Anda di halaman 1dari 20

Halaman 1 dari 20

muka daftar isi


Halaman 2 dari 20

muka daftar isi


Halaman
Perpustakaan Nasional 3 dari 20
: Katalog Dalam terbitan (KDT)
Hadits-hadits Bermasalah
Penulis, Ahmad Sarwat, Lc., MA
hlm

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang. Dilarang mengutip atau


memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin
tertulis dari penerbit.

Judul Buku
Hadits-hadits Bermasalah

Penulis
Ahmad Sarwat, Lc., MA
Editor
Al-Fatih
Setting & Lay out
Al-Fayyad
Desain Cover
Al-Fawwaz
Penerbit
Rumah Fiqih Publishing
Jalan Karet Pedurenan no. 53 Kuningan
Setiabudi Jakarta Selatan 12940

Cetakan Pertama
20 Nopember 2018

muka daftar isi


Halaman 4 dari 20

Daftar Isi

Daftar Isi .................................................................................. 4

Pendahuluan ............................................................................ 5

A. Bermasalah Dengan Sesama Hadits Shahih ............................. 7


1. Gerakan Sujud .......................................................7
2. Doa Iftitah ............................................................. 8
3. Minum Sambil Berdiri ..........................................10
4. Terus Makan Meski Sudah Adzan ........................ 10
Bab 2 : Hadits Bermasalah Dengan Logika ................................ 13
1. Hadits Lalat Masuk ke Minuman ......................... 13
2. Bakar Rumah Orang Tidak Berjamaah .................13
3. Bunuh Yang Lewat Depan Orang Shalat ..............13
4. Bunuh Hewan Tertentu .......................................14
5. Bunuh Cecak........................................................ 14
6. Musa Menempeleng Izrail ...................................16
7. Matahari Menghadap Allah di Malam Hari ..........17
8. Dimana Ruh Orang Meninggal............................. 17
Penutup .................................................................................. 18

Profil Penulis ........................................................................... 19

muka daftar isi


Halaman 5 dari 20

Pendahuluan

Kalau sekedar mengetahui sanad hadits, apakah kuat


atau lemah, rasanya semua sudah tahu bagaimana cara
mengetahuinya. Kita semua sudah lama kenal ulama
yang bisa kasih jaminan keshahihan, seperti Imam
Bukhari, Imam Muslim, Imam Tirmizy, Imam Baihaqi
dan sederet imam lainnya. Jadi sudah tidak terlalu
menjadi masalah kalau dari sisi keshahihannya.
Yang orang masih banyak tidak tahu justru ilmu
hadits jilid kedua, yaitu bagaimana cara untuk
memahaminya, terus bagaimana menarik kesimpulan
hukumnya. Mengapa demikian?
Karena kadang kita menemukan banyak hadits yang
satu dengan yang lain saling bertentangan. Padahal
sama-sama shahihnya. Kita tahu bahwa harus
membuang hadits yang lemah apalagi palsu, hanya
boleh berpegang kepada hadits shahih saja. Akan tetapi
kalau sesama hadits shahih saja saling bertentangan,
lalu hadits shahih yang mana yang kita pakai?
Hadits bermasalah lainnya adalah hadits-hadits yang
dirasa kurang relevan atau sekiranya agak kurang
masuk di logika. Bukan berarti kita ingin menentang
perkataan suci dari Nabi Muhammad SAW. Namun
bagaimana kita bisa menjelaskan esensi dari apa yang
Beliau katakan atau lakukan, manakala hal itu mengusik
logika akal sehat kita.
Lalu yang paling penting, apa tindakan kita yang
seharusnya kita ambil? Apakah kita paksakan untuk
muka daftar isi
Halaman 6 dari 20

mempercayainya begitu saja, sementara tidak masuk di


akal sama sekali? Ataukah kita diam saja, pura-pura
tidak tahu? Ataukah kita serahkan kepada Allah dan
Rasul-Nya, dan kita tawaquf begitu saja?
Buku kecil ini memberi beberapa contoh hadits yang
bermasalah di kedua masalah penting, yaitu
bermasalah karena bertentangan dengan sesama
hadits shahih dan bertentangan dengan logika akal
sehat.
Semoga bisa sedikit memberi pencerahan. amien

Ahmad Sarwat, Lc.,MA

muka daftar isi


Halaman 7 dari 20

A. Bermasalah Dengan Sesama Hadits Shahih

Ada beberapa hadits shahih tapi sedikit 'bermasalah'


dengan hadits shahih lainnya. Karena isinya kok malah
bertentangan. Contoh sederhana :
1. Gerakan Sujud
Ada hadits tentang gerakan sujud, ada yang kaki atau
lutut duluan dan ada yang tangan duluan. Status sama-
sama shahih.
Dalam masalah ini ada dua dalil yang sama-sama kuat
namun menunjukkan cara yang berbeda. Sehingga
menimbulkan perbedaan pendapat juga di kalangan
ulama.

َ‫س َجد‬ َ ‫س ْو َل هللا ِإذَا‬ُ ‫ َرأَيْتُ َر‬: ‫ع ْن َوائِل بن ُح ْجر قَا َل‬ َ
‫ض َرفَ َع يَدَ ْي ِه قَ ْب َل‬َ ‫ض َع ُر ْكبَت َ ْي ِه قَ ْب َل يَدَ ْي ِه َوإِذَا نَ َه‬ َ ‫َو‬
‫ُر ْك َبت َ ْي ِه‬
Dari Wail Ibnu Hujr berkata,"Aku melihat Rasulullah
SAW bila sujud meletakkan kedua lututnya sebelum
kedua tangannya. Dan bila bangun dari sujud beliau
mengangkat tangannya sebelum mengangkat
kedua lututnya. (HR. Khamsah kecuali Ahmad)

‫س َجدَ أَ َحدُ ُك ْم‬ َ ‫سو ُل هللا إِذَا‬ ُ ‫ع ْن أَبي ِ ُه َري َْرة َ قَا َل قَا َل َر‬ َ
َ ‫فَالَ َيب ُْر ْك َك َما َيب ُْركُ البَ ِعي ُْر َو ْل َي‬
‫ض ْع َيدَ ْي ِه ث ُ َّم ُر ْكبَتَ ْي ِه‬
Dari Abi Hurariah radhiyallahuanhu berkata bahwa
Rasululah SAW bersabda,"Bila kamu sujud janganlah
seperti duduknya unta. Hendaklah kamu meletakkan

muka daftar isi


Halaman 8 dari 20

kedua tangan terlebih dahulu baru kedua lutut. (HR.


Ahmad, Abu Daud, Nasai dan Tirmizy)
Jumhur ulama umumnya mengatakan bahwa yang
disunnahkan ketika sujud adalah meletakkan kedua
lutut di atas tanah telebih dahulu, baru kemudian kedua
tangan lalu wajah. Dan ketika bangun dari sujud, belaku
sebaliknya, yang diangkat adalah wajah dulu, kemudian
kedua tangan baru terakhir lutut. Dasar dari praktek ini
adalah hadits berikut ini.
Namun Al-Malikiyah berpendapat sebaliknya, justru
yang disunnahkan untuk diletakkan terlebih dahulu
adalah kedua tangan baru kemudian kedua lututnya.
Ibnu Sayid An-Nas berkata bahwa hadits yang
menyebutkan tentang meletakkan tangan terlebih
dahulu lebih kuat. Namun Al-Khattabi mengatakan
bahwa hadits ini lebih lemah dari hadits yang
sebelumnya.
Maka demikianlah para ulama berbeda pendapat
tentang mana yang sebaiknya didahulukan ketika
melakukan sujud. Dan Imam An-Nawawi berkata bahwa
diantara keduanya tidak ada yang lebih rajih (lebih
kuat). Artinya, menurut beliau keduanya sama-sama
kuat dan sama-sama bisa dilakukan.
2. Doa Iftitah
Hadits lafadz doa iftitah yang ada banyak redaksinya
dan semua shahih. Jadi doa iftitah yang manakah yang
kita pakai? Salah satunya, semuanya atau gonta-ganti?

