Klasifikasiilmiahbawangputihadalahsebagaiberikut :
Kingdom : Plantae
Sub-kingdom : Tracheobionata
Super division : Spermatphyta
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Sub-class : Liliidae
Order : Liliales
Family : Liliaceae
Genus :Allium L.
Species : Allium sativum L.
(butt et al,. 2009)
Mempunyaisejarahpenggunaanolehmanusiaselamalebihdari 7.000 tahun, terutamatumbuh di Asia
Tengah, dansudah lama menjadibahanmakanan di daerahsekitarLaut Tengah, sertabumbuumum di Asia,
Afrika, danEropa. DikenaldidakamcatatanMesirKuno, digunakanbaiksebagaicampuranmaupunpengobatan.
Umbidaritanamanbawanngputihmerupakanbahanutamauntukbumbudasarmasakan Indonesia. (Simonetti,
1990).
Penggunaantumbuhantradisionaldanprodukdarialamseringdigunakandalammengobatiberbagaipeny
akittermasukpenyakittermasukpenyakit yang disebabkanolehinfeksibakteri. Salah
satutanamantradisional yang
dapatdimanfaatkanuntukpengobatanterhadapinfeksibakteriadalahbawangputih. Bawangputih
(Aliumsativa) mengandungsenyawaantimikroba yang memilikikandungankimiasepertikarbohidrat,
protein, sterol, saponin, alkaloid, flavonoid, dantriterprnoid. MenurutTsao et al., (2001)
menyebutkanbahwaalisin yang terkandungdalambawangputihadalahsenyawa yang
memilikiaktivitasantibakteri. Alisinadalahprodukdariaktivitasenzimalisinase (system sulfoksidaliase)
setelahpenggerusanbawangputih.
Selainitu, bawangputihjugadapatmembunuhbakteri,
penambahanekstrakbawangputihpadakolonibakterimenyebabkanterbunuhnyakumansecaracepatdanme
ncegahpertumbuhanlebihlanjut (Atmadja, 2002). Demikianbeberapamanfaatdarikhasiatbawangputih
,namunjikaberebihanmengkonsumsibawangputihdapatmenyebabkantekanandarahtinggidanberbahaya
bagiwanitahamil. Olehkarenaitu, dianjurkan agar mengkonsumsibawangputihseracaserimbang
(Mahmud, 2007).
Bawangputihmemlikiduakomponenkimiawiyaitukomponenlarutlemakdankomponenlarut air.
Komopnenlarutlemakmeliputikomponengugussulfida yang berbaudankurangstabil disbanding
komponenynaglarut air, antara lain diallydisulfie, dially sulphide, diallytrisulfidadanallyl metal
trisulfida. Komponenlarut air meliputi derivate sistein, termasukS-ally sitein, s-allylsistein,
metilsisteinsertagamma-glutamilsistein(Imada, 1990) dalam (Hadi, 2006).
Menurut Chendy (2018) Cara budidaya tanaman bawang putih yang pertama dilakukan yaitu
pengolahan lahan. Lahan yang digunkan untuk menanam bawang putih adalah lahan-lahan yang
memiliki tekstur lempung berpasir dengan tekstur yang gembur. Tekstur tanah yang ringan, gembur
dan potous dapat menghasilkan tanaman bawang putih yang lebih baik dibandingkan dengan tanah
menstimulasi perkembangan akar lempung, karena kondisi tanah yang porous menstimulasi
perkembangan akar sehingga serapan unsure hara akan berjalan dengan baik. Persiapan lahan
dilakukan dengan membersihkan permukaan tanah dari batu-batuan ataupun gulma seerta tanaman
lainnya. Kemudian lahan dibajak minimal 30 cm sampai gembur, pengelolaan lahan dibuat 21 hari
sebelum tanam untuk memperbaiki keadaan tata udara/ aerasi tanah serta menghilangkan gas-gas
beracun dan panas hasil dekomposisi sisa tanaman. Kemudian dibuat bedengan yang sesuai luas
lahan kurang lebih memiliki lebar 100-120cm dengan tinggi bedengan 15-30 cm dan parit diantara
bedengan dengan lebar 30-40 cm. Setelah perngolahan lahan kemudian pemasangan mulsa, yang
digunakan biasanya yaitu mulsa palastik atau mulsa jerami. Setelah itu penanaman, penanaman
bawang putih memiliki jarak tanam yang umum digunakan yaitu 10x15 cm untuk benih dengan beat
sekitar 1,5 gram atau 15x12,5 cm. Untuk benih yang lebih besar bias menggunakan jarak tanam yang
lebih besar untuk mengoptimalkan pertumbuhan umbi dalam tanah. Benih digunakan sebaiknya
benih yang unggul agar seragam dengan kedalaman lubang tanam sekitar 2-3 cm untuk suing kecil
dan 5-7 untuk suing yang besar. Saat menanam harus diperhatikan posisi titik tumbuh harus
diletakkan di atas agar pertumbuhan bawang putih dapat optimal. Ketika bawang putih telah ditanam,
yang perlu diperhatikan selanjutnya yaitu perawatan. Yang sering ada ketika membudidayakan
tanaman yaitu hama dan penyakit pada tanaman bawang putih. Hama dan penyakit pada bawang
putih yang sering ada yaitu ulat tanah, uret, kutu daun. Sedangkan penyakit yang sering ada pada
tanaman bawang putih yaitu trotol atau mati pucuk.
DAFTAR PUSTAKA
Butt M.S., Sultan M.T,.et al. Garlic: nature’s protection against physiological threats. Critical reviews
in food science and nutrition. 2009:49:6: 538-551.
Tsao SM, Yin MC. In biyro antimicrobial activity of four diallyl sulphides occurring naturally in
garlic and Chinese leek oil. J Med Microbiol. 2001:50 646-649.
Simonetti, G. (1990). Schuler, S., ed. Simon & Schuster’s Guide to Herbs and Spices. Inc.
Baruchin AM, Sagi A, Yoffe B, Ronen M (2001). Garlic burns. Burns. 27 (7): 781-2
Mahmud, M.H. 2007. MukjizatKedokteranNabi. Jakarat :Qultummedia.
Hadi, Setia. 2006. PengaruhJenisTanamanObatTradisional( BawangPutihdanDaunSirih)
danBentukSediaan (Juice danSerbuk) TerhadapDayaBuruh Staphylococcus aureusSecara In Vitro.
Skripsi. FakultasKedokteranHewan. Surabaya :UniverstasAirlangga Surabaya.
Savitri, E. S. 2008.RahasiaTumbuhanBerkhasiatObatPrespektifObat. Malang : UIN Malang Press
Sawardana, S. M. potensiPegembanganBawangPutihDataranRendahVarietasLokalSanur. Agritrop.
Vol. 26, No. 1, 19-23. ISSN: 0215 8620
Kartasapoetra, A.G. 1989. TeknologiPenangananPascaPanen. Jakarta: RinekaCipta
Wibowo, S. 2007. BudidayaBawangPutih, BawangMerahdanBawangBombai. Jakarta:
PenebarSwadaya.
Sholikhah, E. H. 2009.
EfektivitasCampuranMeniruPhyllanthusniruridanbawangputihAliumSativumdalamPakanuntukPen
gendalianInfeksiBakteriAeromonashydrophilapadaIkanLele Dumbo Claris sp. Skripsi.
Dr. Chendy Tafakresnanto, 2018. Panduan Budidaya Bawang Putih. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian: Jawa Timur