A. PENDAHULUAN
Kepemimpinan dan perencanaan adalah hal yang sangat penting bagi
RSU Natalia untuk memulai dan melaksanakan peningkatan mutu dan
mengurangi risiko terhadap pasien dan staf. Manajemen RSU Natalia
bertanggung jawab menjamin komitmen, pendekatan kearah peningkatan
mutu dan keselamatan pasien,program manajemen serta adanya kealpaan
(oversight). Manajemen menyusun rencana peningkatan mutu dan
keselamatan pasien melalui visi dan dukungannya yang akan berwujud
menjadi budaya organisasi rumah sakit.
Peningkatan mutu dan keselamatan pasien menjadi tanggung jawab
penuh manajemen RSU Natalia. Manajemen menyetujui rencana peningkatan
mutu dan keselamatan pasien dan secara reguler menerima laporan tentang
pelaksanaan program perbaikan mutu dan keselamatan pasien.
Tanggung jawab utama dari Manajemen RSU Natalia adalah menetapkan
prioritas. RSU Natalia secara tipikal mempunyai lebih banyak kesempatan
untuk pengukuran dan peningkatan dari pada membereskan/menyelesaikan
urusan sumber daya manusia atau yang lain. Oleh karena itu, manajemen fokus
pada penilaian mutu dan kegiatan peningkatan rumah sakit. Manajemen
memberikan prioritas pada proses-proses utama yang kritikal, risiko tinggi,
cenderung bermasalah yang langsung terkait dengan mutu asuhan dan
keamanan lingkungan. Manajemen juga memasukkan Sasaran Keselamatan
Pasien sebagai indikator mutu. Manajemen menggunakan data dan informasi
yang tersedia untuk melakukan identifikasi area pelayanan prioritas.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di RSU Natalia
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mendapatkan Pelayanan prioritas
b. Untuk mendapatkan indikator mutu unit
Problem Jm
N Masalah High Risk High Volume High Cost
Prone l
o Prioritas
N B S N B S N B S N B S
1. Kemampuan 3 40 120 3 30 90 3 20 60 2 10 20 290
menangani
live saving
anak dan
dewasa
2. Jam buka 4 40 160 4 30 120 4 20 80 4 10 40 400
Pelayanan
Gawat
Darurat
3. Pemberi 1 40 40 1 30 30 1 20 20 3 10 30 120
Pelayanan
Gawat
Darurat yang
bersertifikat
dan masih
berlaku
4. Ketersediaan 3 40 120 3 30 90 4 20 80 2 10 20 310
tim
penanggulan
gan bencana
5. Waktu 4 40 160 4 30 120 4 20 80 4 10 40 400
tanggap
pelayanan
dokter di
Gawat
Darurat
6. Kepuasan 3 40 120 3 30 90 3 20 60 3 10 30 300
pelanggan
7. Kematian 1 40 40 1 30 30 1 20 20 1 10 10 100
pasien < 24
jam
8. Tidak adanya 1 40 40 1 30 30 1 20 20 1 10 10 100
pasien yang
diharuskan
membayar
uang muka
Berdasarkan scoring di atas maka dipilih masalah yang diprioritaskan
untuk diperbaiki, yaitu:
Waktu tanggap pelayanan dokter di Gawat Darurat
c. Tetapkan PIC data, latih, data mulai dikumpulkan
Partisipasi dalam pengumpulan data, analisis, perencanaan dan
pelaksanaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien memerlukan
pengetahuan dan ketrampilan yang kebanyakan staf tidak mempunyainya
atau tidak menggunakannya secara rutin. Mereka harus diberi pelatihan
sesuai dengan peran dalam program yang direncanakan jika mereka
diminta untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan program.
Perlu dilakukan penyesuaian kegiatan rutin dari staf agar tersedia cukup
waktu bagi mereka untuk berpartisipasi secara penuh dalam kegiatan
pelatihan dan perbaikan sebagai bagian dari tugas rutin sehari-hari.
Rumah sakit mengidentifikasi dan menyediakan pelatih terampil untuk
pendidikan dan pelatihan ini. Agar pelaksanaan pengumpulan data
indikator mutu dapat berjalan secara konsisten dan berkesinambungan
maka ditetapkan PIC nya adalah Koordinator Ruang Gawat Darurat.
PIC kemudian dilatih tentang:
1) Pemahaman indikator
2) Cara pengumpulan data
3) Area pengumpulan data
4) Cara pengisian indikator mutu
5) Cara membuat tabel dan grafik pencapaian indikator mutu.
6) Cara melakukan analisis
2. Pemilihan Indikator Mutu Unit Instalasi Laboratorium
a. Identifikasi masalah di Laboratorium
Masalah-masalah yang terjadi di Laboratoriumantara lain:
1) Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
2) Pelaksanaan Ekspertisi
3) Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan
b. Pemilihan masalah yg ingin/dapat diperbaiki
Dari masalah-masalah yang sudah terdaftar, maka perlu dipilih
masalah mana yang akan diperbaiki. Proses pemilihan adalah dengan
scoring, sebagai berikut:
Problem Jm
N Masalah High Risk High Volume High Cost
Prone l
o Prioritas
N B S N B S N B S N B S
1 Waktu 4 40 160 2 30 60 2 40 80 2 10 20 320
. tunggu hasil
pelayanan
laboratorium
2 Pelaksanaan 4 40 160 2 30 60 2 40 80 2 10 20 320
. Ekspertisi
3 Tidak adanya 4 40 160 3 30 90 2 40 80 2 10 20 350
. kesalahan
pemberian
hasil
pemeriksaan
Berdasarkan scoring di atas maka dipilih masalah yang diprioritaskan
untuk diperbaiki, yaitu:
Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan
c. Tetapkan PIC data, latih, data mulai dikumpulkan
Partisipasi dalam pengumpulan data, analisis, perencanaan dan
pelaksanaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien memerlukan
pengetahuan dan ketrampilan yang kebanyakan staf tidak mempunyainya
atau tidak menggunakannya secara rutin. Mereka harus diberi pelatihan
sesuai dengan peran dalam program yang direncanakan jika mereka di minta
untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan program. Perlu dilakukan
penyesuaian kegiatan rutin dari staf agar tersedia cukup waktu bagi mereka
untuk berpartisipasi secara penuh dalam kegiatan pelatihan dan perbaikan
sebagai bagian dari tugas rutin sehari-hari. Rumah sakit mengidentifikasi
dan menyediakan pelatih terampil untuk pendidikan dan pelatihan ini. Agar
pelaksanaan pengumpulan data indikator mutu dapat berjalan secara
konsisten dan berkesinambungan maka ditetapkan PIC nya adalah
Koordinator Ruang Laboratorium.
PIC kemudian dilatih tentang:
1) Pemahaman indikator
2) Cara pengumpulan data
3) Area pengumpulan data
4) Cara pengisian indikator mutu
5) Cara membuat tabel dan grafik pencapaian indikator mutu.
