Anda di halaman 1dari 6

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium yang bertujuan untuk
mengetahui efek antidiabetes kombinasi ekstrak bekatul beras hitam (Oryza sativa L. indica) dan
ekstrak bekatul beras merah (Oryza glaberrima) pada tikus yang diinduksi aloksan dan efek
antihiperlipidemia kombinasi ekstrak bekatul beras hitam (Oryza sativa L. indica) dan ekstrak
bekatul beras merah (Oryza glaberrima) pada tikus yang diinduksi poloxamer.
III.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia dan Biofarmasi
STIKES Mandala Waluya. Penelitian ini akan dilaksanakan setelah proposal ini disetujui.
III.3 Alur Penelitian

Pengambilan Sampel

Ethical Clearence

Perlakuan

Hasil

Analisis Data

Gambar 1. Alur Penelitian

III.4 Alat dan Bahan Penelitian


III.4.1 Alat
Alat-alat yang digunakan adalah seperangkat alat ekstraksi, rotary evaporator, corong,
timbangan analitik, timbangan hewan, alat-alat gelas (Pyrex), centrifug,e penangas air, kertas
saring, spuit injeksi, eppendorf, jarum oral tikus, mortir dan stamper, kandang hewan coba, botol
minuman yang disambung pipet, wadah tempat makanan, dan seperangkat alat untuk uji kadar
gula darah.
III.4.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bahan yang digunakan yakni
ekatul beras hitam, bekatul beras merah, pakan tikus BR-II, aquabides, , presipitat LDL, etanol
96%, eter, Na CMC 0,5 %, alkohol, poloxamer (Pluronic-407), propiltiourasil, glibenklamid,
metformin, aloksan monohidrat, simvastatin.
III.5 Prosedur Penelitian
III.5.1 Penyiapan Sampel
III.5.1.1 Pengambilan Sampel
Sampel bekatul (dedak halus) beras merah dan bekatul beras hitam yang diperoleh dari
..................., Kabupaten ......................., Sulawesi ..................
III.5.1.2 Ekstraksi Sampel
Ekstraksi dilakukan secara maserasi dengan pelarut etanol 96%. Sebanyak 20 g bekatul
beras hitam dan 20 g beras merah yang lolos ayakan mesh 60 dilarutkan dengan pelarut etanol
96% selama 3 hari dengan perbandingan sampel dan cairan penyari 1 : 4 . Selanjutnya disaring
dengan kertas saring Whatman no.1. Filtrat yang diperoleh dipekatkan dalam rotary evaporator
pada suhu 300C sehingga diperoleh ekstrak kasar bekatul beras merah dan beras hitam.
III.5.3 Pengujian
III.5.3.1 Pengkondisian Hewan Coba
Hewan coba yang digunakan pada penelitian ini adalah tikus Wistar jantan yang berusia
2-3 bulan dengan berat badan antara 150-200 g dan ditempatkan dalam kandang terpisah sesuai
kelompok uji. Hewan coba diadaptasikan dalam kandang percobaan satu minggu sebelum diberi
perlakuan. Keadaan kandang dipertahankan pada suhu 28-32 C dan siklus gelap-terang
masing-masing 12 jam. Hewan coba diberi pakan pelet diet standar dan air minum ad libitum
(Sornalakshmi dkk., 2016; Suresha dkk., 2012). Hewan coba dipilih secara acak, diberi
penandaan untuk memudahkan identifikasi dan kemudian di kelompokkan. Izin penggunaan
hewan uji diajukan kepada Komisi ethical clearance untuk penelitian praklinik Laboratorium
Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT-UGM) untuk mendapat kelaikan etik.
III.5.3.2 Induksi Diabetes Pada Hewan Coba
Pada hari pertama sebelum perlakuansemua tikus dipuasakan, kemudian diperiksa kadar gula
darah puasanya. Induksi diabetes pada hewan coba dilakukan dengan pemberian aloksan
monohidrat (150 mg/kg BB) secara intraperitoneal. Kadar gula darah tikus diperiksa kembali
pada hari kedua, 24 jam setelah penyuntikan aloksan. Tikus dinyatakan diabetes jika memiliki
kadar glukosa darah 200-260 mg/100 ml (Anitha dkk., 2012; Sornalakshmi dkk., 2016).
III.5.3.2 Pengujian Efek Antidiabetes
Pada pengujian ini hewan uji dibagi menjadi kelompok 7 kelompok, 3 kelompok untuk uji
toleransi glukosa oral pada tikus normal dan 4 kelompok untuk uji toleransi glukosa oral pada
tikusyang diinduksi diabetes. Tiap kelompok terdiri dari 6 tikus.
Uji Toleransi Glukosa pada Tikus Normal
Hewan uji dibagi menjadi 3 kelompok, terdiri dari :
Kelompok I : Kontrol Negatif
Kelompok II : Kontrol Positif (Glibenklamid + Metformin)
Kelompok III : Kombinasi ekstrak etanol bekatul beras hitam dan beras merah (800 mg/kg BB
dan 200 mg/kg BB per oral)
Uji Toleransi Glukosa pada Tikus yang Diinduksi Diabetes
Kelompok I : Kontrol Negatif (po)
Kelompok II : Kontrol Positif (Glibenklamid + Metformin) (po)
Kelompok III : Kontrol Diabetes
Kelompok IV : Kombinasi ekstrak etanol bekatul beras hitam dan ekatrak bekatul beras merah
perbandingan 75%:25% (po)
Kelompok V : Kombinasi ekstrak etanol bekatul beras hitam dan ekatrak bekatul beras merah
perbandingan 25%:75% (po)
Kelompok VI : Kombinasi ekstrak etanol bekatul beras hitam dan ekatrak bekatul beras merah
perbandingan 50%:50% (po)
Setelah 60 menit pemberian sediaan, masing-masing kelompok tikus diberikan glukosa dosis
2 g/kg BB. Kadar gula darah pada semua kelompok tikus kemudian diperiksa pada menit ke 0,
30, 60, 90, dan 120 (Sornalakshmi, dkk., 2016). Semua sampel darah diambil melalui
pemotongan ujung ekor tikus dan kadar gula darahnya diukur dengan glukometer.
III.5.3.3 Pengujian Efek Antihiperlipidemia

