Fakultas Kedokteran
Oleh:
Pendahuluan
1.2 Tujuan
Dengan melakukan kunjungan ke rumah salah seorang pasien, diharapkan kita
dapat melakukan analisa kasus Osteoatritis dengan pendekatan keluarga, yakni:
- Meningkatkan kesadaran pasien dan keluarganya mengenai pentingnya
kesehatan.
- Memantau perkembangan penyakit pasien serta kepatuhan pasien menjalani
terapi.
- Memberikan penjelasan mengenai pentingnya kepatuhan minum obat
- Menciptakan komunitas masyarakat yang sehat dan bebas dari penyakit.
1.3 Sasaran
Pasien beserta anggota keluarganya.
Bab II
Tinjauan Pustaka
2.1 Osteoarthritis
Osteoatritis (OA) merupakan suatu penyakit degeneratif akibat kegagalan sendi
yang bersifat kronis dan menyerang persendian, terutama kartilago sendi. Predileksi
sendi terkena ialah weight-bearing joint : sendi leher, vertebra lumbosacral,panggul,
lutut, pergelangan kaki, dan sendi metatarsal fakangeal pertama, serta sendi tangan
CMC, PIP, dan DIP.Osteoatritis termasuk masalah kesehatan dengan angka
morbiditas dan disabilitas yang tinggi, terutama pada pasien usia lanjut.4
2.2 Epidemiologi
World Health Organization (WHO) pada tahun 2011, penderita osteoarthritis
di dunia mencapai angka 151 juta dan 24 juta jiwa pada kawasan Asia Tenggara.
Sedangkan National Centers for Health Statistics, memperkirakan terdapat 15,8 juta
(12%) orang dewasa antara rentang usia 25-74 tahun memiliki keluhan
osteoarthritis. Prevalensi OA berdasarkan usia di Indonesia cukup tinggi yaitu 5%
pada usia 40 tahun, 30% pada usia 40 - 60 tahun, dan 65% pada usia tua (lansia)
lebih dari 61 tahun.2
2.3 Etiopatofisiologi
Osteoatritis timbul akibat gangguan metabolism kartilago dan kerusakan
proteoglikan dengan etiologi beragam, salah satunya jejas mekanis dan kimiawi
pada synovial sendi. Ketika sendi mengalami jejas, akan terjadi replikasi kondrosit
dan produksi matriks baru. Kondrosit akan mensintesis DNA dan kolagen serta
proteoglikan. Akan tetapi, terjadi ketidakseimbangan antara sintesis dengan
degradasi kolagen dan protein tersebut. Peningkatan produk hasil degradasi matriks
kartilago akan berkumpul disendi sehingga mengakibatkan inflamasi. Pada
kartilago penderita OA ditemukan pula peningkatan aktivitas fibrinogen dan
penurunan aktivitas fibrinolitik. Akibatnya terjadi akumulasi
thrombus dan lipid di pembuluh darah subkondral sehingga terjadi iskemia dan
nekrosis jaringan. Adanya proses inflamasi mengakibatkan pengeluaran mediator
kimiawi sehingga timbul rasa nyeri.4
2.7 Diagnosis
Diagnosis osteoarthritis lutut berdasarkan klinis, klinis dan radiologis, serta
klinis dan laboratoris (JH Klippel, 2001) :4,5
2.7.1 Diagnosis berdasarkan gejala klinis yaitu terdapat nyeri sendi lutut dan 3
dari kriteria sebagai berikut : umur > 50 tahun, kaku sendi < 30 menit, krepitus,
nyeri tekan tepi tulang
pembesaran tulang sendi lutut,tidak teraba hangat pada sendi. Sensitivitas 95%
dan spesifisitas 69%.
2.7.2 Diagnosis berdasarkan klinis, dan radiologis terdapat nyeri sendi dan
paling sedikit 1 dari 3 kriteria sebagai berikut : umur > 50 tahun, kaku sendi
<30 menit, krepitus disertai osteofit. Sensitivitas 91% dan spesifisitas 86%.
2.7.3 Diagnosis berdasarkan klinis dan laboratoris terdapat nyeri sendi
ditambah adanya 5 dari kriteria sebagai berikut : usia >50 tahun
kaku sendi <30 menit, krepitus, nyeri tekan tepi tulang, pembesaran tulang,
tidak teraba hangat pada sendi terkena, LED<40 mm/jam,RF <1:40, analisis
cairan sinovium sesuai osteoarthritis. Sensitivitas 92% dan spesifisitas 75%.
