Anda di halaman 1dari 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti
sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik, sehingga
bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman lengkap
kembali. Teknik kultur jaringan memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara
vegetatif. Berbeda dari teknik perbanyakan tumbuhan secara konvensional, teknik
kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan medium
dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut kulturin vitro. Dikatakan
in vitro (bahasa Latin), berarti "di dalam kaca" karena jaringan tersebut dibiakkan di
dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. (Gunawan, 1987).
Untuk membuat medium kultur jaringan, biasanya menimbang setiap komponen
bahan kimia yang terdapat pada resep medium dasar. Selain itu timbangan yang
digunakan untuk menimbang sejumlah kecil bahan kima kadang-kadang tidak
tersedia. Kendala ini dapat diatasi dengan membuat larutan stok terlebih dahulu,
kecuali untuk unsur makronya. Jadi perlu membuat larutan stok untuk unsur mikro,
besi, vitamin, hormon dan mioinositol. Sedangkan untuk unsur makro, sukrosa dan
agar-agar dapat langsung ditimbang sebab ketiga macam komponen kimia ini
diperlukan dalam jumlah yang banyak sehingga penimbangan tidak mengalami
kesulitan (Hendaryono dan Wijayani, 2007).
Larutan stok merupakan larutan yang berisi satu atau lebih komponen media
yang konsentrasinya lebih tinggi daripada konsentrasi kompenen tersebut dalam
formulasi media yang akan dibuat. Larutan stok biasanya dibuat dengan konsentrasi
10, 100 atau 1000 kali lebih pekat. Jika larutan stok dibuat, pembuatan media dapat
dilakukan dengan cara mengambil sejumlah larutan stok sehingga konsentrasinya
menjadi sesuai dengan yang terdapat pada formulasi media yang dikehendaki
(Yusnita, 2003).
Penggunaan larutan stok dalam pembuatan media akan mengurangi jumlah
pekerjaan yang sifatnya berulang-ulang, sehingga kesalahan manusia atau percobaan
(human atau experimental error) dapat dikurangi. Selain itu, penimbangan secara
langsung dari bahan-bahan pembuat media, seperti hara mikro dan ZPT, yang
membutuhkan dalam jumlah yang sangat sedikit (miligram atau mikrogram) pada
formulasi akhir tidak akan diperoleh secara akurat. Oleh karena itu sudah menjadi
prosedur baku untuk komponen-komponen tersebut dibuat dalam larutan stok
(Sriyanti, 2002).
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan larutan stok adalah penyim-
panan (daya simpan) larutan. Larutan yang sudah mengalami pengendapan, tidak
dapat digunakan lagi. Pengendapan larutan stok umumnya terjadi bila kepekatan
dapat dihindari dengan membuat larutan yang tidak terlalu pekat atau tidak
menggunakan larutan campuran, yaitu dengan membuat satu larutan stok hanya untuk
satu jenis bahan (terutama untuk unsur hara makro). Kondisi simpan juga
diperhatikan, karena ada beberapa bahan yang tidak tahan dalam suhu tinggi atau
cahaya. Selain itu, dalam larutan stok yang berisi beberapa komponen media jangan
sampai ada endapan. Hal ini erat kaitannya dengan ketersediaan hara dalam media
eksplan atau tanaman yang dikulturkan. Setelah larutan stok dibuat, pengambilanya
untuk media dapat dilakukan dengan cara memipet atau menakarnya dengan gelas
ukur (Yusnita, 2003).
Larutan stok dalam bentuk cair disimpan di dalam lemari es. Pembuatan
larutan stok harus dilakukan dengan cermat, sebab larutan stok yang terlalu pekat
akan mengalami penendapan di dalam lemari es. Jika terjadi pengendapan, maka
sebelum larutan stok digunakan terlebih dahulu harus dipanaskan. Larutan stok
kadang-kadang ditumbuhi mikroorganisme. Larutan stok yang terkontaminasi
mikroorganisme ini, juga tidak dapat digunakan lagi. Oleh karena itu kondisi simpan
harus dijaga kebersihan dan tempat (wadah) larutan harus diusahakan cara-cara
pembuatan larutan stok untuk media Murashige dan Skoog (1962) (Hendaryono dan
Wijayani, 2007).
Vitamin yang paling sering digunakan dalam media kultur jaringan tanaman,
adalah thiamine (vitamin B1), nicotinic acid (niacin) dan pyridoxine (vitamin B6).
Thiamine merupakan vitamin yang esensial dalam kultur jaringan tanaman. Nicotinic
acid, penting keberadaannya di dalam media kultur akar tomat, ercis dan lobak,
begitu juga pyroxidin diperlukan dalam kultur akar tomat. Myo-inositol digunakan
dalam media untuk memperbaiki pertumbuhan dan morfogenesis, sehingga myo-
inositol dianggap sebagai golongan vitamin untuk tanaman. (George dan
Sherringtone, 1984).
Untuk membuat larutan stok, senyawa-senyawa yang dibutuhkan ditimbang
dan diletakkan pada gelas ukur bersih. Kepekatan larutan stok umumnya dibuat
antara 10-1000 kali, tergantung pada daya larut dari senyawa-senyawa yang akan
dilarutkan. Sebelum ditambahkan dengan air destilasi, beberapa bahan kimia ada
yang harus dilarutkan dahulu dengan pelarut etil alkohol, 1 N NaOH atau 1 N HCl
dalam jumlah yang kecil atau beberapa tetes. Selanjutnya air detilasi ditambahkan
secara perlahan sampai volume yang diinginkan. Jangan lupa pada wadah/botol
larutan diberi label berisi nama larutan, tanggal pembuatan dan kadaluarsa, dan nama
orang yang membuatnya. Untuk beberapa bahan tertentu, misalnya IAA, stok
larutannya harus disimpan dalam botol gelap untuk mencegah dekomposisi oleh
cahaya (Nanang, 2009).
DAFTAR PUSTAKA

Hendaryono, D.P.S dan A. Wijayani. 1994. Teknik Kultur Jaringan. Kanisius.


Jogyakarta.
Nanang, Sucipto. 2009. Kultur Jaringan Tumbuhan. IT Press. Bandung.
Yusnita, 2003. Kultur Jaringan. Cara Memperbanyak Tanaman Secara Efisien.
Agromedia Pustaka: Jakarta.
George, E.F and P.D. Sherrington. 1984. Plant Propagation by Tissue Culture,
Handbook and Directory of Comercial Laboratoryes. Easter Press. England.
Gunawan, L.W. 1992. Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Sriyanti, Daisy P. dan Ari W. 2002. Teknik Kultur Jaringan : Pengenalan dan
Petunjuk Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif-Modern. Kanisius.
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai