Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA.

OVARIUM
Makalah disusun guna memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif

Dosen Pengampu: Ns. Sang Ayu Made Adyani, M.Kep

Disusun Oleh:

Ririn Alfiah Rianti 17107110


Jesy Milanti 1710711021
Shania 17107110
Nadia Saripah Hanum 1710711027
Risa Safitri 1710711029
Parida Pebruanti 1710711042
Riska Hidayattullah 1710711044

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
2019
1. PENGERTIAN KANKER OVARIUM
Kanker ovarium adalah tumor ganas yang tumbuh pada ovarium (indung telur)
yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker ovarium bisa
menyebar melalui system getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke
hati dan paru – paru.
Kanker ovarium adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian
dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan
tidak terkendali. (Apotik Online dan Media Informasi Obat-Penyakit. Hal.2 di akses tgl
20-7-2009).
Kanker indung telur atau kita sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang
berasal dari sel-sel ovarium atau indung telur. (Sofyan, 2006). Kanker ovarium disebut
sebagai “the silent lady killer” karena sulit diketahui gejalanya sejak awal. Sebagian
besar kasus kanker ovarium terdiagnosis dalam stadium yang sudah lanjut. Kebanyakan
kanker ovarium ini berawal dari kista. (Colombo N,Parma G, et al. Role of conservative
surgeri in ovarian cancer 2005)
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kanker indung telur atau
kita sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang berasal dari sel-sel ovarium atau
indung telur. dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya
sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak terkendali.

2. ETIOLOGI
Penyebab timbulnya kanker ovarium belum diketahui secara pasti, namun ada
beberapa faktor risiko yang dapat menimbulkan penyakit kanker ovarium yaitu :
a) Riwayat kanker payudara
b) Riwayat kanker ovarium dalam keluarga (faktor genetik)
c) Berawal dari hiperplasia endometrium yang berkembang menjadi karsinoma.
d) Menarche dini
e) Diet tinggi lemak
f) Riwayat kanker payudara
g) Merokok
h) Alkohol
i) Penggunaan bedak talk perineal
j) Nulipara
k) Infertilitas
l) Tidak pernah melahirkan
m) Terapi penggantian hormon
n) Kontrasepsi oral

3. Manifestasi Klinis
Gejala umum bervariasi yang biasanya muncul pada kanker ovarium adalah :
a) Dispepsia
b) Menoragia
c) Menopause lebih dini
d) Rasa tidak nyaman pada abdomen.
e) Nyeri tekan pada pelvis
f) Lingkar abdomen yang terus meningkat
g) Sering berkemih
Kebanyakan kista ovarium tidak menunjukan tanda dan gejala. Sebagian besar gejala
yang ditemukan adalah akibat pertumbuhan aktivitas hormon atau komplikasi tumor
tersebut. Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulakan gejala dalam
waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.
1. Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :
a) Menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.
b) Perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian bawah.
c) Nyeri saat bersenggama.
d) Perdarahan menstruasi yang tidak biasa. Mungkin pendarahan lebih lama,
mungkin lebih pendek, atau mungkin tiak keluar darah menstruasi pada siklus
biasa atau siklus menstruasi tidak teratur.
2. Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:
a) Gangguan haid
b) Jika sudah menekan rectum mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
c) Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan
nyeri spontan dan sakit diperut.
d) Nyeri saat bersenggma

3. Pada stadium lanjut :


a) Asites
b) Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oran organ di dalam rongga perut
(usus dan hati)
c) Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan,
d) Gangguan buang air besar dan kecil.
e) Sesak nafas akibat penumpukan cairan terjadi pada rongga dada akibat
penyebaran penyakit ke rongga dada yang mengakibatkan penderita sangat
merasa sesak nafas.
Bila ditemukan sifat kista seperti tersebut diatas, harus dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk memperkuat dugaan ke arah kanker ovarium seperti tindakan USG dengan
Doppler untuk menentukan arus darah dan bahkan mungkin diperlukan untuk
menunjang diagnosis adalah pemeriksaan tumor marker seperti Ca-125 dan Ca 72-4,
beta – HCG dan alfafetoprotein. Semua pemeriksaan diatas belum bisa memastikan
diagnosis kanker ovarium, akan tetapi hanya sebagai pegangan untuk melakukan
tindakan operasi. Prosedur operasi pada pasien yang tersangka kanker ovarium sangat
berbeda dengan kista ovarium biasa.

4. PATOFISIOLOGI

Kista terdiri atas folikel – folikel praovulasi yang telah mengalami atresia
(degenerasi). Pada wanita yang menderita ovarium polokistik, ovarium utuh dan FSH
dan SH tetapi tidak terjadi ovulasi ovum. Kadar FSH dibawah normal sepanjang
stadium folikular daur haid, sementara kadar LH lebih tinggi dari normal, tetapi tidak
memperlihatkan lonjakan. Peningkatan LH yang terus menerus menimbulkan
pembentukan androgen dan estrogen oleh folikel dan kelenjar adrenal. Folikel anovulasi
berdegenerasi dan membentuk kista, yang menyebabkan terjadinya ovarium polikistik.
(Corwin, 2002)
Kista bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan dengan
abdomen dan pelvis dan sel – sel yang menempatkan diri pada rongga abdomen dan
pelvis. Penyebaran awal kanker ovarium dengan jalur intra peritonial dan limfatik
muncul tanpa gejala atau tanda spesifik.
Gejala tidak pasti yang akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat
pada pelvis. Sering berkemih dan disuria dan perubahan fungsi gastro intestinal, seperti
rasa penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang dan konstipasi. Pada beberapa
perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal vagina skunder akibat hiperplasia
endometrium, bila tumor menghasilkan estrogen beberapa tumor menghasilkan
testosteron dan menyebabkan virilisasi. (Price, Wilson, 2006)
Kista nonneoplastik sering ditemukan, tetapi bukan masalah serius. Kista folikel
dan luteal di ovarium sangat sering ditemukan sehingga hampir dianggap sebagai varian
fisiologik. Kelainan yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak ruptur
atau pada folikel yang sudah pecah dan segera menutup kembali. Kista demikian
seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah lapisan serosa yang menutupi
ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1- 1,5 cm dan berisi cairan serosa yang
bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai mencapai diameter
4 hingga 5 cm sehingga dapat di raba massa dan menimbulkan nyeri panggul. Jika kecil,
kista ini dilapisi granulosa atau sel teka, tetapi seiring dengan penimbunan cairan timbul
tekanan yang dapat menyebabkan atropi sel tersebut. Kadang – kadang kista ini pecah,
menimbulkan perdarahan intraperitonium, dan gejala abdomen akut.(Robbins, 2007)

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan hispatologis yang dilakukan
dengan :
a) Metode anamnesis (wawancara dan pemeriksaan fisik)
Pada saat anamnesis pasien akan ditanya (diwawancarai) secara lisan mengenai
sakit yang dirasakan beserta sejarah penyakitnya (jika ada) yang akan dicatat dalam
rekam medik.
b) Pemeriksaan USG untuk dapat membedakalesi/tumor yang solid dan kristik.
c) Tes laboratorium
Tes alkaline phospatase (atau disingkat ALP), yaitu suatu tes laboratorium di mana
kadar ALP yang tinggi menunjukkan adanya sumbatan empedu atau kanker yang
telah bermetastasis ke arah hati atau tulang
d) Penanda tumor (tumor marker)
Cancer antigen 125 (CA 125). Pada pasien penderita kanker ovarium sering
ditemukan peningkatan kadar CA 12
e) X-ray
X-ray merupakan pemeriksaan bagian dalam tubuh dengan memancarkan
gelombang lalu mengukur serapannya pada bagian tubuh yang sedang diperiksa
tulang akan memberikan warna putih, jaringan akan memberikan warna keabuan,
sedangkan udara memberikan warna hitam
f) Pencitraan lain
1. Magnetic Resonance Imaging (MRI). Prinsip kerja MRI adalah
memvisualisasikan tubuh, termasuk jaringan dan cairan, dengan menggunakan
metode pengukuran sinyal elektromagnetik yang secara alamiah dihasilkan oleh
tubuh.
2. Position Emission Tomography (PET SCAN). PET SCAN bekerja dengan cara
memvisualisasikan metabolisme sel-sel tubuh. Sel-sel kanker (yang berkembang
lebih cepat daripada sel hidup) akan memecah glukosa lebih cepat/banyak
daripada sel-sel normal.
g) CT SCAN, merupakan alat diagnosis noninvasif yang digunakan untuk mencitrakan
bagian dalam tubuh.
h) Scanning radioaktif.
i) Ultrasound
Ultrasound (atau juga disebut ultrasonografi, echografi, sonografi, dan sonogram
ginekologik) merupakan teknik noninvasif untuk memperlihatkan abnormalitas
pada bagian pelvis atau daerah lain dengan merekam pola suara yang dipantulkan
oleh jaringan yang ditembakkan gelombang suara.
j) Endoskopi
Endoskopi merupakan pemeriksaan ke dalam suatu organ/rongga tubuh
menggunakan alat fiberoptik. Hasil pemeriksaan dapat berupa adanya abnormalitas
seperti bengkak, sumbatan, luka/jejas, dan lain-lain.

6. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Jika kanker belum menyebar ke luar ovarium, hanya dilakukan pengangkatan
ovarium yang terkena dan mungkin dengan tuba falopiinya (saluran indung
telur).
b. Jika kanker telah menyebar ke luar ovarium, maka dilakukan pengangkatan
kedua ovarium dan rahim, serta kelenjar getah bening dan struktur di sekitarnya.
c. Jika kanker telah menyebar ke luar ovarium, maka dilakukan pengangkatan
kedua ovarium dan rahim, serta kelenjar getah bening dan struktur di sekitarnya.

7. PERAN DAN FUNGSI PERAWAT PALIATIF


Dalam menjalankan peran dan fungsi perawat dalam palliative care, perawat
harus menghargai hak-hak pasien dalam menentukan pilihan, memberikan kenyamanan
pasien dan pasien merasa bermartabat yang sudah tercermin di dalam rencana asuhan
keperawatan.
Perawat memiliki tanggung jawab mendasar untuk mengontrol gejala dengan
mengurangi penderitaan dan support yang efektif sesuai kebutuhan pasien.
Perawat memiliki tanggung jawab mendasar untuk mengontrol gejala dengan
mengurangi penderitaan dan support yang efektif sesuai kebutuhan pasien
Perawat yang terintegrasi harus mampu berkomunikasi dengan pasien, keluarga
dan tenaga kesehatan lainnya mengenai perawatan pasien dan ikut berperan serta dalam
penyediaan perawatan tersebut dengan berkolaborasi dalam membuat rencana yang
berfokus pada hasil dan keputusan yang berhubungan dengan perawatan dan pelayanan
mengindikasikan komunikasi dengan pasien, keluarga dan yang lainnya.
a) Dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan
keperawatan.
b) Menetapkan proritas asuhan keperawatan, mengelola waktu secara efektif dan saran-
saran untuk meningkatkan kualitas hidup
c) Sebagai narasumber/konselor bagi pasien, keluarga dan komunittas dalam
menghadapi perubahan kesehatan, ketidakmampuan dan kematian
d) Sebagai komunikator yang terapeutik dan pendengar yang baik dalam memberikan
dukungan dan perhatian
e) Membantu pasien tetap independent sesuai kemampuan mereka sehingga
kenyamanan terpenuhi, serta meningkatkan mutu hidup.
f) Bantuan Emosional
1) Fase denial: Perawat perlu waspada terhadap isyarat pasien dengan denial
dengan cara menanyakan tentang kondisinya atau prognosisnya dan pasien
dapat mengekspresikan perasaan-perasaannya
2) Fase Anger: Memberikan rasa aman dan akan menerima kemarahan tersebut,
serta meneruskan asuhan sehingga membantu pasien dalam menumbuhkan
rasa aman.
3) Fase Bargaining: Mendengarkan segala keluhan pasien dan mendorong
pasien untuk dapat berbicara karena akan mengurangi rasa bersalah dan takut
yang tidak masuk akal
4) Fase Depresi: Perawat selalu hadir di dekatnya dan mendengarkan apa yang
dikeluhkan oleh pasien. Akan lebih baik jika berkomunikasi secara
nonverbal yaitu duduk dengan tenang disampingnya
5) Fase Acceptance: Dibutuhkan pengertian bahwa pasien telah menerima
keadaannya dan perlu dilibatkan seoptimal mungkin dalam program
pengobatan dan mampu untuk menolong dirinya sendiri sebatas
kemampuannya

8. KASUS
Seorang perempuan, berusia 47 tahun dirawat di ruang onkologi. Klien pasca
laparatomi salpingektomi atas indikasi Ca Ovarium stadium III. Klien pasca
histerektomi dan sedih karena belum memiliki anak dan hanya ditemani adiknya. Klien
terpasang drain di perut kiri karena laporan operasi (subtotal debulking). Perawat
menjelaskan kondisi klien yang perlu dilakukan kemoterapi. Perawat melakukan
pengkajian fisik dan persiapan kemoterapi. Klien terlihat cemas dan menanyakan terus
kepada perawat kapan jadwal kemoterapi. TD 130/80mmHg, N 110x/mnt, RR 22x/mnt,
Dilatasi pupil, wajah pasien tegang.
A. Pengkajian

Nama : Ny. P
No. MR : 3847657
Tanggal Lahir : 11 Februari 1972
(Mohon diisi atau tempelkan stiker jika ada)

FORMULIR SKRINING PASIEN MEMASUKI FASE AKHIR KEHIDUPAN


DI SERTAI PROSES KEMATIAN
Diagnosis : Ca. Ovarium Stadium III
Ruangan : Anggrek
DPJP utama : Dr. Joko
No Indikator Pasien Memasuki Fase Akhir Kehidupan disertai Proses Kematian
1. Palliative Performance Status ≤ 20
□ Ambulasi (Perpindahan) : tirah baring
□ Aktivitas : tidak mampu melakukan aktivitas sama sekali
□ Kemampuan merawat diri : membutuhkan perawatan total (Total Care)
□ Intake : minimal, atau hanya beberapa tetes
□ Kesadaran : mengantuk atau kebingungan
2.  Nadi / pulsasi pada arteri radialis sulit diraba
3.  Pola nafas Cheynes-Stokes
4. □ Bernafas dengan gerakan mandibular
5. Deathh Rattle (terdengar suara saat inspirasi dan atau ekspirasi akibat retensi
spulum
6. □ Produksi urin ≤ 100 ml dalam 12 jam terakhir

Catatan :
Pasien dikatakan memasuki proses kematian, jika memenuhi minimal seluruh kriteria nomor 1
disertai salah satu dari kriteria 2,3,4,5 atau 6
Tanggal 1 Oktober 2019 Pukul : 19.00
Dokter pemeriksa,

(______________________________)
Nama jelas dan tanda tangan
Nama : Ny. P
No. MR :3847657
Tanggal Lahir : 11 Februari 1972
(Mohon diisi atau tempelkan stiker jika ada)

PENGKAJIAN PASIEN AKHIR KEHIDUPAN

Ruang : Anggrek
Tgl. Masuk Rawat : 26 September 2019

PENGKAJIAN KEPERAWATAN (Dilakukan oleh Perawat)


I. PENGKAJIAN AWAL
A. Identitas Klien
1. Nama : Ny. P
2. Tempat tanggal lahir / usia : Jakarta, 11 Februari 1972
3. Usia : 47 th
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : □ Islam □ Kristen Protestan □ Kristen Katolik □
Hindu
□ Buddha □ Kong-huchu
6. Suku : Jawa
7. Pelaku rawat :
8. Alamat : Jl. Limo, Depok, Jawa Barat
9. Pendidikan Terakhir : □ Tidak □ SD □ SMP/Sederajat SMA/Sederajat
□ D3 □ D4/S1 □ S2 □ S3
10. Status :  Menikah □ Belum Menikah
11. Diagnosia Medis : Ca. Ovarium Stadium III

