Anda di halaman 1dari 16

MICROTEACHING CLASS

OLEH :

MASRIANI
B 18 03 140

JURUSAN DIPLOMA IV KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEGA BUANA PALOPO
2019
RENCANA PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan


Semester :
Beban SKS :
Prasyarat :

A. Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat mengetahui, memahami dan mampu mengimplementasikan teori,
tentang partograf.

B. Standar Kompetensi
Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan pengertian partograf;
2. Mahasiswa diharapkan mampu menyebutkan tujuan penggunaan partograf;
3. Mahasiswa diharapkan mampu untuk menyebutkan waktu pengisian partograf;
4. Mahasiswa diharapkan mampu untuk menjelaskan isi partograf;
5. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan cara pengisian partograf;
6. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
pengisian partograf.

C. Pokok Bahasan
Partograf

D. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian partograf
2. Tujuan penggunaan partograf
3. Waktu pengisian partograf
4. Isi partograf
5. Cara pengisian partograf
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengisian partograf

E. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Tugas terstruktur
4. Praktikum

F. Media Pembelajaran
1. Laptop
2. Handout
3. White Board
4. Spidol

G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
No. Tahap Kegiatan Dosen
Mahasiswa
1 Pendahuluan  Membuka perkuliahan dengan  Menjawab salam
salam
 Menjelaskan silabus mata kuliah  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan umum dan  Mendengarkan
khusus standar kompetensi
 Menjelaskan pokok bahasan  Mendengarkan
tenang partograf

2 Penyajian  Memberikan penjelasan tentang  Menyimak dan


Materi Pengertian partograf mendengarkan
 Memberikan penjelasan tentang
Tujuan penggunaan partograf  Menyimak dan
 Memberikan penjelasan tentang mendengarkan
Waktu pengisian partograf  Menyimak dan
 Memberikan penjelasan tentang Isi mendengarkan
partograf  Menyimak dan
 Memberikan penjelasan tentang mendengarkan
Cara pengisian partograf
 Memberikan penjelasan tentang  Menyimak dan
Faktor-faktor yang mempengaruhi mendengarkan
pengisian partograf
3 Penutup  Melakukan evaluasi dengan  Mengajukan
memberikan kesempatan pada pertanyaan
mahasiswa untuk memberikan
pertanyaan
 Melakukan evaluasi dengan  Menjawab
melakukan Tanya jawab (feed pertanyaan dan
back) memberikan
pertanyaan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam

H. Evaluasi
 Attitude : 15 %
 Tugas : 25 %
 Diskusi : 10 %
 UTS : 25 %
 UAS : 25 %

I. Referensi
- Buku saku, pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan Dasar dan rujukan, ed
pertama, 2013.
- Buku Pedoman Praktik Microteaching, 2018

