Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PROYEKSI SEKTOR PERTANIAN

DI PROVINSI MALUKU UTARA

Disusun oleh :
Karmila Ibrahim
Dosen Fakultas Pertanian – Universitas Khairun

Abstract

Analisis LQ Sektor pertanian, subsektor tanaman pangan, perkebunan,


kehutanan dan perikanan merupakan subsektor unggulan. namun keunggulan alokasi
yang bernilai negatif menunjukkan bahwa subsektor perkebunan tidak memiliki
keunggulan alokasi tapi memiliki keunggulan kompetitif, sehingga subsektor
perkebunan merupakan subsektor unggulan pada sektor pertanian di Provinsi Maluku
Utara. Dari analisis trend kontribusi sektor pertanian menunjukkan kecendrungan garis
trend yang negatif, artinya bahwa trend kontribusi PDRB sektor pertanian menurun.

Kata Kunci : LQ, Pertanian

PENDAHULUAN
ikut berpastisipasi dalam proses produksi di
Latar Belakang daerah tersebut. Penghitungan pendapatan
Pembangunan pertanian sebagai ini menggunakan konsep domestik yang
bagian integral dari Pembangunan Nasional berarti seluruh nilai tambah yang
mempunyai peranan yang strategis dalam ditimbulkan oleh berbagai sektor atau
pemulihan ekonomi nasional. Peranan lapangan usaha yang melakukan kegiatan
strategis tersebut khususnya adalah dalam usaha diwilayah atau region dimasukkan
peningkatan pendapatan daerah, penyediaan tanpa memperhatikan pemilikan atas faktor
pangan, penyediaan bahan baku industri, produksi (BPS, 2005).
peningkatan ekspor dan devisa negara, Provinsi Maluku Utara merupakan
penyediaan kesempatan kerja dan Provinsi kepulauan dengan luas total
kesempatan berusaha, peningkatan wilayah 145.801,1 km2., sebagian besar
pendapatan petani dan kesejahteraan merupakan wilayah laut, yaitu seluas
masyarakat. Salah satu cara untuk 100.731,44 km2 (69,08%), sisanya
mengetahui keberhasilan pembangunan seluas 45.069,66 km2 (30,92%) adalah
pertanian adalah dengan menganalisis daratan. Provinsi Maluku Utara terbagi
pendapatan suatu daerah. Analisa
pendapatan tersebut bisa berupa analisis
menjadi 7 Kabupaten dan 2 kota. Dari
internal Pendapatan Domestik Regional hasil Survei Penduduk Antar Sensus
Bruto (PDRB) ataupun dengan Pendapatan (Supas) 2006, diketahui bahwa jumlah
Domestik Bruto (PDB). PDB adalah penduduk Maluku Utara sebanyak
kemampuan suatu negara dalam 919.160 jiwa yang terdiri dari 469.874
menghasilkan pendapatan atau balas jasa jiwa laki-laki dan 449.286 jiwa
kepada faktor-faktor yang ikut perempuan. Secara keseluruhan
berpartisipasi dalam proses produksi negara penggunaan lahan untuk tanaman
tersebut. PDRB adalah kemampuan suatu pangan seluas 178.886 Ha, tanaman
daerah dalam menghasilkan pendapatan perkebunan seluas 3,199.932 Ha, dan
atau balas jasa kepada faktor-faktor yang

21
kawasan hutan seluas 3,184.725 Ha. tertentu, sehingga kemajuan pada suatu
Provinsi Maluku Utara didominasi oleh sektor tidak akan bisa terwujud tanpa
penggunaan lahan hutan dan lahan dukungan sektor yang lain.
perkebunan. Dengan penggunaan lahan, Sektor pertanian provinsi Maluku
struktur ekonomi Maluku Utara Tahun Utara masih berperan penting dalam
2005 didominasi oleh tiga sektor yaitu perekonomian Maluku Utara, baik
sektor Pertanian, sektor Perdagangan, dalam kontribusi sumbangan sektor
Hotel dan Restoran serta sektor Industri pertanian terhadap keseluruhan PDRB
Pengolahan (BAPPEDA, 2006). Provinsi dan juga kemampuannya
Struktur ekonomi Maluku Utara dalam menyerap tenaga kerja yang ada.
ditunjukkan melalui peranan setiap sektor Pembangunan pertanian pada masing-
terhadap total PDRB. Kontribusi tersebut masing subsektor memperkuat petani,
mencerminkan kemampuan setiap sektor pelaku agribisnis lainnya dan aparatur
dalam menciptakan barang dan jasa dalam pertanian dengan memanfaatkan
rangka pembentukan nilai tambah.
Pertumbuhan ekonomi Maluku Utara tahun
keunggulan subsektor masing-masing
2006 sebesar 5,48% yaitu karena terjadi daerah kabupaten/Kota.
kenaikan PDRB atas dasar harga konstan Berdasarkan latar belakang dan
dari 2.236,80 milyar rupiah pada tahun uraian diatas maka dapat dirumuskan
2005 menjadi 2.359,48 milyar rupiah. Jika permasalahan sebagai berikut :
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, 1. Apakah yang menjadi subsektor
pertumbuhan ekonomi tahun 2006 lebih unggulan pertanian di tingkat
tinggi dari tahun 2005 yaitu Provinsi Maluku Utara.
pertumbuhannya sebesar 5,10% (BPS, 2. Bagaimana trend sub sektor
2006). Meningkatnya pertumbuhan pertanian di Provinsi Maluku
ekonomi Maluku Utara tahun 2006 Utara
diantaranya didorong oleh pertumbuhan
positif di seluruh sektor, terutama pada Tujuan Penelitian
sektor bangunan/konstruksi dengan 1. Untuk mengetahui subsektor
pertumbuhan terbesar yaitu 11,35% unggulan sektor pertanian
(BPS, 2006). Adapun sektor pertanian Provinsi Maluku Utara
yang merupakan sektor unggulan 2. Untuk mengetahui trend
Maluku Utara hanya mengalami subsektor pertanian di Provinsi
pertumbuhan 4,75% dengan PDRB Maluku Utara
sebesar 830,361 milyar rupiah (BPS,
2006).
METODE PENELITIAN
Perumusan Masalah
Dalam proses pembangunan Metode Dasar Penelitian
diperlukan konsep keterpaduan antar Metode dasar yang digunakan
sektor pertanian maupun non pertanian. dalam penelitian ini adalah metode
Secara ideal, output suatu sektor akan deskriptif analitis. Penelitian deskriptif
digunakan sebagai input bagi sektor adalah studi untuk menemukan fakta
lain, dengan demikian terdapat dengan interpretasi yang tepat
hubungan yang saling mempengaruhi berdasarkan data-data, bersifat
diantara sektor dalam suatu eksploratif yang bertujuan untuk
perekonomian pada kurun waktu

22
mengenal fenomena untuk penelitian Konseptualitas dan Pengukuran
selanjutnya. Variabel
Beberapa istilah yang digunakan
Metode Penentuan Obyek Penelitian dalam penulisan ini adalah :
Pemilihan sektor yang diteliti 1. Produk Domestik Regional
dilakukan secara purposif, yaitu dengan bruto (PDRB) adalah jumlah
sengaja sektor yang akan diteliti untuk nilai barang dan jasa yang
menggambarkan beberapa sifat dari dihasilkan oleh berbagai unit
sektor tersebut. Sektor pertanian dan produksi pada suatu wilayah
subsektornya dipilih karena sektor dalam jangka waktu tertentu
pertanian merupakan sektor andalan (biasanya 1 tahun), (BPS,
disebagian besar wilayah Maluku Utara. 2005).
2. Produk Domestik Regional
Teknik Pengumpulan Data Bruto (PDRB) atas dasar harga
Teknik pengumpulan data yang konstan adalah jumlah seluruh
dilakukan adalah melalui pencatatan agregat ekonomi yang dinilai
dan pengumpulan data sekunder atas dasar harga yag terjadi pada
maupun informasi dari instansi yang tahun dasar yaitu dalam hal ini
terkait seperti BPS, BAPPEDA, Dinas tahun 2000,.(BPS, 2005).
Pertanian dan Tanaman Pangan, Dinas 3. Subsektor pertanian adalah
Perikanan dan Kelautan, dan Dinas merupakan bagian dari sektor
Kehutanan di wilayah Provinsi Maluku menurut lapangan usaha yang
Utara serta instansi lainnya yang terkait ada dalam PDRB.
dengan penelitian ini. 4. Sektor unggulan adalah sektor
yang dapat mendorong
Jenis Data pertumbuhan ekonomi wilayah
Data yang diperlukan adalah atau sektor yang dapat
PDRB atas dasar harga konstan tahun menghasilkan produk maupun
2000 untuk Provinsi dan penyedia jasa dari luar wilayah.
Kabupaten/Kota di Maluku Utara. (Zam,2002).
5. Sektor non unggulan adalah
Asumsi dan Pembatasan Masalah sektor yang menghasilkan
1. Data yang dipergunakan adalah produk hanya untuk memenuhi
PDRB sektor dan subsektor kebutuhan konsumsi lokal.
pertanian berdasarkan harga (Zam, 2002).
konstan tahun dasar 2000. 6. Laju pertumbuhan ekonomi
2. Penelitian dibatasi adalah proses perubahan output
berdasarkan data selama 6 per kapita dalam jangka
tahun yaitu periode tahun panjang. (Zam, 2002).
2000-2006 untuk Provinsi 7. Keunggulan kompetitif adalah
dan Kabupaten/Kota di kemampuan suatu daerah atau
Provinsi Maluku Utara. wilayah untuk memasarkan
produknya diluar daerah yang
disebabkan oleh adanya
sumberdaya alam yang dimiliki

23
wilayah tersebut. (Tarigan, yang dapat digunakan adalah linier,
2005). kuadratik, logaritmik dan eksponensial.
Modelnya adalah sebagai berikut.
Metode Analisis (Supranto, 2000). Modelnya adalah sebagai
berikut.
Identifikasi Subsektor Basis
1. Y = a0 + a1T
1. Analisis Location Quotient (LQ)
2. Y = a0 + a1T + a2T2
Analisis LQ merupakan salah satu
3. Y = a0 + a1T + a2T2 + a3T3
pendekatan tidak langsung yang digunakan
4. Log Y = a0 + a1 log T
untuk mengetahui apakah suatu sektor atau
Keterangan :
komoditas merupakan sektor basis atau
Y : PDRB
non-basis. Dengan kata lain, nilai LQ akan
a0 : Konstanta/Intersep
memberikan indikasi kemampuan suatu
an : Koefisien/Slope
daerah dalam menghasilkan suatu
T : Waktu
komoditas, apakah mempunyai potensi
Pengujian model dilakukan dengan
untuk mensuply daerah lain, mendatangkan
uji R2, uji F dan uji t (Gujarati,1999). Uji R2
dari daerah lain, atau dalam keadaan
dilakukan untuk mengetahui sebaik mana
seimbang (Isard, 1960). Secara matematis
garis regresi sampel mencocokkan data.
formula LQ adalah sebagai berikut:
Nilai R2 menyatakan proporsi variasi dalam
Yij / Y j
LQ = variabel tidak bebas yang dijelaskan oleh
Yi / Y variabel yang menjelaskan. Bila nilai R2
Keterangan : semakin mendekati 1 artinya garis regresi
Yij : PDRB sektor/subsektor i di Provinsi semakin baik. Rumus uji R2 adalah sebagai
Maluku Utara berikut :
Yj : Total PDRB Provinsi Maluku Utara ∑(Yˆ − Y ) 2 ESS
Yi : PDRB sektor/subsektor i di tingkat R2 = =
∑(Yt − Y ) 2 TSS
Nasional
Y : Total PDRB di tingkat Nasional Keterangan :
Dari hasil perhitungan LQ dapat diketahui ESS : Explained Sum of Square atau
bahwa : jumlah kuadrat dijelaskan
1. Jika LQ > 1, berarti sektor tersebut RSS : Residual Sum of Square atau jumlah
merupakan sektor basis atau sektor kuadrat sisa
unggul di Provinsi Maluku Utara TSS : Total Sum of Square atau jumlah
2. Jika LQ < 1, berarti sektor tersebut kuadrat total ESS + RSS
merupakan sektor non basis atau sektor Uji F digunakan untuk mengetahui
non unggul. pengaruh semua variabel bebas secara
bersama-sama terhadap variabel tidak
2. Analisis Proyeksi PDRB bebas. Rumus uji F adalah :
Proyeksi angka PDRB dilakukan Ho : β1 = 0
dengan membuat persamaan trend PDRB. H1 : β1 ≠ 0
Garis trend pada dasarnya adalah garis ESS /(k − 1)
F.hit : , F.tabel : (α, k-1, n-
regresi variabel bebas (x) merupakan RSS /(n − k )
variabel waktu. Garis regresi maupun trend k)
dapat berupa garis lurus (linier Keterangan :
regression/trend) maupun tidak lurus (non n : jumlah sampel
linier regression trend). Garis trend dapat k : jumlah variabel
dipergunakan untuk membuat ramalan yang Kriteria pengujian :
sangat diperlukan untuk dasar perumusan Ho di tolak jika F hit > F tabel
perencanaan, analisis yang digunakan Ho di terima jika F hit < F tabel
adalah analisis regresi sederhana. Fungsi

24
Uji t digunakan untuk mengetahui unggulan dalam perekonomian Maluku
pengaruh hubungan antara variabel bebas Utara antara lain dengan menggunakan
terhadap variabel tidak bebas. Rumusnya analisis Location Quotient. Analisis ini
sebagai berikut : digunakan untuk menentukan sektor
Ho : β1 = 0 atau subsektor yang merupakan sektor
H1 : β1 ≠ 0 yang dapat mengekspor dalam
βi perekonomian Maluku Utara. LQ
t.hit = , F.tabel : (α/2, N-k)
se( βˆi ) adalah suatu indikator sederhana yang
Keterangan : menunjukkan kekuatan atau besar
βi : parameter yang diestimasi kecilnya peranan suatu subsektor pada
seβ̂ i : standard error parameter yang daerah dibandingkan dengan peranan
subsektor yang sama di daerah referensi
diestimasi
(Nasional).
Kriteria pengujian :
Ho di tolak jika t hit > t tabel
Ho di terima jika t hit < t tabel 1. Location Quotient
Penggunaan teknik analisis
PEMBAHASAN Location Quotient (LQ) merupakan cara
sederhana untuk mengetahui
Identifikasi Subsektor Unggulan dan kemampuan Provinsi Maluku Utara
Non Unggulan Sektor Pertanian dalam menentukan sektor atau
Perekonomian daerah sangat subsektor unggulan dengan
dipengaruhi oleh jumlah sektor yang membandingkannya dengan sektor atau
memiliki keunggulan (sektor unggulan) subsektor yang sama pada tingkat
yaitu sektor yang berpotensi untuk nasional.
mengembangkan daerah. Sektor Hasil analisis Location Quotient
unggulan menghasilkan barang dan jasa (LQ) terhadap PDRB Provinsi Maluku
baik untuk pasar di daerah maupun di Utara selama periode penelitian (2000-
luar daerah. Penjualan barang dan jasa 2006) dapat dilihat pada Tabel 4.1.1
akan meningkatkan pendapatan daerah yang menyajikan hasil analisis LQ
dan masyarakat setempat. sektor pertanian dan subsektornya.
Untuk mengetahui sektor maupun
subsektor pertanian yang menjadi

