Taufiq Rochim
Daftar Isi
1 SPESIFIKASI GEOMETRIK.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
4 KONFIGURASI PERMUKAAN.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 40
4.1 PERMUKAAN DAN PROFIL. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 40
4.2 PARAMETER KEKASARAN PERMUKAAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 42
4.3 CARA PENULISAN SPESIFIKASI PERMUKAAN PADA GAMBAR TEKNIK. . . . . . . . 46
Bagi elemen geometrik yang tak kritik seperti contoh di atas toleransi-
geometriknya tak perlu, atau lebih tegasnya jangan, diberikan. Perlu diingat,
bahwa dengan tidak diberikannya suatu toleransi bukan berarti elemen
geometrik tersebut harus sempurna ataupun sebaliknya boleh menyimpang
keterlaluan dari harga nominal (yang tertera) pada gambar teknik. Jika suatu
elemen geometrik tak diberi toleransi atau bertoleransi-bebas/terbuka
(open tolerance) berarti geometriknya boleh menyimpang secara wajar
(sesuai dengan kemampuan mesin & operator). Jika pada gambar teknik
tertera bahwa diameter poros 30 mm dan bertoleransi-terbuka, tukang bubut
tidak akan menghasilkan poros berdiameter 29 mm atau 31 mm.
Lain halnya kalau geometri bagian komponen ini amat penting, bila
ditinjau dari satu atau beberapa aspek, maka batas-batas penyimpangan
atau toleransinya haruslah pasti.
2.1 TOLERANSI
Gambar 2 Poros dengan lubang yang berpasangan. Masing-masing pasangan mempunyai toleransi
ukuran/dimensi yang mengacu pada ukuran dasar yang sama. Mereka diimajinasikan
menempel pada bagian bawahnya. Dengan demikian, muncul istilah “bawah” dan “atas”,
misalnya penyimpangan bawah lubang dengan notasi EI (huruf kapital) dan penyimpang-
an bawah bagi poros dengan notasi ei.
Gambar 3 Posisi daerah toleransi poros terhadap garis nol bisa terletak di
sebelah atas, bawah, memotong, atau menempel. Perhatikan
tandanya (positif atau negatif). Hal yang sama berlaku juga bagi
lubang, hanya notasi penyimpangannya ditulis dengan huruf
kapital.
2.2 SUAIAN
!
Interference jika diterjemahkan adalah “gangguan” atau “ketumpang-tindihan”. Dalam kaitannya
dengan lawan kata longgar maka penulis memakai istilah rapat (menempel, tak bercelah). Sebelum
mereka disatukan lubang mempunyai batas-batas toleransi ukuran yang lebih kecil daripada batas-
batas toleransi poros. Karena sifat elastisitas lubang dan poros, mereka masih dapat disatukan dengan
paksaan (ditekan dengan mesin press, poros didinginkan atau lubang dipanaskan dahulu) tanpa
mengakibatkan keretakan. Suaian jenis ini sulit dilepas dan bila dipaksa permukaan mereka akan
rusak berat.
Catatan: Istilah “di atas” dan “di bawah” ini hanya bisa dimengerti jika kita mengimajinasikan! daerah
toleransi seperti yang ditunjukkan oleh diagram skematik gambar 2 (sebagai penyederhanaan atas
cara penggambaran yang lebih rumit seperti gambar 1)
Gambar 4 Salah satu dari tiga jenis suaian yang dapat dipilih untuk salah satu dari dua sistem
suaian yang dianjurkan ISO. Jika basis lubang yang dipilih maka, untuk satu ukuran
dasar yang tertentu, poros dapat dipilih toleransinya sesuai dengan suaian yang
diinginkan. Hal serupa juga berlaku jika basis poros yang dipilih.
!
Daerah toleransi hanyalah merupakan imajinasi saja! Jadi, tak bisa dilihat, apalagi diukur! Pada benda
sesungguhnya, yang dirancang dengan suatu toleransi ukuran, yang bisa diukur adalah dimensi
sebenarnya. Beberapa produk boleh mempunyai ukuran sebenarnya yang berbeda-beda, yang
dikatakan bagus kualitasnya, asalkan ukuran mereka tidak melebihi/kurang dari batas-batas toleransi.
"
Ke dua sistem ini tidak mengikat, artinya bila dipandang perlu untuk tidak memakai salah satu dari
sistem ini, seseorang dapat menetapkan kombinasi lain untuk memenuhi fungsi pasangan yang ia
kehendaki. Jika hal ini ditempuh berarti perancang mengambil aturan di luar yang dibakukan dan
segala akibatnya perlu dipertimbangkan masak-masak.
Gambar 5 Bagi dimensi luar (poros) atau dalam (lubang) harganya dinyatakan dengan angka
(satuan dalam mm untuk sistem metrik) yang dituliskan di atas garis tanda ukuran. Jika
dilihat dengan sepintas cara penulisan A kurang memberikan informasi dibanding cara
B & C. Cara D, yang meskipun tidak secara langsung menyebutkan harga batas-batas
penyimpangan, tetapi simbol toleransi dengan kode huruf & angka (g7) mengandung
informasi lain yang sangat bermanfaat yaitu sifat suaian bila komponen bertemu
pasangannya, cara pembuatan dan metode pengukuran. Keuntungan inilah yang menarik
untuk dikaji lebih jauh pada beberapa sub-bab dalam buku ini.
- Posisi daerah toleransi terhadap garis nol ditetapkan sebagai suatu fungsi
ukuran dasar (berubah mengikuti perubahan ukuran dasar).
Penyimpangan ini dinyatakan dengan simbol satu huruf (untuk hal
yang khusus, bisa dipakai dua huruf). Simbol huruf kapital (besar)
digunakan untuk menyatakan penyimpangan bagi lubang (ukuran
dalam) sedang simbol huruf biasa (kecil; “kapitil”) diberlakukan
bagi poros (ukuran luar).
