Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang mana atas
berkat dan pertolongan-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada dosen pembimbing bapak Rojaki M.Pd.
yang telah membimbing kami sehingga bisa menyelesaikan makalah ini sesuai
waktu yang telah ditentukan. Terimakasih juga kepada teman-teman yang turut
andil dalam terselesainya makalah ini.
Sholawat serta salam senantiasa kami haturkan kepada suri tauladan kita
Nabi Muhammad SAW yang selalu kita harapkan syafa’atnya di hari kiamat
nanti.
Dengan segala keterbatasan yang ada penulis telah berusaha dengan segala daya
dan upaya guna menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwasanya
makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini. Atas kritik dan sarannya kami ucapkan banyak
terimakasih.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………..………………………………I
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan ………………………………….…………………………..20
Saran ………………………………………..……………………………20
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3
3. Tujuan Penulisan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ejaan
Kata “ejaan” berasal dari bahasa arab hija’ menjadi eja yang mendapat
akhiran –an. Hakikat bahasa adalah bahasa lisan. Bahasa tulis merupaka
turunan dari bahasa lisan. Perbedaan antara ragam tulis dan lisan adalah bahsa
lisan terutama yang tidak baku, sangat simpel. Setelah Islam datang, di
Nusantara digunakan huruf arab untuk menulis bahasa melayu. Pada 1901
pertama kali penggunaan huruf latin untuk bahasa melayu. Ejaan ini dikenal
dengan ejaan Van Ophuijsen.
Menurut KBBI (2005: 285) ejaan adalah kaidah-kaidah cara
menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb) dalam bentuk tulisan
(huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan
menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut
menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja
adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan
adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah
pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi
keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.
Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna.
Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang
harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-
rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah
kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.
Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang disempurnakan
(EYD). EYD mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan dalam
sejarah bahasa Indonesia ini memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan
5
sebelumnya yang sudah dipakai selama dua puluh lima tahun yang dikenal
dengan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (Menteri PP dan K Republik
Indonesia pada saat Ejaan itu diresmikan pada tahun 1947).
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam Bahasa
Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai
dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan
unsur serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan.
Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang
menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya tulis
memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail. Singkatnya EYD
digunakan untuk membuat tulisan dengan cara yang baik dan benar.
6
Ejaan sebenarnya juga mempunyai fungsi yang lain. Secara praktis,
ejaan berfungsi untuk membantu pemahaman pembaca di dalam mencerna
informasi yang disampaikan secara tertulis. Dalam hal ini fungsi praktis
itu dapat dicapai jika segala ketentuan yang terdapat di dalam kaidah telah
diterapkan dengan baik
.
7
merdeka. Beberapa hal yang cukup menonjol dalam Ejaan Van
Ophuysen antara lain sebagai berikut :
Huruf y ditulis dengan j
Misalnya : Sayang-Sajang
Huruf u ditulis dengan oe
Misalnya : Umum-Oemoem
Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda
koma diatas
Misalnya : Rakyat-Ra’yat
Huruf j ditulis dengan dj
Misalnya : Jakarta-Djakarta
Huruf c ditulis dengan tj
Misalnya : Pacar-Patjar
Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch
Misalnya : Khawatir –Chawatir
8
Republik itu adalah sebagai berikut :
Huruf /oe/ diganti dengan /u/, seperti dalam kata berikut :
Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan /k/, seperti dalam kata
berikut :
Tanda trema tidak dipakai lagi sehingga tidak ada perbedaan antar
suku kata diftong, seperti kata berikut
Tanda aksen pada huruf e tidak dipakai lagi, seperti pada kata berikut :
9
ekor menjadi ekor
heran mejadi heran
merah menjadi merah
berbeda menjadi berbeda
10
Disempurnakan yang diberlakukan dengan surat keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0196/1975.
Pembentukan Istilah.Badan itu bernama Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa yang sekarang bernama Pusat Bahasa.
Bersama buku tersebut, lahir pula sebuah buku yang berfungsi sebagai
pendukung buku yang pertama, yaitu buku Pedoma. Beberapa hal
yang perlu dikemukakan sehubungan dengan Ejaan Bahasa Indonesia
yang disempurnakan itu adalah sebagai berikut :
11
Dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan itu terdapat
pembicaraan yang lengkap, yaitu:
A. Ejaan Melindo
Pada akhir tahun 1950-an para penulis mulai pula
merasakan kelemahan yang terdapat pada Ejaan Republik itu.