Hewan uji yang digunakan adalah tikus Wistar jantan yang berumur 2-3 bulan, bobot
badan 150- 250 gram. Setelah dilakukan pengukuran kadar LDL awal, 5 tikus dipisahkan sebagai
kontrol normal, selanjutnya 25 tikus secara acak dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 5
tikus ditiap kelompoknya dengan pengelompokkan sebagai berikut:
a) Kelompok I (Normal): Tikus diberi pakan BR-II dan air ad libitum. (po)

b) Kelompok II (Kontrol negatif): Tikus diinduksi poloxamer dosis 200 mg/200 gram BB tikus
sebanyak 2 ml pada hari ke-1. Pada hari ke-5 sampai hari ke-18 diberi pakan BR-II dan air ad
libitum serta PTU 0,01%. (po)

c) Kelompok III (Kontrol positif): Tikus diinduksi poloxamer dosis 200 mg/200 gram BB tikus
sebanyak 2 ml pada hari ke-1. Pada hari ke-5 sampai hari ke-18 diberi pakan BRII, air ad libitum
serta PTU 0,01%, serta terapi terapi simvastatin dosis 0,18mg/200 gram BB tikus.

d) Kelompok IV : Tikus diinduksi poloxamer dosis 200 mg/200 gram BB tikus sebanyak 2 ml
pada hari ke-1. Pada hari ke-5 sampai hari ke-18 diberi pakan BR-II, air ad libitum serta PTU
0,01%, serta terapi perlakuan kombinasi ekstrak bekatul beras hitam dan ektrak bekatul beras
merah 75% :25.% (po)

e) Kelompok V (Dosis 400 mg/kgBB): Tikus diinduksi poloxamer dosis 200 mg/200 gram BB
tikus sebanyak 2 ml pada hari ke-1. Pada hari ke-5 sampai hari ke-18 diberi pakan BR-II, air ad
libitum serta PTU 0,01%, serta terapi perlakuan kombinasi ekstrak bekatul beras hitam dan
ektrak bekatul beras merah 25% : 75% (po)

f) Kelompok VI (Dosis 800 mg/kgBB): Tikus diinduksi poloxamer dosis 200 mg/200 gram BB
tikus sebanyak 2 ml pada hari ke-1. Pada hari ke-5 sampai hari ke-18 diberi pakan BR-II, air ad
libitum serta PTU 0,01%, serta terapi perlakuan kombinasi ekstrak bekatul beras hitam dan
ektrak bekatul beras merah 50% : 50% (po)

Pengukuran kadar LDL dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu hari ke-0 (baseline), hari ke-4 (setelah
proses induksi) dan hari ke-19 setelah proses terapi.

III.6 Analisis Data


Hasil penelitian dinyatakan dalam rata-rata±SEM. Signifikansi data dianalisis dengan One-way
Analysis of Variance (ANOVA) (program SPSS 16.0) dengan post hoc LSD's test. Data
dianggap signifikan jika nilai p kurang dari 0,05.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

IV.1 Biaya Penelitian


Anggaran yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah Rp 20.000.0000.
Biaya yang Diusulkan
No Jenis Pengeluaran
(Rp)
1. Luaran Wajib Publikasi jurnal nasional 20.000.000
tidak terakredutasi
IV.2 Jadwal Penelitian
Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian ini direncanakan berlangsung selama 8 (delapan)
bulan. Secara rinci jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian disajikan pada tabel berikut :
Tahun Ke-1
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
1 Persiapan Penelitian
2 Pengambilan Sampel
3 Ekstraksi Sampel
4 Pengajuan Ethical Clearance
5 Orientasi Pegujian
6 Uji Efek Antidiabetes
7 Uji Efek Antihiperlipidemia
8 Penyusunan Laporan

Anda mungkin juga menyukai