- Toleransi, harganya/besarnya ditetapkan sebagai suatu fungsi ukuran
dasar. Simbol yang dipakai untuk menyatakan besarnya toleransi
adalah suatu simbol angka (sering disebut dengan angka kualitas).
45 g7 ; artinya suatu poros dengan ukuran dasar 45 mm, posisi daerah toleransi
(penyimpangannya terhadap ukuran dasar) mengikuti aturan kode huruf g
serta besar/harga toleransinya menuruti aturan kode angka 7.
Catatan:
Kode g7 ini mempunyai makna lebih jauh (akan dijelaskan secara bertahap pada beberapa sub-bab
berikut) yaitu:
- Jika lubang pasangannya dirancang menuruti sistem suaian berbasis lubang (misalnya 5 H6) akan
terjadi suaian longgar. Bisa diputar/digeser tetapi tidak bisa dengan kecepatan putar tinggi.
Suaian tidak bergoyang/bergetar.
- Poros tersebut cukup dibubut tetapi perlu dilakukan dengan saksama (jika terpaksa perlu digerinda).
- Dimensinya perlu dikontrol dengan komparator sebab untuk ukuran dasar 45 mm dengan kualitas
7 toleransinya hanya 25 ìm.
Catatan: Untuk simbol huruf (simbol penyimpangan) digunakan semua huruf abjad kecuali i,l,o,q dan w
(I,L,O,Q dan W), huruf ini menggambarkan/menyatakan penyimpangan minimum absolut (jarak
terdekat) terhadap garis nol.
Catatan: Untuk suaian 45 H8/g7 karena lubangnya mempunyai penyimpangan H berarti EI=0. Dengan demi-
kian, suaian tersebut mengikuti sistem suaian berbasis lubang. Karena poros mempunyai penyim-
pangan g, yang berarti es < 0, daerah toleransi lubang selalu terletak “di atas” daerah toleransi poros.
Jadi, suaian yang terjadi termasuk jenis suaian longgar.
Gambar 6 Diagram skematik; posisi daerah toleransi untuk suatu ukuran dasar bagi poros dan
lubang. Pada gambar ini daerah toleransinya diilustrasikan sebagai daerah “terbuka”
karena “tutupnya” yaitu batas-toleransi yang lain ditentukan lokasinya oleh besar kecilnya
daerah toleransi yang dalam hal ini akan diwakilkan kepada simbol angka. Sesuai
dengan simbol hurufnya, perhatikan perubahan penyimpangan terdekatnya relatif
terhadap garis nol. Bagi poros, mulai dari huruf a s.d. huruf g daerah toleransinya
“membuka ke bawah” dan terletak di bawah garis nol. Bagi huruf h daerah toleransinya
“menempel pada garis nol”. Selanjutnya, s.d. huruf zc daerah toleransinya ”membuka ke
atas”. Bagaimana halnya dengan lubang? Berdasarkan gambar ini terkalah jenis suaian
berikut: 45 H8-k7 dan 45 H8-s7.
.. . . . . . . . . . . . . . . . (1)
di mana
I = satuan toleransi; ìm
D = diameter (nominal); mm. Harganya ditentukan berdasarkan
harga rata-rata geometrik dari dua harga batas pada
tingkatan diameter nominal (lihat rumus 2).
Tabel 1 Tingkatan diameter nominal s.d. 500 mm
Tingkatan utama Tingkatan perantara Ì
(dalam mm) (dalam mm)
di atas s.d. di atas s.d.
- 3
3 6
6 10
10 18 10 14
14 18
18 30 18 24
24 30
30 50 30 40
40 50
50 80 50 65
65 80
80 120 80 100
100 120
120 140
120 180 140 160
160 180
180 200
180 250 200 225
225 250
250 315 250 280
280 315
315 400 315 355
355 400
Ì
Tingkatan ini digunakan dalam beberapa keadaan apabila
memang diperlukan untuk penyimpangan-penyimpangan a sampai
c (A sampai C) dan r sampai zc (R sampai ZC).
Catatan:
1 Rumus (2.1.) dibuat berdasarkan kenyataan bahwa untuk suatu kondisi proses pemesinan yang tertentu
hubungan antara kesalahan pembuatan dengan diameter benda kerja dapat dianggap merupakan
suatu fungsi parabolik.
2 Harga D merupakan rata-rata geometrik dari diameter minimum Dmin dan maksimum Dmaks pada setiap tingkat
diameter yaitu:
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2)
Catatan:
Mulai dari IT 6 toleransinya dikalikan 10 untuk setiap 5 tingkat berikutnya. Rumus ini juga
berlaku untuk kelas di atas IT 16 apabila diperlukan. Untuk kualitas 01 sampai 1 harga
toleransi standar langsung dihitung dengan menggunakan rumus-rumus yang dinyatakan
dalam tabel 2.3.
Untuk kualitas s.d. 1 harga toleransi standar langsung dihitung
dengan menggunakan rumus-rumus seperti pada tabel 3.
Angka Kualitas (IT; International Tolerance); Toleransi yang dimaksud dalam ìm.