2.9 Penatalaksanaan
2.9.1 Terapi Medikamentosa
Analgesik oral non opiate, OAINS, analgesik topical, agen kondroprotektid.4
2.9.2 Terapi Non Medikamentosa
Edukasi pada pasien dan keluarga mengenai penyakit,fisioterapi dan
rehabilitasi untuk melatih persendian dan mengurangi rasa sakit, menghindari
terjadinya obesitas dengan menjaga berat badan maupun menurunkan berat
badan hingga berat ideal,mengurangi aktivitas yang merangsang sendi secara
berlebihan karena dapat menyebabkan timbulnya nyeri.4
2.10 Pencegahan
Saat berjalan atau beraktivitas, pakai sepatu yang nyaman. Gunakan sepatu
lari atau sepatu yang solnya tebal. Sepatu jenis ini dapat mengurangi impact nyeri
sendi yang menyiksa. Jaga berat badan dengan mengatur pola makan yang benar.
Disebutkan para ahli, orang yang gemuk lebih rentan menderita osteoarthritis.
Postur tubuhnya sulit menyanggah bagian punggung akibat kelebihan lemak.
Kurangi makanan yang merangsang inflamasi, terutama di bagian punggung.
Jangan terlalu berlebihan makan kacang-kacangan, jeroan, dan makanan dengan
bumbu MSG. Hindari minuman berkafein karena dapat menghambat elektrolit yang
dibutuhkan tubuh. Seseorang yang terlalu banyak minum kopi dan teh juga sulit
menyerap kalsium secara alami. Akibatnya, tulang, sendi dan otot rentan
mengalami kelemahan. Pilih olahraga yang tepat. Lebih baik jalan kaki, bersepada
atau berenang untuk mendukung kekuatan otot panggul.4
2.11 Prognosis
Pasien dengan osteoartritis (OA) dapat dibagi dalam dua kategori. Mayoritas
dari mereka (70-90%) akan mengalami perkembangan penyakit ringan / sedang,
menyebar lebih dari 10 tahun. Di sisi lain, sisa pasien OA (10-30%) akan
mengembangkan penyakit yang agresif, merusak artikulasi mereka hanya dalam
beberapa tahun.4
2.12 Komplikasi
Osteonekrosis spontan sendi lutut, bursitis, artropi mikrokristal(sendi lutut dan
tangan).4
2.13 Upaya Kesehatan Puskesmas
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, yakni
terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas bertanggung
jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama.6
a. Nama : Ny. M
b. Umur :67 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Pekerjaan : Pensiun
e. Pendidikan : S1
f. Alamat : Jln.Tanjung Duren Utara RT 003/Rw.02
An. Anak 38 S1
D
4. tahun Karyawa Kristen Baik
n
3.9. Anamnesis
- Suhu : 36,3 o C
- Berat badan : 70 kg
- Tinggi badan : 150 cm
3.10.2 Status Gizi
- IMT : 31. 1kg/m2 (Normal: 18–24 kg/m2)
- Status gizi : Lebih ( Obesitas II )
3.10.3 Keadaan Regional
-Kepala : normocephali, rambut hitam, merata,
-Kulit : ikterik (-), sianosis (-).
-Mata : kelopak mata tidak cekung, konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik, refleks cahaya langsung dan tidak langsung +/+,
pupil bulat, isokor, air mata +/+.
-Telinga : bentuk simetris dan tidak ada kelainan, serumen -/-, membran
timpani sulit di nilai.
3.14. Prognosis
Penyakit : Dubia ad bonam
Keluarga : Bonam
Masyarakat : Bonam
Bab IV
Analisa Kasus
4.3.4 Ventilasi
Sirkulasi udara bagus.
4.3.5 Pencahayaan
Pencahayaan didalam rumah baik.
4.3.6 Kebersihan
Kebersihan dalam rumah baik.
4.3.7 Sanitasi dasar
Sumber air berasal dari air sumur.
Penutup
5.1 Kesimpulan
Osteoatritis (OA) merupakan suatu penyakit 9egenerative akibat kegagalan
sendi yang bersifat kronis dan menyerang persendian, terutama kartilago sendi.
Penyakit osteoarthritis dapat dicegah dengan menghindari faktor risiko.
5.2 Saran
5.2.1 Puskesmas
Diharapkan dapat lebih sering melakukan pendekatan kepada masyarakat
melalui penyuluhan-penyuluhan dalam usaha promotif dan preventif kesehatan
masyarakat terutama dalam hal pencegahan penyakit Osteoartritis terutama
pada lansia.
5.2.2 Pasien
Diharapkan pasien dapat berusaha untuk lebih memahami penyakitnya
dan tetap menjaga kesehatan melalui pola hidup sehat dan minum obat
secara teratur. Tetap rajin mengontrol kesehatannya ke puskesmas secara
rutin.
Daftar Pustaka