FALSAFAH ILMU
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Produksi kelapa sawit Indonesia dalam bentuk CPO (Crude Palm Oil) saat
ini telah menempati urutan nomor satu di dunia dan mengalahkan negara
Malaysia. Hal ini juga dikarenakan industri perkebunan, khususnya kelapa sawit
di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Sekitar 2,5 juta kepala keluarga (KK) di
harga CPO mentah di pasar dunia dewasa ini, rendahnya biaya produksi
lahan.
Ekspor perdagangan CPO, meskipun hingga tahun 2008 ekspor Crude Palm
Oil (CPO) Indonesia meningkat dengan laju 5,22% per tahun, Malaysia masih
tetap unggul dibandingkan Indonesia. Ekspor Indonesia dan Malaysia pada tahun
2004 masing-masing 4.57 juta dan 5.6 juta ton menjadi 5.61 juta dan 8.78 juta ton
pada tahun 2008. Dalam periode tersebut, Indonesia akan menguasai 33,32%,
sedangkan Malaysia menguasai 56.90% dari total ekspor dunia (Badan Penelitian
Persaingan antar negara di pasar global semakin ketat karena beberapa negara
2
keunggulan komparatif relatif antara negara untuk komoditas tertentu ikut
menentukan apakah Indonesia lebih unggul dalam persaingan itu. Negara yang
keunggulan komparatif lebih tinggi dibanding negara lain, akan mampu bersaing
di pasar internasional.
tahun 1980 dan modernisasi sistem pajak sekitar tahun 1983 dan 1985. Hal ini
dilakukan karena Indonesia merupakan anggota dari AFTA (Asian Free Trade
Area), APEC (Asia Pacific Economi Cooperation) dan WTO ( World Trade
perekonomian Indonesia.
Produk CPO nasional harus memiliki daya saing dengan produk sejenis dari
rendah. Berbagai retribusi besar dan tentunya terkalkulasi sebagai beban biaya
daya saing produk CPO di pasar internasional. Oleh karena itu, tingkat
keunggulan komparatif atau daya saing CPO nasional perlu lebih ditingkatkan lagi
3
komunikasi, keuangan dunia dan sistem perdagangan yang lebih terbuka telah
Beberapa negara telah sukses menggunakan pasar dunia sebagai landasan mereka
negeri. Dalam dua dekade terakhir ini hampir seluruh negara sepakat bahwa
berbahan baku CPO Indonesia tidak bisa memenuhi syarat mendapatkan insentif
di pasar Eropa. Tanpa insentif, biodiesel CPO akan kalah bersaing dengan
biodiesel yang dibuat dari minyak lobak dan bunga matahari, karena harganya
pengembangan perkebunan hingga saat ini telah berperan nyata melalui berbagai
inovasi teknologi. Inovasi tersebut mulai dari subsistem hulu, usahatani, hingga
pengolahan produk hilir. Pada aspek kelembagaan, berbagai organisasi, aturan dan
4
B. Perumusan Masalah
Dari hal di atas tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini adalah :
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan penelitian
pengalaman dan ketrampilan, serta untuk melengkapi salah satu syarat guna
aman berkelanjutan.
masyarakat di sekitarnya.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Robert Hardi Sibaga (2008), dalam Tesisnya yang berjudul “Analisis Daya
China, yaitu : (1) Strategi promosi, negosiasi dan peningkatan hubungan bilateral
kerjasama dengan Malaysia sebagai negara pesaing utama minyak sawit Indonesia
minyak sawit dan pengembangan kelapa sawit Indonesia di masa yang akan
datang.
goreng di dalam negeri dan kebutuhan devisa ekspor, maka pada tahun 1984
Oil (CPO) dan produk sejenisnya sebesar 37,18 persen. Dua tahun kemudian,
karena harga di dalam negeri jauh lebih bagus dari harga ekspor, terjadi kelesuan
ekspor dengan pajak ekspor yang cukup besar tersebut. Pemerintah tanggap
6
dengan keadaan tersebut, dan mengeluarkan keputusan Menteri Perdagangan
Krisis ekonomi (mulai pertengahan 1997), dimana nilai tukar rupiah melemah
pihak eksportir (swasta) untuk dapat meraup keuntungan dari devisa ekspor.
