DI SUSUN OLEH :
Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT Karena berkat dan
rahmat-Nya jualah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas dari mata kuliah Profesi
Keguruan.
Saya menyadari bahwa dalam penyelesaian makalah ini banyak sekali mendapatkan
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan yang diberikan, semoga
mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati saya menyadari bahwa penulisan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, maka pada kesempatan ini penulis mengharapkan
kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan dari segenap pembaca.
Akhir kata saya do’akan semoga semua amal yang diberikan mendapat imbalan
Allah SWT, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi semua kalangan.Amin ya Rabbal
Alamin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Ada banyak penelitian yang membahas tentang kompetensi guru (Vesanavibool, et
al., 2015; Tran & Duong, 2015) sebagai kunci kualitas pendidikan. Guru adalah
pendidik profesional yang tugas utamanya untuk mendidik, mengajar, dan
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa dalam
pendidikan awal melalui tingkat formal pendidikan, pendidikan dasar, dan pendidikan
tinggi (Pasal 1 Ayat 1 PP RI No. 74/2008). UU No. 14/2005 unit IV Bab 8-10
menggambarkan guru sebagai berikut:
Guru harus memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat guru, sehat
secara fisik dan secara mental, dan juga memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
Kualifikasi akademik setidaknya tingkat sarjana (pasal 9)
Kompetensi termasuk pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional melalui
pendidikan professional (pasal 10) (Sulisworo, Nasir, & Maryani, 2016)
Lebih lanjut mengenai organisasi profesi keguruan di jelaskan dalam undang-
undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dalam pasal 41 dijelaskan bahwa
guru membentuk organisasi profesi yang brsifat independent dan berfungsi untuk
memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan kependidikan,
perlindungan profesi, kesejahteraan dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam pasal
ini dijelaskan juga bahwa guru wajib menjadi anggota organisasi profesi.
Berdasarkan batasan di atas, maka organisasi profesi di Indonesia ini tidak hanya
memprioritaskan memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan
kependidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan dan pengabdian kepada masyarakat
tetapi perkembangan individu (siswa) sebagai pribadi yang unik secara utuh. Oleh
karena setiap satuan pendidikan harus memberikan layanan yang dapat memfasilitasi
perkembangan pribadi siswa secara optimal berupa pengajaran kelas, Pemahaman
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan profesi keguruan juga harus di prioritaskan.
Hal ini merupakan bagian dari kompetensi yang juga harus dikuasai oleh siswa.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari profesi keguruan?
2. Bagaimana perkembangan profesi keguruan di Indonesia?
3. Bagaimana konsep etika profesi keguruan?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari profesi keguruan
2. Untuk mengetahui perkembangan profesi keguruan di Indonesia
3. Untuk mengetahui konsep konsep etika profesi keguruan
BAB II
PEMBAHASAN
Walaupun sekolah guru telah dimulai dan kemudian juga didirikan sekolah normal,
namun pada mulanya bila dilihat dari kurikulumnya dapat kita katakan hanya
mementingkan pengetahuan yang akan diajarkan saja. Sejalan dengan pendirian
sekolah-sekolah yang lebih tinggi tinggkatnya dari sekolah umum seperti Hollands
Islandse Shcool (HIS), Meer Uitgebeird Lagere Onderewijs (MULO), Hogere
Burgeschool (HBS) Dan Algermene Middelbare School (AMS), maka secara beransur-
ansur didirikan pula lembaga pendidikan guru atau kursus-kursus untuk mempersiapkan
guru-gurunya, seperti Hogere Kweekschool (HKS), untuk HIS dan kursus Hoofdacte
(HA) untuk calon kepala sekolah.
Keadaan tersebut berlansung terus sampai masa Jepang dan awal perang
kemerdekaan.Selangka demi selangka pendidikan guru meningkatkan jenjang
kualiafikasi dan mutunya, sehingga saat ini kita hanya mempunyai lembaga pendidikan
guru yang tunggal yakni lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK).
Di Indonesia telah ada Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), yang mewadahi
persatuan guru dan juga mempunyai perwakilan di DPR/MPR. Dalam sejarah
pendidikan guru di Indonesia, guru pernah mempunyai wibawa yang sangat tinggi dan
dianggab sebagai orang yang serba tahu. Peranan guru saat itu tidak hanya mendidik
anak didepan kelas, akan tetapi mendidik masyarakat, tempat bagi masyarakat bertanya
baik memecakan masalah pribadi maupun masalah sosial. Akan tetapi karena kemajuan
zaman era teknologi kewiabawaan guru mulai memudar, karena guru bukanlah satu-
satunya tempat bertanya bagi masyarakat.yang mana memungkinkan pendidikan
masyarakat itu lebih tinggi dari guru, seiring dianggapnya status guru dianggap kalah
gengsi dengan jabatan lainnya yang lebiih baik.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Profesi keguruan adalah pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, melatih, meilai dan mengevaluasi pesrtadidik pada susia dini, jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Di Indonesia telah ada Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), yang mewadahi
persatuan guru dan juga mempunyai perwakilan di DPR/MPR. Dalam sejarah
pendidikan guru di Indonesia, guru pernah mempunyai wibawa yang sangat tinggi dan
dianggab sebagai orang yang serba tahu. Peranan guru saat itu tidak hanya mendidik
anak didepan kelas, akan tetapi mendidik masyarakat, tempat bagi masyarakat bertanya
baik memecakan masalah pribadi maupun masalah sosial. Akan tetapi karena kemajuan
zaman era teknologi kewiabawaan guru mulai memudar, karena guru bukanlah satu-
satunya tempat bertanya bagi masyarakat.yang mana memungkinkan pendidikan
masyarakat itu lebih tinggi dari guru, seiring dianggapnya status guru dianggap kalah
gengsi dengan jabatan lainnya yang lebiih baik.
B. SARAN
Guru dan calon guru perlu mengetahui apa arti sebuah profesi keguruan untuk
menjadi seorang guru yang profesional karena mereka adalah calon tenaga pengajar
yang akan memberikan ilmu mereka kepada anak-anak bangsa. Karena seorang guru
akan berdiri sendiri di depan kelas untuk memberikan ilmu kepada murid-muridnya
tanpa bantuan seorang asisten atau sejenisnya. Jadi segala sikap yang baik dan buruk
akan dilihat oleh para murid, karena seorang guru adalah panutan dari semua murid.
DAFTAR PUSTAKA