Anda di halaman 1dari 9

DETEKSI DINI KASUS ANTRAKS

Kondisi lapangan
No Deskrisi kasus
Ada
A Gambaran kasus
1 Gambaran klinis
Antraks Kulit rasa gatal tanpa disertai rasa sakit, yang dalam waktu 2-3
hari membesar menjadi vesikel berisi cairan kemerahan,
kemudian haemoragik dan menjadi jaringan nekrotik
berbentuk ulsera yang ditutupi kerak berwarna hitam,
kering yang disebut Eschar (patognomonik)

Antraks Saluran Pencernaan rasa sakit perut hebat, mual, muntah, tidak nafsu makan,
demam, konstipasi, gastroenteritis akut yang kadang-
kadang disertai darah, hematemesis

Antraks Paru-paru tanda-tanda bronchitis dalam waktu 2-4 hari gejala


semakin berkembang dengan gangguan respirasi berat,
demam, sianosis, dispneu, stridor, keringat berlebihan,
detak jantung meningkat, nadi lemah dan cepat.
Kematian biasanya terjadi 2-3 hari setelah gejala klinis
timbul.

Antraks Meningitis lesi primer yang berkembang menjadi meningitis


hemoragik dan kematian dapat terjadi antara 1-6 hari.
Gambaran klinisnya mirip dengan meningitis purulenta
akut yaitu demam, nyeri kepala hebat, kejang-kejang
umum, penurunan kesadaran dan kaku kuduk

2 Etiologi
Antraks Kulit Bacillus anthracis, Basil Antraks dapat keluar dari bangkai
hewan dan suhu luar di atas 20°C, kelembaban tinggi
Antraks Saluran Pencernaan basil tersebut cepat berubah menjadi spora yang tahan
hidup selama bertahun-tahun. Bila suhu rendah maka
Antraks Paru-paru basil antraks akan membentuk spora secara perlahan -
lahan
Antraks Meningitis

3 Masa inkubasi
Antraks Kulit Adakah laporan kasus pada manusia mirip antraks kulit 5
hari terakhir
Antraks Saluran Pencernaan Adakah laporan kasus pada manusia mirip antraks
Pencernaan 5 hari terakhir
Antraks Paru-paru Adakah laporan kasus pada manusia mirip antraks paru-
paru 5 hari terakhir
Antraks Meningitis Adakah laporan kasus pada manusia mirip antraks
meningitis 6 hari terakhir

4 Sumber penularan
1. Pemotongan hewan, peternak kambing, sapi dll
2. Pekerja pada pemotongan hewan, peternakan
kambing, sapi dll

5 Cara Penularan
1. Sanitasi yang baik pada tempat pemotongan hewan,
peternak kambing, sapi dll
2. Pekerja menggunakan APD pada pemotongan hewan,
peternakan kambing, sapi dll

6 Epidemiologi
1. Pemotongan hewan, peternak kambing, sapi dll
2. Pekerja pada pemotongan hewan, peternakan
kambing, sapi dll

7 Kewaspadaan dini
1. Kelengkapan Laporan EWARS > 90%
2. Ketepatan Laporan EWARS > 80%
3. Kelengkapan Laporan STP > 90%
4. Ketepatan Laporan STP > 80%
5. Laporan kematian hewan herbivora, kambing, sapi dll

B Faktor resiko
1 Lingkungan
1. Kelembaban tinggi
2. Perubahan musim (dari Kemarau ke penghujan)

2 Vektor
-

3 Sosial
1. Pasar hewan
2. Peternakan hewan herbivora
3. Perayaan dengan menggunakan hewan herbivora (Idul
adha dll)

4 Imunisasi
-
Kondisi lapangan
Kesimpulan
Tidak
DETEKSI DINI KASUS ANTRAKS

Kondisi lapangan
No Deskrisi kasus
Ada
A Gambaran kasus
1 Gambaran klinis
Antraks Kulit rasa gatal tanpa disertai rasa sakit, yang dalam waktu 2-3
hari membesar menjadi vesikel berisi cairan kemerahan,
kemudian haemoragik dan menjadi jaringan nekrotik
berbentuk ulsera yang ditutupi kerak berwarna hitam,
kering yang disebut Eschar (patognomonik)

Antraks Saluran Pencernaan rasa sakit perut hebat, mual, muntah, tidak nafsu makan,
demam, konstipasi, gastroenteritis akut yang kadang-
kadang disertai darah, hematemesis

Antraks Paru-paru tanda-tanda bronchitis dalam waktu 2-4 hari gejala


semakin berkembang dengan gangguan respirasi berat,
demam, sianosis, dispneu, stridor, keringat berlebihan,
detak jantung meningkat, nadi lemah dan cepat.
Kematian biasanya terjadi 2-3 hari setelah gejala klinis
timbul.