Ada kata-kata yang sangat mengganggu penulisan karena ada
satu bunyi bahas yang dilambangkan dengan dua huruf, seperti
dj, tj, sj, ng, dan ch. Para pakar bahasa menginginkan satu
lamabang untuk satu bunyi. Gagasan tersebut dibawa ke dalam
pertemuan dua Negara, yaitu Indonensia dan Malaysia. Dari
pertemuan itu, pada akhir tahun 1959 Sidang Perutusan
Indonensia dan Melayu (Slametmulyana dan Syeh Nasir bin
Ismail, masing-masing berperanan sebagi ketua perutusan)
menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudian dikenal
dengan nama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia).
Konsep bersama itu memperlihatkan bahwa satu bunyi bahasa
dilambangkan dengan satu huruf. Salah satu lambing itu
12
adalah huruf j sebagai pengganti dj, huruf c sebagai pengganti
huruf tj, huruf η sebagai pengganti ng, dan huruf ή sebagai
pengganti nj. Sebagai contoh :
sejajar sebagai pengganti sedjadjar
mencuci sebagai pengganti mentjutji
meηaηa sebagai pengganti dari menganga
berήaήi sebagai pengganti berjanji
Ejaan Melindo tidak pernah diresmikan. Di samping terdapat
beberapa kesukaran teknis untuk menuliskan beberapa huruf,
politik yang terjadi pada kedua negara antara Indonesia-
Malaysia tidak memungkinkan untuk meresmikan ejaan
tersebut. Perencanaan pertama yang dilakukan dalam ejaan
Melindo, yaitu penyamaan lambang ujaran antara kedua
negara, tidak dapat diwujudkan. Perencanaan kedua, yaitu
pelambangan setiap bunyi ujaran untuk satu lambang, juga
tidak dapat dilaksanakan. Berbagai gagasan tersebut dapat
dituangkan dalam Ejaan bahasa Indonensia yang
disempurnakan yang berlaku saat ini.
13
Yang harus diperhatikan dalam persukuan (pemenggalan kata),
(1)menggunakan tanda hubung, (2)tidak memenggal kata dengan garis
bawah, (3)hindari penggalan satu huruf. Begitupun dengan nama
orang, hanya dibenarkan dengan memisahkan nama pertama dan nama
kedua. Penulisan nama diri ditulis sesuai dengan ejaan yang berlaku.
2. Penulisan Huruf
Huruf terdiri dari: huruf kecil, huruf kapital, dan huruf miring.
Huruf kapital digunakan sebagai:
-huruf pertama awal kalimat
-huruf pertama petikan langsung
-huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal
keagamaan
-huruf pertama gelar kehormatan atau keturunan yang diikuti nama
orang
-huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang.
-huruf pertama nama orang
-huruf pertama hubungan kekerabatan seperti: bapak, ibu, saudara
yang dipakai sebagai kata ganti.
Huruf miring digunakan untuk:
-menulis nama buku, majalah yang dikutip dari karangan
-menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok
kata
-menuliskan nama ilmiyah atau ungkapan asing.
3. Penulisan Kata
Penulisan kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan
Penulisan kata turunan:
-imbuhan ditulis serangkai dengan kata dasar
-kalau gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan
kata yang langsung mengikutinya.
14
-kalau gabungan kata, awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan
kata tersebut
-kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam unsur
kombinasi:
Jika bentuk terikat diikuti kata berhuruf awal kapital, maka antara
keduanya diberi
tanda hubung. Jika kata maha diikuti kata esa dan selainkata dasar
sebagai unsur gabungan, maka ditulis terpisah. Bentuk kata ulang
ditulis secara lengkap dengan menggunakan kata hubung.
Penulisan gabungan kata:
-kata majemuk, istilah khusus, bagian-bagiannya ditulis terpisah.
-istilah khusus yang mungkin akan menimbulkan salah baca diberi
tanda hubung.
-kata yang dianggap sudah satu ditulis serangkai.
Penulisan kata ganti ku, mu, kau, dan nya ditulis serangkai dengan kata
yang mendahuluinya. Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya. Kata si dan sang ditulis terpisah dengan kata
yang mengikutinya.