B. Identitas Penanggung Jawab


1. Nama : Ny. X
2. Usia : 50 th
3. Hubungan dengan pasien : □ Orang tua □ Anak □Saudara Lain-lain: adik
4. Alamat Rumah : Jl. Limo, Depok, Jawa Barat

C. Genogram
D. ANAMNESA
1. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Ca. Ovarium Stadium III

2. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Tidak ada

3. RIWAYAT ALERGI
Tidak ada

II. RIWAYAT KESEHATAN DAN KONDISI FISIK


Beri tanda (√) sesuai dengan kondisi pasien :
1. General :
□ Lelah □ Gangguan mobilisasi □ Gangguan Tidur □ Demam
 Nyeri
a. Paliatif : Pasca histerektomi
b. Quality : Terasa tertusuk-tusuk
c. Region : di ovarium

Right Left Right Left Left Right Right


Left

d. Scale :

None Mild Moderate Severe


No Pain Worst
Possible Pain
0 2 4 6 8 10
Hurt
Little Hurt Little Hurt Even Hurt Whole Hurt
No Hurt Bit More More Lot Worst
e. Timing : □ Akut □ Kronis Sering □ Kadang-kadang □ Jarang

2. Respirasi
□ Sesak napas □ Batuk (Sputum/Tidak) □ Hemoptosis □ Sekresi saluran napas
berlebihan

3. Saluran Cerna
 Nafsu Makan Hilang □ Gangguan oral  Penurunan berat badan □ Disfagia
□ Konstipasi □ Mual □ Muntah □ Melena
□ Diare □ Hematemesis
□ Tidak mampu menelan

4. Sistem Saraf Pusat


□ Sakit kepala □ Pusing □ Pingsan □ Kelemahan
Tungkai
□ Penurunan Kesadaran □ Kebingungan □ Hilang memori □ Halusinasi
□ Mimpi buruk □ Delirium □ Kejang

5. Saluran Kemih dan Reproduksi


□ Gangguan saluran kemih □ Ginekologi (..…..…) □ Kateter
□ Lain-lain : …………………

III. KONDISI PSIKOSOSIAL


Beri tanda (√) sesuai dengan pemahaman kondisi pasien saat dikaji :
1. Mengerti kondisi akhir hidup : Pasien :  Ya □ Tidak
Keluarga/lainnya* :  Ya □ Tidak
2. Berada dalam tahap berduka ya/tidak*
3. Pasien : □ Menyangkal □ Marah □ Tawar Menawar □ Depresi
□ Menerima □ Tidak dapat dinilai
4. Keluarga/wali hokum* : □ Menyangkal □ Marah □ Tawar Menawar □ Depresi
□ Menerima □ Tidak dapat dinilai
5. Potensi reaksi patologis masa berkabung dari keluarga/wali hukum* : □Ya □Tidak
6. Pasien memerlukan dukungan psikolog : □Ya □Tidak
7. Keluarga memerlukan dukungan psikolog : □Ya □Tidak
8. Pasien memerlukan dukungan keluarga :Ya □Tidak
9. Tinggal serumah : Ya, dengan suami □Tidak
10. Dukungan emosional dan sosial dari pihak lain : Ya, keluarganya □ Tidak
11. Kesulitan untuk melakukan pekerjaan :  Ya, ..................... □ Tidak
12. Harapan mengenai tujuan perawatan :  Ya, ................. □ Tidak
13. Tempat untuk perawatan :  Rumah sakit □ Rumah
□ lain-lain,..........
14. Kondisi pikiran dan perasaan selama sebulan terakhir :
a. Putus asa dan tidak berdaya :  Ya □ Tidak
b. Kehilangan minat :  Ya □ Tidak

c. Depresi : □ Ya  Tidak
d. Tegang atau cemas :  Ya □ Tidak
e. Serangan panik :  Ya □ Tidak
15. Pemahaman terhadap sakit :  Ya, .......... □ Tidak
16. Ekspektasi terhadap penyakit :  Ya, .......... □ Tidak
17. Sumber – sumber dan hal yang menguatkan : □ Ya, .......... □ Tidak
18. Masalah psikologis, sosial, spiritual : □ Ya, ........... □ Tidak

