ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah
Disusun Oleh:
Fadi 16616279
BANDUNG
2017
i
ii
PRAKATA
Puji serta syukur kami sembahkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
M.Hum selaku dosen dalam mata kuliah TTKI yang telah memberikan arahan
kepada sehingga kami dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Tak lupa kami
ucapkan terima kasih dalam kepada kedua orang tua, serta seluruh keluarga yang
telah memberikan dukungan penuh terhadap kami baik secara moril maupun
materil.
Tema yang dipilih dalam kegiatan praktik ialah budidaya ayam bibit,
Coblong.
Karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna karena di dunia ini tidak ada
yang sempurna. Maka dari itu kritik beserta saran yang membangun sangat kami
harapkan untuk menjadi lebih baik. Semoga laporan ini dapat memberikan
ii
iii
ABSTRAK
Pada masa ini teknologi pada jalan raya terus dikembangkan untuk
Dengan adanya geometri jalan raya maka jalan raya semakin mudah untuk diatur
dalam kontur, lebar, serta pengamanan keselamatan jalan raya. Namun selama ini
geometri jalan raya sering tidak diatur dengan baik sehingga kemacetan masih
pengaturannya yang meliputi lebar jalan, elevasi, serta kemampuan jalan dalam
menampung volume kendaraan setiap harinya. Lebar dan bentuk jalan sangat
perhitungan geometri jalan raya yang terlalu sempit membuat jalan yang ada
menjadi titik kemacetan setiap harinya serta perhitungan geometri yang terlalu
Dari hasil observasi didapatkan data bahwa pada jam-jam sibuk, jalan raya
banyak yang berakibat pada kepadatan lalu lintas yang mengganggu aktivitas
masyarakat.
iii
iv
DAFTAR ISI
PRAKATA .............................................................................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ……………..………………………………………………………iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah .................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan dan Manfaat ................................................................. 3
1.3 Ruang Lingkup Kajian ............................................................................. 3
1.4 Anggapan Dasar ....................................................................................... 4
1.5 Hipotesis ................................................................................................... 4
1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ................................................... 4
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................... 5
BAB II TEORI DASAR GEOMETRI JALAN RAYA DAN KEMACETAN
LALU LINTAS ....................................................................................................... 7
2.1 Pengertian Jalan Raya .............................................................................. 7
2.2 Pengertian Geometri Jalan Raya .............................................................. 7
2.3 Pengertian Kemacetan .............................................................................. 8
2.4 Fungsi Geometri Jalan Raya ..................................................................... 9
2.5 Perkembangan Geometri Jalan Raya ........................................................ 9
BAB III ANALISIS PEMANFAATAN GEOMETRI JALAN RAYA SEBAGAI
SOLUSI KEMACETAN LALU LINTAS DI KECAMATAN COBLONG ........ 12
3.1 Kondisi Geometri Jalan Raya di Kecamatan Coblong ........................... 12
3.2 Volume Kendaraan di Jalan Raya Kecamatan Coblong......................... 14
3.3 Faktor-faktor Penyebab Kemacetan di Kecamatan Coblong ................. 17
3.4 Hubungan Geometri Jalan Raya Terhadap Kemacetan Lalu Lintas ...... 18
3.5 Pemanfaatan Geometri Jalan Raya Sebagai Solusi Kemacetan Lalu
Lintas di Kemacatan Coblong ........................................................................... 19
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 20
4.1 Simpulan ................................................................................................. 20
4.2 Saran ....................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... XXII
iv
v
DAFTAR TABEL
v
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Sisa foto
Hasil asistensi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Di era modern seperti sekarang ini, kebutuhan manusia akan transportasi semakin
menggunakan hewan sebagai alat transportasi seperti kuda dan unta. Dengan canggihnya
teknologi, semakin banyak alat transportasi yang diciptakan agar manusia dapat
berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dalam waktu yang singkat baik melalui
jalur darat, laut, maupun udara. Perkembangan ilmu pengetahuan turut berperan dalam
dengan kecepatan atau ketahanan tertentu agar kegiatan transportasi semakin efektif dan
efisien. Saat ini manusia sudah mengenal alat transportasi dengan bantuan mesin canggih
karena dianggap lebih efektif dan efisien dibanding dengan kuda atau hewan lainnya.
melakukan sesuatu agar proses transportasi dapat berjalan lebih cepat. Manusia membuat
suatu area untuk alat transportasi melakukan mobilisasi yang disebut sebagai jalan. Jalan
dibuat agar aktivitas transportasi bisa berjalan dengan lebih baik. Pembangunan jalan
diiringi dengan semakin banyaknya kebutuhan manusia akan kendaraan serta aktivitas
transportasi sering terhambat dengan aktivitas manusia yang lain. Hal ini memunculkan
1
2
ide untuk merencanakan suatu jalan dengan peraturan tertentu dengan area yang semakin
diperluas dan dikhususkan hanya untuk kendaraan yang disebut sebagai jalan raya.
Kebutuhan manusia yang semakin berbeda tiap individunya membuat manusia memilih
menggunakan alat transportasi sendiri agar bisa sampai ke tujuan lebih cepat. Akibatnya,
jalan raya yang telah dibangun semakin tidak bisa menampung karena kuantitas
kendaraan yang ada di jalan raya terus menerus bertambah. Hal inilah yang disebut
sebagai kemacetan.
transportasi menjadi terhambat dan waktu yang diperlukan untuk sampai ke tujuan
menjadi lebih lambat dari biasanya. Selain itu, kemacetan juga membuat jalan raya
menjadi lebih rentan dengan kerusakan yang mengharuskan negara untuk mengeluarkan
banyaknya kendaraan yang melintas baik dari luar kota maupun dari dalam kota itu
sendiri. Salah satu jalan di Kota Bandung yang mengalami kemacetan yang cukup parah
adalah Kecamatan Coblong. Kecamatan ini sering mengalami kelumpuhan akibat terlalu
banyak kendaraan yang melintas di jalan raya. Setiap harinya, kecamatan ini menerima
kendaraan yang akan menuju ke Kecamatan Cihampelas yang merupakan pusat oleh-oleh
dari kota bandung atau kendaraan yang akan menuju Kecamatan Dago.
2
3
salah satunya dengan merencanakan suatu jalan raya dengan pendekatan matematika
Kecamatan Coblong?
3) Untuk mengetahui hubungan kondisi geometri jalan raya terhadap kemacetan lalu
4) Untuk menentukan rancangan geometri jalan raya yang tepat dalam mengatasi
Untuk menjawab rumusan masalah di atas, kami akan mengkaji hal-hal berikut:
3
4
3) Pengertian kemacetan.
Menurut Shirley L Herdasin (2010 :88) perencanaan geometri jalan adalah perencanaan
route dari suatu ruas jalan secara lengkap, meliputi beberapa elemen yang disesuaikan dengan
kelengkapan dan data dasar yang ada atau tersedia dari hasil survei lapangan dan telah dianalisis,
serta mengacu pada ketentuan yang berlaku (Shirley L. Herdasin, 2010 : 88).
1.5 Hipotesis
Dugaan kami sehubungan dengan anggapan dasar di atas. Perancangan geometri jalan
raya yang lebih baik dapat menjadi solusi bagi kemacetan di daerah Kecamatan Coblong
1.6.1 Metode
Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu mendeskripsikan data baik dari literatur
maupun dari observasi lapangan kemudian di analisis. Sehubungan dengan metode yang
1) Studi literatur.
2) Observasi.
4
5
Penulisan laporan penilitian ini terbagi menjadi empat bab, yaitu pendahuluan, teori dasar
geometri jalan raya dan kemacetan lalu lintas, analisis pemanfaatan geometri jalan raya sebagai
solusi kemacetan di Kecamatan Coblong, dan simpulan serta saran. Pada bab satu akan dibahas
mengenai latar elakang pengangkatan aspek laporan penilitian ini, rumusan masalah, tujuan
penilitian, ruang lingkup kajian, metode dan teknik pengumpulan data, dan sistem penulisan
laporan penilitian ini. Pada bab dua akan disajikan penjelasan umum tentang jalan raya, geometri
jalan raya, kemacetan, fungsi dari geometri jalan raya, dan perkembangan geometri jalan raya.
Bab tiga akan menjelaskan dan menganalisis masalah-masalah yang telah dirumuskan secara
lengkap tentang kondisi geometri jalan raya, kondisi kemacetan lalu lintas, pengaruh kondisi
geometri jalan raya terhadap kemacetan, dan perancangan geometri jalan raya yang tepat untuk
diterapkan di Kecamatan Coblong. Bab empat berisi tentang simpulan dan saran dari penulis
mengenai permasalahan yang kami angkat terkait perancangan pemanfaatan geometri jalan raya
5
6
6
BAB II
Jalan raya adalah keseluruhan bagian perkerasan jalan yang diperuntukkan untuk lalu
lintas kendaraan. Jalan raya terdiri dari beberapa lajur kendaraan. Lajur kendaraan yaitu bagian
dari jalan raya yang khusus diperuntukkan untuk dilewati oleh satu rangkaian kendaraan beroda
empat atau lebih dalam satu arah. jadi Jumlah lajur minimal untuk jalan dua arah adalah dua, dan
pada umumnya disebut sebagai jalan dua lajur dua arah (Sukirman, 1999:13).
Untuk membangun ruas jalan baru maupun peningkatan yang diperlukan sehubungan
dengan penambahan kapasitas jalan raya, tentu akan memerlukan metoda efektif dalam
perancangan maupun perencanaan agar diperoleh hasil yang terbaik dan ekonomis, tetapi
memenuhi unsur keselamatan pengguna jalan dan tidak menganggu ekosistem. (Herdasin,
2000:2).
antar provinsi dan terbatasnya sumber dana untuk pembangunan jalan raya serta belum
optimalnya pengoperasi prasarana lalu-lintas yang ada, merupakan persoalan utama di Indonesia
dan di banyak negara, terutama negara-negara yang sedang berkembang (Herdasin, 2000:17).
Geometri jalan raya adalah desain yang berupa perhitungan dan analisis untuk
menyesuasikan jalan raya dengan topografi dari suatu tempat sementara memenuhi keselamatan,
standar layanan dan kinerja. Berfokus kepada elemen-elemen jalan raya yang terlihat oleh
7
8
pengendara atau pengguna jalan raya tersebut. Tetapi, rekayasawan harus mengambil
pertimbangan dari dampak lingkungan dan dampak sosial dari desain geometri terhadap fasilitas
Officials (AASHTO) sudah menerbitkan rangkaian dari standar dan garis pedoman untuk desain
Kemacetan adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang lewat pada ruas jalan yang
ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan tersebut yang mengakibatkan kecepatan bebas ruas
jalan tersebut mendekati atau melebihi 0 km/jam sehingga menyebabkan terjadinya antrian. Pada
saat terjadinya kemacetan, nilai derajat kejenuhan pada ruas jalan akan ditinjau dimana
kemacetan akan terjadi bila nilai derajat kejenuhan mencapai lebih dari 1 (MKJI, 1997:6).
Jika arus lalu lintas mendekati kapasitas, kemacetan mulai terjadi. Kemacetan semakin
meningkat apabila arus begitu besarnya sehingga kendaraan sangat berdekatan satu sama lain.
Kemacetan total terjadi apabila kendaraan harus berhenti atau bergerak sangat lambat (Ofyar Z
Tamin, 2000:46).
manusia pengguna transportasi, terutama pada saat-saat sibuk. Kemacetan terjadi karena
berbagai sebab diantaranya disebabkan oleh kelemahan sistem pengaturan lampu lalu lintas,
banyaknya persimpangan jalan, banyaknya kendaraan yang turun ke jalan, musim, kondisi jalan,
dan lain-lain. Berbagai usaha untuk menanggulangi kemacetan lalu lintas yang dilakukan adalah
dengan penambahan sarana jalan, pembangunan jalan tol, jalan layang, terowongan, sistem
8
9
pengaturan lampu ATCS (Area Traffic Control System), dan lain-lain. (Sudradjat, Sumartono,
Asropi, 2011:2)
1) Menentukan, mengacu kepada perizinan dari standar desain dan right-of-way, untuk
2) Menggabungkan, mengacu pada standar desain, berbagai fitur fisik dari keselarasan
(dan hambatan) di depan mereka yang cukup untuk mengatur kecepatan perjalanan
3) Menyediakan sebuah dasar untuk rekayawasan jalan raya untuk merencanakan dan
mengevaluasi konstruksi dari bagian jalan raya yang diusulkan (T. F. Fwa, 2006:151).
Perkembangan geometri jalan raya sangat diperlukan supaya jalan raya dapat digunakan
dalam jangka waktu yang lama dalam kondisi apapun. Umumnya, pemerintah pusat yang
bertanggung jawab dalam perkembangan standar nasional geometri jalan raya (Martin Rodgers,
2003). Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, geometri jalan raya adalah desain yang berupa
perhitungan dan analisis untuk menyesuasikan jalan raya dengan topografi dari suatu tempat.
Dengan demikian, perkembangan geometri jalan raya hanya sebatas topografi saja, namun jika
kita melihat dari aspek lain, geometri jalan dapat dikembangan lebih lanjut.
Seperti jumlah pengguna kendaraan yang semakin hari semakin banyak menyebabkan
padatnya lalu lintas sehingga terjadi kemacetan, akan timbul perkembangan geometri jalan raya
yang menyesuaikan banyaknya jumlah kendaraan. Padatnya jumlah penduduk di kota-kota besar
9
10
mendorong perkembangan geometri jalan raya. Sebagai contohnya adalah di kota-kota besar
yaitu dibangunnya jalan layang. Jalan layang adalah jalan yang dibangun melayang menghindari
jalan layang ini tidak dibuat ditanah sehingga topografi tidak berpengaruh pada jalan layang.
Banyaknya penduduk yang tinggal di pinggiran kota besar atau di kota-kota kecil saat
bekerja di dalam atau dekat pusat kota mengakibatkan banyak yang menggunakan mobil pribadi
untuk perjalanan ke tempat kerja. Hal ini telah menyebabkan kemacetan di jalan dan kebutuhan
untuk akan ruang jalan meningkat. Oleh karena itu, perkembangan geometri jalan harus
dilakukan seperti penambahan jalur bebas kemacetan atau yang disebut dengan jalan Tol (Martin
Rodgers, 2003).
Aspek lainnya yaitu, dalam mengantisipasi kemacetan dan kebutuhan akan jalan raya di
masa yang akan datang. Hal ini dapat ditanggulangi dengan pembangunan jalan raya yang baru,
namun cara yang lebih efektif dapat dilakukan yaitu mengembangkan jaringan jalan raya
10
11
11
BAB III
Jalan Cihampelas merupakan jalan satu arah dengan dua lajut tak terbagi dengan
proporsi jalur yang sama besar (50-50). Median jalan berupa marka garis putus-putus.
Kelengkapan jalan yang ada meliputi rambu dilarang berhenti, papan penunjuk arah
jalan, area penyebrangan, lampu forbidden, lampu pengatur lalu lintas, dan lampu jalan.
Keadaan fisik koridor wilayah pada Ruas 1 (penggal jalan antara Jalan Husen dan
12
13
13
14
Jalan Ir. H. Djuanda atau yang biasa disebut Jalan Dago adalah jalan dua arah
dengan dua lajur terbagi pada masing masing arahnya. Median jalan berupa pembatas
jalan dari semen yang ditanami rumput. Kelengkapan jalan yang ada meliputi rambu
dilarang berhenti, papan penunjuk arah jalan, area penyebrangan, lampu forbidden, lampu
4. Lebar trotoar sebelah timur jalan sampai simpang dago rata-rata 2,5 meter.
5. Lebar trotoar sebelah barat jalan sampai simpang dago rata rata 3,5 meter.
6. Lebar trotoar sebelah barat jalan dekat pasar simpang dago rata-rata 0.5 meter.
7. Lebar bahu jalan sebelah timur pasar simpang dago rata-rata 1 meter.
14
15
dari pertigaan sampai Teras Cihampelas yang kami anggap sebagai titik kemacetan.