Penulisan partikel:
-partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
-partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah.
Penulisan singkatan dan Akronim:
-singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat
diikuti dengan tanda titik.
-singkatan nama resmi lembaga dan nama dokumen resmi , huruf awal
ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik,
misalnya: BPK, PT, KTP, SLTP.
-singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu
titik, misalnya:dkk.
-singkatan lambang kimia, singkatan satuan ukuran, dan mata uang
tidak diikuti tanda titik.
15
- akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata
ditulis seluruhnya dengan hruruf kapital.
-akronim yang berupa gabungan kata atau huruf dari deret kata ditulis
dengan huruf awal huruf kapital, misalnya: Angkatan Bersenjata RI
(Akabri).
-akronim yang bukan nama diri berupa gabungan kata atau huruf dan
suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Penulisan angka lambang bilangan:
-Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor.
-angka digunakan untuk menyatakan : panjang, berat, dan isi, satuan
waktu, mata uang, nomor jalan.
-penulisan lambang bilangan, misalnya: 3/8(tiga perdelapan)
-penulisan kata bilangan tingkat
-penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran –an ditulis dengan
angka atau dengan ejaan.
-Angka yang menunjukkan bilangan bulat yang besar dapat dieja
sebagian supaya mudah dibaca, kecuali dalam dokumen resmi.
-bilangan tidak perlu ditulis angka dan huruf sekaligus kecuali pada
dokumen resmi.
-bilangan yang dilambangkan dengan kata dan huruf, penulisannya
harus tepat.
16
5. Pemakaian Tanda Baca
Orang sering mengabaikan tanda baca yang sebenarnya sangat
membantu orang dalam memahami bacaan.
1. Tanda titik (.)
2. Tanda koma (,)
3. Tanda titik koma (; )
4. Tanda titik dua (: )
5. Tanda hubung (-)
6. Tanda tanya (?)
7. Tanda seru (!)
8. Tanda kurung ((…))
9. Tanda garis miring ( / )
10. Tanda petik ganda ("“…” ")
11. Tanda pisah (--)
12. Tanda elipsis (...…)
13. Tanda kurung siku ([ ])
14. Tanda petik tunggal ( ' '‘…)
15. Tanda penyingkat ( ‘' )
17
sepakat mengenai kepentingan kepentingan pokok yang harus
dilindungi
Kita dapat melihat bahwa tulisan yang sudah diberi tanda baca serta
diperbaiki ejaannya jauh lebih mudah dan juga lebih cepat untuk
dipahami.Itulah mengapa, kemampuan dalam menerapkan ejaan dan
tanda baca sangat dituntut dalam tulis menulis.
18
terbaik untuk menyelesaikan masalahnya. Bagaimana hal itu bisa
terjadi? Dan bagaimana menghindarinya.
19
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan
menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya.
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam Bahasa
Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari
pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur
serapan.
Fungsi Ejaan dalam Bahasa Indonesia
a. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
b. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, serta
c. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia
Perkembangan ejaan di Indonesia telah mengalami beberapa pergantian, mulai
dari ejaan Van Ophuijsen, ejaan Soewandi (republik), dan ejaan yang
disempurnakan. Bahkan terdapat ejaan yang dirundingkan bersama antara
Indonesia dan Malaysia, yakni ejaan Melindo.Namun, karena faktor-faktor
tertentu ejaan tersebut tidak dapat diresmikan.
Secara garis besar, ruang lingkup ejaan terdiri dari
Pemakaian Huruf
Penulisan Huruf
Penulisan Kata
Penulisan Unsur Serapan
Pemakaian Tanda Baca
2. Saran
Sudah menjadi kewajiban kita sebagai kaum pelajar untuk selalu mengingatkan
kepada masyarakat guna dapat menggunakan kaidah tata bahasa Indonesia yang
baik dan benar.Karena bagaimanapun bahasa memiliki peran penting dalam
proses pembangunan karakter masyarakat dalam bangsa ini.Dengan mempelajari
20
ejaan yang disempurnakan maka proses pembelajaran, pemahaman, dan penulisan
bahasa Indonesia akan menjadi lebih mudah. Untuk itu pelajarilah ejaan yang
disempurnakan dengan sungguh agar dapat dimengerti.
21
DAFTAR PUSTAKA
22