IV. KONDISI SPIRITUAL


Beri tanda (√) Pada kebutuhan religious / spiritual sesuai dengan kondisi pasien saat dikaji :
1. Pasien memerlukan konsultasi dan dukungan :  Ya □ Tidak
Religius /spiritual dari kelompok religious / spiritual
2. Keluarga memerlukan konsultasi dan dukungan : □ Ya □ Tidak
Religius /spiritual dari kelompok religious / spiritual
3. Adakah yang memberi anda harapan atau kekuatan pada saat sakit : □ Ya,............ □
Tidak
4. Apakah anda bagian dari organisasi agama atau kepercayaan : □ Ya,............ □
Tidak
5. Apakah organisasi keagamaan memberikan dukungan : □ Ya,............ □ Tidak
6. Adakah kepercayaan spiritual yang paing bermakna secara pribadi : □ Ya,............ □
Tidak
7. Adakah harapan untuk tim kesehatan dalam memfasilitasi kebutuhan : □ Ya,............ □
Tidak

- Hubungan dengan diri sendiri


Apa makna dan arti hidup anda atau apa yang anda pahami tentang tujuan hidup?
Bagaimana anda menyadari bahwa makna dan tujuan hidup anda saat ini berdasarkan apa
yang telah anda kerjakan?
__________________________________________________________________________
- Hubungan dengan orang lain atau sesama
Bagaimana hubungan anda selama ini dengan orang-orang sekitar?
__________________________________________________________________________
- Hubungan dengan alam
Apakah anda menyukai tentang alam? Apakah ini membuat anda merasa tenang dan damai
di saat mengalami masalah?
__________________________________________________________________________
- Hubungan dengan Tuhan
Apakah anda selama ini mengikuti acara keagamaan atau berkumpul dengan keluarga atau
teman dekat yang membantu anda dalam dukungan keagamaan?
__________________________________________________________________________

V. Kebutuhan Pelayanan Pendukung untuk Pasien, Keluarga/Care Giver


Beri tanda (√) Pada kebutuhan Pelayanan Pendukung Sesuai dengan kondisi saat dikaji :
1. Pasien / keluarga /Care Giver membutuhkan :  Ya □ Tidak
Pelayanan pendukung lain temasuk terapi komplementer
2. Pasien / keluarga membutuhkan Care Giver : Ya □ Tidak
3. Pasien / keluarga menghendaki perawatan di rumah : □ Ya □ Tidak

VI. Riwayat Pengobatan

1. Obat : Dapat/ Tidak


No. Nama Obat/Rute Dosis Sejak Hasil
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

2. Operasi :  Ya □ Tidak

3. Radioterapi : □ Ya □ Tidak

4. Kemoterapi :  Ya □ Tidak

5. Rehabilitasi : □ Ya □ Tidak

6. Komplementer : □ Ya □ Tidak

7. Alternatif : □ Ya □ Tidak

Tanggal,…………. Pukul : ……….


Dokter pemeriksa,

(______________________________)
Nama jelas dan tanda tangan
Nama : Ny. P
No. MR :
Tanggal Lahir :
(Mohon diisi atau tempelkan stiker jika ada)

PENGKAJIAN MEDIS (Dilakukan oleh dokter)


A. MASALAH MEDIS & KEPERAWATAN
1. DIAGNOSIS dan MASALAH MEDIS (Diisi oleh dokter)
Isi titik-titik dan beri tandan (√)
1. Diagnosis 1 : Nyeri Akut
2. Diagnosis 2 : Harga Diri Rendah
3. Diagnosis 3 : Ansietas
4. Intervensi untuk semua penyebab yang dapat diperbaiki sudah dipertimbangkan,
dan tidak memungkinkan lagi dilakuka □ Tidak ada □ Ada
2. MASALAH KEPERAWATAN (Diisi oleh dokter)
□ Ketidakefektifan bersihan jalan napas □ Resiko aspirasi
□ Ketidakefektifan pola napas □ Mual
□ Gangguan pertukaran gas □ Nyeri
□ Gangguan perfusi jaringan □ Resiko Infeksi
□ Penurunan curah jantung □ Kurangnya perawatan diri
□ Ketidakseimbangan nutrisi : Kurang dari kebutuhan
□ Kerusakan integritas kulit
□ Kekurangan Volume Cairan □ Risiko cedera
□ Kelebihan volume Cairan □ Risiko perdarahan
□ Ketidakefektifan pengaturan suhu tubuh (Thermoregulasi)
□ Kurangnya Pengetahuan
□ Kerusakan membrane mukosa oral □ Cemas
□ Lainnya ……………………………………………………

