Oleh
Muhammad Rayhan
073001600040
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAGIAN I PRODUK DOMESTIK BRUTO
PDB atau Produk Domestik Bruto dalam bahasa internasional disebut juga
GDP atau Gross Domestic Product. Menurut para ahli, PDB dapat diartikan bahwa
jumlah produksi baik barang atau jasa yang telah dihasilkan oleh unit produksi di
suatu daerah pada saat tertentu. Maka, PDB bisa dijadikan alat ukur dari
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Maka, PDB bisa dikatakan sebagai indikator
ekonomi suatu negara untuk mengukur jumlah total nilai produksi dimana jumlah
total ini dihasilkan oleh semua orang atau perusahaan baik yang dimiliki oleh lokal
atau asing di suatu negara.
Bila kita membaca laporan statistik atau berita ekonomi, terutama tentang
kondisi makroekonomi suatu negara, daerah atau region maka kita akan bertemu
dengan istilah PDB Harga Berlaku atau PDB Harga Konstan. Mungkin akan
muncul pertanyaan apa maksudnya dan apa sih bedanya…mengapa harus
dibedakan suatu data berdasarkan harga yang berlaku atau harga konstan?
Nilai PDB suatu negara, daerah atau region sebenarnya merupakan hasil
perkalian antara harga barang yang diproduksi dengan jumlah barang yang
dihasilkan pada periode yang sama. Sebagai ilustrasi, bila suatu negara hanya
menghasilkan satu jenis produk seperti gula. Pada tahun 2010, negara tersebut
menghasilkan 10.000 ton gula dengan harga Rp10.000/Kg,- maka PDB negara
tersebut pada tahun 2010 adalah 100 Miliar Rupiah. Bila pada tahun 2009 diketahui
bahwa PDB negara tersebut hanya sebesar 80 Miliar Rupiah, dapatkah dikatakan
bahwa PDB negara tersebut membaik karena mengalami kenaikan output sebesar
20 Miliar (20%)?
Dari kondisi diatas. dalam membuat kesimpulan apakah PDB negara tersebut
membaik atau tidak? Kita harus tahu dulu produksi dan harga gula pada tahun 2009
karena PDB yang lebih besar belum tentu berarti telah terjadi peningkatan output.
Kembali ke kasus di atas, dapat saja terjadi pada tahun 2010 harga gula per kilogram
1
hanya Rp7.000,- sehingga sebenarnya produksi tahun 2009 adalah 11.429 ton
(80M/7jt). Dari data tersebut dapat dilihat justru output pada tahun 2009 (11.429
ton) lebih besar dari produksi tahun 2010 (10.000 ton). Lalu mengapa PDB tahun
2010 lebih tinggi dibandingkan 2009? Jawabannya adalah karena adanya kenaikan
harga gula pada tahun 2010, yang dalam istilah ekonomi disebut pengaruh faktor
inflasi. Metode perhitungan seperti ini yang disebut dengan PDB Harga Berlaku.
Nah, karena metode perhitungan PDB Harga Berlaku dapat memberikan
informasi yang menyesatkan bila kita tidak hati-hati melihatnya, maka untuk
memperoleh kondisi yang lebih akurat digunakanlah Metode perhitungan PDB
dengan menggunakan harga konstan dimana kita harus menentukan dahulu tahun
dasar dari perhitungan, yaitu tahun dimana perekonomian dalam keadaan stabil.
Dengan demikian perhitungan PDB terlepas dari pengaruh faktor inflasi. Bila
diketahui bahwa ekonomi mengalami kestabilan pada tahun 2004 dengan harga
gula hanya Rp5.000,- maka kita dapat bandingkan secara tepat kondisi PDB tahun
2009 dan 2010 dengan contoh produksi gula di atas.
Tahun 2009 : 11.429 ton x Rp5.000 x 1.000 = 57.145.000.000,-
Tahun 2010 : 10.000 ton x Rp5.000 x 1.000 = 50.000.000.000,-
Dari perhitungan tersebut berdasarkan harga konstan diketahui bahwa
PDB2009 justru lebih tinggi dari pada PDB2010sehingga dapat disimpulkan bahwa
PDB negara tersebut mengalami penurunan sebesar Rp7.145.000.000,- atau dapat
dikatakan pertumbuhan output negara tersebut turun sebesar 12.51%.
Metode perhitungan PDB harga berlaku dan harga tetap ada di file kedua.
2
I.3 Grafik PDB 30 Tahun Negara Cina(1989-2019)
3
Gambar I.2Grafik Pertumbuhan PDB Cina dalam 10 Tahun, 2018 Paling
Rendah
4
DAFTAR PUSTAKA
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190121105807-532-362419/pertumbuhan-
ekonomi-china-2018-terendah-dalam-28-tahun Download (diturunkan/diunduh)
pada September 2019