BAB I
PENDAHULUAN
3. Pengaruh hidraulik.
2. Batuan tebing kanan dan kiri bendung cukup kuat dan stabil serta relatif
tidak terdapat bocoran samping.
2. Jika bagian sungai yang lurus tidak ditemukan, maka bisa dipilih lokasi
di belokan, tapi posisi bangunan intake harus terletak pada tikungan
luar dan terdapat bagian sungai yang lurus di hulu bendung.
berdasarkan besarnya curah hujan dan besarnya derajat infiltrasi yang terjadi pada
suatu wilayah, yang kemudian meresap masuk ke dalam tanah sebagai imbuhan
air tanah. Penyebaran vertikal air bawah permukaan dapat dibagi menjadi zona tak
jenuh (zone of aeration) dan zona jenuh (zone of saturation). Zona tak jenuh
terdiri dari ruang antara sebagian terisi oleh air dan sebagian terisi oleh udara,
sementara ruang antara zona jenuh seluruhnya terisi oleh air. Air yang berada pada
zona tak jenuh disebut air gantung (vodose water), sedangkan yang tersimpan
dalam ruang merambat (capillary zone) disebut air merambat (capillary water)
(Linsley dkk., 1986).
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab yang membahas mengenai latar belakang, maksud dan
tujuan, lokasi pekerjaan, manfaat penulisan ruang lingkup desain, dan
sistematika pelaporan.
Bab ini berisikan tentang data-data yang diperlukan dalam proses desain dan
perhitungan dalam mendesain bendung seperti analisis hujan, debit andalan,
kebutuhan air, neraca air dan debit banjir rencana.
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil perancangan yang
telah dilakukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
merupakan salah satu faktor yang menentukan besarnya debit banjir yang terjadi
pada daerah yang menerimanya (Soemarto,1999).
A. Curah Hujan
Curah hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan
presipitasi non-cair seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan
keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh
es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah proses
kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh
dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan
dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan
udara atau penambahan uap air ke udara. Virga adalah presipitasi yang jatuh
ke Bumi namun menguap sebelum mencapai daratan; inilah satu cara
penjenuhan udara. Presipitasi terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau
kristal es dengan awan. Butir hujan memiliki ukuran yang beragam mulai dari
pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga bola kecil (butir kecil).
11 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
faktor yang dapat menunjang tanah agar menjadi subur salah satunya adalah
siklus hidrologi.
Siklus hidrologi berasal dari 2 kata yaitu siklus dan hidrologi. Siklus
merupakan suatu proses atau kejadian – kejadian yang secara garis besar terus
berulang, sedangkan hidrologi merupakan suatu ilmu yang mengkaji distribusi
dan pergerakkan air di permukaan bumi dan atmosfernya.
Siklus hidrologi terjadi secara berulang dan terus – menerus melalui
berbagai proses fisika seperti, evaporasi, kondensasi, presipitasi, transpirasi,
perkolasi, dan perembesan serta aliran sungai. Asal – usul munculnya air di
permukaan bumi pun masih belum bisa dipastikan namun berbagai teori telah
dikemukakan.
12 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
runoff) mengisi cekungan tanah, danau, dan masuk ke sungai dan akhirnya
mengalir ke laut.
Secara umum siklus hidrologi dibedakan menjadi 3 yaitu :
1) Siklus Pendek
Air laut menguap dimana penguapan terjadi dipermukaan laut, terjadi
kondensasi, kemudian menjadi butir-butir air yang membentuk awan dan
akhirnya terjadi hujan yang jatuh ke lautdan akan kembali berulang.
2) Siklus Sedang
Penguapan terjadi dipermukaan laut, kemudian terjadi proses kondensasi
uap air di atmosfer yang selanjutnya dibawa angin, kemudian terbentuk
awan diatas daratan, terjadi hujan didaratan, selanjutnya air hujan
meresap ke dalam tanah lalu kembali ke laut melalui sungai-sungai atau
saluran-saluran air.