minyak goreng cenderung melambung dan bahkan langka. Kelangkaan ini diduga
menimbunnya dan juga mungkin adanya kesulitan supply bahan baku minyak
goreng CPO dari pengusaha CPO, akibat action pengusaha untuk memperoleh
minyak goreng dalam negeri dengan menaikkan pajak ekspor CPO sebesar 60
stabil maka pajak ekspor CPO mulai diturunkan menjadi 40 persen, lalu 30
persen, lalu 10 persen dan menjadi 5 persen. Selanjutnya sejak 9 Februari 2001,
pajak ekspor hanya menjadi 3 persen (Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian
kebijakan unfair trade (tidak adil) dengan mengkampanyekan bahwa CPO dan
Coconut Crude Oil (CCO) mengandung lemak jenuh (Saturated Fatty Acid) dan
kolesterol tinggi yang kurang baik bagi kesehatan. Hal ini tentunya akan
7
Indonesia. Hal ini, sesunggguhnya disebabkan karena minyak kedelai yang
diproduksi negara-negara Amerika lebih mahal dari CPO sehingga tidak mampu
bersaing dengan CPO, bahkan pangsa ekspor minyak kedelai sudah mulai diambil
alih oleh CPO. Biaya produksi CPO hanya US$ 180/ton, sedangkan minyak
kedelai (Soybean Oil) US$ 315/ton dan rapeseed oil US$ 750/ton. Melihat kondisi
ini, ASA yang dimotori oleh USA mengkampanyekan isu negatif terhadap CPO
GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) yang dibentuk pada tahun 1947.
pada perundingan di Tokyo (Tokyo Round) dari tahun 1973-1979. Sementara itu,
perubahan yang signifikan dan memberikan hasil yang nyata bagi sistem
8
Tabel 2.1 The GATT Trade Rounds
hanya meningkat 1,52 persen/tahun. Volume ekspor CPO pada tahun 1996
berjumlah 1671,96 ribu ton senilai 825,42 juta US$ yang kemudian tahun 2001
meningkat menjadi 4903,22 ribu ton senilai 1080,91 juta US$. Dilihat dari segi
negara tujuan ekspornya, ternyata tiga negara tujuan ekspor CPO terbesar adalah
9
India, Belanda dan Cina, dengan pangsa ekspor dari total masing-masing 17,90;
Kedua, distribusi CPO juga telah diatur oleh pemerintah yang dalam hal ini
distribusi CPO untuk kebutuhan dalam negeri maupun untuk ekspor. Untuk
ekspor dengan pajak ekspor (PE). PE CPO mengalami beberapa perubahan sesuai
PE CPO tergantung pada harga patokan ekspor. Sementara CPO dihitung berdasar
harga CPO Rotterdam: CIF-Freight. Harga CPO lokal digunakan sebagai dasar
dalam menghitung harga TBS oleh PKS. Dengan demikian PE CPO secara
langsung dan proporsional mengurangi harga CPO lokal yang pada akhirnya
Keempat, terkait mengenai kebijakan impor yaitu melalui tarif bea masuk
impor lebih tinggi dan adanya kuota impor yang memiliki implikasi langsung
terhadap BM tersebut.
Kelima, kebijakan tidak adil (Unfair trade) masih cenderung dilakukan oleh
pihak luar negeri seperti oleh ASA dengan mengkampanyekan bahwa CPO
mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi yang tidak baik bagi kesehatan.