B. PERENCANAAN ASUHAN (CARE PLAN) PASIEN TERINTEGRASI (Diisi oleh


dokter)
1. Penghentian pengobatan kausatif yang tidak perlu :
□ Terapi sistemik kanker □ Anticoagulasi □ Antidiabetes mellitus □
Antihipertensi
□ Radiasi □ Antibiotik □ Kausatif lain :
…………………………..
2. Penghentian intervensi yang tidak perlu
□ Pemeriksaan darah □ Transfusi
□ Pungsi □ Fisioterapi
□ Resusitasi □ Cairan / Obat intravena /Subkutan
□ Albumin □ Inotropik
□ Oksigen (Ventilasi mekanik)
□ Penghentian intervensi keperawatan yang tidak perlu (kecuali untuk kenyamanan
pasien, seperti : Perubahan posisi, penggunaan matras, anti dekubitus, tanda vital,
dll)
3. Tata Laksana :

4. Edukasi : (lihat dan isi formulir edukasi terintegrasi)

Tanggal,……………….
Pukul : ……….

Dokter, Perawat

(______________________________)
(_____________________________)
Nama jelas dan tanda tangan Nama jelas dan tanda tangan
B. Diagnosa keperawatan
ANALISA DATA

Data Diagnosa Keperawatan

Ds: - Nyeri Akut bd Cidera biologis


Do: ( pembedahan Ca Ovarium) (00132)
 TD 130/80mmHg, N 110x/mnt,
RR 22x/mnt.
 Pasien pasca histerektomi
DT:
 Pengkajian nyeri
P: Nyeri saat bergerak
Q: terasa seperti ditusuk2
R: di abdomen
S: skala 5
T: hampir setiap saat
 Ekspresi wajah meringis

Harga Diri Rendah Situasional b.d


Ds:
gangguan citra tubuh (00120)
 Pasien mengatakan dirinya tidak
berguna akrena tidak dapat
memiliki keturunan
 Pasien mengatakan malu kapada
teman-temannya karena tidak
dapat memiliki anak
Do:
 Pasien tampak sedih
 Pasien merasa putus asa
 Pasien terkadang menghindari
kontak mata
DS: Ansietas b.d Ancaman Kematian
 Klien menanyakan terus kepada (00146)
perawat kapan jadwal kemoterapi.
Do :
 Klien terlihat cemas
 TD 130/80mmHg,
 N 110x/mnt,
 RR 22x/mnt,
 Dilatasi pupil,
 Wajah pasien tegang.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Faktor yang berhubungan