Dosen Pengampu

Masriani
MATERI AJAR / HANDOUT

A. Pengertian
Partograf adalah alat bantu untuk membuat keputusan klinik, memantau,
mengevaluasi dan menatalaksana persalinan Partograf dapat dipakai untuk memberikan
peringatan awal bahwa suatu persalinan berlangsung lama, adanya gawat ibu dan janin,
serta perlunya rujukan (Lissauer & Fanaroff, 2009).
B. Tujuan
Adapun tujuan utama dari penggunaan partograf adalah sebagai berikut :
1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks
melalui pemeriksaan dalam.
2. Mendeteksi apakah proses persalinan bejalan secara normal. Dengan demikian dapat
pula mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama.
3. Data pelengkap yang terkait dengan pemantuan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik
kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan
laboratorium, membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang diberikan
dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin
dan bayi baru lahir (Sulistyawati & Nugraheny, 2010).
C. Waktu Pengisian Partograf
Waktu yang tepat untuk pengisian partograf adalah saat proses persalinan telah berada
dalam kala I fase aktif yaitu saat pembukaan serviks dari 4 sampai 10 cm dan berakhir
pada pemantauan kala IV (Lissauer & Fanaroff, 2009).
D. Isi partograf
Partograf dikatakan sebagai data yang lengkap bila seluruh informasi ibu, kondisi janin,
kemajuan persalinan, waktu dan jam, kontraksi uterus, kondisi ibu, obat-obatan yang
diberikan, pemeriksaan laboratorium, keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang
diberikan dicatat secara rinci sesuai cara pencatatan partograf. Isi partograf antara lain:
1. Informasi tentang ibu
a) Nama dan umur
b) Gravida, para, abortus
c) Nomor catatan medik/nomor puskesmas
d) Tanggal dan waktu mulai dirawat
e) Waktu pecahnya selaput ketuban.
2. Kondisi janin
a) Denyut jantung janin
b) Warna dan adanya air ketuban
c) Penyusupan (molase) kepala janin.
3. Kemajuan persalinan
a) Pembukaan serviks
b) Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin
c) Garis waspada dan garis bertindak
4. Waktu dan jam
a) Waktu mulainya fase aktif persalinan
b) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian
c) Kontraksi uterus
d) Frekuensi kontraksi dalam waktu 10 menit
e) Lama kontraksi (dalam detik).
5. Obat-obatan yang diberikan
a) Oksitosin
b) Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan
c) Kondisi ibu
d) Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh
e) Urin (volume, aseton atau protein) (Nurasiah, Rukmawati, & Badriah, 2014).
E. Cara Pengisia Partograf
Pencatatan dimulai saat fase aktif yaitu pembukaan serviks 4 cm dan berakhir titik
dimana pembukaan lengkap. Pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan
adalah 1 cm per jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis
waspada. Kondisi ibu dan janin dinilai dan dicatat dengan cara :
1. Denyut jantung janin : setiap 30 menit
2. Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap 30 menit
3. Nadi : setiap 30 menit
4. Pembukaan serviks : setiap 4 jam
5. Penurunan bagian terbawah janin : setiap 4 jam
6. Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam
7. Produksi urin (2 – 4 Jam), aseton dan protein : sekali
Cara pengisian partograf adalah sebagai berikut:
1. Lembar depan partograf.
a) Informasi ibu ditulis sesuai identitas ibu. Waktu kedatangan ditulis sebagai jam.
Catat waktu pecahnya selaput ketuban, dan catat waktu merasakan mules
b) Kondisi janin
1) Denyut Jantung Janin
Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika
terdapat tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak menunjukkan waktu 30 menit.
Kisaran normal DJJ tertera diantara garis tebal angka 180 dan 100. Bidan
harus waspada jika DJJ mengarah di bawah 120 per menit (bradicardi) atau
diatas 160 permenit (tachikardi). Beri tanda ‘•’ (tanda titik) pada kisaran angka
180 dan 100. Hubungkan satu titik dengan titik yang lainnya Warna dan
adanya air ketuban.
2) Catat warna air ketuban setiap melakukan pemeriksaan
vagina, menggunakan lambang-lambang berikut:
U : Selaput ketuban Utuh.
J : Selaput ketuban pecah, dan air ketuban Jernih.
M : Air ketuban bercampur Mekonium.
D : Air ketuban bernoda Darah.
K : Tidak ada cairan ketuban/Kering.
3) Penyusupan/molase tulang kepala janin.
Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai penyusupan antar tulang (molase)
kepala janin. Catat temuan yang ada di kotak yang sesuai di bawah lajur air
ketuban. Gunakan lambang-lambang berikut :
0 : Sutura terpisah.
1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
2 : Sutura tumpang tindih tetapi masih dapat diperbaiki.
3 : Sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki. Sutura/tulang kepala
saling tumpang tindih menandakan kemungkinan adanya CPD ( cephalo
pelvic disproportion).
c) Kemajuan persalinan.
Angka 0-10 di kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi serviks
1) Pembukaan serviks.
Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf setiap temuan
dari setiap pemeriksaan. Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam.
Menyantumkan tanda ‘X’ di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya
pembukaan serviks.
2) Penurunan bagian terbawah janin.
Untuk menentukan penurunan kepala janin tercantum angka 1-5 yang sesuai
dengan metode perlimaan. Menuliskan turunnya kepala janin dengan garis
tidak terputus dari 0-5. Berikan tanda ‘0’ pada garis waktu yang sesuai.
3) Garis waspada dan garis bertindak.
(a) Garis waspada, dimulai pada pembukaan serviks 4 cm (jam ke 0), dan
berakhir pada titik di mana pembukaan lengkap (6 jam). Pencatatan
dimulai pada garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah
kanan garis waspada, maka harus dipertimbangkan adanya penyulit.
(b) Garis bertindak, tertera sejajar dan disebelah kanan (berjarak 4 jam) pada
garis waspada. Jika pembukaan serviks telah melampaui dan berada di
sebelah kanan garis bertindak maka menunjukkan perlu dilakukan
tindakan untuk menyelasaikan persalinan. Sebaiknya ibu harus berada di
tempat rujukan sebelum garis bertindak terlampaui.
4) Jam dan waktu.
Waktu mulainya fase aktif persalinan :
(a) Setiap kotak menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.
(b) Waktu aktual saat pemeriksaan atau persalinan. Menyantumkan tanda ‘x’
di garis waspada, saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan.
5) Kontraksi uterus.
Terdapat lima kotak kontraksi per 10 menit. Nyatakan lama kontraksi dengan :
titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya < 20
detik, garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang
lamanya 20-40 detik, Arsir penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan
kontraksi yang lamanya > 40 detik.
6) Obat-obatan dan cairan yang diberikan.
(a) Oksitosin. Jika tetesan drip sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30
menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan dan dalam
satuan tetes per menit.
(b) Obat lain dan caira IV. Mencatat semua dalam kotak yang sesuai dengan
kolom waktunya
7) Kondisi ibu
(a) Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh
Nadi, dicatat setiap 30 menit. Beri tanda titik (•) pada kolom yang sesuai.
(b) Tekanan darah, dicatat setiap 4 jam atau lebih sering jika diduga ada
penyulit. Memberi tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang
sesuai.
(c) Suhu tubuh, diukur dan dicatat setiap 2 jam atau lebih sering jika terjadi
peningkatan mendadak atau diduga ada infeksi. Mencatat suhu tubuh pada
kotak yang sesuai.
(d) Volume urine, protein dan aseton.
