Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH NLP

John Grinder dan Richard Bandler bertemu di University of California di Santa Cruz
sekitar pertengahan era 70-an. John Grinder adalah psikolog lulusan tahun 1960 dan
berkarier di militer Amerika Serikat sebagai baret hijau di Eropa selama masa
perang dingin. Akhir tahun 1960, Grinder kembali kuliah untuk memperdalam keahlian
dalam bidang linguistik sehingga memperoleh Ph.D dari University of California di
San Diego. Grinder menjadi pakar linguistik dengan banyak mempelajari tentang
syntax dari teori Noam Chomsky mengenai transformational grammar. Grinder meneliti
bersama pakar kognitif George Miller di Rockefeller University dan terpilih sebagai
asisten profesor linguistik di University of California kedua yang baru didirikan
di Santa Cruz.

Richard Bandler seorang mahasiswa matematika dan ilmu komputer yang tertarik
terhadap misteri. Bandler penasaran dengan psikoterapis beraliran Gestalt yang
terkenal akan keahliannya membantu menyelesaikan masalah klien dalam waktu singkat
yaitu Fritz Perls. Bandler tidak puas dengan kuliahnya Fritz Perls hingga memilih
observasi langsung ketika Perls menerapi kliennya. Bandler berbakat dalam hal
'mencontek' alias modelling yang dilakukan orang lain dan berhasil
mempraktekkannya. Bandler berhasil menggali teknik teknik terapi Fritz Perls tapi
kesulitan menerjemahkan polanya untuk diajarkan kepada banyak orang.

Singkat cerita, Grinder dan Bandler bertemu dalam satu kelas. Karena Grinder ahli
dalam mengenali pola, maka Bandler mengajak Grinder untuk bekerja sama
mengesplorasi keahlian Fritz Perls. Prosesnya dengan cara:
Hari selasa Bandler melihat, mendengarkan dan mencatat hasil terapi. Kemudian
dipelajari tekniknya dan mencobanya kepada klien lain yang ternyata berhasil. Hari
kamis, tanpa melihat terapi yang asli, Grinder menerima uraian 'model' dari
Blander. Lalu ia melakukan modifikasi dan mempraktikkannya kepada klien lain yang
ternyata memunculkan hasil yang sama seperti terapis aslinya.

Seleasai dengan Perls, mereka lanjut mempelajari seorang pakar terapi keluarga yang
sangat terkenal bernama Virginia Satir. Dari hasil eksplorasi kedua pakar terapis
lahirlah teknik pertama NLP yaitu META MODEL. Teknik Meta Model adalah teknik
komunikasi yang mampu memahami struktur dibalik ucapan seseorang (content).
Penemuan mereka kemudian ditulis menjadi buku yang berjudul The Structure of Magic.

Dalam berkolaborasi, Grinder dan Bandler banyak berdiskusi dengan seorang


antropolog yang mendalami teori sistem dan memiliki pandangan radikal bernama
Gregory Bateson. Melihat keseriusan mereka, Bateson menyarankan untuk memodel
seorang hypnoterapis lendaris yang merupakan presiden dari American Society for
Clinical Hypnosis bernama Milton H. Erickson. Keahlian Erickson dalam aliran
hypnosis (Ericksonian Hypnosis) merupakan penemuan baru bagi Grinder dan Bandler
yang diberi nama MILTON MODEL dan didokumentasikan dalam buku yang berjudul The
Structure of Magic II.

NLP semakin berkembang seiring bergabungnya:


Lieslie-Cameron Bandler
Judith DeLozier
Robet Dilts
David Gordon dll.

Mereka gunakan modeling untuk mengeksplorai excellence dari banyak orang dan
memperkaya teknik juga konsep NLP sebagai sebuah ilmu pengetahuan, diantaranya:
New Code NLP (John Grinder dan Judith DeLozier).
Design Human Engineering/DHE (Richard Bandler).
Neuro Associative Conditioning/NAC (Anthony Robbins).
Neuro Semantics (L. Michael Hall dan Bob G. Bodenhamer).
Time-Line Therapy (Tad James).
Sedang dari indonesia sendiri, diantaranya:
IndoNLP pada 1998 (R.H. Wiwoho).
Indonesia NLP Society pada 2007 (Teddi P. Yuliawan).
Memodel proses kesurupan dan pola bahasa profetik (Asep Haerul Gani).
Memodel serat jawa kuno (Widyarso).
Memodel meditasi di Bali (Peter Wrycza).
Trainer NLP (Ronny F. Ronodirjo).
Trainer NLP (Mariani Ng).
Trainer NLP (Abdul Aziez).
Trainer NLP (Krishnamurti).
Tranier NLP (Issa Kumalasari).
Dll.

Anda mungkin juga menyukai