10
Hal ini tampaknya membangun citra negatif terhadap CPO yang dihasilkan salah
satunya oleh Indonesia. Ini sesungguhnya agar minyak nabati lain dari negara
B. Landasan Teori
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
and maintained market share” (Martin, Westgren and van Duren, 1991, dalam
Hadi, dkk., 1999). Jelas bahwa usaha suatu komoditas perkebunan mempunyai
Sementara menurut Simatupang (2002), analisis daya saing ini sangat penting
ekonomis. Daya saing suatu usaha dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu
usaha untuk tetap layak secara privat (finansial) pada kondisi teknologi usahatani,
penelitian.
11
a) Paradigma dari Teori Porter`s Four Diamond
(return on investment) yang tinggi pula. Artinya negara asal tersebut harus
harus terfokus pada produk yang mengandung seluruh usur bagi keberhasilan
suatu industri dan dinamis untuk melestarikan keberhasilan tersebut. Hal ini
pesaing perusahaan. Setiap faktor ini memiliki aspek yang relevan dengan
industri tertentu di negara yang tertentu pula. Ada kalanya salah satu faktor
tersebut lebih penting daripada faktor yang lain, akan tetapi perusahaan yang
12
1. Kondisi faktor
yang hasil buminya melimpah akan mengekspor produk yang bersifat land-
faktor yang berlimpah dan alamiah sangatlah penting, akan tetapi paradigma
tersebut memandang faktor ini dalam berbagai gradasi dan keadaan yang lebih
Pengembangan keahlian tenaga kerja yang lebih tinggi dalam hal tertentu
atau faktor unggul (advanced factor). Setiap negara memiliki faktor basis di
mana hanya dengan sedikit investasi dapat mengubah faktor tersebut. Faktor-
kelimpahan sumber daya alam, iklim, lokasi dan sejumlah tenaga kerja yang
tidak terlatih dan semi terlatih. Memang tidak ada yang bisa dilakukan oleh
tenaga kerja yang tidak terlatih dan semi terlatih dapat diubah dan di-up-grade.
Akan tetapi, di banyak negara, kelimpahan faktor ini ditentukan oleh tingkat
kelahiran dan kematian. Faktor basis ini kurang penting pada keunggulan
13
Faktor unggul lebih langka dan biasanya memerlukan investasi yang besar
teknisi dan ilmuwan komputer, dan pekerja lain yang memiliki keahlian tinggi.
dalam faktor basis (sering kali faktor yang unggul sebelumnya menjadi faktor
basis pada saat ini). Dalam kenyataannya, faktor unggul dapat digunakan untuk
industri yang akan menghasilkan nilai tambah dan kesejahteraan yang besar
pekerjanya. Namun faktor basis dan unggul ini umumnya tidak berkaitan
untuk memproduksi barang dan jasa. Dalam beberapa hal, ada faktor-faktor
generik atau lazim yang kemudian dapat dibentuk menjadi faktor-faktor yang
spesifik yang digunakan dalam perusahaan dan industri yang kompetitif. Cara
dapat digunakan pada berbagai macam industri, namun menjadi faktor penting
14
bagi keberhasilan. Sistem komunikasi yang telah berkembang dan infrastruktur
yang berfungsi dengan baik sangat penting untuk membuat suatu industri
menjadi lebih produktif. Namun faktor ini sangat mudah untuk diakses bagi
dengan industri secara individual. Pengembangan dari faktor spesifik ini lebih
berisiko daripada faktor lain karena berhubungan dengan industri yang spesifik
Eksistensi mereka juga membuat sumber daya sulit untuk bergerak dari industri
satu ke industri lain. Oleh karenanya diperlukan sikap loyal terhadap industri
yang telah ada dan adakalanya terdapat permintaan yang besar akan proteksi
dengan cepat karena faktor-faktor ini merupakan hasil alamiah dari proses
negara dapat berkompetisi secara efektif dalam dunia industri yang telah maju.
15
Hal ini menimbulkan beberapa masalah bagi negara tersebut karena industrinya
berkembang. Jika tersedia cukup waktu, suatu negara selalu dapat menemukan
lebih sedikit sumber daya alam yang ada. Karena manfaat dari faktor-faktor
dalam waktu yang singkat maka penting bagi industri untuk memiliki faktor
mendapat hibah tanah dapat dipandang sebagai salah satu tempat di mana
penyuluhan dari Departemen Pertanian Amerika Serikat dan sistem hibah tanah
mahasiswa, pemerintah negara bagian dan federal serta perusahaan swasta. Hal
2. Kondisi Permintaan
keinginan dan kebutuhan masyarakat saat ini, akan tetapi juga penting untuk
16
memiliki keahlian dalam memprediksi keinginan konsumen di masa yang akan
gambaran yang lebih jelas akan kebutuhan pembeli dan menarik industri untuk
masa yang akan datang (apakah itu produk turunan dari CPO yang dijadikan
permintaan konsumen ini berupa barang yang sangat spesifik dan hanya
selalu dinamis dan selalu memberikan feedback atas produk-produk yang ada.
menerus dalam kualitas atau fitur-fitur produk yang baru, maka perusahaan
perbaikan produk terus-menerus maka produk baru ini akan cepat terjual.
17
Banyak contoh di mana suatu negara memiliki industri terkemuka karena
karena tradisi turun-temurun tentang kualiats makanan (anggur, saus, keju, roti
Popularitas makanan cepat saji ala Amerika telah mendunia dan pengaruh
tren ini.
sekitar enam bulan (dibandingkan dua belas bulan di negara lain), karena
yang sudah ketinggalan jaman di Jepang dan menjualnya di pasar ekspor untuk
jangka waktu yang lebih lama sehinga menjadikan mereka sebagai pesaing
yang sangat kuat di pasar elektronik dunia. Dalam kenyataannya, siklus produk
domestik.
18
seluruh dunia di masa yang akan datang. Tidak diragukan lagi bahwa
konsumen.
suatu perusahaan menemukan bahwa hal terbaik adalah jika sebagian tahapan
biasanya kurang terintegrasi secara penuh mulai dari bahan baku sampai
distribusi eceran terakhir . Dalam situasi dunia seperti ini, perusahaan harus
(downstream) dan hilir (upstream) yang bersifat subpar (terpisah). Maka hal
koordinasi yang tinggi agar terjadi proses inovasi dan perbaikan yang terus-
Situasi yang paling baik bagi perusahaan adalah menciptakan kerja sama
dengan pemasok input dunia yang terbaik (mengirimkan produk terbaik dengan
cepat pada harga yang lebih rendah). Pemasok harus mau bekerja sama dengan
19
lainnya. Komunikasi harus mengalir di antara perusahaan dan pemasoknya
perusahaan harus dapat bekerja sama dengan perusahaan hilir dunia yang
dunia. Hubungan yang dekat antara perusahaan dengan pasar hilir akan
mulai dari konsumen sangat penting bagi kesuksesan suatu perusahaan. Sekali
lagi, jika perusahaan bekerja sama dengan perusahaan hilir yang sukses, maka
hal itu akan menjadi lebih baik bagi keduanya. Sulit untuk membayangkan
mana yang kompetitif dalam suatu negara. Beberapa industri akan sesuai
dengan budaya dan tendensi suatu negara, sementara yang lain tidak.
Paradigma daya saing seperti yang diperkenalkan oleh Porter yang paling
20
sederhana. Paradigma daya saing berpendapat bahwa persaingan yang ketat di
lebih besar yang memiliki tekanan yang lebih sedikit dari pesaingnya.
menetapkan harga yang lebih tinggi dan mendapatkan keuntungan lebih besar.