Mengukur dan mencatat jumlah produksi urine setiap 2 jam (setiap ibu
berkemih). Jika memungkinkan, lakukan pemeriksaan aseton dan protein
dalam urine.
2. Lembar belakang partograf.
Lembar belakang partograf merupakan catatan persalinan yang berguna untuk
mencatat proses persalinan yaitu data dasar, kala I, kala II, kala III, kala IV, bayi baru
lahir.
a) Data dasar
Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat
persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat merujuk, pendamping saat merujuk
dan masalah dalam kehamilan/ persalinan.
b) Kala I
Terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati garis waspada,
masalah lain yang timbul, penatalaksanaan, dan hasil penatalaksanaannya.
c) Kala II.
Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin, distosia bahu
dan masalah dan penatalaksanaannya.
d) Kala III
Kala III berisi informasi tentang inisiasi menyusu dini, lama kala III, pemberian
oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, masase fundus uteri, kelengkapan
plasenta, retensio plasenta > 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan,
masalah lain, penatalaksanaan dan hasilnya
e) Kala IV.
Kala IV berisi tentang data tekanan darah, nadi, suhu tubuh, tinggi fundus uteri,
kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan
f) Bayi baru lahir.
Bayi baru lahir berisi tentang berat badan, panjang badan, jenis kelamin, penilaian
bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah lain dan hasilnya (Sukarni, 2013;
Widyastuti, 2010).
F. Faktor-fakor yang Mempengaruhi Pengisian Partograf
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca
indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan secara rinci tentang penggunaan
partograf merupakan syarat mutlak bagi penolong persalinan. Seperti hasil-hasil
penelitian yang pernah dilakukan menyatakan bahwa pengetahuan provider kesehatan
tentang partograf berhubungan dalam proses pncatatan dan kepatuhan mengisi
partograf
2. Pendidikan
Perbedaan pendidikan tenaga kesehatan mempengaruhi proses pengisian partograf
serta outcomes dari persalinan. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin
dalam pemahaman serta pengetahuan yang diperoleh
3. Kompetensi dan Ketrampilan
Perilaku dalam bentuk praktik yang sudah konkrit berupa perbuatan terhadap situasi
atau rangsangan dari luar. Kompetensi dan ketrampilan bidan terbukti berpengaruh
terhadap proses pengisian partograf.
4. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan segala sesuatu yang dapat di pakai sebagai alat dan
bahan untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses. Sedangkan prasarana
adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya proses.
Sumber daya yang dimaksud adalah termasuk ketersediaan kertas grafik partograf,
peralatan untuk melaksanakan observasi tanda-tanda vital alat tulis
5. Sikap
Perilaku dalam bentuk sikap / tanggapan atau rangsangan dari luar diri seseorang
untuk melakukan pencatatan dengan baik
6. Dukungan sosial dan pujian
Peran serta pemimpin (stakeholder) sangat berpengaruh dalam hal ini. Pemimpin
memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai (provider kesehatan)
akan memotivasi pegawai untuk melakukan apa yang diinginkan oleh pemimpin.
7. Pengawasan
Supervisi dan evaluasi penting dilakukan untuk memutuskan tindakan apa yang
seharusnya dilakukan serta perencanaan menejemen apa yang akan dilakukan setelah
dievaluasi. Ketika seorang tenaga kesehatan dilatih kemudian dilakukan pencatatan
pelaporan partograf ternyata masih banyak yeng belum lengkap terutama pada alur
pelaporan ke tingkatan pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Petugas kesehatan
tidak melakukan pengawasan dan tindak lanjut pada ranah yang lebih tinggi (Sukarni,
2013).
DAFTAR PUSTAKA