1. Nyeri Akut Agens Biologi

2. Harga Diri Rendah Gangguan Citra Tubuh

3. Ansietas Ancaman Kematian


C. Intervensi
INTERVENSI

Diagnosa Tujuan dan kriteria


No. Rencana Asuhan Keperawatan
Keperawatan hasil

1. Nyeri Akut bd Setelah dilakukan Intervensi


Agens Cidera asuhan keperawatan 1. Pemberian analgesic
Biologi ( Ca 3x24 jam diharapkan (2210)
Ovarium) Kriteria Hasil: -Monitor aturan pemakaian
1. Pengendalian nyeri obat, dosis, frekuensi resep
(1605) analgesic
-Mengenal serangan -Monitor pengalaman alergi
nyeri (kondisi yang obat
dialami pasien / -Monitor tanda vital sebelum
peningkatan yang dan sesudah pemberian obat
diharapkan) (skala 3 ke analgesic dosis pertama
skala 5) -Lakukan tindakan untuk
-Menggunakan diary mengurangi efek samping
sebagai pemantau analgesic (obat sesuai instruksi
gejala setiap waktu dokter)
(kondisi yang dialami -Ajarkan cara menggunakan
pasien / peningkatan analgesic, strategi mengurangi
yang diharapkan) efek samping, dan harapan
-Menggunakan untuk melibatkan ketegasan
analgesic sesuai untuk meringankan nyeri.
anjuran (relaksasi nafas dalam)
-Dapat Mengurangi Berkolaborasi dengan dokter
nyeri dengan jika obat, dosis, rute
menggunakan non pemberian atau interval
analgesic 2. Manajemen nyeri (1400)
2. Tingkat nyeri -Melakukan pengkajian
(2102) komprehensif terhadap nyeri
-Lamanya episode termasuk lokasi, karakteristik,
nyeri (kondisi yang durasi, frekuensi, kualitas,
dialami pasien / intensitas atau keparahan nyeri
peningkatan yang dan factor penyebab
diharapkan) (skala 3 ke -Mengamati tindakan
skala 5) nonverbal dari
-Ekpresi wajah ketidaknyamanan
terhadap nyeri -Menjamin perhatian pasien
berkurang atau dapat terhadap penggunaan
terkontrol (skala 3 ke analgesic
skala 5) -Menggunakan strategi
komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengelaman nyeri
dan menyampaikan
penerimaan respon pasien
terhadap nyeri

2. Setelah dilakukan 1. Peningkatan Harga diri (NIC,


Harga Diri
asuhan keperawatan 326) :
Rendah b.d
3x24 jam diharapkan • Monitor pernyataan pasien
gangguan citra
hasil : mengenai harga diri.
tubuh
Harga Diri (NOC, • Bantu pasien untuk
101) : menemukan penerimaan
 Verbalisasi diri.
penerimaan diri • Dukung pasien untuk
positif (Klien melakukan kontak mata
mengatakan pada saat berkomunikasi
dapat menerima dengan orang lain.
keadaannya dan • Buat pernyataan positif
tidak lagi mengenai pasien.
merasa putus 2. Peningkatan Citra Tubuh
asa). (NIC, 324) :
 Penerimaan • Identifikas dampak dari
terhadap budaya pasien, agama, ras,
keterbatasan jenis kelamin terkait dengan
diri positif citra diri.
(Klien tidak • Monitor frekuensi dari
merasa rendah pernyataan mengkritisi diri.
diri dengan • Gunakan bimbingan
keadaannya). antisipatif menyiapkan
 Gambaran pasien terkait dengan
internal diri perubahan citra tubuh yang
klien menjadi diprediksi.
positif (Klien • Bantu pasien untuk
lebih percaya mendiskusikan perubahan-
diri meskipun perubahan bagian tubuh
fungsi tubuhnya disebabkan adanya
berubah). penyakit dengan cara yang
 Penyesuaian tepat.
terhadap fungsi
tubuh positif
(Klien dapat
memahami
fungsi tubuhnya
dan dapat
menerima
keadaannya).
 Keinginan
untuk
berhadapan
muka dengan
orang lain
positif (Klien
tidak
menghindari
kontak mata
dengan orang
lain).

3. Ansietas b.d Setelah dilakukan 1. pengurangan kecemasan


Ancaman asuhan keperawatan (hal.319)
Kematian 3x24 jam diharapkan:  Gunakan pendekatan yang
1. Tingkat Kecemasan tenang dan meyakinkan
(1211)  Berikan informasi yang
 Wajah tegang factual terkait dengan
tidak ada diagnosis, perawatan dan
 Tekanan darah prognosis
normal  Dorong keluarga untuk
 Frekuensi napas mendampingi klien dengan
normal cara yang tepat
 Dilatasi pupil  Dorong verbalisasi
tidak ada perasaan, persepsi dan
 Frekuensi nadi ketakutan
normal  Kaji untuk tanda verbal dan
non verbal kecemasan
 Instruksikan klien untuk
meggunaka teknik relaksasi

Anda mungkin juga menyukai