Waktu yang kami tetapkan adalah tanggal 23 April 2017, jam 09.30-10.30 dan 11.30-
12.00. Kami menghitung banyaknya mobil yang melintas dalam 1 menit ketika kondisi
jalan lancar, serta menghitung banyaknya mobil yang antre ketika kondisi jalan sedang
30 menit Mobil
15
16
Dari tabel diatas, terlihat pada pukul 09.30 – 10.00 WIB jumlah kendaraan yang
melintas dalam 30 menit sebanyak 2370 kendaraan. Pada pukul 10.00 – 10.30 WIB
jumlah kendaraan yang melintas dalam 30 menit sebanyak 1740 kendaraan, pada waktu
ini jalan terlihat cukup lengang. Pada pukul 11.30 – 12.00 WIB jumlah kendaraan
sebanyak 5760, angka ini sangat jauh berbeda dibanding waktu sebelumnya dikarenakan
Ir.H.Djuanda dari Simpang Dago sampai Jalan Layang Pasupati. Waktu yang kami
tetapkan adalah tanggal 23 April 2017, jam 08.30-09.30 dan 11.30-12.00. Kami
menghitung banyaknya mobil yang melintas dalam 1 menit ketika kondisi jalan lancar,
16
17
serta menghitung banyaknya mobil yang antre ketika kondisi jalan sedang macet. Data
30 menit Mobil
Dari tabel diatas, terlihat pada pukul 08.30 – 09.00 WIB jumlah kendaraan yang
melintas dalam 30 menit sebanyak 2640 kendaraan pada waktu ini lalu lintas cukup
lengang. Pada pukul 09.00 – 09.30 WIB jumlah kendaraan yang melintas dalam 30 menit
sebanyak 2370 kendaraan, pada waktu ini lalu lintas padat lancar. Pada pukul 11.30 –
12.00 WIB jumlah kendaraan sebanyak 3560, pada waktu ini kemacetan mulai terjadi,
terlihat dari antrian kendaraan akibat lampu merah yang cukup panjang baik dari arah
Secara garis besar faktor yang memepengaruhi kemacetan lalu lintas adalah besarnya
volume lalu lintas dan besarnya kapasitas jalan yang dilalui. Semakin besar volume lalu lintas
dan semakin kecil kapasitas jalannya maka kemacetan tak dapat dihindari lagi. Terutama di
jalan-jalan yang umum menjadi jalan utama bagi para pengguna kendaraan. Meskipun begitu
17
18
masih banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kemacetan lalu lintas yang tidak dapat
diabaikan seperti jam padat pengguna kendaraan, pengurangan lebar jalan akibat aktivitas
masyarakat, manajemen lalu lintas yang kurang baik, kondisi jalan yang rusak, para pengguna
beberapa jalan di Kecamatan Coblong sangat dipengaruhi oleh waktu, aktivitas masrayakat.
Seperti pada Jalan Ir. H. Djuanda, jumlah volume mobil yang melintas pada waktu libur lebih
sedikit dari pada waktu kerja terutama pagi dan sore. Sebaliknya, pada Jalan Cihampelas jumlah
volume mobil yang melintas pada waktu lebih banyak dari pada waktu kerja. Ini dikarenakan
Jalan Ir. H. Djuanda merupakan jalan besar yang digunakan untuk perjalanan jauh dan Jalan Ir.