َ ‫س ْب َحان ََك اللَّ ُه َّم َو ِب َح ْمد‬


‫ِك‬ ُ : ‫ أَنَّهُ َكانَ َيقُو ُل‬ ‫ع َم َر‬
ُ ‫ع ْن‬
َ
‫غي ُْر َك‬َ ُ‫ار َك اِ ْس ُم َك َوتَ َعالَى َجد َُّك َوال إِلَه‬
َ ‫تَ َب‬
muka daftar isi
Halaman 9 dari 20

Dari Umar radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah


shallallahu 'alaihi wasallam membaca : “Maha suci
Engkau dan segala puji untuk-Mu. Diberkahilah asma-
Mu, tinggilah keagungan-Mu. Dan tiada tuhan kecuali
Engkau.(HR. Muslim)

َ‫ أَنَّهُ َكان‬ ِ‫َّللا‬


َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫ع ْن َر‬ َ ‫ب‬ َ ‫ع ِلي ِ ب ِْن أ َ ِبي‬
ٍ ‫طا ِل‬ َ ‫ع ْن‬ َ ‫َو‬
َّ َ‫"و َّج ْهتُ َو ْج ِهي ِللَّذِي ف‬
‫ط َر‬ َ : ‫صالةِ قَا َل‬ َّ ‫ام إِلَى ال‬ َ َ‫ِإذَا ق‬
‫ت واألرض حنيفا ً مسلما ً وما أنا من‬ ِ ‫الس َم َوا‬
‫ومحياي ومما ِتي هلل‬ َ ‫سكي‬ ُ ُ‫المشركين إن صالتي ون‬
‫رب العالمين ال شريك له وبذلك أمرت وأنا من‬
‫ت َربِي‬ َ ‫ت أَ ْن‬َ ‫ت ال َم ِلكُ ال إِلَهَ ِإال أَ ْن‬ َ ‫اللَّ ُه َّم أَ ْن‬. ‫المسلمين‬
ِ ‫ إِلَى‬. . . ‫ع ْبد َُك‬
‫آخ ِر ِه‬ َ ‫َوأَنَا‬
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahuanhu dari
Rasulullah SAW bahwa beliau bila berdiri untuk shalat
membaca :”Aku hadapkan wajahku kepada Tuhan Yang
menciptakan langit dan bumi, dengan lurus dan
berserah diri sedangkan aku bukan bagian dari orang
musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku
dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta
alam.Tiada sekutu baginya dan dengan itulah aku
diperintahkan. Dan aku termasuk bagian dari orang-
orang muslim.(HR. Muslim)

‫ ِإذَا َكب ََّر‬ ِ‫َّللا‬


َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ َكانَ َر‬: ‫ َقا َل‬ َ‫ع ْن أَ ِبي ُه َري َْرة‬ َ
: ‫ أَقُو ُل‬: ‫سأ َ ْلتُهُ فَقَا َل‬
َ َ‫ت ُهنَيَّةً قَ ْب َل أَ ْن يَ ْق َرأ َ ف‬َ ‫س َك‬ َ ِ‫صالة‬ َّ ‫ِلل‬
َ‫ت بَيْن‬ َ ‫اي َك َما بَا‬
َ ‫ع ْد‬ َ َ‫طاي‬ َ ‫اللَّ ُه َّم بَا ِع ْد بَ ْينِي َوبَيْنَ َخ‬
‫اي َك َما يُنَقَّى‬ َ ‫ب اللَّ ُه َّم ِنق ِني ِم ْن َخ‬
َ ‫طا َي‬ ِ ‫ق َو ْال َم ْغ ِر‬ِ ‫ال َم ْش ِر‬
‫اي‬
َ ‫طا َي‬ َ ‫ض ِم ْن الدَّن َِس اللَّ ُه َّم اِ ْغس ِْلنِي ِم ْن َخ‬ ُ ‫ب األ ْب َي‬ُ ‫الث َّ ْو‬
muka daftar isi
Halaman 10 dari 20