Diameter (mm):
01 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
#3 0.3 0.5 0.8 1.2 2 3 4 6 10 14 25 40 60 100 140 250 400 600
>3-6 0.4 0.6 1 1.5 2.5 4 5 8 12 18 30 48 75 120 180 300 480 750
>6-10 0.4 0.6 1 1.5 2.5 4 6 9 15 22 36 58 90 150 220 360 580 900
>10-18 0,5 0.8 1.2 2 3 5 8 11 18 27 43 70 110 180 270 430 700 1100
>18-30 0.6 1 1.5 2.5 4 6 9 13 21 33 52 84 130 210 330 520 840 1300
12 SPESIFIKASI GEOMETRIK
>30-50 0.6 1 1.5 2.5 4 7 11 16 25 39 62 100 160 250 390 620 1000 1600
>50-80 0.8 1.2 2 3 5 8 13 19 30 46 74 120 190 300 460 740 1200 1900
>80-120 1 1.5 2.5 4 6 10 15 22 35 54 87 140 220 350 540 870 1400 2200
>120-180 1.2 2 3,5 5 8 12 18 25 40 63 100 160 250 400 630 1000 1600 2500
>180-250 2 3 4.5 7 10 14 20 29 46 72 115 185 290 460 720 1150 1850 2900
Tahun 2015
>250-315 2.5 4 6 8 12 16 23 32 52 81 130 210 320 520 810 1300 2100 3200
>315-400 3 5 7 9 13 18 25 36 57 89 140 230 360 570 890 1400 2300 2600
>400-500 4 6 8 10 15 20 27 40 63 97 155 250 400 630 970 1550 2500 4000
Tabel ini dibuat dengan menghitung harga toleransi untuk setiap tingkatan diameter nominal seperti contoh berikut; TEKNIK PRODUKSI MESIN, FTMD-ITB
misalnya untuk diameter di atas 30 s.d. 50 mm:
Catatan:
- Rumus umum di atas (4a/b) diberikan karena pada prinsipnya penyimpangan fundamental lubang
dan penyimpangan fundamental poros dengan huruf yang sama adalah simetrik terhadap
garis nol (lihat gambar 6.; untuk huruf a-A, b-B, ....g-G).
- Untuk lubang dengan diameter nominal lebih besar daripada 3 mm dengan huruf N dengan kualitas
besar, penyimpangan fundamentalnya adalah nol (ES = 0) .
- Untuk lubang dengan diameter nominal lebih besar daripada 3 mm, dengan huruf J, K, M dan N
dengan kualitas sampai dengan IT 8 dan huruf P sampai dengan ZC dengan kualitas sampai
dengan IT 7, besarnya penyimpangan atas untuk lubang (ES) dan penyimpangan bawah
untuk poros (ei) diturunkan dengan memakai peraturan yang akan dibahas pada sub-bab
berikut (tak simetrik).
Supaya prinsip pertukaran simbol huruf ini dapat pula dipakai untuk
jenis suaian paksa (dan suaian pas/transisi), maka harga penyimpangan
fundamental untuk lubang (dalam hal ini adalah ES, karena daerah toleransi
lubang harus terletak di bawah garis nol, yaitu mulai dari huruf Js sampai ZC)
tidaklah diturunkan dengan menggunakan rumus umum (4a/b), melainkan
dengan suatu peraturan tertentu yang memenuhi ke empat syarat berikut:
Dengan memandang ke empat syarat di atas ini, dapat dicari suatu rumus
yang menyatakan hubungan antara penyimpangan fundamental lubang (ES,
yang besarnya akan dicari) dengan penyimpangan fundamental poros (ei, -
yang besarnya telah ditentukan pada tabel 5) yang berlaku untuk simbol huruf
yang sama mulai dari j (J) ke atas.
Oleh karena itu, dua suaian pas yang setara dalam hal ini adalah:
H7/p6 dengan P7/h6
(basis lubang) (basis poros)
2.5.4 Toleransi standar dan penyimpangan fundamental (d nom. s.d. 500 mm)
ìm.. . . . . . . . . . . . . . . . (7)
D (mm) dicari dari tabel 6 yang merupakan harga rata-rata geometrik dari
diameter maksimum dan minimum (seperti rumus 2) pada mana diameter
yang bersangkutan terletak.
Ì
Untuk penyimpangan r s.d. u (R s.d. U).
Suatu bentuk dan posisi yang kurang teliti (kurang benar) dapat
menyebabkan pekerjaan tambahan dalam perakitan. Kesulitan ini dapat
diatasi dengan memberikan pula, selain toleransi ukuran, suatu toleransi
bentuk atau posisi yang menyatakan sampai batas-batas mana bentuk atau
posisi bagi elemen geometrik boleh menyimpang dari yang direncanakan.
Jadi, tujuan pemberian toleransi bentuk & posisi adalah untuk lebih memasti-
kan fungsi komponen mesin serta sifat ketertukarannya.
!
Geometrical feature: titik, garis, permukaan atau bidang tengah.
Suatu bidang bila dipotong oleh bidang lain akan membentuk garis
perpotongan. Bidang pemotong ini bisa dipilih lokasi/orientasinya supaya
muncul gambaran atas ketidakrataannya yang paling menonjol. Pada bidang
pemotong ini semua titik data pengukuran dapat diproyeksikan. Jika semua
titik proyeksi dihubungkan secara berurutan maka jadilah suatu garis yang
tidak lurus, disebut garis data permukaan. Sementara itu, perpotongan
bidang yang rata ideal dengan bidang pemotong (yang juga diimajinasikan
sebagai bidang ideal) akan berupa garis lurus, dinamakan garis ideal.
Apabila gambar 9 diperhatikan, ada tiga garis lurus yang dapat dipilih
menjadi salah satu garis ideal. Bagi setiap kandidat (calon) garis ideal
mempunyai garis sejajarnya yang dibuat melingkupi setiap titik pada garis
data pengukuran. Jarak ke dua garis sejajarnya ini dapat ditentukan yaitu hi.
Karena jarak h1 merupakan jarak yang terkecil maka garis (A1-B1) adalah
merupakan garis ideal dan h1 haruslah sama atau lebih kecil daripada
toleransi yang dispesifikasikan.