Perbedaan ini dijadikan sebagai referensi di masa yang akan datang tentang
kebijakan daya saing dan persaingan, kecuali ada yang mengatakan bahwa
sangat sulit untuk menentukan apakah merger dan akuisisi dapat menurunkan
biaya yang besar (dan oleh karenanya membuat perusahaan menjadi lebih
Salah satu aspek budaya yang penting dan berpengaruh pada perusahaan
resiko. Mungkin hal ini berasal dari sifat dasar imigran dan gerakan menuju ke
barat oleh para pendahulunya. Mencoba dan gagal sangat wajar di Amerika
21
Serikat, akan tetapi hal ini belum tentu dapat diterima di negara lain (contoh,
Jerman dan Jepang). Banyak sekali pengusaha Amerika yang kaya dan
namun hal itu tidak terjadi di masyarakat lain. Hukum kepailitan di masyarakat
tersebut dapat memulai lagi dari awal (bila mereka menemukan seseorang yang
masuk dan memimpin dunia dalam industri yang penuh dengan resiko. Sangat
umum bagi orang yang bekerja di suatu perusahaan yang sukses unttuk
pemimpin di banyak bidang yang padat teknologi di mana produk dan ide-ide
hubungan orang Jepang lebih mengarah pada saling berbagai visi. Kedua
bangsa yang ekstrem ini telah melewati lebih dari pertengahan zaman seperti
22
b) Teori keunggulan komparatif
memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah
dapat menyediakan dan memproduksi suatu produk dengan cara yang lebih
efisien dan murah atau dapat memberi peluang yang lebih baik untuk suatu
bisnis daripada peluang untuk bisnis yang lain maka wilayah tersebut
peluang yang lebih baik dalam bisnis padat karya (labor intensive) seperti
produksi sepatu dan tekstil (milsanya; karena ongkos buruh yang murah).
kelebihan masing-masing.
produksi barang atau jasa yang memiliki produktivitas dan efisiensi tinggi.
23
pertanyaan mengapa sejumlah negara lebih kompetitif dari pada negara-negara
empat faktor dasar dimaksud, yakni (i) faktor kondisi-kondisi, (ii) faktor
strategi, struktur, dan persaingan perusahaan. Keempat faktor ini saling terkait.
Karena keterkaitan empat faktor tersebut terlihat secara visual seperti bentuk
Diamond, teori ini lebih dikenal dengan Teori Diamond (Gambar 2.1)
Kondisi permintaan
Faktor kondisi-
domestik
kondisi
24
faktor sumber daya manusia, faktor sumber daya alam, faktor ilmu
kedalaman pasar modal juga termasuk dalam faktor tersebut. Faktor-faktor ini
umumnya merupakan kondisi awal dan dasar yang dimiliki oleh suatu negara.
terhadap barang dan jasa yang dihasilkan di suatu negara. Mereka berpengaruh
terhadap kecepatan dan arah dari inovasi dan pengembangan produk. Menurut
Porter, permintaan domestik sendiri dipengaruhi oleh tiga hal, yakni (i)
25
industri yang dapat memanfaatkan kegiatan bisnis tertentu secara bersama-
sama dengan industri utama. Mereka juga bisa menjalin hubungan bisnis yang
tertentu.
Teori Diamond dari Porter dapat digunakan dalam berbagai tataran. Dalam
mutu lingkungan dan keamanan, serta mendorong kerja sama vertikal antara
26
perdagangan bebas, setiap negara dapat menspesialisasikan diri dalam produksi
e) Teori merkantilisme
bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau
modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya
Campur tangan pemerintah dlm pembatasan import dgn tarif dan quota
diperlukan.
harga sesuatu barang turun, jumlah yang diminta akan bertambah. Sebaliknya
apabila harga barang itu meningkat, jumlah yang diminta akan berkurang.”
27
Hukum penawaran adalah “Apabila harga sesuatu barang itu meningkat,
sanggup menawarkan lebih banyak barang. Apabila harga barang turun maka
sasaran.
a. Product (Produk)
b. Price (Harga)
c. Promotion (Promosi)
d. Place (Tempat)
money charged for a product or service. More broadly, price is the sum of all
the value that consumers exchange for the benefits of having or using the
sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang
28
KERANGKA BERPIKIR
29
Perdagangan CPO
Berkelanjutan
Analisis ekspor dan regulasi serta daya saing perdagangan CPO di Indonesia.
30
KERANGKA KONSEP
31