Anda di halaman 1dari 8

FELDSPAR GROUP

Chece Kirani Saputri[1] Muh. Zahril[2]


1
Praktikan Laboratorium Mineral Optik, Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universtas Hasanuddin
1
Asisten Laboratorium Mineral Optik, Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universtas Hasanuddin

ABSTRAK

Optikal mineralogi merupakan studi tentang interaksi cahaya dengan mineral, yang
terbatas pada cahaya tampak dan biasanya lebih terbatas pada mineral non-opak. Dalam
mempelajari mineral optik, yang akan selalu dilakukan adalah pengamatan mineral secara
mikroskopis.. Dalam pengamatan mikroskopis, sifat fisik mineral yang terdapat pada
batuan akan dapat lebih dibedakan antara satu sifat fisik dengan sifat fisik lainnya.
Informasi atau data pengamatan yang diperoleh juga akan lebih akurat. Tujuan
diadakannya praktikum ini adalah agar dapat menentukan nama mineral dari sifat-sifat
optik yang diamati. Prosedur pecobaan praktikum terdiri atas studi pustaka, praktikum
lalu pembuatan jurnal. Dengan mengetahui cara pengamatan mineral dengan orthoskop
nikol silang dan nikol sejajar, dan Setelah melakukan pengamatan maka dapat diketahui
nama mineral pada sampel ini adalah Plagioklas Bytownite dan Sanidin .

Kata kunci : Mikroskop Polarisasi, Nikol Silang,Nikol Sejajar, Mineral.

I. Pendahuluan Dalam pengamatan mineral


Mikroskop merupakan salah yang akan selalu dilakukan adalah
satu alat optik yang berfungsi pengamatan mineral secara
membantu kita untuk melihat benda- mikroskopis. Hal ini dilakukan untuk
benda yang berukuran relatif kecil identifikasi mineral pada batuan
dan sulit dilihat dengan mata biasa. secara lebih mendetail setelah
Mikroskop sangat membantu sebelumnya dilakukan pengamatan
manusia dalam banyak bidang, megaskopis. Dalam pengamatan
termasuk dalam bidang geologi. mikroskopis, sifat fisik mineral yang
terdapat pada batuan akan dapat transparan di dalam sayatan tipis,
lebih dibedakan antara satu sifat fisik sebaliknya mineral-mineral yang
dengan sifat fisik lainnya. Informasi berwarna gelap atau hitam secara
atau data pengamatan yang diperoleh megaskopis akan nampak berbagai
juga akan lebih akurat. variasi warna dalam sayatan tipis.
Adapun maksud dari praktikum Sedangkan mineral yang kedap
ini adalah untuk mengetahui cara cahaya atau mineral yang tidak
pengamatan mineral dengan tembus cahaya, akan berwarna gelap
pengamatan konoskop. Tujuannya atau hitam.
adalah agar dapat menentukan nama b Pleokrisme
mineral dari sifat-sifat optik yang Yaitu sifat penyusupan mineral
diamati. anisotropic dalam menyerap sinar.
Ditunjukkan oleh beberapa kali
II. Tinjauan pustaka
perubahan warna kristal setelah
2.1 Sifat Optik Mineral yang
dapat diamati dalam posisi diputar hingga 360o, pada posisi
Nikol Sejajar nikol sejajar/silang.

a. Warna c Bentuk Mineral

Warna merupakan pencerminan Bentuk mineral ditentukan

dari kenampakkan daya serap atau dengan orientasi tepiannya. Bentuk

absorpsi panjang gelombang dari mineral yang tidak beraturan pada

cahaya yang masuk pada seluruh sisinya disebut Anhedral.

mineral anisotropik. Pengamatan Jika sebagian sisi mineral yang

warna mineral secara megaskopis tidak beraturan disebut subhedral.

dengan contoh setangan sangat Jika seluruh sisi mineral beraturan

berbeda dengan pengamatan warna disebut euhedral.