‫اء َوالث َّ ْلجِ َو ْال َب َر ِد‬


ِ ‫ِب ْال َم‬
Dari Abi Hurairah radhiyallahanhu berkata bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bila bertakbir
memulai shalat, beliau diam sejenak sebelum mulai
membaca (Al-Fatihah). Maka aku bertanya padanya
dan beliau menjawab,”Aku membaca : Ya Allah,
jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku
sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan
barat. Ya Allah, sucikanlah aku dari kesalahan-
kesalahan sebagaimana Engaku mensucikan pakaian
dari kotoran. Ya Allah, mandikan aku dengan air, salju
dan embun". (HR. Muttafaq ‘alaihi)
Doa istiftiftah juga seringkali disebut dengan doa
iftitah atau do'a tsana'. Semuanya merujuk pada lafadz
yang sama. Hukum membacanya adalah sunnah
menurut jumhur ulama, kecuali Al-Malikiyah yang
menolak kesunnahannya.
Sedangkan lafadznya memang sangat banyak
versinya. Dan bisa dikatakan bahwa semuanya
bersumber dari Rasulullah SAW.
3. Minum Sambil Berdiri
Hadits nabi perintahkan orang minum sambil berdiri
untuk memuntahkannya. Padahal hadits lain malah
menyebutkan Nabi sendiri minum air zam-zam sambil
berdiri.
4. Terus Makan Meski Sudah Adzan
Hadits yang membolehkan terus makan minum
meski sudah adzan. Padahal hadits lain melarangnya
karena sudah mulai puasa.
muka daftar isi
Halaman 11 dari 20

َ ‫علَى َي ِد ِه فَالَ َي‬


ُ‫ض ْعه‬ ِ ‫س ِم َع أَ َحدُ ُك ُم النِدَا َء َو‬
َ ‫اإلنَا ُء‬ َ ‫ِإذَا‬
ُ‫ى َحا َجتَهُ ِم ْنه‬ َ ‫ض‬ ِ ‫َحتَّى يَ ْق‬
“Jika salah seorang di antara kalian mendengar azan
sedangkan sendok terakhir masih ada di tangannya,
maka janganlah dia meletakkan sendok tersebut
hingga dia menunaikan hajatnya hingga selesai.”
(HR. Abu Daud)
Dan juga yang lain yang senada esensinya :

‫ع َم َر قَا َل أَ ْش َربُ َها يَا‬


ُ ‫اإلنَا ُء فِي َي ِد‬ ِ ‫صالَة ُ َو‬ َّ ‫ت ال‬ ِ ‫أ ُقِ ْي َم‬
َ َ‫سو َل هللا؟ قَا َل نَ َع ْم ف‬
‫ش ِربَ َها‬ ُ ‫َر‬
Pernah iqamah dikumandangkan sedangkan bejana
masih di tangan Umar (bin Khaththab)
radliyallaahuanhu. Dia bertanya kepada Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wasallam : “Apakah aku boleh
meminumnya?”. Beliau menjawab : “Boleh”. Maka
Umar pun meminumnya (HR. Ibnu Jarir)
Padahal kita tahu bahwa batas mulai puasa adalah
terbitnya fajar, dan ketentuan itu datang langsung
lewat firman Allah SWT di dalam Al-Quran :
ُ ‫َو ُكلُواْ َوا ْش َربُواْ َحت َّى يَتَبَيَّنَ لَ ُك ُم ْال َخ ْي‬
ُ َ‫ط األ َ ْبي‬
َ‫ض ِمن‬
‫ْال َخي ِْط األ َ ْس َو ِد ِمنَ ْالفَ ْج ِر‬
“...Dan makan minumlah hingga terang bagimu
benang putih dari benang hitam yaitu fajar...” (QS
Al-Baqarah: 187)
Bagaimana mungkin ketika muadzin
mengumandangkan adzan, kita masih saja meneruskan
makan dan minum, padahal seorang muadzdzin tidak
akan mengumandangkan adzan kecuali setelah
muka daftar isi
Halaman 12 dari 20

mengetahui pasti fajar telah terbit?


Kalau saja kita lebih luas dalam memandang dalil-
dalil, maka hadits-hadits di atas pada hakikatnya tidak
akan bertentangan dengan ayat Al-Quran. Maka
penjelasannya ada dalam hadits-hadits berikut :

