Anda di halaman 1dari 12

Geografi tanah mempelajari tentang agihan (penyebaran) jenis tanah di muka bumi dan faktor-

faktor yang menentukan agihannya, yang dipelajari mencakup sifat-sifat tanah, genesa tanah,
klasifikasi tanah, agihan, dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kata 'Geografi' dalam istilah geografi tanah digunakan untuk memberikan kontekspada
system atau metode talaah, tidak memngkonotasikan sebagai ilmu. Geografi tanah adalah ilmu
tanah yang menelaah tanah menurut sudut pandang geografi.

PENGERTIAN TANAH MENURUT PARA AHLI


 J.J. Berzelius (swedia, 1803), tanah adalah sebagai laboratorium kimia tempat proses
dekomposisi dan reaksi kimia yang berlangsung secara tersembunyi.
 Justus Von Liebig (jerman 1840), mengajuka teori keseimbangan hara tanaman (theory
balanchesheet of plan naturation), yang menganggap tanah sebagai tabung reaksi dimana dapat
di ketahui jumlah dan jenis hara tanamannya.
 Fiedrich Fallon (1855), ahli geologi tanah adalah lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batu-
batuan yang telah lapuk.
 Ahli fisika bumi, A.S. Thaer (1909) tanah adalah bahan-bahan yang remah dan lepas-
lepas yang merupakan akumulasi dan campuran berbagai bahan terutama terdiri atas unsur-
unsur Si, Al, Ca, Mg, Fe dan unsur-unsur lainnya.
 Thornbury (1957), seorang ahli geomorfologi tanah sebagai bagian dari permukaan bumi yang
ditandai oleh lapisan yang sejajar dengan permukaaan bumi, sebagai hasil modifikasi oleh
proses-proses fisik, kimiawi, maupun biologis yang bekerja di bawah kondisi yang bermacam-
macam dan bekerja selama periode tertentu.
 Dokuchaiev (Rusia 1855) tanah adalah bentukan-bentukan mineral dan organic dipermukaan
bumi, yang sedikit banyak selalu diwarnai oleh humus, sebagai hasil kegiatan kombinasi bahan-
bahan seperti jasad-jasad baik yang hidup maupun yang mati, bahan induk dan relief.
 C.F. Marbut (Rusia 1914) tanah sebagai lapisan luar kulit bumi yang biasanya bersifat tidak
padu (unconsolidated), gembur mempunyai sifat tertentu yang berbeda dengan bahan di
bawahnya dalam hal warna, struktur, sifat-sifat fisik, susunan kimiawi, proses-proses kimia, sifat
biologi dan morfologinya.
 Schroeder (1984) tanah adalah hasil pengalihragaman (transformation) bahan mineral dan
organik yang berlangsung di muka daratan bumi di bawah pengaruh factor-faktor lingkungan
yang bekerja selama waktu sangat panjang, dan maujud sebagai suatu tubuh dengan organisasi
dan morfologi tertakrifkan (definable).
 SSM-USDA (1989) tanah diartikan sebagai kumpulan tubuh-tubuh alam dipermukaan bumi
yang dibeberapa tempat diubah atau dibuat oleh orang menjadi bentuk-bentuk tertentu, yang
mengandung mahkluk hidup dan menopang atau mampu untuk tumbuh tanaman secara alami.
 Humphry Davy (Inggris 1913), tanah adalah sebagai laboratorium alam yang menyediakan
unsur hara bagi tanaman.
 Romman (Jerman !917) tanah adalah sebagai bahan batuan yang sudah di rombak menjadi
partikel-partikel kecil yang telah berubah secara kimiawi bersama-sama dengan sia-sia tumbuhan
hewan yang hidup di dalam dan di atasnya.
 Wenner (1918), tanah adalah hitam tipis yang menutupi bahan padat kering, terdiri atas partikel-
partikel kecil yang remah dan sisa-sisa vegetasi dan hewan tanah adalah medium bagi tanaman.
 Alfred Mistscherlich (1920), tanah adalah campuran bahan padat berupa partikel-partikel kecil
air dan udara yang mengandung hara dan dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
 Jacob S. Joffe (1949), tanah merupakan benda lam yang tersusun oleh horison-horison yang
terdiri dari bahan-bahan kimia mineral dan bahan organik, biasanya tidak padu dan mempunyai
tebal yang dapat di bedakan dalam hal morfologi fisik,kimia dan biologinya.
 E. Saifudin Sarief (1986) tanah adalah benda alami yang terdapat di permukaan bumi yang
tersusun dari bahn-bahan mineral sebagai hasil pelapukkan batuan dan bahan organik
(pelapukkan sisa tumbuhan dan hewan), yang merupakan medium pertubuhan tanaman dengan
sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor alami, iklim, bahan induk,
jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pembentukkan.
 M. Isa Darmawijaya, tanah merupakan akumulasi alam bebas yang menduduki sebagian planet
bumi yang mampu menumbuhkan tumbuhan dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim
dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induknya dalam keadaan relief tertentu selama
jangka waktu tertentu.
 James (1995), tanah adalah salah satu sistem bumi, yang bersama dengan sistem bumi lainya,
yaitu cair alami dan atmosfer, menjadi inti fungsi, perubahan, dan kemantapan ekosistem.