secara mikroskopis. Hanya saja d Indeks Bias

suatu pendekatan teoritis bahwa Indeks bias mineral dapat

pada umumnya mineral yang diartikan sebagai salah satu nilai

berwarna pucat sampai putih dalam (konstanta) yang menunjukkan

contoh setangan cenderung akan perbandingan sinus sudut datang

nampak tidak berwarna atau (i) dengan sinus sudut bias atau
refraksi (r). Berdasarkan pengertian yang diteruskan melalui analisator
tersebut, maka indeks bias (n) juga kepada pengamat. Warna
merupakan fungsi dari perjalanan interferensi terjadi pada mineral
sinar di dalam medium yang berbeda. anisotrop karena adanya selisih
e Belahan dan Pecahan harga indeks bias sinar ordiner
Setiap mineral mempunyai dan sinar ekstraordiner.
kemampuan dan kecenderungan b. Bias Rangkap
untuk terpisah menjadi bagian yang Cahaya yang masuk dalam
lebih kecil. Apabila bidang – bidang media anisotrop akan dibiaskan
tersebut berbentuk lurus dengan menjadi 2 (dua)
arah tertentu sesuai dengan bentuk sinar, yang bergetar dalam 2
kristalnya, bidang tersebut adalah bidang yang saling tegak lurus.
bidang belahan (cleavage). Jika Harga bias rangkap merupakan
bidang – bidang kecil dari mineral selisih maksimum kedua indeks bias
tidak lurus dengan arah yang tidak sinar yang bergetar dalam suatu
teratur dan terkontrol oleh struktur mineral.
atomnya, maka bidang tersebut c. Kembaran
adalah pecahan (fracture). Yaitu sifat yang ditunjukkan
f Relief dan intensitas oleh mineral akibat pertumbuhan
Relief suatu mineral dapat bersama kristal saat
diartikan sebagai kenampakkan yang pengkristalannya. Berbentuk kisi-
timbul akibat adanya perbedaan kisi yang dibentuk oleh orientasi
indeks bias mineral dengan media pertumbuhan kristalografi. Sifat ini
yang ada di sekitarnya. Relief selalu dapat diamati pada posisi
berbanding lurus denga intensitas. pengamatan nikol silang.
2.2 Sifat Optik Mineral yang Berhubungan dengan sifat
dapat diamati dalam posisi
pemadamannya. Ada beberapa
Nikol Silang
macam kembaran dengan dasar
a. Warna Interferensi
klasifikasi secara deskriptif dengan
Warna interferensi adalah
melihat bentuk dan pola
warna yang dihasilkan dari cahaya
kembarannya saja. Bentuk-bentuk
kembaran tersebut antara lain albit, monoklin, misalnya pada jenis
carlsbad, polisintetik, periklin dan mineral piroksin dan amphibol.
carlsbad-albit. Gelapan miring, gelapan jenis
d. Sudut Gelapan dan Jenis ini merupakan pemadaman yang
Gelapan terjadi pada posisi dimana sumbu
Sudut gelapan adalah sudut panjang kristal (belahan yang
yang dibentuk oleh sumbu panjang sejajar sumbu-c) membentuk sudut
kristalografi (sb-c) dengan sumbu dengan arah getar analisator atau
indikatrik mineral, baik sinar cepat polarisator.
maupun sinar lambat. Gelapan Gelapan bergelombang,
adalah keadaan mineral pada gelapan jenis ini terjadi karena
kedudukan warna interferensi keseluruhan mineral telah mengalami
maksimum, terjadi apabila sumbu tekanan namun belum sampai
indikatris (arah getar sinar) mineral rekristalisasi secara sempurna,
sejajar dengan arah getar analisator umumnya pada kuarsa.
atau polarisator. Terdapat beberapa
II. Metode Penelitian
jenis gelapan, yaitu :
Gelapan sejajar (paralel), Studi
terjadi bila pemadaman berada
pada posisi dimana sumbu panjang
atau belahan mineralnya sejajar
Praktikum
sumbu-c dan sejajar pula dengan
benang silang. Gelapan ini
umumnya terjadi pada sistem kristal
tetragonal, heksagonal, trigonal dan Pembuatan
Jurnal
ortorombik.
Gambar 3.1 Diagram Jalur
Gelapan simetris, terjadi bila
pemadaman pada posisi simetris Pada tahapan persiapan kita
(X,Z = 45o). Umumnya pada melakukan asistensi acara yang
sayatan mineral sistem ortorombik, dilaksanakan di laboratorium
petrografi.
Kemudian pada tahapan DPI/II/01/BSL. Perbesaran lensa
penelitian dilakukan pengambilan objektif yang digunakan yaitu
data. Hal yang pertama kita lakukan perbesaran 10x dan perbesaran lensa
ialah respon, kemudian pengambilan okuler 10x sehingga perbesaran total
data berupa nikol silang dan nikol yaitu 100x sebagai hasil perkalian
sejajar dari preparat mineral dan perbesaran lensa objektif dan lensa
preparat grafik dengan menggunakan okuler, sedangkan bilangan skalanya
mikroskop polarisasi. adalah 0,001 yang merupakan hasil
Kemudian pada penyusunan dari pembagian angka satu dengan
jurnal kita melakukan pemeriksaan perbesaran total. Kedudukan mineral
dan pengecekan ulang data dari ditentukan dari meja objek pada
praktikum yang telah dijalankan skala absis (menunjukkan nilai pada
yang kemudian dibuat kedalam sumbu X) yaitu 5,16 dan skala
bentuk tulisan ilmiah berupa jurnal ordinat (menunjukkan nilai pada
yang memuat data hasil praktikum sumbu Y) yaitu 0,15. Ukuran dari
mineral pada pengamatan ini adalah
III. Pembahasan
0,3 mm yang diperoleh dari hasil
4.1 Hasil perkalian bilangan skala dengan
4.1.1 Sampel 1 ukuran mineral pada benang silang.
Pada pengamatan nikol sejajar,
warna absorbsi yaitu colourless .
Pada saat meja objek diputar 900,
mineral mengalami perubahan
(pleokroisme) warna tidak ada. Daya
serap cahaya maksimum (intensitas)