- Kelurusan (Straightness)
- Kerataan (Flatness)
- Kebulatan (Circularity/Roundness)
- Kesilindrisan (Cylindricity)
- Ketelitian (kebenaran) bentuk garis (Profile of any line)
- Ketelitian (kebenaran) bentuk bidang (Profile of any surface)
- Kesejajaran (Parallelism)
- Ketegaklurusan (Perpendicularity)
- Kesudutan/Kemiringan (Angularity)
- Posisi (Position)
- Konsentrisitas & kesamaan sumbu (Concentricity & Coaxiality)
- Kesimetrikan (Symmetry)
- Kesalahan putar sirkuler
Penyimpangan/kesalahan Putar (Run-out)
- Kesalahan putar total
TEKNIK PRODUKSI MESIN, FTMD-ITB
b Harga total toleransi (dengan satuan sesuai dengan satuan ukuran; mm).
Apabila daerah toleransi berupa silinder ataupun lingkaran perlu
diberi tanda ö di muka harga toleransi ini atau dituliskan ö bola bila
daerah toleransi memang berupa bola.
!
Untuk selanjutnya, kotak segi empat ini dinamakan “kotak toleransi”.
Gambar 10 Aturan penulisan garis dan tanda ujung panah yang meng-
hubungkan kotak toleransi dengan elemen geometrik yang
diberi toleransi.
Catatan:
Apabila daerah toleransi tidak berupa lingkaran, silindrik atau bola, maka lebar daerahnya adalah
dalam arah yang ditunjukkan oleh tanda panah. Oleh karena itu posisi tanda panah ini penting
artinya dan harus diperhatikan benar cara pemakaiannya (perhatikan orientasi ujung panah!).
a Garis tepi atau perpanjangan (bukan pada garis ukuran; lihat aturan b),
apabila elemen dasar adalah garis atau permukaan itu.
b Garis proyeksi dan persis pada garis ukuran jika elemen dasar adalah
sumbu atau bidang tengah dari komponen tersebut.
c Garis sumbu atau bidang tengah dari semua elemen-elemen yang ber-
sangkutan yang mempunyai sumbu atau bidang tengah yang sama
(hal ini hanya mungkin apabila sumbu atau bidang tengah tersebut
dapat ditentukan dengan ketelitian yang cukup tinggi).
Gambar 14
Gambar 15
Catatan:
Apabila garis yang dimaksud dengan garis
acuan tidak terletak dalam satu bidang (ti-
dak saling berpotongan) maka daerah
toleransinya dianggap pada bidang yang
melalui garis acuan dan proyeksi dari
garis yang dimaksud.
N Elemen Dasar (Datum); yang diperlukan dalam menyatakan berbagai jenis Toleransi Bentuk
seperti yang diulas pada beberapa contoh di atas merupakan hal yang patut diperhatikan
secermat kita memperhatikan elemen yang diberi toleransi.
Contoh pemakaian
sekelompok elemen
geometrik yang dija-
dikan acuan bagi pe-
nentuan toleransi ori-
entasi kelompok geo-
metrik yang lain:
LATIHAN
Kerjakan soal latihan di bawah ini (berkaitan dengan tabel 10):
!
Karena dengan pemakaian toleransi ukuran dikenal adanya batas ukuran yang bila dikaitkan
dengan luas penampang material maka muncul istilah material maksimum & minimum (lihat
sub-bab 2.2.4).
A Kelurusan
Gambar 18a merupakan contoh pemakaian prinsip material maksi-
mum bagi kelurusan sumbu suatu pasak. Menurut pernyataan tersebut sum-
bu pasak harus terletak di dalam suatu daerah toleransi yang berupa silinder
dengan diameter 0.01 mm. Karena ada simbol di belakang harga
toleransi, berarti diameter 0.01 mm ini dapat diperbesar sampai dengan 0.03
mm. Hal ini sesuai dengan penambahan sebesar 0.02 mm yang merupakan
harga maksimum yang mungkin dapat ditambahkan (jika pasak mempunyai
ukuran sebenarnya pada batas material minimum yaitu ö 9,98 mm).
Gambar 18 Arti toleransi kelurusan sumbu suatu pasak dengan tanda pemberlakuan prinsip material
maksimum. Perhatikan perubahan harga kelurusan sumbunya. Jika pasak mempunyai
ukuran (diameter) sesungguhnya sebesar 9,98 mm, ketidaklurusannya bisa mencapai
0.03. Yaitu, toleransi kelurusan (0.01) ditambah selisih ukuran sebenarnya terhadap ukuran
material maksimum (10.00 - 9,98 = 0.02).
B Ketegaklurusan
Gambar 19a merupakan contoh pemakaian prinsip material maksi-
mum bagi toleransi ketegaklurusan suatu pena terhadap permukaan elemen
dasar A. Pernyataan ini mempunyai arti bahwa sumbu pena harus terletak di
dalam silinder yang tegaklurus terhadap permukaan dasar (acuan) yang
mempunyai diameter dengan harga di antara harga minimum 0.04 mm dan
harga maksimum 0.06 mm. Harga toleransi ketegaklurusan maksimum ini
dapat terjadi seandainya diameter pena adalah persis pada batas minimum
material (gambar 19c). Karena kaliber cincin/lubang yang direncanakan
tersebut mengecek sekaligus kombinasi dari kesalahan ketegaklurusan dan
ukuran (dimensi) maka, untuk memastikan bahwa dimensi pena tidak
melampaui batas-batas toleransi ukuran yang diizinkan, harus dilakukan
pemeriksaan ukuran secara terpisah.
Gambar 19 Arti toleransi ketegaklurusan sumbu suatu pena dengan pemberlakuan prinsip material
maksimum. Kaliber ring dapat dibuat untuk keperluan pemeriksaan kualitas elemen geo-
metrik yang saling berkaitan. Dalam contoh ini toleransi ukuran berkaitan dengan toleransi
ketegaklurusan. Jika ukuran pena jauh dari batas material maksimumnya maka toleransi
ketegaklurusan yang efektif dapat diperbesar. Inilah tujuan pemakaian simbol .
Gambar 20 Toleransi jarak ke dua pasak (elemen atas) dan ke dua lubang (elemen bawah)
sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar a dapat diganti dengan menuliskannya
seperti gambar c atau d. Pemakaian prinsip material maksimum pada toleransi jarak antara
titik pusat seperti ini selain lebih jelas juga lebih menguntungkan jika ditinjau dari aspek
pembuatan.
Dengan demikian, apabila pena-pena dari komponen atas persis pada kondi-
si material minimum, yaitu 9.7 mm, jarak titik pusatnya dapat berharga
antara:
59.9 - 9.7 = 50.2 mm dan 40.1 + 9.7 = 49.8 mm.
Berarti, daerah toleransi efektifnya adalah ± 0.2 mm (pada gambar 20a hanya
tertera sebesar ± 0.1 mm). Oleh sebab itu, prinsip material maksimum dapat
dipakai untuk jarak antara titik pusat bagi komponen atas (dengan tujuan
untuk memperoleh keuntungan dari segi pembuatan). Demikian pula halnya
D Posisi
Gambar 21a menunjukkan pernyataan toleransi bagi delapan buah
lubang relatif terhadap silinder dasar A. Pada kotak toleransi posisi lubang
tercantum bahwa prinsip material maksimum dimanfaatkan baik bagi
toleransi posisi maupun bagi elemen dasarnya. Elemen acuan berupa silinder
yang juga mempunyai toleransi dimensi (perhatikan bahwa toleransi dimensi
elemen dasar adalah lebih sempit daripada toleransi dimensi bagi delapan
lubang). Yang menjadi pertanyaan adalah berapa sebenarnya toleransi posisi
maksimum yang mungkin terjadi bagi sumbu elemen dasarnya?
Perubahan posisi sumbu antara lubang yang satu dengan yang lain
dapat terjadi karena adanya perbedaan antara diameter sesungguhnya de-
ngan diameter lubang pada kondisi material maksimum.
Gambar 21
Pemakaian toleransi posisi de-
ngan prinsip material maksi-
mum pada lubang dan juga
pada silinder acuan/dasarnya.
Keuntungan mungkin diperoleh
dalam proses pembuatan sebab
harga toleransi posisi efektifnya
bisa berubah sesuai dengan
ukuran elemen geometrik yang
berkaitan.
Jika ukuran/dimensi tersebut
berada pada kondisi material
minimum (lubang paling besar,
poros paling kecil) maka harga
toleransi efektifnya menjadi
0.55 mm ( yaitu, 0.20 + 0.30 +
0.05).
Jika tanda tersebut tak ter-
cantum, kesalahan posisi, bagi
masing-masing sumbu delapan
lubang relatif terhadap sumbu
acuan, sebesar 0.55 mm jelas
tak diizinkan.
Kondisi ekstrim yang lain dapat pula terjadi yaitu apabila sumbu ke dua
lubang saling mendekati.
Harga terkecil yang dapat terjadi ialah 0.05 mm, yaitu apabila semua
elemen yang bersangkutan berada pada kondisi material maksimum (lihat
gambar 22b). Harga terbesar yang mungkin dapat terjadi bagi diameter
toleransi ini adalah 0,165 mm, yaitu apabila semua elemen tersebut persis
pada kondisi material minimum, lihat gambar 22c.
Gambar 22 Arti toleransi kesamaan sumbu (coaxiality) suatu pena dengan memakai
prinsip material maksimum pada elemen yang diberi toleransi dan juga pada
elemen dasarnya. Harga toleransi kesamaan sumbu terbesar yang bisa
dicapai adalah jika semua elemen berada pada kondisi material minimum,
yaitu merupakan penjumlahan semua harga toleransi yang berkaitan (0.05
+ 0.10 +0.015 = 0.165 mm).
!
Biasanya untuk satu panjang pengukuran terdiri atas beberapa panjang sampel, dan secara
otomatik alat ukur akan merata-ratakan hasil yang diperolehnya.
- profil tengah (center profile), adalah nama yang diberikan kepada profil
referensi yang digeserkan ke bawah (arah tegak lurus terhadap profil
geometrik ideal pada suatu panjang sampel) sedemikian rupa
sehingga jumlah luas bagi daerah-daerah di atas profil tengah
sampai ke profil terukur adalah sama dengan jumlah luas bagi dae-
rah-daerah di bawah profil tengah sampai ke profil terukur (pada
gambar 24 ditunjukkan dengan daerah-daerah dengan latar-
belakang gelap).
Gambar 24 Posisi profil referensi/acuan/puncak, profil tengah dan profil akar/alas terhadap profil
terukur, untuk satu panjang sampel. Perhatikan bahwa pemilihan panjang sampel R (letak
dan/atau panjangnya) akan mempengaruhi harga parameter kekasaran.
Berdasarkan rumus di atas maka Rp akan sama dengan jarak antara profil
referensi dengan profil tengah.
!
Oleh karena itu, disebut pula sebagai profil puncak (cust-line).
Catatan:
Parameter Ra ini banyak dimanfaatkan dalam praktek. Pada gambar 24 diper-
lihatkan jika daerah-daerah di bawah profil tengah (“lembah”) dicerminkan ke
atas (menjadi daerah-daerah berlatarbelakang agak terang) dirata-ratakan
dengan daerah-daerah di atas profil tengah (“gunung”; daerah berlatar-
belakang gelap) maka akan terbentuk “dataran tinggi” dengan ketinggian
sebesar Ra.
Gambar 25 Analisis profil terukur dalam arah sumbu gerak sensor alat ukur. Berbeda dengan
analisis dalam arah tegak dengan satuan ìm, satuan analisis pada arah ini adalah
dalam mm.
Analisis Profil Selanjutnya, untuk dimensi arah mendatar (sesuai dengan arah gerak
Kekasaran Arah sensor alat ukur) diterangkan beberapa parameter, antara lain (lihat gambar
Panjang 25a):
Seperti halnya pada pernyataan Rt, maka besarnya c harus pula dituliskan,
yaitu secara contoh berikut:
!
Rw ini disebut dengan panjang sample gelombang (waviness sampling length), dimensinya
lebih panjang daripada panjang sample R (yang biasanya dipakai untuk mengukur kekasaran).
Maksud pemakaian Rw adalah untuk memisahkan efek gelombang dari parameter kekasaran.
!
Pada mulanya bagi Ra ini sering digunakan satuan lain selain ìm yaitu micro inch atau ru (1 ru
= 0.025 ìm). Hal ini disebabkan karena jenis alat ukur kekasaran dahulu banyak yang memakai
satuan inci (buatan Inggris).
Pernyataan di atas ini haruslah selalu diingat oleh semua orang yang
bertanggung jawab dalam pembuatan berbagai komponen mesin/-
perkakas/peralatan. Sebagai contoh, bila suatu poros harus mempunyai
diameter dengan toleransi ± 0.1 mm maka poros tersebut dapat dengan
mudah dibubut sampai ke ukuran dengan batas toleransi yang dimaksud.
Jika diinginkan toleransi sampai ± 0.01 mm, setelah poros tersebut dibubut
sampai mendekati ukuran yang dimaksud, harus dilanjutkan dengan operasi
tambahan yaitu proses gerinda.
Freis Besar
Sekrap
Gergaji
Gurdi (Drilling)
Tahun 2015
Gurdi Radial
Gerinda Rata Vertikal
sebagai suatu pendekatan saja.
Main
group Type:
Sand casting S S N N N N R R R
Shell molding S S N N N R
Die casting S S N N N N N R
Forging S S S S N N N N N R R
Plain rolling S S S S S N N N N R R
Drawing S S S S N N N R
Pressing S S S N N N N R R
Stamping S S N N R
Section rolling S S S N N N N R R
Cutting N N N N N
Longitudinal turning S S N N N N N N N R R
Face turning S S N N N N N R R
Recessing S S N N N N R R
Planing S S S N N N N N N N R R R
Slotting S S S N N N N R R
Shaving S S S N N N N R
Drilling S S N N N N R
Boring S S S S S N N N N N R R
Counter-sinking/boring S N N N R
Reaming S S S S N N N R R
Circumferential milling S S S N N N N R R R
End milling S S S N N N N R R R
Broaching S S N N N N N R R
Filing S S N N N N N N R R
Plain, longitudinal S S S S N N N R R R
grinding
Plain, surface grinding N N N N N
Plain, plunge grinding S S N N N R R
Circumferential S S N N N R R R
grinding
Face grinding S S N N N R R R
Polishing S S S N N N R R
Tumbling N N N
Long-stroke honing S S S S S S N N N N R
Short-stroke honing S S N N N N N N R R
Cylindrical lapping S S S N N N N N N R R R
Surface lapping S S S S N N N N N R R R
Lapping in
Liquid honing N N N N N N N
Polish lapping N N N N N R
Blasting S N N N N R R R
Barreling N N N N
Flame cutting S S N N N R R R R
TEKNIK PRODUKSI MESIN, FTMD-ITB
Ì
S: normally smooth ; N: normal ; R: normally rough.
Gambar 28 Diagram konversi dari harga Ra menjadi harga Rt atau sebaliknya. Diagram ini (skala
mendatar dan tegak merupakan skala logaritmik) merupakan hasil pengamatan
beberapa permukaan dari berbagai material benda kerja yang diproses dengan
berbagai jenis proses pemesinan, machining (tidak mencakup proses lain seperti
pengerjaan bentuk, forming, atau penuangan, casting). Sebaran data berada di
sekitar garis lurus dengan kemiringan tertentu. Daerah yang diarsir menyatakan
daerah korelasinya.
Apabila digunakan garis AA untuk menyatakan harga Rt ke dalam harga
maksimum Ra maka tingkat kepercayaan sebesar 85% dapat dipegang bahwa harga
Rt yang dimaksud tidak akan dilampaui. Setelah permukaan yang bersangkutan
diproses dengan pemesinan di mana diusahakan harga Ra tidak melampaui
spesifikasi permukaan.
Sebagai contoh, jika diinginkan Rt = 25 ìm dengan menyatakan dalam harga
Ra = 3,2 ìm maka dapat diyakini (dengan tingkat keyakinan sebesar 85%) bahwa
harga Rt = 25ìm tersebut tidak akan dilampaui. Dengan kata lain, bahwa pernyataan
Ra maksimum sebesar 3,2 ìm ini menjamin bahwa, dalam segala keadaan, hanya
15% kemungkinan harga Rt akan lebih besar dari 25 ìm. Demikian pula halnya
penggunaan garis BB untuk menyatakan harga Ra ke dalam harga maksimum Rt.
Jikalau dalam satu perkakas terdapat banyak sekali pena yang sama,
proses pengerjaannya akan menjadi mahal karena selain memerlukan waktu
yang lama juga cenderung terjadi kesalahan. Untuk menghemat proses
pengerjaan, dalam hal ini harus dipakai sistem suaian berbasis poros. Sebab,
pena-pena tersebut dapat digerinda sekaligus sepanjang badannya dengan
daerah toleransi yang sama. Meskipun memerlukan peralatan (kaliber
pemeriksa lubangnya) yang lebih banyak ragam ukurannya tetapi penghe-
matan atas proses pengerjaan masih tetap menguntungkan. Apalagi kalau
pena-pena ini telah tersedia di pasaran. Biasanya, pena dari bermacam-
macam diameter dapat dibuat dengan mudah (murah) karena mereka hanya
dibuat untuk satu kelas saja yaitu kelas “h”.
