Anda di halaman 1dari 3

Pelajaran 1: Praktikkan nilai-nilai Anda

Atticus hidup sesuai dengan pedoman etikanya: hati nurani harus menjadi pemandu. Membela
seorang pria berkulit hitam yang dituduh memperkosa seorang perempuan berkulit putih. Scout
memberi tahu Atticus bahwa sebagian besar orang di kota mereka mengatakan bahwa Atticus
salah karena mau menjadi pembela terdakwa. Tetapi Atticus menjelaskan bahwa “mereka
berhak mempunyai pendapat mereka sendiri. Tetapi sebelum saya bisa hidup dengan orang
lain, saya harus bisa hidup dengan diri saya sendiri. Satu hal yang tidak mengikuti aturan
mayoritas umumnya adalah hari nurani seseorang”. Jika ia tidak mau menjadi pembela kasus
itu, kata Atticus kepada Scout, “Saya tidak akan pernah bisa memintamu untuk mendengarkan
saya lagi.”

Pelajaran 2: Mendengarkan cerita dari kedua belah pihak

Sebagai seorang pengacara, Atticus memang mencoba untuk melihat situasi apa pun dari
kedua pihak. Ketika Scout mendapat masalah pada hari pertamanya di sekolah karena sudah
bisa membaca (berkat Atticus), Atticus menyarankan Scout untuk melihat hal itu dari sudut
pandang guru dan melihat bagaimana hal itu dapat mengganggu pelajarannya. Dalam momen
yang lebih serius, ketika Atticus diancam oleh Bob Ewell, ayah perempuan yang disebut
menjadi korban pemerkosaan, Atticus tidak bereaksi apa pun dan menunjukkan daya tahan
emosi yang hanya dimiliki sedikit orang saja. Belakangan, Atticus memberi tahu Jem putranya
yang gusar, “Coba pikirkan jika kau menjadi Bob Well, apakah kau akan bisa tahan. Saya
merusak kredibilitasnya di pengadilan, jika ia memang punya kredibilitas. Ia harus bisa
mengembalikan reputasinya, orang seperti dia selalu begitu … Untuk itu dia harus
melampiaskan kemarahannya kepada seseorang dan saya lebih suka dia melampiaskannya
kepada saya daripada kepada anak-anaknya.” Putri saya terkadang marah kepada gurunya,
adiknya, istri saya atau kepada saya, bahkan bisa beberapa kali dalam sehari. Ketika saya dan
putri saya membahas mengenai bagaimana perasaan orang lain, karena Atticus semakin
banyak memberi saya inspirasi, bukan saja kami bisa menyelesaikan masalah, tetapi juga
menumbuhkan lebih banyak perasaan empati. Atticus semakin banyak memberi saya inspirasi,
bukan saja kami bisa menyelesaikan masalah, tetapi juga menumbuhkan lebih banyak
perasaan empati

Pelajaran 3: Tetap tenang dalam krisis


Mungkin yang paling membuat kita iri mengenai kemampuan mendidik Atticus (dan yang paling
sulit dicapai dalam kenyataan) adalah kemampuan yang disebutkan oleh Scout -ketika ia sudah
dewasa - sebagai “kemampuan yang tak ada habis-habisnya untuk menenangkan laut yang
bergejolak”. Hampir tidak ada hal yang mampu membuat Atticus gusar. Hak atas foto Getty
Image caption Harper Lee mengaku bahwa ayahnya sendiri yang menjadi inspirasi tokoh
Atticus Finch. Ketika Bob Ewell menyumpahinya, mengancamnya dan bahkan meludahi
wajahnya, reaksi Atticus hanyalah “Saya hanya berharap Bob Ewell tidak mengunyah
tembakau”. Seorang anjing gila karena penyakit rabies jalan terhuyung-huyung ke dekat rumah
mereka dan Atticus dengan tenang tetapi efisien menembak mati anjing itu (yang membuat
anak-anaknya kagum karena Atticus tidak pernah membesar-besarkan kemampuannya dalam
menembak). Secara berulang kali dalam novel Atticus menenangkan anak-anaknya dalam
keadaan yang sulit semacam itu bahwa “itu bukan waktunya untuk khawatir”. Dan, waktu untuk
merasa panik dan khawatir kelihatannya tidak pernah muncul.

Pelajaran 4: Percayalah kepada anak-anak Anda

Salah satu tugas mendidik anak yang paling sulit adalah mengetahui kapan kita bisa memberi
jawaban yang benar dan kapan kita harus mempercayai kemampuan mereka untuk
menemukan jawaban sendiri. Jem dan Scout berada dalam usia yang baik untuk menguji hal ini
dan Atticus mencoba mencari peluang bagi mereka untuk mempraktikkan penilaian mereka
sendiri. Atticus juga tidak ragu-ragu memberi mereka jawaban yang jujur. “Jika seorang anak
menanyakan sesuatu kepadamu, jawablah,” kata Atticus kepada adik lelakinya. “Anak-anak
memang anak-anak, tetapi mereka akan bisa tahu bahwa kita mengelak memberi jawaban
dengan lebih cepat daripada orang dewasa”.Ketika Scout bertanya kepada Atticus apakah arti
“pemerkosaan”, Atticus memberinya definisi hukum yang akurat dan Scout merasa puas.
Pelajaran sederhana namun indah tentang filsafat mendidik anak yang diberikan seorang ayah

Pelajaran 5: Kita tak perlu menjadi 'sok jagoan' untuk berani

Atticus menunjukkan hal ini dalam hal-hal kecil, misalnya kepada tetangganya, Nyonya Dubose,
yang sering mengejek-ejek Jem dan Scout ketika mereka melewati rumahnya. “Jalan santai
saja dengan percaya diri dan tetap sopan,”Atticus menasihati Jem. “Apa pun yang dikatakannya
kepadamu, kamu harus berusaha agar ia tidak membuatmu marah.”
Dan benar saja, Atticus berhasil 'mengalahkan' Nyonya Dubose dengan senyum dan pujian-
pujiannya, sehingga membuat Scout heran, “dalam saat-saat seperti inilah saya merasa ayah
saya, yang membenci senjata dan tidak pernah ikut perang apa pun, adalah orang paling berani
yang ada di dunia ini”. Harper Lee penulis buku To Kill a Mockingbird meninggal dunia pada
tanggal 19 Februari 2016 pada usia 89 tahun. Bagi saya, memang seperti itulah Atticus Finch.
Meskipun ia hanya tokoh fiktif, Harper Lee mengakui bahwa tokoh Atticus diilhami oleh ayahnya
sendiri, AC Lee. Di depan ruang pengadilan tua di Monroeville, Alabama, di tempat AC Lee
pernah berpraktik sebagai pengacara, sebuah plakat dipasang dengan tulisan “ kepada Atticus
Finch, pahlawan pengacara yang memiliki pengetahuan dan pengalaman sebagai seorang
manusia, diperkuat oleh wawasan murni seorang anak”. Dari semua pelajaran itu adalah
sebuah pelajaran sederhana namun indah tentang filsafat mendidik anak yang diberikan
seorang ayah yang sekaligus seorang pahlawan: Atticus Finch. Pelajar itu adalah membimbing
kemauan baik dan keluguan anak-anak melalui jalan berat menuju masa dewasa, dengan
mengajarkan anak-anak untuk berbuat baik, berani, berdaya tahan, adil dan berkemampuan.
Dengan itu, mudah-mudahan anak-anak pun pada gilirannya dapat mengajarkan sifat-sifat baik
ini kepada anak-anak mereka.

Anda mungkin juga menyukai