(a) (b) pada mineral ini kuat. Indeks bias


mineral > dari pada indek bias
Gambar 4.1 Kenampakan mineral pada
(a) nikol sejajar dan (b) nikol silang canada balsem karena arah kertas
Pada pengamatan nikol sejajar, searah dengan yang tampak pada
mineral yang kedua digunakan lensa okuler yang dilihat. Belahan
adalah mineral dengan nomor peraga satu arah. Jenis pecahan mineral ini
yaitu rata (even) dengan bentuk sehingga perbesaran total yaitu 40x
subhedral serta relief sedang karena sebagai hasil perkalian perbesaran
bidang-bidang batas antar mineral lensa objektif dan lensa okuler,
cukup tampak jelas. Pada mineral ini sedangkan bilangan skalanya adalah
tidak ditemuakan adanya inklusi. 0,025 yang merupakan hasil dari
Dalam pengamatan nikol silang pembagian angka satu dengan
warna interferensi yang dihasilkan perbesaran total. Kedudukan mineral
yaitu abu-abu, sudut pemadaman 44o ditentukan dari meja objek pada
dan jenis pemadaman gelapan skala absis (menunjukkan nilai pada
miring, kembaran calsbat. T.R.O sumbu X) yaitu 9,15 dan skala
lengtfast adisi. ordinat (menunjukkan nilai pada
Berdasarkan pada deskripsi di sumbu Y) yaitu 5,15. Ukuran dari
atas maka dapat diinterpretasi bahwa mineral pada pengamatan ini adalah
nama mineral yang diamati adalah 70 mm yang diperoleh dari hasil
Plagioklas Bytownite. perkalian bilangan skala dengan
ukuran mineral pada benang silang.
4.1.2 Sampel 2
Pada pengamatan nikol sejajar,
warna absorbsi yaitu putih. Pada saat
meja objek diputar 900, mineral tidak
mengalami perubahan (pleokroisme)
warna. Daya serap cahaya
maksimum (intensitas) pada mineral
(a) (b)
ini sedang ditandai dengan warna
Gambar 4.1 kenampakan mineral pada mineral coklat. Indeks bias mineral >
(a) nikol sejajar dan (b) nikol silang
dari pada indek bias canada balsem
Pada pengamatan nikol sejajar,
karena arah kertas searah dengan
mineral yang pertama digunakan
yang tampak pada lensa okuler yang
adalah mineral dengan nomor peraga
dilihat. Belahan tidak ada. Ada
ADI GIA. Perbesaran lensa objektif
pecahan pada mineral ini serta relief
yang digunakan yaitu perbesaran 4x
sedang karena bidang-bidang batas
dan perbesaran lensa okuler 10x
antar mineral cukup tampak jelas.
Pada mineral ini tidak ditemuakan V. DAFTAR PUSTAKA
adanya inklusi. Dalam pengamatan
Chaerul, Muhammad. 2014. Mineral
nikol silang warna interferensi yang
OptikdanPetrografi.Jakarta:
dihasilkan yaitu abu-abu, sudut
YCBN
pemadaman 12o dan jenis
Graha, Doddy S. 1987. Batuandan
pemadaman miring, kembaran
Mineral. Bandung: Penerbit
calsbat, T.R.O leghtfast adisi.
Nova.
Isbandi, Djoko. 1986. Mineralogi.
Yogyakarta: NurCahaya.
Sukandarrumidi,dkk.2015. Mengenal
Mineral secara Megaskopis.
Yogyakarta : UGM
Gambar 4.2 T.R.O

Berdasarkan pada deskripsi di


atas maka dapat diinterpretasi bahwa
nama mineral yang diamati adalah
Sanidin.

4.3 Diskusi

IV. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari jurnal
ini yaitu, dengan mengetahui cara
pengamatan mineral dengan nikol
silang dan nikol sejajar , dan T.R.O
maka dapat diketahui nama mineral
pada sampel ini adalah Plagioklas
Bytownit dan Sanidin.

Anda mungkin juga menyukai