‫ ُكلُوا‬:  ِ‫سو ُل هللا‬ ُ ‫أَ َّن ِبالَالً كا َنَ يُ َؤ ِذ ُن ِبلَ ْي ٍل فَقا َ َل َر‬
َّ ‫ى يُ َؤ ِذنَ ْب ُن أ ُ ِم َم ْكت ُ ْوم فَإِنَّهُ الَ يُ َؤ ِذ ُن َحت‬
‫ى‬ َّ ‫َوا ْش َربُوا َحت‬
ْ ‫َي‬
‫طلَ َع الفَ ْج ُر‬
Bilal mengumandangkan adzan pada suatu malam.
Maka Rasulullah SAW bersabda, ”Makan minumlah
kalian sampai Ibnu Ummi Maktum adzan. Karena dia
tidak akan adzan kecuali setelah terbitnya fajar
shadiq”. (HR. Bukhari).
Dan di dalam Shahih Muslim juga ada hadits yang
secara tegas membedakan antara adzan pertama dan
adzan kedua.
‫ان ِبالَ ٍل َوالَ ْالفَ ْج ُر‬
ُ َ‫ور ُك ْم أَذ‬ ِ ‫س ُح‬ َ ‫الَ َي ْمنَ َعنَّ ُك ْم ِم ْن‬
ِ ُ‫ير فِي األُُْ ف‬
‫ق‬ ُ ‫ْال ُم ْستَ ِطيل َولَ ِك ِن ْالفَ ْج ُر ْال ُم ْستَ ِط‬
Adzan yang dikumandangkan oleh Bilal tidak
mencegah kamu dari makan sahur, dan juga fajar
yang memanjang. Namun yang mencegahmu
makan sahur adalah fajar yang merbak di ufuk. (HR.
Muslim)

muka daftar isi


Halaman 13 dari 20

Bab 2 : Hadits Bermasalah Dengan Logika

Ada beberapa hadits yang 'kurang ngepas' dengan


realitas. Ini tidak bertentangan dengan hadits shahih,
tapi agak sulit dicerna oleh logika akal.
1. Hadits Lalat Masuk ke Minuman
Hadits mencelupkan lalat ke gelas minuman, apakah
wajib diminum juga kah?
2. Bakar Rumah Orang Tidak Berjamaah
Hadits perintah membakar rumah orang yang tidak
jamaah ke masjid. Pertanyaannya seberapa wajib
dilalukan? Dan berapa jumlah rumah shahabat yang
telah dibakar nabi di Madinah saat itu?

‫ب‬َ ‫ط‬َ ‫ب فَيُ ْح‬ ٍ ‫ط‬ َ ‫َواَلَّذِي نَ ْفسِي ِب َي ِد ِه َل َق ْد َه َم ْمتُ أَ ْن آ ُم َر ِب َح‬


‫اس‬َ َّ‫صالَةِ فَيُ َؤذَّ ُن لَ َها ث ُ َّم آ ُم َر َر ُجالً فَ َي ُؤ َّم الن‬ َّ ‫ث ُ َّم آ ُم َر ِبال‬
َ‫صالَةَ فَأ ُ َح ِرق‬ َّ ‫ف إِلَى ِر َجا ٍل الَ يَ ْش َهدُونَ ال‬ َ ‫ث ُ َّم أُخَا ِل‬
‫علَ ْي ِه ْم بُيُوت َ ُه ْم‬
َ
Dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu bahwa
Rasulullah SAW bersabda,'Sungguh aku punya
keinginan untuk memerintahkan shalat dan
didirikan, lalu aku memerintahkan satu orang untuk
jadi imam. Kemudian pergi bersamaku dengan
beberapa orang membawa seikat kayu bakar
menuju ke suatu kaum yang tidak ikut menghadiri
shalat dan aku bakar rumah-rumah mereka dengan
api". (HR. Bukhari dan Muslim).
3. Bunuh Yang Lewat Depan Orang Shalat
muka daftar isi
Halaman 14 dari 20