Lissauer, T., & Fanaroff, A. (2009). Neonatologi. Jakarta: Erlangga Medical Series.

Nurasiah, A., Rukmawati, A., & Badriah, D. . (2014). Asuhan Persalinan Normal Bagi

Bidan. Bandung: PT. Refika Aditama.

Sukarni, I. (2013). Kehamilan, Persalinan dan Nifas (Pertama). Yogyakarta: Nuha Medika.

Sulistyawati, A., & Nugraheny, E. (2010). Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta:

Salemba Medika.

Widyastuti. (2010). asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya.


LABSKILL
Pengisian Partograf dengan Inersia uteri
Masriani, Amd.Keb

A. Pengertian
Partograf merupakan pemantauan persalinan yang mudah dengan menggunakan
diagram pemantauan kemajuan persalinan serta melakukan pencatatan hasil observasi
kondisi ibu dan janin.
Inersia uteri yaitu his tidak normal karena adanya kontraksi uterus yang sifatnya
lebih lemah, singkat dan jarang serta tidak adekuat untuk melakukan pembukaan serviks
atau mendorong janin keluar (Nurjayanti, 2017)
B. Tujuan Pengisian
1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks
melalui pemeriksaan dalam.
2. Mendeteksi apakah proses persalinan bejalan secara normal. Dengan demikian dapat
pula mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama.
C. Alat dan Bahan
1. Kertas partograf (halaman depan dan belakang)
2. Alat tulis
D. Langkah-langkah
No. Tindakan
1 Isi identitas pasien
2 Tuliskan waktu kedatangan, pecahnya ketuban dan adanya mules
3 Nilai keadaan umum ibu termasuk TTV
4 Tentukan keadaan janin, pastikan DJJ dalam batas normal
Catat warna air ketuban. Jika ketuban sudah pecah, air ketuban kehijau-hijauan
5 atau bercampur darah pikirkan kemungkinan terjadi gawat janin. Jika terdapat
gawat janin lakukan seksio sesarea
Periksa penyusupan keala janin. Apabila posisi sutura tumpang tindih dan tidak
6 dapat diperbaiki terdapat disproporsi sefalopelvis maka sebaiknya lakukan
seksio sesarea
Periksa kemajuan persalinan.
- Apabila tidak ada kemajuan persalinan maka lakukan induksi dengan
oksitosin drip 5 IU dalam 500 cc RL dengan tetas 8/menit dan dinaikkan tiap
7
30 menit maximal 40 tetes.
- Apabila ada kemajuan persalinan, maka evaluasi kemajuan tiap 2 jam.
Namun apabila tidak ada maka sebaiknya lakukan seksio sesarea
8 Catat jam dan waktu fase aktif persalinan
9 Periksa setiap 10 menit adanya kontraksi uterus
10 Catat pemberian obat-obatan
11 Ukur dan catat jumlah produksi urine ibu setiap 2 jam
12 Mengisi lembar belakang partograf
E. Lembar Penilaian Labskill
Nama Mahasiswa :
NIM :
Kelas :
Dilakukan
No. Tindakan
Ya Tidak
1 Isi identitas pasien
Tuliskan waktu kedatangan, pecahnya ketuban dan
2
adanya mules
3 Nilai keadaan umum ibu termasuk TTV
Tentukan keadaan janin, pastikan DJJ dalam batas
4
normal
Catat warna air ketuban. Jika ketuban sudah pecah, air
ketuban kehijau-hijauan atau bercampur darah pikirkan
5
kemungkinan terjadi gawat janin. Jika terdapat gawat
janin lakukan seksio sesarea
Periksa penyusupan keala janin. Apabila posisi sutura
tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki terdapat
6
disproporsi sefalopelvis maka sebaiknya lakukan seksio
sesarea
Periksa kemajuan persalinan.
- Apabila tidak ada kemajuan persalinan maka lakukan
induksi dengan oksitosin drip 5 IU dalam 500 cc RL
dengan tetas 8/menit dan dinaikkan tiap 30 menit
7
maximal 40 tetes.
- Apabila ada kemajuan persalinan, maka evaluasi
kemajuan tiap 2 jam. Namun apabila tidak ada maka
sebaiknya lakukan seksio sesarea
8 Catat jam dan waktu fase aktif persalinan
9 Periksa setiap 10 menit adanya kontraksi uterus
10 Catat pemberian obat-obatan
11 Ukur dan catat jumlah produksi urine ibu setiap 2 jam
12 Mengisi lembar belakang partograf

………….. , Maret 2019


Pembimbing Labskill

Masriani
KLINIK SKILL
VULVA HYGIENE

Nama Mahasiswa :
NIM :
Ruang :
RS :

Dilakukan
No. Tindakan
Ya Tidak
Tahap Pra Interaksi
1 Lakukan verifikasi program pengobatan klien
2 Mencuci tangan
3 Menyiapkan alat
Tahap Orientasi
4 Berikan salam kepada pasien dan sapa nama pasien
5 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
Tanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan
6
dilakukan
Tahap Kerja
7 Pasang sampiran/menjaga privacy
8 Pasang selimut mandi
9 Atur posisi pasien dorsal recumbent
10 Pasang alas dan perlak dibawah pantat
Buka Gurita, celana dan pembalut bersamaan dengan
11 pemasangan pispot, sambil memperhatikan lochea. Celana dan
pembalut dimasukkan dalam tas plastic yang berbeda
12 Pasien disuruh BAK/BAB
13 Memakai sarung tangan kiri
14 Mengguyur vulva dengan air hangat
15 Ambil pispot
16 Dekatkan bengkok dengan pasien
Gunakan sarung tangan kanan, kemudian mengambil kapas
17
basah
18 Membuka vulva dengan ibu jari dan jari telunjuk kiri
Membersihkan vulva mulai dari labia mayora kiri, labia mayora
kanan, labia minora kiri, labia minora kanan, vestibulum,
19
perineum. Arah dari atas ke bawah dengan kapas basah (1 kapas,
1 kali usap)
Perhatikan keadaan perineum. Bila ada jahitan, perhatikan
20
apakah lepas/longgar, bengkak/iritasi.
21 Membersihkan luka jahitan dengan kapas basah
22 Menutup luka dengan kassa yang telah diolesi salep/betadine
23 Memasang celana dalam dan pembalut
24 Mengambil alas, perlak dan bengkok
Merapikan pasien, mengambil selimut mandi dan memakaikan
25
selimut pasien
Tahap Terminasi
26 Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
27 Berpamitan dengan pasien
28 Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
29 Mencuci tangan
30 Mendokumentasikan tindakan

………………… , Maret 2019


CI Klinik

Masriani

Anda mungkin juga menyukai