Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTEK KLINIS

FARMASI

PLASENTA PREVIA

Pendarahan yang terjadi pada trimester 3 kehamilan, akibat


plasenta yang berimplantasi diatas atau mendekati ostium
1. PENGERTIAN
serviks interna, sehingga dapat menutupi ostium uteri
internum.

1. Pemberian cairan infus kristaloid (RL, NaCl) dan atau


koloid (HES, Gelofusin).

2. Pemberian antibiotika profilaksis ceftriaxon 1 x 2 gr dapat


dengan atau gentamisin 2 x 80 mg.

3. Pemberian injeksi oksitocin untuk merangsang kontraksi


dinding rahim jika diperlukan.

4. Pemberian injeksi methil ergometrin untuk mengatasi


2. TATALAKSANA
pendarahan saat melahirkan.

5. Pemberian obat anastesi dan abat emergensi yang


dibutuhkan.

6. Pemberian misoprostol melalui suppositoria.

7. Pemberian antibiotika oral (cefadroxil, cefixime,


ciprofloxacin).

8. Pemberian analgesik (Mefenamic acid, tramadol,


ketoprofen suppositoria).

9. Pemberian SF 1 x1 tab dan vit C 3 x 1 tab.

1. Mengumpulkan informasi spesifik terkait pengobatan


pasien.
3. ASESMEN
2. Menentukan problem farmakoterpai pasien.
KEFARMASIAN
3. Menentukan kebutuhan dan tujuan farmakoterapi pasien.

4. Mendesain regimen pengobatan pasien.

1. Indikasi : (a). Tidak ada indikasi (b). Ada indikasi, tidak


ada terapi (c). Kontraindikasi.

2. Kesalahan pemilihan obat.

3. Dosis obat : (a). Over dose (b). Under dose

4. Kesalahan interval pemberian obat.

5. Kesalahan cara atau waktu pemberian obat.

6. Kesalahan rute pemberian obat.

4. IDENTIFIKASI 7. Kesalahan lama pemberian obat.

DRP 8. Interaksi obat dengan: (a). Obat (b). Makanan / minuman

(Drug Related (c). Hasil lab.


Problem) 9. ESO / ADR / Alergi.

10. Ketidaksesuaian RM dengan : (a). Resep (b). Buku


injeksi.

11. Kesalahan penulisan resep.

12. Masalah stabilitas sediaan injeksi.

13. Masalah sterilitas sediaan injeksi.

14. Masalah kompatibilitas obat.

15. Masalah ketersediaan obat / kegagalan mendapatkan obat.


16. Masalah kepatuhan.

17. Duplikasi terapi.

1. Rekomendasi pemilihan obat : jenis, dosis, frekuensi,


durasi.

2. Rekomendasi penghentian obat yang sudah tidak ada


indikasi.
5. INTERVENSI
3. Monitoring interaksi obat.
FARMASI
4. Monitoring efek samping obat dan memberikan
rekomendasi penanganan efek samping obat yang tidak
diinginkan.

5. Rekomendasi alternative terapi jika terjadi interaksi obat.

1. Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien


dan tenaga kesehatan dilingkungan RS dan pihak lain di
RS.

2. Cara penggunaan obat yang tepat.

6. EDUKASI DAN 3. Interaksi obat dengan obat lain dan atau dengan

INFORMASI makanan.

4. Efek samping obat yang bisa timbul.

5. Edukasi pasien tentang pentingnya modifikasi gaya hidup


dan hygine.

6. Cara penyimpanan obat yang tepat.

1. TTV : TD, nadi, suhu.

2. Pemeriksaan penunjang : Hematologi rutin, golongan


7. INDIKATOR
darah (ABO dan Rh type, uji silang), penapisan virus
HIV dan HBSAg serta kimia klinik.

8. MONITORING 1. TTV : Suhu tubuh dan nadi.

DAN EVALUASI 2. Hasil pemeriksaan penunjang (Hematologi rutin).


3. Efek samping obat yang timbul.

4. Nyeri luka post operasi dan pemulihan luka.

9. PENELAAH
Apoteker klinis.
KRITIS

1. Peraturan Menteri Kesehatan No.72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.

2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku


10. KEPUSTAKAAN
Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar
dan Rujukan. 1st ed. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia; 2013.

Anda mungkin juga menyukai