KOMPONEN TANAH

Komponen tanah antara lain adalah:


1. bahan/material mineral,
2. bahan organik,
3. air, dan
4. udara.

(gambar komponen tanah)


Bahan Penyusun Tanah
Bahan Mineral
Ukuran Bahan Mineral Tanah
 Pasir, dengan ukuran 2mm – 50 mikron
 Debu, dengan ukuran 50 mikron – 2 mikron
 Lempung, dengan ukuran < 2 mikron
 Bahan mineral yang lebih besar dari 2 mm terdiri dari kerikil, kerakal atau batu.

Jenis Bahan Mineral


Mineral primer, yaitu: mineral yang berasal langsung dari batuan yang dilapukkan.
Mineral primer umumnya terdapat dalam fraksi pasir dan debu.

Jenis Mineral Primer dan Unsur Hara


NO mineral unsur hara

1 Kwarsa ( Si O2 ) -

2 Kalsit Ca
3 Dolomit Ca, Mg

4 Feldspar : - Ortoklas k
- Plagioklas

Ca, Mg

5 Mica : - Muskovit k
- Biotit

K, Mg, Fe

6 Amfibole (hornblende) Ca, Mg, Fe, Na

7 Pyroksin (Hyperstin, Augit) Ca, Mg, Fe

8 Olivin Mg, Fe.

9 Leusit k

10 Apatit p

Mineral sekunder, yaitu: mineral bentukan baru yang terbentuk selama proses
pembentukan tanah berlangsung. Mineral sekunder umumnya terdapat dalam fraksi lempung.
Jenis Mineral Sekunder : Fe Oksida, Gibsit (aloksida), Haloisit, Kaolinit, montmorillonit dll
Bahan Organik
Bahan organik umumnya ditemukan dipermukaan tanah.
Pengaruh bahan organik terhadap sifat-sifat tanah adalah :
 Sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah
 Sumber unsur hara N, P, S, unsure mikro dan lain-lainnya.
 Menambah kemampuan tanah untuk menahan air
 Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsure-unsur hara (kapasisas tukar kation tanah
menjadi tinggi).
 Sumber energi bagi mikroorganisme.

Jenis Bahan Organik adalah :


 Organik kasar
 Organik halus atau humus

Air
Beberapa penyebab air dapat berada di dalam tanah adalah sebagai berikut:
 diserap oleh masa tanah,
 tertahan oleh lapisan kedap air,
 karena keadaan drainase yang kurang baik

Fungsi air bagi pertumbuhan tanaman adalah:


 Sebagai unsur hara tanaman
 Sebagai pelarut unsur hara
 Sebagai bagian dari sel-sel tanaman

Persediaan air dalam tanah sangat bergantung pada:


 1. air irigasi
 2. Banyaknya curah hujan
 3. Kemampuan tanah menahan air
 4. Besarnya evapotranspirasi
 5. Tingginya muka air tanah

Air dalam tanah dapat dibedakan menjadi:


 1. Air higroskopis, yaitu air yang diserap oleh tanah dengan sangat kuat, sehingga tidak dapat
digunakan tanaman (terjadi adhesi antara tanah dengan air)
 2. Air Kapiler, air dalam tanah di mana daya kohesi (tarik menarik antara butir-burtir air) dan
daya adhesi (antara air dengan tanah) lebih kuat dari gravitasi
Istilah menentukan jumlah air tersedia bagi tanaman adalah:
 1. Kapasitas Lapang, adalah kondisi tanah yang cukup lembab yang menunjukkan jumlah air
terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi
 2. Titik layu permanen, adalah kandungan air tanah di mana akar-akar tanaman mulai tidak
mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu
 3. Air tersedia, adalah selisih antara kadar air pada kondisi kapasitas lapang dikurangi kadar air
pada titik layu permananen