3) Siklus Panjang
13 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
adapun langkah – langkah dalam analisis debit banjir rencana adalah sebagai
berikut :
1. Menentukan Daerah Aliran Sungai (DAS) beserta luasnya dan STA penakar
hujan di sekitarnya.
2. Menentukan luas pengaruh daerah stasiun-stasiun penakar hujan.
3. Menentukan curah hujan maksimum tiap tahunnya dari data curah hujan
yang ada.
4. Menganalisis curah hujan rencana dengan periode ulang T tahun.
5. Menghitung debit banjir rencana berdasarkan besarnya curah hujan rencana
di atas pada periode ulang T tahun.
6. Menghitung debit andalan dimana merupakan debit minimum sungai yang
dipergunakan untuk keperluan irigasi.
7. Menghitung kebutuhan air di sawah yang dibutuhkan untuk tanaman.
8. Menghitung neraca air yang merupakan perbandingan antara debit air yang
tersedia dengan debit air yang dibutuhkan untuk keperluan irigasi.
14 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
hujan rata – rata diseluruh daerah yang bersangkutan, bukan curah hujan pada
suatu titik tertentu.
Untuk memperoleh data curah hujan, maka diperlukan alat untuk
mengukur yaitu penakar hujan dan pencatat hujan. Data curah hujan diperoleh
dari stasiun - stasiun sekitar lokasi Bendung dimana stasiun hujan tersebut
masuk dalam DAS.
BAB III
METODOLOGI
15 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
16 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
17 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
18 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
√
n
Dimana :
Cv= Koefisien varian
´ = Nilai rata-rata varian
X
S = Standar deviasi
Dimana :
Cs = Koefisien skewness
Xi = Nilai varian i
´ = Nilai rata-rata varian
X
n = Jumlah data
S = Deviasi standar
19 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
20 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
4. Probabilitas ≤ = 50,00%
Rumus :
2
P (X) =
1 [ ]
1 X-μ
-
.e 2 σ
σ √ 2π
Dimana :
P(X) = Nilai logaritmik dari X atau log (X)
= 3,14156
e = 2,71828
X = Variabel acak kontinyu
= Rata-rata nilai X
σ = Standar deviasi nilai X
21 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
C. Distribusi Gumbel
Distribusi Gumbel digunakan untuk analisis hidrologi, terutama dalam
analisis data maksimum (banjir) dan minimum (debit minimum) dengan
nilai ekstrim.
22 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
23 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
∑ log (Xi)
´ =
log (X) i=1
n
Dimana :
´
log (X) = Harga rata-rata logaritmik
24 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
n = Jumlah data
Xi = Nilai curah hujan tiap-tiap tahun (R24maks)
√
n
∑ \{ Xi-X \}2
i=1
S=
n-1
Dimana :
n
∑ ( Xi - X́ )
Ck = 4 i=1
S
Dimana :
Ck = Koefisien kurtosis curah hujan
n = Jumlah data curah hujan
Dimana :
Xt = Curah hujan rencana periode ulang T tahun
k = Harga yang diperoleh berdasarkan nilai Cs
S = Standar deviasi
Distribusi Log Person 3, mempunyai koefisien kemencengan (coefisien of
skewness) atau Cs ≠ 0. Setelah pemilihan jenis sebaran dilakukan maka
prosedur selanjutnya yaitu mencari curah hujan rencana periode ulang
2,5,10,25,50 dan 100 tahun.
25 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
2
R24 24
i= [ ]
.
24 t
3
26 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
Dimana :
i = Intensitas curah hujan (mm/jam)
t = Lamanya curah hujan (jam)
R24= Curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm)
1
Q= .f.γ.A
3,6
Dimana :
Q = Debit banjir rencana (m3/detik)
f = Koefisien pengaliran
I = Intensitas hujan selama t jam (mm/jam)
R
[ ]
2
24 3 0,347
r = 24 .
