Anda di halaman 1dari 3

MODEL DUNIANYA MANUSIA

Model berorientasi pada cara kerja bukan sebuah fenomena. Model, ia semacam tiruan
(simulasi) tentang bagaimana pikiran dan perasaan saling berinteraksi membentuk
kondisi yang akan pengaruhi prilaku yang dimunculkan. Model ibarat peta yang belum
tentu benar, hanya sebuah prasangka/persepsi (representasi) dari kenyataan, dan
tidak sama dengan kenyataan itu sendiri. NLP memang tidak pernah mencari kebenaran,
maka nilai sebuah model bukan pada model itu sendiri melainkan pada manfaat yang
dihasilkan model tersebut dan dengannya pula akan memahami cara kerja berbagai
kondisi yang dialami. Model dunia manusia diawali dari kejadian yang masuk ke dalam
panca indra (visual, auditory, kinesthetic, olfactory, gustatory) lalu semua
informasi akan dipilah-pilah untuk tetap masuk ke dalam masing-masing kanal,
buktinya tetap bisa melihat film di TV meski tidak mendengar suara dan tetap bisa
mendengar musik di radio meski tidak melihat penyanyinya. Satu sisi, pemisahan
berguna untuk menjadikan tiap informasi tetap masuk ke dalam pikiran-perasaan. Sisi
lain, jadi kurang beruntung sebab kejadian yang dialami tidak sama lagi dengan
aslinya (peta bukan wilayah sesungguhnya). Informasi yang masuk melalui panca indra
akan diteruskan menjadi prasangka/persepsi dari dalam (internal representation)
yaitu perwujudan ulang sebuah kejadian menjadi sebuah pengalaman di dalam diri
kita. Informasi yang berasal dari:
Penglihatan menjadi gambar.
Pendengaran menjadi suara.
Perabaan-penciuman-pengecapan menjadi rasa.

Sebelum terjadinya prasangka/persepsi dari dalam (internal representation), rupanya


pikiran-perasaan punya filter yang menjadikan sebuah informasi tidak utuh lagi.
Filter tersebut yaitu:

DELETION (hapus)
Secara alamiah, otak akan memilih informasi yang dirasa berguna saja, sedang
informasi yang dianggap tidak relevan akan dihapus. Satu sisi, deletion berguna
agar tidak dibanjiri oleh informasi yang jumlahnya tidak terhingga. Dilain sisi,
informasi bisa saja tidak relevan pada masa lalu (karenanya dihapus) tapi
dibutuhkan saat ini, seperti:
Negative hallucination (tidak melihat sesuatu yang ada di hadapan kita).
Tidak menemukan benda yang jelas-jelas ada di depan mata.
Karena bencinya besar maka tak tampaklah kebaikannya.

GENERALIZATION (samarata)
Secara alamiah, manusia cendrung menyamaratakan berbagai hal yang mirip, apalagi
jika sudah terbukti berdasarkan pengalaman. Satu sisi, dengan generalisasi akan
mudah untuk mengambil kesimpulan ketika dihadapkan pada fakta yg kompleks, seperti:
Hampir semua pintu di dunia logikanya sama.
Disisi lain, menjadi bencana ketika mengalami kejadian buruk kemudian
menyamaratakannya dengan hal-hal lain yang dialami seumur hidup, seperti:
Trauma.
Fobia.
Perkataan "semua pria sama saja"

DISTORTION (menyimpang)
Distorsi muncul ketika membuat hubungan yang sebenarnya tidak memiliki hubungan
logis, misal menghubungkan sebuah kejadian dengan kondisi emosi tertentu yang tidak
memiliki hubungan sama sekali. Satu sisi, distorsi bermanfaat ketika ingin
memotivasi diri sendiri dan orang lain, seperti dengan mudahnya:
Menghubungkan sebuah lagu dengan semangat.
Menghubungkan gerakan dengan perasaan berani.
Menghubungkan suara dengan waspada.
Maka bisa juga menghubungkan kejadian yang belum terjadi dengan menganggap sudah
terjadi saat ini agar membuat rencana secara detail dan nyata.
Disisi lain, distorsi menjadi masalah ketika menciptakan emosi negatif atau
menghambat pertumbuhan diri, sepert:
Jatuh cinta.
Merasa bahagia hanya melihat senyumnya.

META PROGRAM
Meta program dalah filter yang terbentuk dari proses gabungan DISTORSI, DELESI dan
GENERALISASI yang dijalani seseorang secara konsisten. Secara fitrah manusia adalah
makhluk pola, maka seseorang yang cendrung melakukan distorsi, delesi dan
generalisasi pun memiliki pola-pola tertentu. Meta program mirip dengan
karakteristik kepribadian di bidang psikologi, namun sikologi sering menyamaratakan
(generalisasi) kategorisasi kepribadian seseorang tanpa memandang konteksnya,
sedangkan NLP berusaha menghilangkannya, misalkan ia bukan tipe eksternal maka ia
akan berguna dalam konteks bidang internal. Meta program ibarat MS Word atau Excel,
dalam kontek membuat artikel lebih mudah menggunakan MS Word daripada Excel, tapi
jika konteks membuat laporan keuangan lebih mudah dengan Excel daripada MS Word.
Dengan memahami meta program akan memahami kondisinya dan agar mampu memprediksi
perilaku yang akan dimunculkan dalam sebuah konteks, maka meta program sering
menjadi alat dari komunikasi yang efektif sampai merkruitmen karyawan.

VALUE
Filter ini adalah tata nilai yang diyakini seseorang. Value beda dengan META
PROGRAM, karena value adalah filter untuk evaluasi. Dengan value akan memutuskan
apakah sebuah pikiran, perasaan atau prilaku itu benar atau salah. Value juga
memiliki hierarki, dengan kondisi satu nilai berkedudukan tinggi dari yang lain,
maka otomatis nilai yang lebih tinggi lebih didahulukan dan lebih penting daripada
yang lain. Value berkaitan dengan keseluruhan model dunia yang kita miliki. Ketika
berkomunikasi dengan orang yang punya perbedaan nilai, maka konflik akan terjadi.
Value akan selalu diperjuangkan hingga rela mengerahkan segenap energi, waktu, dan
sumber daya untuk mencapainya atau menghindarinya. Value sudah banyak dibahas dalam
ilmu psikologi namun NLP tetap menekankan konteksnya, misalnya value yang dimiliki
dalam konteks pekerjaan berbeda dengan value yang dimiliki dalam konteks keluarga.

BELIEFS
Keyakinan adalah filter penerimaan akan nyata atau tidaknya sesuatu "when you
believe it, you will see it". Dalam proses MODELING sangat penting untuk memodel
keyakinan yang dimiliki sang model. Gagal dalam memodel keyakinan akan kesulitan
melihat, mendengar dan merasakan sama yang dialami sang model. Keyakinan seperti
tombol on/off dari kemampuan melakukan sesuatu, yakin bisa melakukannya dan akan
bisa melakukannya. Tidak yakin untuk melakukan sesuatu, maka benar-benar tidak
pernah bisa melakukannya. Persepsi tidak pernah sama dengan kenyataan, kalaupun
ada, maka ia hanya ada dalam persepsi masing-masing. Informasi dalam bentuk
pikiran-perasaan akan membentuk suatu kondisi (state) seperti senang, sedih, marah,
gembira, semangat dll. Namun kondisi (state) tersebut bukanlah semata-mata
perasaan, melainkan juga pikiran yang bisa dikendalikan melalui prasangka/persepsi
dari dalam (internal representation) maupun fisiologi. Kondisi pikiran-perasaanlah
yang menentukan munculnya perilaku. kunci perubahan perilaku adalah perubahan
(state), maka jika menginginkan perilaku yang berbeda, carilah state berbeda yang
perlu diakses. Untuk mengubah state perlu mengintervesi prasangka/persepsi dari
dalam (internal representation) dan fisiologi, contoh:
Dari kondisi (state) grogi menjadi (state) percaya diri lakukan intervesi
prasangka/persepsi dari dalam (internal representation) dan fisiologi.

Maka, hargai model dunia setiap orang. Saya istimewa dengan model dunia saya, anda
istimewa dengan model dunia anda, orang lain istimewa dengan model dunia mereka.
Daripada terjebak dalam benar-salah, lebih baik cari tahu dalam konteks mana ia
bermanfaat.
NLP Model adalah seperangkat model yang mendasari teknik NLP (NLP Pattern). Jika
teknik ibarat resep dan model adalah cara untuk membuat resep. Dengan menguasai
model akan gampang mengkreasikan teknik sendiri atau memakai teknik yang sudah ada
sesuai kondisi yang ditemukan (teknik hasil riset para pakar NLP bisa digunakan
sebagai acuan). Bahkan dengan menggabungkannya menjadikan keterampilan akan lebih
lengkap dan komprehensif.

Anda mungkin juga menyukai