6) Cara melakukan analisis
3. Pemilihan Indikator Mutu Unit Instalasi Rawat Inap
a. Identifikasi masalah di Rawat Inap
Masalah-masalah yang terjadi di Rawat Inap antara lain:
1) Pemberi pelayanan di Rawat Inap
2) Jam Visite Dokter Spesialis
3) Kejadian infeksi pasca operasi
4) Kejadian infeksi nosokomial
5) Kematian pasien > 48 jam
6) Kejadian pulang paksa
7) Kepuasan pelanggan
b. Pemilihan masalah yg ingin/dapat diperbaiki
Dari masalah-masalah yang sudah terdaftar, maka perlu dipilih
masalah mana yang akan diperbaiki. Proses pemilihan adalah dengan
scoring, sebagai berikut:
Problem Jm
N Masalah High Risk High Volume High Cost
Prone l
o Prioritas
N B S N B S N B S N B S
1 Pemberi 4 40 160 2 30 60 3 20 60 2 10 20 300
. pelayanan di
Rawat Inap
2 Jam Visite 5 40 200 4 30 120 3 20 60 2 10 20 400
. Dokter
Spesialis
3 Kejadian 4 40 160 3 30 90 3 20 60 3 10 30 340
. infeksi pasca
operasi
Problem Jm
N Masalah High Risk High Volume High Cost
Prone l
o Prioritas
N B S N B S N B S N B S
1 Waktu 4 40 160 5 30 150 3 20 60 3 10 30 400
. tunggu
pelayanan
a. Obat jadi
b.Obat racik
2 Penulisan 3 40 120 3 30 90 3 20 60 2 10 20 290
. resep/permint
aan obat
sesuai
permintaan
3 Tidak adanya 4 40 160 1 30 30 2 20 40 2 10 20 250
. kesalahan
pemberian
obat
Berdasarkan scoring di atas maka dipilih masalah yang diprioritaskan
untuk diperbaiki, yaitu:
Waktu tunggu pelayanan
a) Obat jadi
b) Obat racik
c. Tetapkan PIC data, latih, data mulai dikumpulkan
Partisipasi dalam pengumpulan data, analisis, perencanaan dan
pelaksanaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien memerlukan
pengetahuan dan ketrampilan yang kebanyakan staf tidak mempunyainya
atau tidak menggunakannya secara rutin. Mereka harus diberi pelatihan
sesuai dengan peran dalam program yang direncanakan jika mereka di
minta untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan program. Perlu
dilakukan penyesuaian kegiatan rutin dari staf agar tersedia cukup waktu
bagi mereka untuk berpartisipasi secara penuh dalam kegiatan pelatihan
dan perbaikan sebagai bagian dari tugas rutin sehari-hari. Rumah sakit
mengidentifikasi dan menyediakan pelatih terampil untuk pendidikan
dan pelatihan ini. Agar pelaksanaan pengumpulan data indikator mutu
dapat berjalan secara konsisten dan berkesinambungan maka ditetapkan
PIC nya adalah Koordinator Ruang Farmasi.
PIC kemudian dilatih tentang:
1) Pemahaman indikator
2) Cara pengumpulan data
3) Area pengumpulan data
4) Cara pengisian indikator mutu
5) Cara membuat tabel dan grafik pencapaian indikator mutu.
6) Cara melakukan analisis
5. Pemilihan Indikator Mutu Unit Instalasi Gizi
a. Identifikasi masalah di Gizi
Masalah-masalah yang terjadi diGizi antara lain:
1. Ketepatan waktu pemberian makanan
2. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien
3. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian diet
b. Pemilihan masalah yg ingin/dapat diperbaiki
Dari masalah-masalah yang sudah terdaftar, maka perlu dipilih
masalah mana yang akan diperbaiki. Proses pemilihan adalah dengan
scoring, sebagai berikut:
Problem Jm
N Masalah High Risk High Volume High Cost
Prone l
o Prioritas
N B S N B S N B S N B S
1 Ketepatan 4 40 160 3 30 90 2 20 40 3 10 30 320
. waktu
pemberian
makanan
2 Sisa makanan 3 40 120 3 30 90 3 20 60 2 10 20 290
. yang tidak
termakan
oleh pasien
3 Tidak adanya 3 40 120 3 30 90 2 20 40 3 10 30 310
. kejadian
kesalahan
pemberian
diet
Berdasarkan scoring di atas maka dipilih masalah yang diprioritaskan
untuk diperbaiki, yaitu:
Ketepatan waktu pemberian makanan
c. Tetapkan PIC data, latih, data mulai dikumpulkan
Partisipasi dalam pengumpulan data, analisis, perencanaan dan
pelaksanaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien memerlukan
pengetahuan dan ketrampilan yang kebanyakan staf tidak mempunyainya
atau tidak menggunakannya secara rutin.Mereka harus diberi pelatihan
sesuai dengan peran dalam program yang direncanakan jika mereka di
minta untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan program. Perlu
dilakukan penyesuaian kegiatan rutin dari staf agar tersedia cukup waktu
bagi mereka untuk berpartisipasi secara penuh dalam kegiatan pelatihan
dan perbaikan sebagai bagian dari tugas rutin sehari-hari. Rumah sakit
mengidentifikasi dan menyediakan pelatih terampil untuk pendidikan
dan pelatihan ini. Agar pelaksanaan pengumpulan data indikator mutu
dapat berjalan secara konsisten dan berkesinambungan maka ditetapkan
PIC nya adalah Koordinator Ruang Gizi.
PIC kemudian dilatih tentang:
1) Pemahaman indikator
2) Cara pengumpulan data
3) Area pengumpulan data
4) Cara pengisian indikator mutu
5) Cara membuat tabel dan grafik pencapaian indikator mutu.
6) Cara melakukan analisis
6. Pemilihan Indikator Mutu Unit Instalasi Kamar Bersalin
a. Identifikasi masalah di Kamar Bersalin
Masalah-masalah yang terjadi di Kamar Bersalin antara lain:
1) Kejadian kematian ibu karena persalinan
2) Pemberi pelayanan persalinan normal
3) Pemberi pelayanan dengan penyulit
4) Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
5) Kemampuan menangani BBLR 1500 gr – 2500 gr
6) Pertolongan persalinan melalui SC
7) Angka pelaksanaan IMD
b. Pemilihan masalah yg ingin/dapat diperbaiki
Dari masalah-masalah yang sudah terdaftar, maka perlu dipilih
masalah mana yang akan diperbaiki. Proses pemilihan adalah dengan
scoring, sebagai berikut:
Problem Jm
N Masalah High Risk High Volume High Cost
Prone l
o Prioritas
N B S N B S N B S N B S
1 Kejadian 5 40 200 1 30 30 3 20 60 1 10 10 300
. kematian ibu
karena
persalinan
2 Pemberi 4 40 160 3 30 90 3 20 60 2 10 20 330
. pelayanan
persalinan
normal
3 Pemberi 4 40 160 3 30 90 2 20 40 2 10 20 310
. pelayanan
dengan
penyulit
4 Pemberi 4 40 160 3 30 90 3 20 60 2 10 20 330
. pelayanan
persalinan
dengan
tindakan
operasi
5 Kemampuan 3 40 120 1 30 30 3 20 60 2 10 20 230
. menangani
BBLR 1500
gr – 2500 gr
6 Pertolongan 5 40 200 3 30 90 3 20 60 3 10 30 380
. persalinan
melalui SC
7 Angka 4 40 160 4 30 120 3 20 60 2 10 20 360
. pelaksanaan
IMD
Berdasarkan scoring di atas maka dipilih masalah yang diprioritaskan
untuk diperbaiki, yaitu:
Pertolongan persalinan melalui SC
c. Tetapkan PIC data, latih, data mulai dikumpulkan
Partisipasi dalam pengumpulan data, analisis, perencanaan dan
pelaksanaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien memerlukan
pengetahuan dan ketrampilan yang kebanyakan staf tidak mempunyainya
atau tidak menggunakannya secara rutin. Mereka harus diberi pelatihan
sesuai dengan peran dalam program yang direncanakan jika mereka di
minta untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan program. Perlu
dilakukan penyesuaian kegiatan rutin dari staf agar tersedia cukup waktu
bagi mereka untuk berpartisipasi secara penuh dalam kegiatan pelatihan
dan perbaikan sebagai bagian dari tugas rutin sehari-hari. Rumah sakit
mengidentifikasi dan menyediakan pelatih terampil untuk pendidikan
dan pelatihan ini. Agar pelaksanaan pengumpulan data indikator mutu
dapat berjalan secara konsisten dan berkesinambungan maka ditetapkan
PIC nya adalah Koordinator Ruang Kamar Bersalin.
