Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan penyebab utama kesakitan dan

kematian pada anak penderita diabetes mellitus tipe 1 (DMT1). Mortalitas

terutama berhubungan dengan terjadinya edema serebri. Menurut Hidayati (2015)

KAD sering terjadi sebagai presentasi klinis awal pasien DMT1, namun tidak

jarang pula terjadi pada pasien yang sudah terdiagnosis DMT1. KAD dapat terjadi

beberapa kali pada pasien diabetes atau yang disebut KAD berulang. KAD yang

berulang memiliki banyak faktor pencetus seperti ketidakpatuhan dalam

penggunaan insulin, infeksi penyakit metabolic, dan beberapa faktor lainnya

(Santoso, et al., 2016). Berdasarkan studi fenomenologi yang dilakukan oleh

Arifin (2016) mengatakan bahwa pasien yang mengalami ketoasidosis diabetic

dikarenakan ketidakpatuhan dalam pemberian insulin, dengan alasan antara lain

lupa, masalah biaya, sengaja tidak minum obat, terganggu oleh keharusan minum

obat secara rutin atau karena terapi insulin yang tidak adekuat pada masa

sakit/trauma.

Angka kematian akibat KAD di Amerika Serikat adalah 1-3%. Mortalitas

terutama berhubungan dengan terjadinya edema serebri sehingga menyebabkan

57-87% dari seluruh kematian karena KAD. Frekuensi KAD bervariasi antar

negara, berkisar anatara 15% dan 67% di Eropa dan Amerika Utara serta lebih

sering terjadi pada negara berkembang (Hidayati, 2015). Data epidemiologi

terbaru di Indonesia masih belum tersedia, namun KAD menjadi salah satu
tantangan untuk pengobatan diabetes mellitus di Indonesia. Menurut Santoso, et

al., (2016) merangkum dari beberapa penelitian di RSUPN Cipto Mangunkusumo

Jakarta tahun 1998-1999 menunjukan jumlah kasus sebanyak 37 kasus dalam 12

bulan dengan presentase kematian 51%

KAD disebabkan oleh penurunan insulin elektif di sirkulasi yang disertai

peningkatan hormone regulator kontra seperti glucagon, katekolamin, kortisol,

dan hormone pertumbuhan, hal tersebut menyebabkan peningkatan produksi

glukosa oleh hati dan ginjal serta gangguan penggunaan glukosa perifer sehingga

mengakibatkan hiperglikemi dan hiperosmosis. Peningkatan lipolisis, disertai

produksi benda keton (betahidoksibutirat, asetoasetat), menyebabkan ketoanemia

dan asidosis metabolik. Hiperglikemia dan asidosis menyebabkan diuresis

osmotic, dan hilangnya elektrolit (Hidayati, 2015).

Pengenalan KAD sangat penting diketahui dan dipahami oleh perawat.

Peran perawat Ners dalam manajemen KAD diantaranya deteksi tanda dan gejala,

monitoring tanda vital, deteksi dan terjadinya perburukan, pencegahan dan deteksi

komplikasi, edukasi pasien dan keluarga menggunakan proses keperawatan yaitu

pengkajian, penegakkan diagnosis keperawatan, penentuan tujuan, pemilihan

rencana tindakan, implementasi dan evaluasi (Hidayati, 2015). Prinsip tatalaksana

rehidrasi pada pasien hiperglikemia sesuai dengan prinsip teori keperawatan yang

dikembangkan oleh wiedenbach adalah pemberian cairan intravaskuler. Menurut

Luthfi, et al., (2017) bahwa terapi rehidrasi menunjukan adanya penurunan

osmolaritas (kadar gula darah), sehingga diharapkan semua instansi kesehatan

melakukan manajemen rehidrasi sebagai terapi awitan dalam manajemen

kegawatdaruratan DM hiperglikemi.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada pasien dengan

KAD?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada pasien sengan

KAD
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan konsep kegawatan KAD
2. Menjelaskan konsep asuhan keperawatan pada kegawatan KAD
1.4 Manfaat
1. Manfaat Bagi Penulis
Mahasiswa menambah pengetahuan dan wawasan mengenai materi

KAD dan melakukan pembelajaran yang sesuai dengan konsep.


2. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Hasil pembelajaran dan pembahasan tentang KAD ini dapat

memberikan referensi dan meningkatkan kualitas pendidikan dan proses

pembelajaran berdasarkan riset-riset terkini.


DAFTAR PUSTAKA

Hidayati, Nurul. (2015). Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien


Ketoasidosis Diabetikum (KAD) di Ruang ICU RSUD A. Wahab Sjahranie
Samarinda.
Luthfi, I. E. et al. (2017). Analisis Perubahan Hemodinamika Tubuh pada Pasien
Hiperglikemia dengan Terapi Rehidrasi di IGD RSUD Dr. Iskak Tulung
Agung. J.K. Mensenchephalon, 3 (2) 105-114.
Sansoto, Fabianto. Et al. (2016). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketoasidosis
Diabetik Berulang: Laporan Kasus Berbasis Bukti. Jurnal Dokter Keluarga
Indonesia, 2(1) Maret.
Arifin, F. Faisal. (2016). Hubungan Antara Persepsi Tentang Penyakit dengan
Kepatuhan Minum Obat Hipoglikemi Oral (OHO) di Puskesmas Srondol
Kota Semarang.

Anda mungkin juga menyukai