Hadits perintah membunuh orang lewat depan orang


shalat. Pertanyaan yang sama, seberapa wajib
dikerjakan? Dan berapa jumlah orang yang telah
dicekek mati di masa nabi gara-gara lewat depan orang
shalat?
َ‫ستْ َرةٍ َو ْل َي ْد ُن ِم ْن َها َوال‬ ُ ‫لى‬َ ‫ص ِل ِإ‬ َ ُ‫صلَّى أَ َحدُ ُك ْم فَ ْلي‬ َ ‫ِإذَا‬
ُ‫ع أَ َحدًا يَ ُم ُّر بَ ْينَهُ َوبَ ْينَ َها فَإِ ْن َجا َء أَ َحدٌ يَ ُم ُّر فَ ْليُقَاتِ ْله‬
ْ َ‫يَد‬
ٌ ‫ط‬
‫ان‬ َ ‫ش ْي‬َ ُ‫فَإِنَّه‬
Dari Abu Said Al-Khudri berkata: Rasulullah SAW
bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian
melakukan shalat, maka hendaknya dia bersutrah
dan mendekat kepadanya. Dan janganlah dia
membiarkan seorangpun lewat di depannya, apabila
dia enggan maka perangilah karena dia adalah
setan.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah)
4. Bunuh Hewan Tertentu
Atau hadits yang memerintahkan kita bunuh hewan
fawasiq, spt ular, tikus, anjing hitam, dsb. Maksudnya
bgmn ya, apa tiap ketemu kudu dibunuh? Atau
semuanya kudu dilenyapkan dari peradaban kita?
5. Bunuh Cecak
Hadits yang perintahkan bunuh tokek, kadang
diterjemahkan sbg cecak. Alasannya? Konon dulu
nenek moyangnya meniup api yang membakar nabi
Ibrahim.
Oh ya?
Secara logika, oke lah nenek moyangnya bersalah
jadi kudu dihukum mati. Tapi kenapa keturunannya
muka daftar isi
Halaman 15 dari 20

juga kudu dibunuh juga. Emangnya dosa bisa


diwariskan?
1. Hadits Sa’ad bin Abi Waqqash

َ ‫سلَّ َم أ َ َم َر بِقَتْ ِل ْال َوزَ غِ َو‬


ُ‫س َّماه‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫أَ َّن النَّ ِب‬
َ ‫ي‬
‫فُ َو ْي ِسقًا‬
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash, dia berkata bahwa Nabi
SAW memerintahkan untuk membunuh wazagh.
Dan beliau SAW menjulukinya sebagai fuwaisiq”.
(HR. Muslim).
2. Hadits Abu Hurairah
ٌ‫سنَة‬ َ ‫ض ْربَ ٍة فَلَهُ َكذَا َو َكذَا َح‬ َ ‫غةً فِ ْي أ َ َّو ِل‬ َ َ‫َم ْن قَتَ َل َوز‬
ٌ‫سنَة‬ َ ‫الث َّانِ َي ِة فَلَهُ َكذَا َو َكذَا َح‬ ‫َو َم ْن قَتَلَ َها ِف ْي الض َّْر َب ِة‬
‫فِ ْي الض َّْر َب ِة الثَّا ِلثَ ِة فَلَهُ َكذَا‬ ‫ِلد ُْو ِن ْاأل ُ ْولَى َوإِ ْن قَتَلَ َها‬
‫سنَةٌ ِلد ُْو ِن الثَّانِيَ ِة‬
َ ‫َو َكذَا َح‬
Dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu bahwa
Rasulullah SAW bersabda,”Siapa yang membunuh
wazaghah pada pukulan pertama maka dia akan
mendapatkan pahala sekian dan sekian. Dan siapa
yang membunuhnya pada pukulan yang kedua maka
dia akan mendapatkan kebaikan sekian-dan sekian
di bawah kebaikan yang pertama. Dan siapa yang
membunuhnya pada pukulan ketiga, maka dia akan
mendapatkan kebaikan sekian dan sekian di bawak
kebaikan yang kedua.” (HR. Muslim)
3. Hadits Ummu Syuraik

‫عن أم شريك رضي هللا عنها أن رسول هللا صلى‬


‫ " وكان ينفخ‬:‫ وقال‬،‫هللا عليه وسلم أمر بقتل الوزغ‬
muka daftar isi
Halaman 16 dari 20

‫على إبراهيم عليه السالم‬


Dari Ummu Syarik radhiallahuanha bahwa Nabi SAW
memerintahkan untuk membunuh wazagh. Beliau
menyatakan, “Dahulu wazagh yang meniup dan
memperbesar api yang membakar Ibrahim.” (HR.
Muttafaq ‘alaih).
4. Hadits Aisyah
Pembantu Fakih bin Al-Mughirah bertanya kepada
Aisyah radhiyallahuanha yang membunuh wazagh.