H. Djuanda juga merupakan salah satu jalan akses menuju Jalan Layang Pasupati.
masyarakatanya seperti pedagang, parkir dipikir jalan, dan sejenisnya. Karena Jalan Cihampelas
merupakan salah satu pusat perdagangan di Bandung, jalan ini akan ramai di waktu libur karena
jalan ini merupakan akses utama untuk mengunjungi toko-toko yang tersebar di sepanjang Jalan
Cihampelas, dengan begitu volume kendaraan yang melintas akan meningkat secara pesat pada
waktu libur. Tapi tidak menutup faktor-faktor lain yang menyebabkan kemacetan pada jalan di
Perencanaan awal geometrik jalan raya sangat berpengaruh dalam kelancaran lalu lintas
untuk sekarang maupun beberapa tahun kedepan. Lebar jalan utama, dan jalur trotoar akan
sangat mempengaruhi besarnya kapasitas jalan yang dapat dilalui, semakin sempit lebar jalan
18
19
utama maka akan mengurangi kapasitas jalan yang dapat dilalui dan sebaliknya, walaupun begitu
jika lebar jalan yang sempit ditambah dengan volume kendaraan yang melalui cukup kecil
kemacetan pun dapat dihindari, maka dari itu perancaanaan geometrik jalan sebaiknya juga
Pada Jalan Ir. H. Djuanda, walaupun volume kendaraan yang melalui cukup tinggi tapi
diimbangi dengan lebar jalan yang cukup besar dan kapasitas jalan yang dapat dilalui pun tinggi
maka kemacetan pun dapat dihindari. Lebih dari itu traffic control di Jalan Ir. H. Djuanda pun
cukup baik, ditunjukkan dengan banyak polisi lalu lintas yang selalu mengontrol arus lalu lintas
di Jalan Ir. H. Djuanda. Jalur trotoar di Jalan Ir. H. Djuanda pun baik sehingga akses jalan bagi
Sebaliknya pada Jalan Cihampelas, kapasitas jalan yang dapat dilalui tidak dapat
mengimbangi volume kendaraan yang melalui karena lebar jalan ini yang pas-pasan. ditambah
dengan jalur trotoar yang digunakan para pedangan sehingga tidak hanya merugikan para
3.5 Pemanfaatan Geometri Jalan Raya Sebagai Solusi Kemacetan Lalu Lintas di Kemacatan
Coblong
Dari data yang telah didapatkan di lapangan, terlihat bahwa penampang jalan yang sempit
serta median jalan yang tidak teratur dapat membuat masalah kemacetan semakin bertambah.
Salah satu cara untuk mengatasi kemacetan tersebut adalah dengan memperbaiki median jalan
Selain itu memperbaiki sarana pendukung seperti rambu lalu lintas. Terutama pada
persimpangan yang cukup padat diberikan lampu lalu lintas untuk mengatur antrean kendaraan
yang melinta
19
BAB IV
4.1 Simpulan
1. Kondisi geometri jalan raya di Kecamatan Coblong sudah cukup baik, namun jika
volume kendaraan terus bertambah setiap harinya maka kondisi geometri yang
2. Kondisi geometri jalan raya memengaruhi kemacetan, lebar jalan yang kecil tidak
3. Kondisi kemacetan di Kecamatan Coblong sibuk pada pukul 11.30-12.00, waktu ini
adalah waktu makan siang bagi para karyawan. Arus kendaraan pada jam tersebut
4. Rancangan geometri jalan raya yang tepat adalah dengan cara menambah median
jalan pada lajur agar kendaraan bisa melintas dengan teratur sehingga tidak
kemacetan
20
21
4.2 Saran
2. Dilakukan penertiban arus lalu lintas di jam-jam sibuk pada jalan yang padat
penggunanya.
3. Memperbaiki median jalan yang rusak agar kendaraaan yang melintas dapat lebih
teratur.
4. Melakukan penutupan sementara pada tempat berputar lajur pada jam-jam sibuk
21
DAFTAR PUSTAKA
Munzir, Said Ramli, Marwan. (2015). SIMULATION OF ONE-WAY TRAFFIC FLOW WITH
DATA OF ROAD CHARACTERISTICS, 7(1), 21–38.
Fwa, T. F., & Group, F. (2006). of Highway Edited by. Washington DC : Taylor & Francis
Group
Herdasin, S. L. (2000). Penuntun Praktis Perencanaan Teknik Jalan Raya. Bandung : Politeknik
Negeri Bandung
XXII
SANWACANA
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam karya ilmiah ini karena
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki. Kami menyampaikan ucapan
terimakasih yang setulusnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam
Pertama, termikasih kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmat nya kami diberikan
kesehatan sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Sekali lagi kami berterimakasih
kepada Ibu Linda Handayani Sukaemi, M.Hum, selaku dosen mata kuliah TTKI. Terimakasih
atas semua pengarahan yang telah diberikan selama proses perkuliahan serta saran, revisi,
masukan serta bimbingannya yang telah banyak membantu kami dalam menyelesaikan skripsi
XXIII