PIC kemudian dilatih tentang:
1) Pemahaman indikator
2) Cara pengumpulan data
3) Area pengumpulan data
4) Cara pengisian indikator mutu
5) Cara membuat tabel dan grafik pencapaian indikator mutu.
6) Cara melakukan analisis
7. Pemilihan Indikator Mutu Unit Instalasi Kamar Operasi
a. Identifikasi masalah di Kamar Operasi
Masalah-masalah yang terjadi di Kamar Operasi antara lain:
1) Waktu tunggu operasi elektif
2) Kejadian kematian dimeja operasi
3) Tidak ada kejadian operasi salah sisi
4) Tidak ada kejadian operasi salah orang
5) Tidak ada kejadian salah tindakan pada operasi
6) Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing / lain pada tubuh
pasien setelah operasi
7) Komplikasi anestesi karena overdosis reaksi anestesi dan salah
penempatan anestesi dan salah penempatan anestesi endotracheal tube
b. Pemilihan masalah yg ingin/dapat diperbaiki
Dari masalah-masalah yang sudah terdaftar, maka perlu dipilih
masalah mana yang akan diperbaiki. Proses pemilihan adalah dengan
scoring, sebagai berikut:
Problem Jm
N Masalah High Risk High Volume High Cost
Prone l
o Prioritas
N B S N B S N B S N B S
1 Waktu 4 40 160 3 30 90 3 20 60 3 10 30 340
. tunggu
operasi
elektif
2 Kejadian 2 40 80 2 30 60 2 20 40 3 10 30 210
. kematian
dimeja
operasi
3 Tidak ada 3 40 120 3 30 90 3 20 60 3 10 30 300
. kejadian
operasi salah
sisi
4 Tidak ada 1 40 40 1 30 30 1 20 20 3 10 30 120
. kejadian
operasi salah
orang
5 Tidak ada 2 40 80 2 30 60 2 20 40 3 10 30 210
. kejadian
salah
tindakan pada
operasi
6 Tidak adanya 2 40 80 2 30 60 2 20 40 3 10 30 210
. kejadian
tertinggalnya
benda asing /
lain pada
tubuh pasien
setelah
operasi
7 Komplikasi 3 40 120 3 30 90 2 20 40 3 10 30 280
. anestesi
karena
overdosis
reaksi
anestesi dan
salah
penempatan
anestesi dan
salah
penempatan
anestesi
endotracheal
tube
Berdasarkan scoring di atas maka dipilih masalah yang
diprioritaskan untuk diperbaiki, yaitu:
Waktu tunggu operasi elektif
c. Tetapkan PIC data, latih, data mulai dikumpulkan
Partisipasi dalam pengumpulan data, analisis, perencanaan dan
pelaksanaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien memerlukan
pengetahuan dan ketrampilan yang kebanyakan staf tidak mempunyainya
atau tidak menggunakannya secara rutin.Mereka harus diberi pelatihan
sesuai dengan peran dalam program yang direncanakan jika mereka di
minta untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan program. Perlu
dilakukan penyesuaian kegiatan rutin dari staf agar tersedia cukup waktu
bagi mereka untuk berpartisipasi secara penuh dalam kegiatan pelatihan
dan perbaikan sebagai bagian dari tugas rutin sehari-hari. Rumah sakit
mengidentifikasi dan menyediakan pelatih terampil untuk pendidikan
dan pelatihan ini. Agar pelaksanaan pengumpulan data indikator mutu
dapat berjalan secara konsisten dan berkesinambungan maka ditetapkan
PIC nya adalah Koordinator Ruang Kamar Operasi.
PIC kemudian dilatih tentang:
1) Pemahaman indikator
2) Cara pengumpulan data
3) Area pengumpulan data
4) Cara pengisian indikator mutu
5) Cara membuat tabel dan grafik pencapaian indikator mutu.
6) Cara melakukan analisis
Oleh karena itu maka setiap pejabat kepala di area tersebut bersama dengan
manajemen melakukan diskusi bersama. Dari indikator mutu yang diusulkan
maka dilakukan scoring untuk menentukan indikator mutu unit.