Anda di halaman 1dari 6

Kegiatan Kefarmasian

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya dapat terwujud.Undang-Undang Dasar 1945, pasal 28 H angka (1)

mengamanahkan, bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,

dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan

kesehatan. Pada pasal 34 angka (3) Negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas

pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 93dan 94, dinyatakan

bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukanuntuk memelihara dan meningkatkan

derajat kesehatan masyarakatdalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit

gigi,pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi yang dilakukansecara terpadu,

terintegrasi dan berkesinambungan dan dilaksanakanmelalui pelayanan kesehatan gigi

perseorangan, pelayanan kesehatangigi masyarakat, usaha kesehatan gigi sekolah, serta

pemerintah danpemerintah daerah wajib menjamin ketersediaan tenaga, fasilitaspelayanan, alat

dan obat kesehatan gigi dan mulut dalam rangkamemberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut

yang aman, bermutu,dan terjangkau oleh masyarakat.

a. Latar Belakang

Menurut PP No 51 tahun 2009 pasal 1 ayat 4, pelayanan kefarmasian adalah

pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien, berkaitan dengan sediaan farmasi

untuk mencapai hasil yang pasti dalam meningkatkan mutu kehidupan pasien. Oleh karena

itu dalam PP NO 51 tahun 2009 pasal 21 ayat 4 dan pasal 31 ayat 1, disebutkan bahwa tenaga

kefarmasian di setiap fasilitas kesehatan termasuk puskesmas harus menerapkan standar


pelayanan kefarmasian dalam menjalankan praktek kefarmasian untuk melakukan kendali

mutu dan biaya (Anonima, 2009). Penerapan standar ini untuk melindungi pasien, menjaga

mutu dan meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian (Anonim, 2004)

Pelayanan kefarmasian harus dilaksanakan berdasarkan standar pedoman

pelayanan kefarmasian yang berlaku. Hasil penelitian tingkat kepuasan pengunjung

terhadap kinerja petugas untuk mengukur keberhasilan pelayanan kefarmasian di

Puskesmas Grogol menyimpulkan bahwa kinerja yang sesuai standar akan memberikan

kepuasan baik kepada petugas maupun pengunjung dan akan selalu meningkatkan

kualitas pelayanan (Anonim, 2006).

Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan

dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas harus mendukung tiga fungsi

pokok Puskesmas, yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat

pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi

pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 74 tahun 2016 tentang standard

pelayanan ke farmasian di puskesmas menyatakan bahwa pelayanan kefarmasian merupakan

kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan

menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Tuntutan

pasien dan masyarakat akan peningkatan mutu Pelayanan Kefarmasian, mengharuskan

adanya perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug oriented)

menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi

Pelayanan Kefarmasian (pharmaceutical care)


Pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan

yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis

Pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan tersebut harus didukung oleh

sumber daya manusia dan sarana dan prasarana.

b. Tujuan

 Meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di Puskesmas

 Meningkatakan kerjasama antarprofesi kesehatan lainnya di puskesmas

 Melaksanakan kebijakan obat di puskemas dalam rangka meningkatkan penggunaan

obat rasional di puskesmas.

c. Pihak yang Terlibat

Petugas farmasi

Dokter

Kepala Puskesmas

Dinkes Kabupaten

d. Sasaran

Semua pasien yang berkunjung Puskesmas Lapandewa serta pihak terkait

e. Metode Pelaksanaan Kegiatan

o Pengkajian dan pelayanan resep

o Pelayanan informasi obat

o Monitoring efek samping obat

o Pencatatan dan pelaporan penggunaan obat

o Evaluasi penggunaan obat


f. Rincian Kegiatan

o Melakukan pengelolaan obat alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai dengan

standar pelayanan kefarmasian di puskesmas meliputi

- Perencanaan

- Pengadaan (Permintaan di gudang farmasi kabupaten)

- Penerimaan

- Penyimpanan

- Pendistribusian

- Pemusnahan dan penarikan

- Pengendalian

- Administrasi (Pencatatan dan Pelaporan)

- Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pelayanan kefarmasian di puskesmas

o Melakukan pelayanan farmasi klinik meliputi

Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.

- Pengkajian dan pelayanan Resep

- Pelayanan Informasi Obat (PIO)

- Konseling

g. Capaian Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut

Awal kedatangan tanggal 28 Januari 2018, mengikuti proses penerimaan petugas

Nusantara sehat di oleh Kepala Puskesmas Lapandewa. Di hari berikutnya melakukan

pengkajian terhadap proses pelayanan kefarmasian yang ada di Puskesmas Lapandewa mulai

dari proses pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai sampai pelayanan

farmasi klinik. Setelah diperoleh hasil pengkajian terhadap pelaksanaan pelayanan


kefarmasian kemudian melakukan pembenahan secara bertahap dengan memaksimalkan

sumberdaya yang ada di Puskesmas Lapandewa.

h. Waktu Pelaksanaan

Jam pelayanan Puskesmas Lapandewa yaitu

Senin s.d Kamis : 08.00 s.d 14.00 WITA

Jumat : 08.00 s.d 11.00 WITA

Sabtu : 08.00 s.d 13.00

i. Kendala

1. Peralatan yang ada untuk memaksimalkan pelayanan kefarmasian belum memadai

seperti tempat penyimpanan obat dengan suhu tertentu, alat pengontrol suhu dan

alat alat lain yang dibutuhkan namun saat ini sudah mulai dilakukan pembenahan

secara bertahap

2. Ketersediaan ruangan untuk gudang masih perlu disesuaikan dengan kebutuhan

3. Pelayanan farmasi klinik belum maksimal dikarenakan pembagian tugas tenaga

farmasi belum disesuaikan.

j. Rencana Tindak Lanjut

Beberapa hal perlu dilakukan langkah langkah untuk menyesuaikan proses pelaksanaan

pelayanan kefarmasian sesuai dengan standar diantaranya sebagai berikut:

1. Kekurangan alat yang dibutuhkan dalam proses pelayanan diusulkan kepada

kepala puskesmas untuk diadakan.

2. Perluasan gudang beserta sarana dan prasarananya diusulkan untuk dilengkapi.

3. Pembagian tugas masing-masing petugas farmasi masih perlu disesuaikan

sehingga semua tahapan pelayanan farmasi klinik dapat dilakukan secara lengkap.
k. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai