Survei geofisika menyediakan satu-satunya cara untuk menggambarkan fitur bawah permukaan yang dalam,

selain pengeboran. Mereka dapat digunakan untuk menutupi area yang luas dalam waktu singkat dan
biaya jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan pengeboran. Selain fitur struktural utama,
baik dangkal dan dalam, mereka membahas pertanyaan penting lainnya yang relevan dengan eksplorasi
panas bumi. Ini termasuk sumber panas, luas areal bawah permukaan
reservoir, zona aliran cairan dan saku yang sangat permeabel, dan penilaian
potensi energi panas bumi dari suatu sumber daya. Teknik geofisika tertentu bisa

memberikan input berharga untuk memahami pergerakan cairan sebagai respons terhadap

penarikan serta injeksi ulang selama tahap eksploitasi panas bumi

lapangan, dan dengan demikian membantu dalam pengelolaan lapangan yang tepat untuk
mempertahankan produksi

untuk waktu yang lama. Oleh karena itu, penyelidikan geofisika merupakan bagian penting dari

setiap program eksplorasi, dalam hubungannya dengan survei geologi, hidrologi dan geokimia. Anomali
geofisika yang terkait dengan prospek panas bumi adalah

biasanya disebabkan oleh perbedaan antara sifat fisik batuan dan cairan di dalam atau

dekat reservoir dan orang-orang di luar itu. Sifat fisik paling umum itu

adalah target eksplorasi geofisika yaitu suhu, resistivitas, kepadatan, porositas,

kerentanan magnetik dan kecepatan seismik. Teknik yang akan diterapkan pada prospek panas bumi
terutama dipengaruhi oleh informasi yang sudah ada sebelumnya seperti

pengaturan geologis dan tektonik, jenis sistem hidrotermal dan hidrologi

karakteristik area.

INGGRIS

INDONESIA

ARAB

2376/5000
Metode geofisika dalam eksplorasi sumber daya hidrotermal telah ditinjau
secara berkala (yaitu, Banwell, 1970, 1973; Bodvarsson, 1970; Combs dan
Muffler, 1973; Combs, 1976; Palmason, 1976; McNitt, 1976; Meidav dan
Tonani, 1976;
Lumb, 1981; Ward, 1983; Rapolla dan Keller, 1984; Wright et al., 1985).
Beberapa
metode geofisika seperti termal, resistivitas listrik, gravitasi, pembiasan
seismik
dan logging sumur, telah berhasil digunakan dalam beberapa eksplorasi
panas bumi
proyek sekarang sudah mapan. Metode lain menggunakan sumber terkontrol
elektromagnetik, magnetotelluric (MT), potensi diri, seismik refleksi dan
radiometrik
teknik sedang dikembangkan dan diuji. Teknik geofisika yang digunakan
adalah
khusus untuk sumber daya panas bumi tertentu yang sedang dieksplorasi.
Pilihan teknik ini terutama diatur oleh suhu serta fisik dan kimia
sifat batuan reservoir dan cairan yang terkandung di dalamnya. Karena itu
sebelumnya
memutuskan satu set survei geofisika, penting untuk memiliki beberapa
gagasan tentang
berbagai target geofisika yang dapat ditampilkan oleh sistem hidrotermal
tertentu.
Pekerjaan eksplorasi di daerah panas bumi sebagian besar bertujuan untuk
menggambarkan geometri
reservoir panas bumi dangkal dengan zona upflow menyebabkan manifestasi
panas bumi. Namun, sistem yang lebih dalam ada tanpa zona luapan dan
manifestasi permukaan. Metode geofisika yang paling cocok untuk
mengeksplorasi reservoir dangkal
berbeda sebagian dari yang digunakan untuk reservoir dalam. Keadaan
termal fluida dalam
reservoir menambah komplikasi lebih lanjut. Sifat fisik batuan berpori, seperti
sebagai resistivitas dan kepadatan, berbeda dalam batuan yang diisi dengan
uap dari yang diisi
dengan air panas. Sasaran kritis dari program eksplorasi adalah untuk
menemukan zona yang sangat permeabel (Lumb, 1981; Wright et al., 1985),
yang akhirnya mengendalikan eksploitasi sistem hidrotermal dengan mencari
lubang bor yang sesuai. Utama
permeabilitas terutama berasal dari porositas intergranular dan interkoneksi
antara pori-pori, dan berkurang dengan kedalaman karena pemadatan.
Permeabilitas sekunder, seperti zona patahan, patahan, tanggul dan zona
breksi, memainkan peran yang sangat signifikan
peran dalam eksploitasi cairan panas bumi. Pelindian oleh cairan hidrotermal
dan pengendapan mineral sering menyebabkan perubahan permeabilitas
batuan reservoir. Mencari
Kirim masukan

Histori
Disimpan

Komunitas