Salah satu dari ke dua basis suaian yang dianjurkan ISO ini memang
hanya sesuai untuk suatu kondisi tertentu saja. Sebaiknya suatu pabrik mesin
harus menentukan basis suaian yang digunakan sebagai sistem yang
dibakukan. Pemilihan basis suaian ini dapat dilakukan dengan mempertim-
bangkan faktor-faktor berikut:
1 macam/jenis pekerjaan
2 ongkos pengerjaan komponen-komponen yang harus dibuat
3 harga komponen-komponen yang dapat dibeli di pasaran/dipesan
dari pabrik lain,
4 biaya pembelian perkakas potong dan alat ukur, serta
5 kemudahan dari segi perancangan, pembuatan dan perakitan.
Jika telah ditetapkan, hendaknya semua orang patuh pada aturan (disiplin!).
Karena selalu melakukan hal yang sama akibatnya semua orang menjadi
terbiasa dengan aturan tersebut dan hal ini akan memudahkan pengelolaan
sistem perancangan dan sistem produksi.
lubang G6 H6 Js6 K6 M6 N6 P6 R6 S6 T6
F7 G7 H7 Js7 K7 M7 N7 P7 R7 S7 T7
E8 F8 H8 Js8 K8 M8 N8 P8 R8
D9 E9 F9 H9
D10 E10 H10 Js dapat diganti dengan J.
A11 B11 C11 D11 H11
Untuk menjamin fungsi bantalan peluru/bola & silinder (ball & roll
bearing) dengan baik, maka suaian antara cincin dalam dengan poros dan
cincin luar dengan dudukan rumahnya haruslah direncanakan sesuai dengan
kondisi kerja bantalan tersebut. Biasanya digunakan suaian paksa apabila
cincin yang bersangkutan menahan beban yang berputar dan dipakai suaian
sedikit longgar untuk cincin yang menahan beban diam (untuk mempermudah
pembongkaran dalam rangka reparasi).
Poros:
- beban diam relatif terha- h5 untuk berbagai diameter
dan beban
dap cincin dalam
diameter # 18 mm,
h5 beban ringan
1 j5 beban normal
- beban berputar relatif diameter > 18 - 100 mm
terhadap cincin dalam j5 beban ringan
1000-
Ukuran nominal mm 1.3 3-6 6-30 30-120 120-315 315-1000
2000
Halus ±0.05 ±0.05 ±0.1 ±0.15 ±0.2 ±0.3 ±0.5
Penyimpangan
Sedang ±0. ±0.1 ±0.2 ±0.3 ±0.5 ±0.8 ±1.2
yang diizinkan
Kasar ±0.2 ±0.5 ±0.8 ±1.2 ±2 ±3
120 -
Ukuran nominal (mm)Ì sampai 10 10 - 50 50 - 120
400
Ì
Ukuran kaki yang pendek bagi elemen sudut yang dimaksud.
1 SPESIFIKASI GEOMETRIK.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
4 KONFIGURASI PERMUKAAN.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 40
4.1 PERMUKAAN DAN PROFIL. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 40
4.2 PARAMETER KEKASARAN PERMUKAAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 42
4.3 CARA PENULISAN SPESIFIKASI PERMUKAAN PADA GAMBAR TEKNIK. . . . . . . . 46
Angka Kualitas (IT; International Tolerance); Toleransi yang dimaksud dalam ìm.
Diameter (mm):
01 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
#3 0.3 0.5 0.8 1.2 2 3 4 6 10 14 25 40 60 100 140 250 400 600
>3-6 0.4 0.6 1 1.5 2.5 4 5 8 12 18 30 48 75 120 180 300 480 750
>6-10 0.4 0.6 1 1.5 2.5 4 6 9 15 22 36 58 90 150 220 360 580 900
68 LAMPIRAN TOLERANSI ISO
>10-18 0,5 0.8 1.2 2 3 5 8 11 18 27 43 70 110 180 270 430 700 1100
>18-30 0.6 1 1.5 2.5 4 6 9 13 21 33 52 84 130 210 330 520 840 1300
>30-50 0.6 1 1.5 2.5 4 7 11 16 25 39 62 100 160 250 390 620 1000 1600
>50-80 0.8 1.2 2 3 5 8 13 19 30 46 74 120 190 300 460 740 1200 1900
>80-120 1 1.5 2.5 4 6 10 15 22 35 54 87 140 220 350 540 870 1400 2200
>120-180 1.2 2 3,5 5 8 12 18 25 40 63 100 160 250 400 630 1000 1600 2500
>180-250 2 3 4.5 7 10 14 20 29 46 72 115 185 290 460 720 1150 1850 2900
>250-315 2.5 4 6 8 12 16 23 32 52 81 130 210 320 520 810 1300 2100 3200
>315-400 3 5 7 9 13 18 25 36 57 89 140 230 360 570 890 1400 2300 2600
>400-500 4 6 8 10 15 20 27 40 63 97 155 250 400 630 970 1550 2500 4000