Antraks Meningitis lesi primer yang berkembang menjadi meningitis


hemoragik dan kematian dapat terjadi antara 1-6 hari.
Gambaran klinisnya mirip dengan meningitis purulenta
akut yaitu demam, nyeri kepala hebat, kejang-kejang
umum, penurunan kesadaran dan kaku kuduk

2 Etiologi
Antraks Kulit Bacillus anthracis, Basil Antraks dapat keluar dari bangkai
hewan dan suhu luar di atas 20°C, kelembaban tinggi
Antraks Saluran Pencernaan basil tersebut cepat berubah menjadi spora yang tahan
hidup selama bertahun-tahun. Bila suhu rendah maka
Antraks Paru-paru basil antraks akan membentuk spora secara perlahan -
lahan
Antraks Meningitis

3 Masa inkubasi 1-5 hari


Antraks Kulit 1-5 hari
Antraks Saluran Pencernaan 2-5 hari
Antraks Paru-paru 1-5 hari
Antraks Meningitis 1-6 hari

4 Sumber penularan
Antraks Kulit hewan ternak herbivora
Antraks Saluran Pencernaan
Antraks Paru-paru
Antraks Meningitis

5 Cara Penularan
Antraks Kulit kontak dengan tanah, hewan, produk hewan yang
tercemar spora antraks. Penularan juga bisa terjadi bila
Antraks Saluran Pencernaan mengkonsumsi daging hewan yang terinfeksi atau
menghirup spora dari produk hewan yang sakit seperti
Antraks Paru-paru kulit dan bulu.
Antraks Meningitis

6 Epidemiologi
Antraks Kulit Populasi rentan antraks terutama berhubungan dengan
Antraks Saluran Pencernaan distribusi hewan sumber penularan, pekerjaan yang
berhubungan dengan hewan sumber penularan dan
Antraks Paru-paru tanah atau lingkungan sekitarnya
Antraks Meningitis

7 Kewaspadaan dini
Antraks Kulit Kewaspadaan dini pada saat menjelang perayaan hari
Raya Idul Fitri/Adha, dimana kebutuhan ternak (daging)
Antraks Saluran Pencernaan meningkat sehingga terdapat mobilitas hewan ternak
yang cukup tinggi dari dan ke wilayah endemis antraks
Antraks Paru-paru dan perlu ditingkatkan pada saat perubahan musim (dari
Kemarau ke penghujan)
Antraks Meningitis

B Faktor resiko
1 Lingkungan
1. Kelembaban tinggi basil tersebut cepat berubah
menjadi spora yang tahan hidup selama bertahun-tahun.
Bila suhu rendah maka basil antraks akan membentuk
spora secara perlahan - lahan.

2. Pada saat perubahan musim (dari Kemarau ke


penghujan)
3. Ada kematian herwan herbivora (sapi, domba, kerbau
dll) dengan ciri antraks

2 Vektor
-

3 Sosial
1. Pasar hewan, peternakan hewan herbivora, perayaan
dengan menggunakan
2. Peternakan hewan herbivora (Idul adha dll)
hewan herbivora
3. Perayaan dengan menggunakan hewan herbivora (Idul
adha dll)

4 Imunisasi
-
Kondisi lapangan
Kesimpulan
Tidak
DETEKSI DINI KASUS

A Gambaran kasus
1 Gambaran klinis

2 Etiologi

3 Masa inkubasi

4 Sumber penularan

5 Cara Penularan

6 Epidemiologi

7 Kewaspadaan dini

B Faktor resiko
1 Lingkungan

2 Vektor

3 Sosial

Anda mungkin juga menyukai