Udara
Air dan udara bersama-sama mengisi pori-pori tanah. Banyaknya pori-pori di dalam tanah
kurang lebih 50 persen dari volume tanah, sedangkan jumlah air dan udara di dalam tanah
berubah-ubah. Tanah yang tergenang air, maka semua pori-pori tanahnya terisi oleh air,
sedangkan pada tanah lembab atau kering ditemukan air terutama pada pori-pori mikro,
sedangkan udara mengisi pori-pori tanah yang tidak terisi air.

FAKTOR PEMBENTUKKAN TANAH

Syarat terbentuknya tanah


(1) tersedianya bahan asal atau bahan induk, dan
(2) adanya faktor yang mempengaruhi bahan asal atau bahan induk tanah
hingga menjadi tanah
Faktor Pembentukan Tanah (Jenny, 1941)
(1) Iklim,
(2) Organisme,
(3) Bahan Induk,
(4) Relief/Topografi,
(5) Waktu.
Ke lima faktor pembentuk tanah tersebut dapat disajikan dengan rumusan matematik sebagai
berikut:
S = f ( C, O, P, R, T )
Keterangan:
S : Soil (tanah)
C : Climate (iklim)
P : Parent rock (bahan/batuan induk)
T : Time (waktu )
f : factor (faktor)
O : Organism (organisme)
R : Relief (topografi)

Diagram faktor-faktor pembentukan tanah:

Bahan Induk Tanah

 Bahan induk (Jenny, 1941)


keadaan tanah dalam kondisi nol (time zero) dari proses pembentukan tanah
 Sifat-sifat penting yang berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk
(a) tekstur batuan,
(b) struktur batuan,
(c) Kemasaman,
(d) kadar Ca yang dikandung oleh bahan induk
 Batuan yang dapat menjadi bahan induk tanah
batuan beku, terbentuk karena adanya pembekuan magma
Jenis Batuan Beku berdasarkan kandungan Si O2 dibedakan:
 batuan beku yang bersifat masam atau banyak mengandung SiO2, akan menghasilkan tanah yang
masam;
 batuan beku intermedier atau cukup SiO2;
 batuan beku alkalis atau sedikit SiO2, akan menghasilkan tanah-tanah alkalis, tetapi jika curah
hujan tinggi dapat pula membentuk tanah masam.
Pembagian Jenis Batuan Beku

Batuan Jenis Batuan


beku
Batu Rhyo Trachit Dasit Andesit Basalt Pikrit
an lit
Beku (Lipa
Atas rit)
Batu Porfir Porf Porfi Porf Por
an Granit ir r ir fir
Beku Sien Diori Dio Gab
Gang it t rit ro
kwar
sa
Batu Grani Sienit Diori Diorit Gabro Peridotit
an t t
Beku (sieni Kwar
Dalam t –kwarsa) sa

Sifat Makin masam Intermediet Makin


Alkalis
(banyak SiO2) (sedikit
SiO2 , banyak
mineral
kelam )

batuan sedimen
Batuan sedimen tua terdiri dari bahan endapan (umumnya endapan laut) yang sudah
diendapkan berjuta tahun yang lalu, sehingga membentuk batuan yang keras.
Contoh dari batuan endapan yang tua adalah :
 batu gamping, merupakan endapan laut yang banyak mengandung karang laut. Sebagian besar
terdiri dari Ca CO3 (kalsit) dan Ca Mg (CO3)2 atau dolomit.;
 batu pasir, yang banyak mengandung pasir kuarsa atau SiO2 ;
 batu liat ada yang bersifat masam dan ada yang alkalis seperti shale/napal dengan kadar liat yang
tinggi.
batuan metamorf
Batuan beku dan sedimen yan terkena pengaruh tekanan dan suhu yang tinggi akan
menjadi batuan lain (batuan malihan). Batuan metamorfose umumnya bertekstur lembar (foliated
texture) akibat rekristalisasi dari beberapa mineral dan orientasi mineral menjadi parallel
sehingga terbentuk lembar-lembar.

bahan induk organik


Pada daerah hutan yang berawa-rawa atau selalu tergenang air, proses penghancuran
bahan organic berjalan lebih lambat daripada proses penimbunan, sehingga terjadilah akumulasi
bahan organik. Adanya akumulasi bahan-bahan organik akan membentuk tanah organik atau
tanah gambut seperti banyak ditemukan di pantai timur Sumatera, pantai barat, selatan, timur
Kalimantan, dan pada pantai selatan Irian Jaya.
Topografi/ Relief

Topografi suatu daerah dapat mempercepat atau memperlambat pengaruh iklim. Di daerah
yang relatif datar atau cekung kecepatan aliran air lebih lambat dari pada daerah landai atau
daerah miring, sehingga pada daerah yang datar atau cekung pengaruh iklim terhadap
pembentukan tanah tidak/kurang jelas. Pada daerah datar atau cekung dapat dijumpai adanya
tanah yang terbentuk dicirikan oleh warna kelabu atau banyak adanya karatan sebagai akibat
adanya penggenangan air.

Waktu
Adanya proses pembentukan tanah yang terus menerus berlangsung dalam waktu lama, maka
bahan induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa dan tanah tua. Hal
ini dapat dilihat pada gambar 3.2. tentang tingkat perkembangan tanah.
Keterangan:

Bahan Induk

Tanah muda

Tanah dewasa

Tanah Tua

KLASIFIKASI TANAH

Mengklasifikasi tanah merupakan usaha membeda-bedakan tanah berdasarkan atas sifat-


sifat yang
dimilikinya.

Pentingnya Klasifikasi Tanah


 Sifat, tabiat dan kemampuan sesuatu jenis tanah;
 Hubungan antara jenis tanah dengan lingkungannya
 Hubungan antara jenis tanah yang satu dengan jenis tanah yang lain
 Dasar-dasar pembentukan jenis tanah;
 Untuk meramalkan sifat, kemampuan dan keadaan tanah dimasa mendatang.

Macam-macam Klasifikasi Tanah


1. Klasifikasi teknis
Klasifikasi teknis didasarkan pada sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kemampuan
tanah untuk penggunaan tertentu; misalnya klasifikasi kesesuaian untuk pengembangan tanaman
rumput., klasifikasi kesesuaian untuk perkebunan. Klasifikasi tanah didasarkan atas sifat-sifat
fisik tanah yang mempengaruhi tanaman, misalnya tekstur tanah, kemiringan lereng, drainase.

2. Klasifikasi alami
Adalah klasifikasi tanah yang didasarkan pada sifat tanah yang dimilikinya dengan
tidak mengkaitkan terhadap penggunaan tanah. Klasifikasi ini dimaksudkan untuk memberikan
gambaran dasar tentang sifat-sifat fisik tanah, sifat kimia dan mineralogi tanah yang dimiliki
masing-masing kelas yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk pengelolaan bagi
berbagai penggunaan tanah.
Sistem Klasifikasi Tanah

Sistem Klasifikasi Tanah PPT. Bogor


System klasifikasi tanah PPT menggunakan enam kategori, yaitu:
 1. Golongan (order).
 2. Kumpulan (suborder)
 3. Jenis (great group)
 4. Macam (sub group)
 5. Rupa (Famili)
 6. Seri (serie)

Pemberian Nama Tanah PPT. Bogor


Berikut ini, contoh pemberian nama tanah menurut system PPT, Bogor:
Golongan : dengan perkembangan profil
Kumpulan : Horison ABC
Jenis tanah : Latosol
Macam Tanah : Latosol Humik
Rupa : Latosol humik, tekstur halus, drainase baik
Seri : Bogor (Latosol Humik,tekstur liat, drainase baik).

Sistem Klasifikasi FAO/UNESCO

Sistem ini di buat dalam rangka penyusunan peta tanah dunia oleh FAO/ UNESCO. Di
sini telah dikembangkan suatu system klasifikasi dengan dua kategori. Kategori pertama kurang
lebih setara dengan kategori Great group, sedangkan kategori yang kedua mirip dengan kategori
Sub Group dalam system taksonomi tanah menurut USDA. Untuk kategori yang lebih tinggi atau
yang lebih rendah dari kedua kategori tersebut tidak dikembangkan.