Tabel ini dibuat dengan menghitung harga toleransi untuk setiap tingkatan diameter nominal seperti contoh berikut; TEKNIK PRODUKSI MESIN, FTMD-ITB
misalnya untuk diameter di atas 30 s.d. 50 mm:
> 14 s.d. 18
> 18 s.d. 24
+300 +160 +110 - +65 +40 - +20 - +7 0
> 24 s.d. 30
> 30 s.d. 40 +310 +170 +120
- +80 +50 - +25 - +9 0
> 40 s.d. 50 +320 +180 +130
Tingkatan diameter dalam mm
> 3 s.d. 6 +5 +6 +10 -1+Ä 0 -4+Ä -4 -8+Ä 0 -12 -15 -19 - -23 - -28 - -35 -42 -50 -80 1 1.5 1 3 4 6
> 6 s.d. 10 +5 +8 +12 -1+Ä - -6+Ä -6 -10+Ä 0 -15 -19 -23 - -28 - -34 - -42 -52 -67 97 1 1.5 2 3 6 7
> 18 s.d. 24 - -41 -47 -54 -63 -73 -98 -136 -188
+8 +12 +20 -2+Ä - -8+Ä -8 -15+Ä 0 -22 -28 -35 1.5 2 3 4 8 12
> 24 s.d. 30 -41 -48 -55 -64 -75 -88 -118 -160 -218
> 30 s.d. 40 -48 -60 -68 -80 -94 -112 -148 -200 -274
+10 +14 +24 -2+Ä - -9+Ä -9 -17+Ä 0 -26 -34 -43 1.5 3 4 5 9 14
> 40 s.d. 50 -54 -70 -81 -97 -114 -136 -180 -242 -325
> 50 s.d. 65 -41 -53 -66 -87 -102 -122 -144 -172 -226 -300 -405
+13 +18 +28 -2+Ä - -11+Ä -11 -20+Ä 0 -32 2 3 5 6 11 16
> 65 s.d. 80 -43 -59 -75 -102 -120 -146 -174 -210 -274 -360 -480
> 80 s.d. 100 -51 -71 -91 -124 -146 -178 -214 -258 -335 -445 -585
+16 +22 +34 -3+Ä - -13+Ä -13 -23+Ä 0 -37 2 4 5 7 13 19
> 100 s.d. 120 -54 -79 -104 -144 -172 -210 -254 -310 -400 -525 -690
> 120 s.d. 140 -63 -92 -122 -170 -202 -245 -300 -365 -470 -620 -800
> 140 s.d. 160 +18 +26 +41 -3+Ä - -15+Ä -15 -27+Ä 0 -43 -65 -100 -134 -190 -228 -280 -340 -415 -535 -700 -900 3 4 6 7 15 23
> 160 s.d. 180 -68 -108 -146 -210 -252 -310 -380 -465 -600 -750 -1000
> 180 s.d. 200 -77 -122 -166 -236 -284 -350 -425 -520 -670 -800 -1150
> 225 s.d. 250 -84 -140 -196 -284 -340 -425 -520 -640 -820 -1050 -1350
> 315 s.d. 355 -108 -190 -268 -390 -475 -590 -730 -900 -1150 -1500 -1900
+29 +39 +60 -4+Ä - -21+Ä -21 -37+Ä 0 -62 4 5 7 11 21 32
> 355 s.d. 400 -114 -209 -294 -435 -530 -660 -820 -1000 -1300 -1650 -2100
> 400 s.d. 450 -126 -232 -330 -490 -595 -740 -920 -1100 -1450 -1850 -2400
+33 +43 +66 -5+Ä - -23+Ä -23 -46+Ä 0 -68 5 5 7 13 23 34
> 450 s.d. 500 -132 -252 -360 -540 -660 -820 - -1250 -1600 -2100 -2600
Ì Penyimpangan N untuk kualitas > 8 tidak diberikan bagi diameter sampai dengan 1 mm.
Ë Hal khusus bagi M6 = -9 dari 250 sampai 315 (sebagai ganti dari -11).
Ê Dalam menentukan K,M,N, sampai dengan kualitas 8 dari P s.d. ZC sampai dengan kualitas 7, simbol harga Ä dari kolom terakhir. Contoh untuk P7 dari 18 s.d. 30, Ä =8, maka ES 14.
LAMPIRAN TOLERANSI ISO 71
72 LAMPIRAN TOLERANSI ISO
> 500 s.d. 630 44 70 110 175 280 440 0,7 1,1 1,76 2,8 4,4
> 630 s.d. 800 50 80 125 200 320 500 0,8 1,25 2,0 3,2 5,0
> 800 s.d. 1000 56 90 140 230 360 560 0,9 1,4 2,3 3,6 5,6
> 1000 s.d. 1250 66 105 165 260 420 600 1,05 1,65 2,6 4,2 6,6
> 1250 s.d. 1600 78 125 195 310 500 780 1,25 1,95 3,1 5,0 7,8
> 1600 s.d. 2000 92 150 230 370 600 920 1,5 2,3 3,7 6,0 9,2
> 2000 s.d. 2500 110 175 280 440 700 1100 1,75 2,8 4,4 7,0 11,0
> 2500 s.d. 3150 135 210 330 540 860 1350 2,1 3,3 5,4 8,6 13,5
Lampiran A.4 Penyimpangan fundamental poros dan lubang untuk diameter D > 500 mm
es, ES = penyimpangan atas
ei, EI = penyimpangan bawah
IT = toleransi standar
SIMBOL
Huruf d e f (g) h js k m n p r s t u
Kualitas 6 s.d. 16
Pada tabel es ei
Penyim-
POROS
pangan
Dihitung ei = es - IT es = ei + IT
Tanda - - - - + + + + + + +
> 500 s.d. 560 150 280 400 600
260 145 76 22 0 0 26 44 78
> 560 s.d. 630 155 310 450 660
> 630 s.d. 710 175 340 500 740
290 160 80 24 0 0 30 50 88
Harga yang tercantum pada tabel dalam
Pada tabel ES = EI + IT EI = ES - IT
Dihitung EI ES
LUBANG
SIMBOL
Kualitas 6 s.d. 16
Huruf D E F (G) H JS K M N P R S T U