‫دخلت على عائشة رضي هللا عنها فرأت في بيتها‬


‫ يا أم المؤمنين ما‬:‫ فقالت‬،‫رمحاًًُ موضوعة‬
‫ فإن نبي هللا‬،‫ نقتل به األوزاغ‬:‫تصنعين بهذا ؟ قالت‬
‫أخبرنا أن إبراهيم لما ألقي في النار لم يكن في‬
‫ فإنه كان‬،‫إال الوزغ‬، ‫األرض دابة إال أطفأت عنه‬
‫ فأمر رسول هللا صلى هللا عليه وسلم بقتله‬،‫ينفخ عليه‬
Aku mendatangi Aisyah dan melihat di rumah beliau
ada tombak yang menancap. Dia bertanya,"Wahai
Aisyah, apa yang telah Anda lakukan?". Aisyah
menjawab,"Kami membunuh wazagh.
Sesungguhnya Nabi SAW menceritakan bahwa
ketika Nabi Ibrahim diceburkan ke api, semua hewan
melata berupaya mematikan apinya, kecuali
wazagh. Wazagh justru meniupkan api. Maka
Rasulullah SAW memerintahkan untuk membunuh
wazagh. (HR. Ibnu Hibban).
6. Musa Menempeleng Izrail
Hadits Nabi Musa menempeleng Malaikat Izrail

muka daftar isi


Halaman 17 dari 20

sampai picek matanya juga shahih. Gara-garanya si


malaikat mau mencabut nyawa Nabi Musa. Lalu Izrail
lapor kepada Allah.
7. Matahari Menghadap Allah di Malam Hari
Hadits tentang matahari di malam hari menghilang,
ternyata matahari disebutkan telah meninggalkan
dunia menghadap kepada Tuhannya. Oh ya?
8. Dimana Ruh Orang Meninggal
Hadits tentang mayat di kuburan masih mendengar
langkah kaki para pengiringnya. Timbul pertanyaan,
kalau orang matinya nggak dikuburkan, apakah dia
dengar juga? Lalu dimanakah posisi nyawa manusia
setelah dicabut ruhnya? Di kuburan, di tengah manusia
gentayangan? Atau menghadap Allah di langit?
***
Kajian bagaimana memahami hadits dan menarik
kesimpulan hukumnya nampak masih belum banyak
yang membahas. Padahal sudsh berapa banyak orang
baca haditsnya.
Apakah mereka bisa memahaminya?

muka daftar isi


Halaman 18 dari 20

Penutup

muka daftar isi


Halaman 19 dari 20

Profil Penulis

Ahmad Sarwat, Lc.,MA adalah pendiri Rumah Fiqih


Indonesia (RFI), sebuah institusi nirlaba yang bertujuan
melahirkan para kader ulama di masa mendatang,
dengan misi mengkaji Ilmu Fiqih perbandingan yang
original, mendalam, serta seimbang antara mazhab-
mazhab yang ada.
Keseharian penulis berceramah menghadiri
undangan dari berbagai majelis taklim baik di berbagai
masjid, perkantoran atau pun di perumahan di Jakarta
dan sekitarnya. Penulis juga sering diundang menjadi
pembicara, baik ke pelosok negeri ataupun juga
menjadi pembicara di mancanegara seperti Jepang,
Qatar, Mesir, Singapura, Hongkong dan lainnya.
muka daftar isi
Halaman 20 dari 20

Penulis secara rutin menjadi nara sumber pada acara


TANYA KHAZANAH di tv nasional TransTV dan juga
beberapa televisi nasional lainnya.
Namun yang paling banyak dilakukan oleh Penulis
adalah menulis karya dalam Ilmu Fiqih yang terdiri dari
18 jilid Seri Fiqih Kehidupan.

Pendidikan
 S1 Universitas Al-Imam Muhammad Ibnu Suud
Kerajaan Saudi Arabia (LIPIA) Jakarta - Fakultas
Syariah Jurusan Perbandingan Mazhab 2001
 S2 Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta -
Konsentrasi Ulumul Quran & Ulumul Hadis –
2012
 S3 Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta - Prodi
Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IAT)
 email : ustsarwat@yahoo.com
 Hp : 085714570957
 Web : rumahfiqih.com
 https://www.youtube.com/user/ustsarwat
 https://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Sarwat
 Alamat Jln. Karet Pedurenan no. 53 Kuningan
Setiabudi Jakarta Selatan 12940

muka daftar isi

Anda mungkin juga menyukai