25
Tabel 1. Hasil Analisis Location Quotient (LQ) Sektor Pertanian Provinsi Maluku
Utara Tahun 2000-2006.
Sub Sektor 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Rata- Krit
rata
Pertanian 2.14 2.03 2.09 2.15 2.16 2.23 2.29 2.16 U
a.Tanaman Pangan 1.14 1.11 1.14 1.15 1.16 1.19 1.20 1.16 NU
b. Perkebunan 6.29 6.32 6.31 6.58 6.69 6.99 7.31 6.64 U
c.Peternakan 0.89 0.71 0.72 0.71 0.71 0.72 0.71 0.74 NU
d. Kehutanan 1.45 1.73 1.89 1.97 1.97 2.23 2.47 1.97 U
e. Perikanan 2.61 1.94 2.00 1.98 1.98 1.95 1.93 2.05 U
Sumber : Data Sekunder diolah (2008).
Keterangan : U : Unggulan NU : Non Unggulan

Tabel 1 diketahui bahwa sektor merupakan salah satu faktor sektor


pertanian memiliki koefisien LQ lebih perkebunan dan tanaman pangan maju
dari satu yaitu 2.16, ini menunjukkan dan tumbuh cepat, luas hutan dan
bahwa sektor pertanian merupakan potensi sumberdaya hutan yang dimiliki
sektor unggulan di Provinsi Maluku memacu subsektor kehutanan lebih
Utara yang mampu memenuhi maju. Subsektor perikanan merupakan
kebutuhan daerah, juga dapat salah satu sektor andalan disamping
mengekspor ke daerah lain. Sektor potensi kelautan yang dimiliki,
pertanian terdiri dari lima subsektor, perikanan merupakan mata pencaharian
sebagian merupakan subsektor andalan masyarakat Maluku Utara,
unggulan yaitu subsektor Tanaman namun dalam pemeliharaan dan
Pangan, Tanaman Perkebunan, pengolahan hasil laut sendiri masih
Kehutanan dan Perikanan, masing – bersifat sederhana dan cara
masing memiliki nilai koefisien LQ penangkapan hasil laut yang dapat
lebih dari satu yaitu 1, 16; 6,64; 1,97 mengancam ekosistem dan biota laut
dan 2,05. Kecuali subsektor peternakan sehingga subsektor perikanan adalah
dengan nilai koefisien LQ kurang dari subsektor yang maju tapi tertekan.
satu yaitu 0,74. Bahwa keeempat
subsektor tersebut dapat menunjang Trend Kontribusi Sektor Pertanian
sektor pertanian Maluku Utara. PDRB Provinsi Maluku Utara
Subsektor peternakan masuk 1. Sektor Pertanian
dalam kualifikasi relatif tertinggal Analisis trend dilakukan pada
karena kontribusinya yang lebih kecil kontribusi PDRB sektor pertanian dan
dari subsektor yang sama ditingkat subsektor pertanian Provinsi Maluku
nasional maupun laju pertumbuhan Utara atas dasar harga konstan tahun
subsektornya yang lebih kecil dari laju 2000. Trend sektor pertanian mengikuti
pertumbuhan subsektor peternakan di pola trend kuadratik, uji persamaannya
tingkat nasional. Potensi lahan yang adalah signifikan pada tingkat
dimiliki serta mayoritas masyarakat kepercayaan 95%. Hasil analisis sektor
petani yang mengusahakan tanaman pertanian lengkapnya dapat dilihat pada
perkebunan dan tanaman pangan tabel Anova dibawah ini.

