancurkan tablet tidak
bersalut enterik adalah tidak lebih dari 15 menit (Depkes RI, 1979).
13. Uji disolusi
Pengujian selanjutnya yaitu tentang uji disolusi dimana uji disolusi
bertujuan untuk mengetahui kadar oabat yang terlepas pada waktu tertentu.
Hasil disolusi kemudian diukur absorbansinya dengan menggunaka
spektrofotometri UV-Vis dengan pengambilan sampel sebanyak 5 ml setiap
selang waktu 5, 15, 30 menit. Kemudian ditentukan absorbansinya dengan
mengguankan beberapa konsentrasi yaitu 4; 6, 8; 10; dan 12 ppm.
Persyaratan standar pada uji disolusi adalah pada waktu 30 menit kadar obat
yang terdisolusi >80% dari kadar awal. Setelah mendapatkan absorbansi
kemudian dibuat Kurva baku dan mendapatkan regresi y = 0,0491x –
0,3344 dengan nilai r2 sebesar 0,9409 . Nilai r2 yang baik adalah yang
mendekati 1. Hasil kadar tablet parasetamol diperoleh sebesar
dan . Berdasarkan data hasil
pengamatan bahwa kadar zat aktif tersebut tidak memenuhi persyaratan yan
tertera di Farmakope Indonesia Edisi IV, dimana kadar tidak kurang dari Q
+ 5 % (Q = 80%).
14. Kadar zat aktif dalam tablet
Penetapan kadar zat aktif bertujuan untuk mengetahui nilai kadar zat
aktif yang terkandung di dalam suatu sediaan sesuai yang tertera pada etiket
dan memenuhi syarat seperti yang tertera pada setiap monografi. Penetapan
kadar zat aktif dilakukan menggunakan spektrofotometri UV-VIS dalam
pelarut daphar fosfat. Penetapan kadar parasetamol dilakukan dengan
spektrofotometri karena memiliki gugus kromofor yang berupa ikatan
rangkap terkonjugasi dan gugus aukrosom. Hasil penetapan kadar obat
parasetamol pada formula ini didapatkan 64,08 % sehingga tablet
parasetamol ini tidak memenuhi syarat karena tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 110,0% (FI edisi IV, 1995). Adapun kadar suatu obat dalam
suatu sediaan mempengaruhi efek terapi yang diharapkan. Namun, kadar
yang tidak sesuai dengan kadar yang ditetapkan pada suatu senyawa obat
dapat berfek buruk sehingga bila terdapat kadar yang tidak sesuai dengan
persyaratan maka dapat mempengaruhi jumlah kumulatif kadar
terdisolusinya dan juga berdampak pada khasiat maupun farmakokinetik
obat tersebut.

F. Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari data hasil pengamatan yang kami dapatkan bahwa
tablet paracetamol tidak layak untuk diedarkan. Dikarenakan ada pengujian
yang tidak memenuhi persyaratan.
DAFTAR PUSTAKA

Andayana N 2009 Teori Sediaan Tablet (cited 2010 Des 13)


Anderson NR GS Banker Dalam : Lachman L Lieberman HA Kanig JL
1984 Teori dan Praktek Farmasi Industri Vol 2 Edisi 3 UI Press Jakarta
Ansel C Howard 2008 Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Jakarta UI Press
Departemen Kesehatan Republik Infonesia. (1979). Farmakope Indonesia.
Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Infonesia. (1995). Farmakope Indonesia.
Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Infonesia. (2014). Farmakope Indonesia.
Edisi V. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Leon Lachman, and Joseph B. Schwartz. 1980. Pharmaceutical Dosage Forms:
Tablets Volume 3.(164-165)
Patil, B. S. (2010). Evaluation of Moringa oleifera gum as a binder in tablet.
International Journal of Research in Ayurveda and Pharmacy,1(2),, 590-
596.
Raymond C Rowe, Paul J Sheskey and Marian E Quinn. 2009. handbook of
pharmaceutical Excipients. e-Book
Sulaiman. 2007 Perbandingan Availabilitas In Vitro Tablet Metronidazol
Produk Generik Dan Produk Dagang (cited 2010 Des27)
Voight, Rudolf. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi Ke V.
Yogyakarta:UGM Press.
LAMPIRAN
Uji kemampatan Hasil Uji disolusi Hasil penetapan kadar zat aktif

% Kompresibilitas Kecepatan alir Uji friabilitas

Jangka sorong Timbangan digital Uji kelembapan

Anda mungkin juga menyukai