Ciri-ciri pokok horison diagnostik pada sistem klasifikasi FAO/UNESCO meliputi


 Horison H (Histik)
 Horison A (Molik)
 Horison A (Umbrik)
 Horison A (Okrik)
 Horison B (Argilik)
 Horison B (Natrik)
 Horison B (Nambik)
 Horison B (Spodik)
 Horison Klasik
 Horison Gipsik
 Horison Sulfuruk
 Horison E Albik
Pemberian Nama Tanah
Berikut ini beberapa contoh klasifikasi menurut system ini:
1. Great Group : Regosol
Subgroup : Eutric regosol
2. Great Group : Gleysol
Subgroup : Mollic Gleysol
3. Great Group : Luvisol
Subgroup : Calsic Luvisol

Nama-nama tanah yang dijumpai menurut system FAO / UNESCO Fluvisol, Gleysol,
Regosol, Lithosol, Aremosol, Rendzina, Ranker, andosol, Vertisol, Solonetz, Yermosol,
Merosol, Kastamozem, Chernozem, Chaeozem, Greyzem, Cambisol, Luvisol, Podsoluvisol,
Podsol, Planosol, Corisol, Nitosol, Ferralsol, dan Histosol.

Sistem Taksonomi Tanah USDA


System klasifikasi ini diterbitkan oleh Soil Survey Staff USDA, tahun 1975 dan merupakan
system yang sama sekali baru, baik dalam pemberian nama maupun rancangannya. Sifat-sifat
penciri dari masing-masing tanah adalah sifat-sifat tanah itu sendiri, sedangkan faktor genesa
tidak diketemukan
Sistem ini mempunyai 6 kategori tanah yaitu: Order, Sub order, Great group, Subgroup,
Family dan Seri.
Horison-horison diagnostik meliputi :
 Horison Permukaan (Epipedon) meliputi horison molik, antropik, umbrik, histik, plagen
tebal, okrik tipis/berwarna muda
 Horison Tanah Bawah (Subsurface Horison) meliputi horison argilik, natrik, agrik, spodik,
plasik tipis, kambik, duripan, fragipan, oksik, albik, kalsik, gipsik, petrokalsik, petrogipsik, salik,
dan sulfurik
 Horison Untuk bahan Organik meliputi fibrik, saprik, humiluvik, limnik,dan hemik.
Arti Nama-Nama Tanah Dalam Kategori Order Menurut Sistem Taksonomi Tanah
USDA, dan akhiran untuk kategori yang lebih rendah

Nama Akhiran untuk Arti Asal Kata


Order Kategori Lain

ENTISOL ENT Dari recent, artinya baru


EPT Dari inceptum, artinya permulaan
INCEPTISOL
VERTISOL ERT Dari Verto artinya berubah
ARIDISOL ID Dari aridus yang artinya sangat kering

MOLLISOL OLL Dari mollis, yang artinya lunak

SPODOSOL OD Dari spodus, yang artinya debu


ALFISOL ALF Dari Al dan Fe
ULTISOL ULT Dari Ultimus, yang artinya akhir
OXISOL OX Dari Oxide, artinya oksida
HISTOSOL IST Dari Histos, yang artinya jaringan

Ciri-ciri diagnostik utama


 Tidak terdapat horizon-horison nyata entisol
 Terdapat horizon kambik, horizon umbrik inceptisol
 Terdapat molik horizon mollisol
 Dengan ciri horizon spodik spodosol
 Dicirikan oleh horizon argilik Alfisol
 Dengan kejenuhan basa < 50 %.
 Dengan horizon argilik, akan tetapi kejenuhan basa <50% Ultisol
 Terdapat horizon Oksik Oxisol
 Mengandung kadar organic tinggi Histosol
 Dicirikan oleh lempung retak-retak Vertisol
 Ciri kering atau salin

MORFOLOGI TANAH

Morfologi tanah merupakan sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang,
serta menunjukkan sejumlah fakta yang dapat menjelaskan tentang proses pembentukan tanah.

ketajaman peralihan horizon dibedakan menjadi beberapa tingkatan:


 Tingkatan nyata (lebar peralihan kurang dari 2,5 cm).
 Jelas (lebar peralihan 2,5 – 6,5 cm).
 Berangsur-angsur (lebar peralihan 6,5 –1 2,5cm).
 Baur (lebar peralihan lebih dari 12,5 cm)
Selain itu bentuk topografi dari batas horizon tersebut dapat rata, berombak, tidak teratur atau
terputus-putus, Seperti terlihat pada gambar 4 berikut:

bentuk topografi batas horizon:

Rata-Berombak-Tidak teratur-Terputus

Untuk mempermudah dalam mempelajari masing-masing horizon tanah, maka masing-masing


horizon tanah diberikan singkatan atau diberi symbol dengan aturan sebagai berikut:
 Simbol huruf besar O, A, B, C, dan R, digunakan untuk horizon genetik utama.
 Masing-masing horizon dibagi lagi menjadi horizon-horison yang terperinci dengan diberi
symbol angka 1, 2, 3 di belakang symbol horizon utama.
 Simbol tambahan dengan huruf-huruf kecil di belakang symbol angka yang menyatakan
keistimewaan horizon tersebut, misalnya A2 g, B2 ca, C2 cs, dan sebagainya.
 Simbol dengan angka Romawi di muka symbol horizon utama yang menunjukkan
ketidakmerataan akibat perbedaan lapisan geologi.
 Apabila terdapat urutan horizon tanah teratur lebih dari satu, maka untuk yang kedua diberi tanda
petik, misalnya A”2, B”2, B”3 dan sebagainya.
Masing-masing horizon tanah, secara lebih dalam dapat dijelaskan sebagai berikut:
 O : Horison organik adalah lapisan tanah yang sebagian besar terdiri atas bahan organik, baik
masih segar maupun sudah membusuk dan terbentuk di bagian paling atas, yaitu di atas horizon
mineral.
 O1 : Horison Organik yang bahan organiknya masih memiliki ciri dan bentuk terlihat jelas
dengan mata serupa dengan bahan asalnya
 O2 : Horison sisa tumbuhan atau hewan yang sedang atau telah mengalami pelapukan sehingga
tidak menampakkan lagi ciri dan bentuk asalnya.
 A : Horison mineral yang paling atas, yang dibedakan menjadi A1, A2 dan A3.
 A1 : Horison mineral yang terbentuk pada bagian paling atas, menampakkan ciri percampuran
bahan mineral dengan bahan organik.
 A2 : Horison mineral yang menampakkan ciri tercuci paling maksimal, yang disebut horizon
Eluviasi.
 A3 : Horison peralihan ke horizon B atau C dengan ciri lebih mendekati horizon A2.
B : Horison mineral yang ditandai oleh adanya penimbunan basa, lempung, besi, aluminium
atau bahan organik yang masing-masing secara tersendiri atau secara bersama-sama tercuci oleh
horizon A di atasnya, sebagai konsentrasi residu sesquioksida atau lempung yang terbentuk
karena larutnya karbonat atau garam-garam lain, merupakan tempat perubahan bahan dari
keadaan asalnya,terbentuk struktur granuler, gumpal dan tiang.

SIFAT KIMIA TANAH


Beberapa sifat kimia tanah adalah sebagai berikut:
Derajat Kemasaman Tanah (pH)
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan
dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam
tanah. Makin tinggi kadar ion H+ didalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah
selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan
banyaknya H+. pada tanah-tanah masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedang pada
tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- ,
maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7.

C-Organik
Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang berperan dalam
menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian. Hal ini dikarenakan bahan organik dapat
meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun biologi tanah. Penetapan kandungan bahan
organik dilakukan berdasarkan jumlah C-Organik (Anonim 1991).
Bahan organik tanah sangat menentukan interaksi antara komponen abiotik dan biotik
dalam ekosistem tanah. Musthofa (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kandungan
bahan organik dalam bentuk C-organik di tanah harus dipertahankan tidak kurang dari 2 persen,
Agar kandungan bahan organik dalam tanah tidak menurun dengan waktu akibat proses
dekomposisi mineralisasi maka sewaktu pengolahan tanah penambahan bahan organik mutlak
harus diberikan setiap tahun. Kandungan bahan organik antara lain sangat erat berkaitan dengan
KTK (Kapasitas Tukar Kation) dan dapat meningkatkan KTK tanah. Tanpa pemberian bahan
organik dapat mengakibatkan degradasi kimia, fisik, dan biologi tanah yang dapat merusak
agregat tanah dan menyebabkan terjadinya pemadatan tanah (Anonim 1991).



Diposting oleh Fransischa
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

3 KOMENTAR:

mang tirta mengatakan...

sebutkan bagian2 tanah beserta ciri2nya, dan kenapa ciri2 trsbut berpengaruh terhadap suhu?

3 MARET 2013 04.56

Refhani Ackbar mengatakan...

numpang copy yaaa ,, makasieh ^^

25 SEPTEMBER 2013 19.55

inna quen mengatakan...

daftar pustakanya di tampilkan,,,, karena kita juga perlu tw bukunya dan penerbitnya y...

Anda mungkin juga menyukai