26
Tabel 2. Variabel, Koefisien dan Hasil PDRB Maluku Utara Tahun
Perhitungan Anova Kontribusi 2000-2006.
Sektor Pertanian PDRB Variabel Koefisien T hitung Sign T
Maluku Utara Tahun 2000- Konstanta 10,084*** 208,544 0,000
2006. T -0,131*** -12,122 0,000
Variabel Koefisien T hitung Sign T
R2 : 0,967 F hitung : SE :
Konstanta 35,226*** 120,226 0,000
146,944 0,057
T 0,478** 2,849 0,046 R2 : 0,961 Sign F :
T2 -0,071** -3,453 0,026 adjusted 0,000
R2 : 0,819 F hitung SE : Sumber : Data Sekunder diolah (2008).
: 9,043 0,188 Keterangan :
R2 : 0,728 Sign F *** signifikan pada tingkat kepercayaan 99%
adjusted : 0,033 Hasil uji t menunjukkan bahwa
Sumber : Data Sekunder diolah (2008). konstanta T signifikan pada tingkat
Keterangan :
kepercayaan 99%. R2 persamaannya
** signifikan pada tingkat kepercayaan 95%
*** signifikan pada tingkat kepercayaan 99% adalah 0,967 artinya bahwa 96,7%
variasi kontribusi subsektor tanaman
Hasil uji t menunjukkan bahwa pangan dapat dijelaskan oleh variabel
konstanta T dan T2 signifikan pada waktu yang dimasukkan dalam model,
tingkat kepercayaan 95%. R2 sedangkan 3,3% dapat dijelaskan oleh
persamaannya adalah 0,819 artinya variabel lain. Garis trend yang negatif
bahwa 81,9% kontribusi sektor menunjukkan bahwa kontribusi
pertanian dapat dijelaskan oleh waktu subsektor tanaman pangan terhadap
yang dimasukkan dalam model, PDRB sektor pertanian cenderung
sedangkan 18,1% dijelaskan oleh menurun.
variabel lain. Garis trend yang negatif 2. Subsektor Perkebunan
menunjukkan bahwa kontribusi sektor Trend subsektor perkebunan
pertanian terhadap PDRB pada masa mengikuti pola trend logaritmik, uji
yang akan datang cenderung menurun. persamaannya adalah signifikan pada
Potensi sumberdaya alam yang tingkat kepercayaan 99%. Hasil analisis
melimpah namun tidak didukung subsektor perkebunan lengkapnya dapat
dengan pengolahan, serta penggunaan dilihat pada tabel Anova dibawah ini.
tekonologi yang tepat guna akan Tabel 4. Variabel, Koefisien dan Hasil
menyebabkan penurunan produksi pada Perhitungan Anova Kontribusi
sektor pertanian. Subsektor Perkebunan PDRB
1. Subsektor Tanaman Pangan Maluku Utara Tahun 2000-
Trend subsektor tanaman pangan 2006.
mengikuti pola trend linier, uji Variabel Koefisien T hitung Sign T
persamaannya adalah signifikan pada Konstanta 16,995*** 108,932 0,000
tingkat kepercayaan 99%. Hasil analisis T 0,386** 3,401 0,019
subsektor tanaman pangan lengkapnya
dapat dilihat pada tabel Anova dibawah R2 : 0,698 F hitung : SE :
11,564 0,191
ini. R2 : 0,638 Sign F :
Tabel 3. Variabel, Koefisien dan Hasil adjusted 0,019
Perhitungan Anova Kontribusi Sumber : Data Sekunder diolah (2008).
Subsektor Tanaman Pangan Keterangan :
*** signifikan pada tingkat kepercayaan 99%