24 T ( )= R24 2
T3
l
T=
w
H0,6 H0,6
w = 20 (m/detik) w=72 (km/jam)
l l
Dimana :
T = Waktu konsentrasi
w = Waktu kecepatan perambatan (m/detik atau Km/jam)
l = Jarak dari ujung daerah hulu sampai titik yang ditinjau (Km)
A = Luas DAS (Km2)
H = Beda tinggi ujung hulu dengan titik yang ditinjau (m)
27 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
Dimana :
Ir = kebutuhan air (mm/hari)
ETo = evaportranspirasi (mm/hari)
T = transpirasi (mm)
P = perkolasi (mm)
B = infiltrasi (mm)
W = tinggi genangan (mm)
RE = hujan efektif ( mm/hari)
Dimana :
c = Faktor koreksi yang dipengaruhi untuk siang/ untuk malam.
W =Faktor yang berhubungan dengan temperature dan elevasi daerah.
Rn = Jumlah radiasi, setara dengan evaporasi (mm/hari).
Rs = radiasi gelombang pendek dalam satuan evaporasi (mm/hari)
= (0,25 + 0,54 n/N) Ra
F(u) = Faktor pengaruh angin. (m/dt)
28 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
= 0,27 (1 + 0,864 u)
Ra = radiasi gelombang pendek yang memenuhi batas luar atmosfir
angka angot (mm/hari)
Rn1 = radiasi bersih gelombang panjang (mm/hari)
= f(t) . f(ed) . f(n/N)
ea = Tekanan uap jenuh (m bar).
ed = Tekanan uap sebenarnya (m bar). Kebutuhan air irigasi
29 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
Dimana :
Re = curah hujan effektif, mm/hari
R80 = curah hujan minimum tengah bulanan dengan
kemungkinan terpenuhi 80 %.
30 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
Dimana :
IR = kebutuhan air di tingkat persawahan (mm/hari),
M = kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi dan
perkolasi di sawah yang telah dijenuhkan = Eo + P (mm/hari),
P = Perkolasi (mm/hari),
Eo = Evaporasi air terbuka (= 1.1 × Eto) (mm/hari),
K = konstanta = M (T/S)
e = Koefisien = 2,7182
Tabel 3.5 Memperlihatkan kebutuhan air irigasi selama penyiapan lahan yang
dihitung menurut rumus diatas.
Tabel 3.5 Kebutuhan air irigasi selama penyiapan lahan (IR)
31 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
32 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
B. Palawija
Pada pertumbuhan sedikit air dan lebih baik lagi bila tidak turun hujan.
Dimana :
Etc = Kebutuhan air konsumtif (mm/hari),
Eto = Evapotranspirasi (mm/hari),
Kc = Koefisien tanaman.
33 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
34 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
35 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
36 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
37 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
Neraca Keseimbangan Airl Gambar 3.3 Diagram Alir Analisis Hidrologi
Distribusi Hujan :
Alternatf kebutuhan air irigas
Metode Mononobe
pulan Data Bankfull Capacity
pulan Data
pulan Data Analisis Hujan Rencana :
Curah hujan efektf (Re):
Analisis Debit Banjir : Metode normal
Re Padi Parameter DAS dan sub DAS
Metode Nakayasu Metode Log Normal
Re Palawija
Periode Ulang : Metode Log Pearson III
pulan Data
2, 5, 10, 20, 25, 50, 100 Metode Gumble
Analisis Kebutuhan air irigasi
Luas DAS
Luas sub DAS
Jaringan sungai
Analisis debit andalan : pulan Data
Hujan wilayah ½ bulanan Analisis Topograf dengan
Metode NRECA
Hujan wilayah harian Max. ARC-GIS :
Deliniasi batas DAS dan
jaringan sungai
PENMAN Modifkasi Hujan Wilayah :
Sta. Hujan Barus
Sta. Hujan BPP Pakat
Sta. Hujan Dolok Sanggul
Klimatologi Topograf
pulan Data pulan Data
pulan Data
Pengumpulan data
pulan Data
MULAI
3.12 Diagram Alir Analisis Hidrologi
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
A B
Memenuhi
R=L=D
Desain Bendung :
38 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
39 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8
PERANCA NGAN BANGUNAN AIR BENDUNG SUNGAI SINJAN
40 | K E L O M P O K 4 – K E L A S R E G U L E R S O R E 2 0 1 8