Anda di halaman 1dari 3

Nama : TAMARA YULIANTI SIJABAT

NIM : 4163240019
Kelas : FISIKA NONDIK2016
Matakuliah : SEISMIK EKPLORASI

APLIKASI SEISMIK DALAM BIDANG INDUSTRI TAMBANG


EKSPLORASI
Ekplorasi merupakan penyelidikan awal di bidang pertambangan yang bertujuan untuk
mengetahui potensi mineral atau bahan galian di suatu wilayah penelitian. Hasil sebuah ekplorasi
biasanya berupa karakteristik bahan tambang, sebaran mineral, atau jumlah cadangan mineral.
Di dalam eksplorasi geofisika biasanya digunakan beberapa metode seperti metode geolistrik
(geoelectric), metode magnetik, metode gravitasi dan seismik. Masing-masing metode
diterapkan sesuai dengan objek bahan galian yang akan diselidiki. Misalnya, metode geolistrik
sangat cocok untuk mengetahui potensi air tanah (ground water). Metode ini juga dapat
diterapkan untuk eksplorasi mineral seperti bijih besi dan mangan. Namun, akurasinya rendah
dikarenakan nilai resistivitas skala laboratorium untuk beberapa jenis mineral berbeda dengan
skala lapangan.
Hal ini tentunya dipengaruhi oleh struktur batuan. Contoh lainnya adalah metode
magnetik, cocok digunakan untuk eksplorasi mineral magnetis seperti bijih besi seperti magnetit
dan hematit. Metode ini didasarkan pada nilai anomali medan magnet bumi di suatu kawasan
survei. Sebagaimana kita ketahui bahwa bumi memiliki sifat seperti magnet (dwikutub) yaitu
kutub utara dan selatan.
METODE SEISMIK
Metode seismik adalah suatu metode dalam geofisika yang digunakan untuk
mempelajaristruktur dan strata bawah permukaan bumi. Metode ini memanfaatkan
perambatan, pembiasan, pemantulan gelombang gempa. Dengan menggunakan metode ini
akanmemudahkan pekerjaan eksplorasi hidrokarbon karena dengan metode seismik
dapatdiselidiki batuan yang diperkirakan mengandung hidrokarbon atau tidak. Tentu saja
metodeini pun harus didukung oleh adanya data
– data geologi yang lengkap.Secara umum dalam suatu langkah eksplorasi hidrokarbon, urutan
penggunaan metodeseismik adalah sebagai berikut :1. Pengambilan data seismik ( Seismic Data
Acquisition )2. Pengolahan data seismic ( Seismic Data Processing )3. Interpretasi data Seismik
(Seismic Data Interpretation )Pengolahan data seismik bertujuan untuk mendapatkan gambaran
struktur geologi bawah permukaan yang mendekati struktur yang sebenarnya. Hal ini dapat
dicapai apabila rasioantara sinyal seismik dengan sinyal gangguan (S/N ratio) cukup tinggi.
Karena proses pengolahan data akan mempengaruhi seseorang interpreter dalam melakukan
interpretasi,maka diperlukan proses pengolahan data yang baik, tepat dan akurat. Kesalahan
sedikit dalam processing akan menyebabkan seorang interpreter menginterpretasikannya.
APLIKASI SEISMIK DENGAN METODE GEOFISIK

Dalam melakukan kegiatan pertambangan digunakan metode-metode geofisika. Metode


geofisika dalam kegiatan eksplorasi dan produksi di industri pertambangan. Penggunaan metode
geofisika dalam kegiatan eksplorasi memiliki aturan. Aturan tersebut mengatakan bahwa metode
geofisika hanya akan berhasil apabila terdapat kontras atau variasi physical properties dari
batuan terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang mengindikasikan adanya
keberadaan mineral ekonomis. Aturan lainnya mengatakan bahwa dalam penggunaan metode
geofisika, kita harus mengenali target secara geologi. Dengan mengenali target, maka metode
geofisika dapat dipilih sesuai dengan sifat dan karakteristik target. Ada berbagai model deposit
mineral, salah satunya yaitu Model Ideal Porphyry (Sillitoe), atau lebih tepatnya yaitu Porphyry
Cu-Au. Porphyry Cu-Au berasosiasi dengan alterasi potassic yang biasanya mengandung
magnetite. Untuk melihat sifat kemagnetan yang ada, dilakukan survey magnetik untuk
memetakan large discrete magnetic anomalies juga memetakan zone magnetic destruction diluar
potassic core, seperti Survey Regional Airborne Magnetic yang berjenis Stinger dan Bird, yang
akan menghasilkan data berupa intensitas total magnetik. Pemodelan Inversi data magnetik dapat
berupa transformasi data magnetik (RTP dan Upward Continuation), resolusi vertikal dengan
menggunakan faktor pembobot (Depth Weighting), dan eliminasi data negatif (Positivity).

Selanjutnya, ada metode resistivitas yang digunakan untuk memetakan zone low
resistivity yang biasanya berkorelasi dengan clay alteration atau sulphide veining. Kemudian,
ada metode Induced Polarization (IP). Polarisasi merupakan efek hasil dari perubahan konduksi
elektrolitik dalam cairan pori yang ada pada batuan untuk konduksi elektronik pada antarmuka
butir logam (sulfida). Efek IP biasanya dihasilkan oleh sulfida dan disebarluaskan dalam sistem
termeralisasi, meskipun beberapa tanah liat, grafit, dan beberapa oksida juga dapat menyebabkan
efek IP. IP digunakan untuk memetakan large volumes of disseminated sulphides. Metode
Radiometric merupakan metode yang digunakan untuk memetakan geologi dan alterasi, seperti
Survey Ground Radiometric. Airborne Radiometric menggunakan peta radiometric terbaik untuk
dikombinasikan dengan data geokimia. Metode ini berguna untuk memetakan litologi
berdasarkan distribusi Kalium, Uranium dan Thorium.

Anda mungkin juga menyukai