27
Hasil uji t menunjukkan bahwa bahwa 96,3% variasi kontribusi
konstanta T signifikan pada tingkat subsektor peternakan dapat dijelaskan
kepercayaan 95%. R2 persamaannya oleh variabel waktu sedangkan 3,7%
adalah 0,698 artinya bahwa 69,8% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang
variasi kontribusi subsektor perkebunan dimasukkan dalam model. Garis trend
dapat dijelaskan oleh variabel waktu yang negatif menunjukkan bahwa
yang dimasukkan dalam model, kontribusi subsektor peternakan
sedangkan 30,2% dapat dijelaskan oleh terhadap PDRB cenderung menurun.
variabel lain. Garis trend yang positif 5. Subsektor Kehutanan
menunjukkan bahwa kontribusi sektor Trend sektor pertanian mengikuti
pertanian terhadap PDRB cenderung pola trend logaritmik, uji persamaannya
meningkat. Mayoritas petani yang adalah signifikan pada tingkat
mengusahakan tanaman perkebunan, kepercayaan 90%. Hasil analisis
sebagai mata pencaharaian utama subsektor kehutanan lengkapnya dapat
mendorong pemerintah daerah dilihat pada tabel Anova dibawah ini.
mengupayakan teknologi sehingga
dapat meningkatkan produksi tanaman Tabel 6. Variabel, Koefisien dan Hasil
perkebunan. Perhitungan Anova Kontribusi
4. Subsektor Peternakan Subsektor Kehutanan PDRB
Trend subsektor peternakan Maluku Utara Tahun 2000-
mengikuti pola trend kuadratik, uji 2006.
persamaannya adalah signifikan pada
tingkat kepercayaan 99%. Hasil analisis Variabel Koefisien T hitung Sign T
sektor peternakan lengkapnya dapat Konstanta 2,346*** 102,854 0,000
dilihat pada tabel Anova dibawah ini. T 0,029* 1,759 0,139
Tabel 5. Variabel, Koefisien dan Hasil
Perhitungan Anova Kontribusi R2 : 0,382 F hitung SE :
Subsektor Peternakan PDRB : 3,096 0,028
R2 : 0,259 Sign F
Maluku Utara Tahun 2000- adjusted : 0,139
2006. Sumber : Data Sekunder diolah (2008).
Keterangan :
Variabel Koefisien T hitung Sign T *** signifikan pada tingkat kepercayaan 99%
Konstanta 1,514*** 70,187 0,000 *signifikan pada tingkat kepercayaan 90%
T 0,032** -4,650 0,059
T2 -0,007** 2,609 0,010 Hasil uji t menunjukkan bahwa
R2 : 0,963 F hitung : SE :
52,634 0,014 konstanta T signifikan pada tingkat
R2 : 0,945 Sign F : kepercayaan 90%. R2 persamaannya
adjusted 0,001 adalah 0,382 artinya bahwa 38,2%
Sumber : Data Sekunder diolah (2008). variasi kontribusi subsektor kehutanan
Keterangan : dapat dijelaskan oleh variabel waktu
** signifikan pada tingkat kepercayaan 95%
*** signifikan pada tingkat kepercayaan 99%
yang di masukkan dalam model,
sedangkan 61,8% dapat dijelaskan oleh
Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel lain. Garis trend yang positif
konstanta T dan T2 signifikan pada menunjukkan bahwa kontribusi
tingkat kepercayaan 95%. R2 subsektor kehutanan terhadsap PDRB
persamaannya adalah 0,963 artinya cenderung meningkat selama periode
penelitian (2000-2006).

28
6. Subsektor Perikanan hasil tersebut dapat dirangkum seperti
Trend subsektor perikanan tabel 3.2.7.
mengikuti pola trend linier, uji
persamaannya adalah signifikan pada Tabel 8. Trend Kontribusi Dirinci Per
tingkat kepercayaan 99%. Hasil analisis Sektor Pertanian PDRB
subsektor perikanan lengkapnya dapat Provinsi Maluku Utara
dilihat pada tabel Anova dibawah ini. Tahun 2000-2006.
Tabel 7. Variabel, Koefisien dan Hasil
Perhitungan Anova Sektor Konstanta T T2

Kontribusi Subsektor Pertanian 35,226*** 0,478** -0,071**


Tanaman 10,084*** -0,131***
Perikanan PDRB Pangan
Maluku Utara Tahun Perkebunan 16,995*** 0,386**
2000-2006. Peternakan 1,514*** 0,032** -0,007**
Variabel Koefisien T hitung Sign T Kehutanan 2,346*** 0,029*
Konstanta 5,023*** 195,033 0,000 Perikanan 5,023*** -0,052***
T - -9,055 0,000 Sumber : Data Sekunder diolah(2008).
0,052*** Keterangan :
*** signifikan pada tingkat kepercayaan 99%
R2 : 0,943 F hitung : SE : ** signifkan pada tingkat kepercayaan 95%
81,985 0,030 * signifkan pada tingkat kepercayaan 90%
R2 : 0,931 Sign F :
adjusted 0,000
Sumber : Data Sekunder diolah (2008).
Tabel 8, menunjukkan bahwa
Keterangan : *** signifikan pada tingkat kontribusi sektor pertanian
kepercayaan 99% menunjukkan kecendrungan garis trend
yang negatif, artinya bahwa trend
Hasil uji t menunjukkan bahwa kontribusi PDRB sektor pertanian
konstanta T signifikan pada tingkat menurun dan signifikan pada tingkat
kepercayaan 99%. R2 persamaannya kepercayaan 95%. Subsektor tanaman
adalah 0,943 artinya bahwa 94,3% pangan trend kontribusi yang menurun
variasi kontribusi subsektor perikanan dan signifikan pada tingkat kepercayaan
dapat dijelaskan oleh variabel waktu 99%, subsektor perkebunan
yang dimasukkan dalam model, menunjukkan garis trend yang positif
sedangkan 5,7% dapat dijelaskan oleh artinya bahwa kontribusi PDRB
variabel lain. Garis trend yang negatif subsektor perkebunan meningkat dan
menunjukkan bahwa kontribusi signifikan pada tingkat kepercayaan
subsektor perikanan terhadap PDRB 95%. Subsektor peternakan
cenderung menurun. Potensi laut yang kecendrungan trend menurun dan
dimiliki namun pengolahan hasil laut signifikan pada tingkat kepercayaan
yang menggunakan tekmologi 95%, subsektor kehutanan garis trend
sederhana, penangkapan hasil laut yang yang positif menunjukkan bahwa
menggunakan bom ikan mengancam kontribusi subsektor kehutanan
biota laut dan pelestarian hasil laut, meningkat dan signifikan pada tingkat
sehingga kontribusi subsektor perikanan kepercyaan 90%, dan subsektor
pada masa yang akan datang menurun. perikanan trend cenderung menurun dan
Dari uraian hasil analisis dan signifikan pada tingkat kepercayaan
pembahasan trend sektor pertanian 99%.
PDRB Provinsi Maluku Utara, maka

29
Sektor pertanian dan subsektor BPS, 2005. Produk Domestik Regional
yang mengikuti trend pola kuadratik Bruto Provinsi Maluku Utara.
adalah sektor pertanian dan subsektor Ternate.
peternakan, sedangkan subsektor Sjafrijal, 1997. Pertumbuhan Ekonomi
tanaman pangan,dan perikanan dan Ketimpangan Regional
mengikuti pola trend linier, subsektor Wilayah Indonesia Bagian
perkebunan dan kehutanan mengikuti Barat LP3ES.
trend logaritmik. Tarigan, R. 2005. Ekonomi Regional :
Teori dan Aplikasi. Edisi
KESIMPULAN Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.
Widodo,T. 2006. Perencanaan
Berdasarkan hasil penelitian Pembangunan : Aplikasi
tentang ” Analisis Subsektor Unggulan Komputer (Era Otonomi
Pertanian di Provinsi Maluku Utara, Derah).UPP STIM YKPN.
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Yogyakarta.
Berdasarkan perhitungan LQ sektor Zam S, 2002. Penentuan Subsektor
pertanian, subsektor tanaman pangan, Unggulan Untuk
perkebunan, kehutanan dan perikanan Pembangunan Ekonomi Kota
merupakan subsektor unggulan. namun Pekanbaru, Tesis Magister
keunggulan alokasi yang bernilai Ekonomi Pembangunan.
negatif menunjukkan bahwa subsektor Universitas Gadjah Mada.
perkebunan tidak memiliki keunggulan Yogyakarta. Unpublished.
alokasi tapi memiliki keunggulan
kompetitif, sehingga subsektor
perkebunan merupakan subsektor
unggulan pada sektor pertanian di
Provinsi Maluku Utara. Dari analisis
trend kontribusi sektor pertanian
menunjukkan kecendrungan garis trend
yang negatif, artinya bahwa trend
kontribusi PDRB sektor pertanian
menurun.

DAFTAR PUSTAKA

Ariyani, A.H.M. 2005. Peran dan


Identifikasi Komoditas
Pertanian Unggulan di
Kabupaten Wonogiri. Tesis
Magister Manajemen
Agribisnis. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Unpublished.
BAPPEDA, 2006. 7 Tahun Maluku
Utara Membangun. Ternate.

30

Anda mungkin juga menyukai