Respon Awal Kimnal
Respon Awal Kimnal
NIM : J1A018074
Kelas : ITP Genap
Kelompok : 4
Pengertian Titrasi
Titrasi adalah salah satu metode kimia untuk menentukan konsentrasi suatu larutan
dengan cara mereaksikan sejumlah volume larutan tersebut terhadap sejumlah volume larutan
lain yang konsentrasinya sudah diketahui. Larutan yang konsentrasinya sudah
diketahui disebut larutan baku. Larutan yang belum diketahui konsentrasinya ditambahkan
beberapa tetes indikator, kemudian ditetesi dengan larutan yang sudah diketahui
konsentrasinya. Titik akhir titrasi adalah tepat pada saat terjadi perubahan warna indikator.
Titrasi yang melibatkan reaksi asam dan basa disebut titrasi asam-basa. Ada dua jenis titrasi
asam basa, yaitu asidimetri (penetuan konsentrasi larutan basa dengan menggunakan larutan
baku asam) dan alkalimetri (penentuan konsentrasi larutan asam dengan menggunakan larutan
baku basa).
Jenis Titrasi
Adapun dibawah ini akan dijelaskaan jenis-jenis titrasi, diantaranya sebagai berikut :
A. Titrasi Redoks
Sesuai dengan namanya Titrasi redoks ini merupakan jenis titrasi dengan reaksi
redoks. Secara umum terdappata tiga macam reaksi redoks.
1. Titrasi iodometri.
Merupakan titrasi redoks yang dengan menggunakan I2 serta juga merupakan jenis
reaksi tidak langsung. Karena I2 yang akan bereaksi tersebut harus dibuat terlebih
dahulu dengan reaksi redoks sebelumnya.
2. Titrasi iodimetri.
Merupakan titrasi redoks dengan I2 juga. Namun bedanya dengan iodometri, I2 yang
digunakan itu langsung dalam wujud I2 sehingga disebut juga dengan reaksi
langsung.
3. Titrasi permanganometri.
Merupakan reaksi titrasi dengan memanfaatkan ion Mn2+. Indikator yang digunakan
itu biasanya amilum yang dapat membentuk kompleks dengan I2 yakni iodo-amilum
berwarna biru. Selain dari itu bisa juga menggunakan autoindikator. Yang mana
kelebihan larutan standar yang menetes pada larutan hasil reaksi utama yang sudah
stoikiometris akan menunjukkan gejala tertentu seperti contohnya pada perubahan
warna yang menandai titrasi harus dihentikan.
B. Titrasi Kompleksasi
Titrasi kompleksasi ini merupakan jenis titrasi dengan reaksi kompleksasi atau
juga pembentukan ion kompleks. Biasanya digunakan untuk dapat menganalisa kadar
logam pada larutan sampel yang dapat membentuk kompleks dengan larutan standar yang
biasanya itu merupakan ligan. Indikator yang digunakan itu juga biasanya akan bereaksi
dengan kelebihan titran (sama-sama membentuk ion kompleks) serta menunjukkan
perubahan warna. Pada titrasi jenis ini terdapat banyak hal yang harus ditimbang dan juga
diperhatikan mengingat pembentukan ion kompleks ialah spesifik pada kondisi tertentu.
Contohnya pada pH tertentu sehingga larutan sampel tersebut harus didapar dengan
buffer pH tertentu pula.
Jika larutan asam dan basa direaksikan, maka dihasilkan garam dan air. Persamaan reaksinya
dapat dituliskan sebagai berikut :
Asam + Basa →Garam + Air
Jika HCl dicampurkan dengan NaOH, maka ion H+dari HCl akan bereaksi dengan ion
OH– dari NaOH membentuk air (H2O). Reaksi ini disebut reaksi penetralan. Sementara,
Cl– dari HCl akan bereaksi dengan ion Na+ dari NaCl membentuk garam NaCl.
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Di dalam larutannya, HCl dan NaOH akan terurai menjadi ion-ionnya, sehingga reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut.
H+(aq) + Cl–(aq) + Na+(aq) + OH–(aq) → Na+(aq) + Cl–(aq) + H2O(aq)
Dari reaksi di atas dapat disederhanakan menjadi reaksi ion bersih adalah
H+(aq) + OH–(aq) → H2O(aq)
REAKSI PENETRALAN ASAM LEMAH DAN BASA KUAT
Jika asam lemah CH3COOH dicampurkan dengan basa kuat NaOH, maka akan dihasilkan
garam CH3COONa yang bersifat basa. Reaksi yang terjadi adalah
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l)
Larutan CH3COOH merupakan asam lemah sehingga akan mengion sebagian, sedangkan
NaOH akan mengion sempurna. Reaksi ionnya dapat dituliskan sebagai berikut.
CH3COOH(aq)+Na+(aq)+OH–(aq)→ CH3COO–(aq) + Na+(aq) + H2O(l)
Sehingga reaksi ion bersihnya dapat dituliskan sebagai berikut.
CH3COOH(aq) + OH– (aq)→ CH3COO–(aq) + H2O(l)
Jika basa lemah NH4OH (NH3 + H2O) dicampurkan dengan asam kuat HCl, maka akan
dihasilkan garam NH4Cl yang bersifat asam. Reaksi yang terjadi adalah
NH4OH(aq) + HCl(aq) → NH4Cl(aq) + H2O(l)
Larutan NH4OH akan terurai sebagian, sedangkan HCl akan terurai sempurna. Persamaan
reaksi ion yang terjadi adalah
NH4OH(aq) + H+(aq) + Cl–(aq) → NH4+(aq) + Cl–(aq) + H2O(l)
Sehingga reaksi ion bersihnya dapat dituliskan sebagai berikut.
NH4OH(aq) + H+(aq) → NH4+(aq) + H2O(l
D. Titrasi Argentometri
Titrasi argentometri merupakan jenis titrasi yang digunakan khusus untuk reaksi
pengendapan. Prinsip umumnya ialah mengenai kelarutan serta juga tetapan hasil kali
kelarutan dari reagen-reagen yang bereaksi. Dengan secara umum, metode titrasi
argentometri terdapata tiga macam.
1. Metode Mohr.
Pada metode ini tidak ada indikator yang digunakan. Sehingga untuk dappat menandai
titik akhir titrasi ialah tingkat kekeruhan dari larutan sampel. Pada saat larutan standar
sudah mengalami reaksi stoikiometris dengan larutan sampel, maka ml larutan standar
berikutnya yang menetes pada larutan sampel akan menghasilkan endapan disebabkan
karena larutan hasil reaksi titrasi telah jenuh.Namun, terdapat juga digunakan
indikator yang dapat bereaksi dengan kelebihan larutan standar serta juga membentuk
endapan dengan warna yang berbeda dari endapan reaksi utama.
2. Metode Volhard.
Dalam Metode ini ialah menggunakan indikator yang akan bereaksi dengan kelebihan
larutan standar yang membentuk ion kompleks dengan warna tertentu.
3. Metode Fajans.
Metode ini menggunakan indikator adsorpsi. Endapan yang terbentuk dari reaksi
utama tersebut dapat menyerap indikator adsorpsi pada permukaannya sehingga
endapan itu terlihat berwarna.
Persamaan tetapan kesetimbangan atau persamaan tetapan hasil kali kelarutan dari
AxBy adalah sebagai berikut :
Ksp = [Ay+]x[Bx-]y
Indikator yang digunakan pada titrasi pengendapan yang melibatkan garam perak ada
tiga indikator. Metode Mohr menggunakan ion kromat (CrO42-) untuk mengendapkan
AgCrO4 yang berwarna kuning. Metode Volhard menggunakan ion Fe3+ untuk membentuk
kompleks berwarna dengan ion sianat; SCN-. Dan metode Fajans memanfaatkan “indikator-
indikator adsorbsi”.
Permanganometri
Permanganometri merupakan sebuah titrasi yang sering dipakai dalam dunia
farmasi, khususnya dalam penentuan kadar suatu senyawa berdasarkan dari reaksi redoks
dalam pembuatan sediaan-sediaan obat. Contohnya dalam bentuk tablet, kapsul ataupun
injeksi. Selain itu juga digunakan dalam menganalisa zat-zat organik dan juga digunakan
untuk menentukan kadar besi dalam tubuh. Lalu apa yang dimaksud dengan
permanganometri? Tahukah kamu apa itu permanganometri? Mungkin diantara kamu ada
yang sudah tahudefinisi permanganometri dan ada juga yang belum tahu. Untuk kamu yang
belum tahu arti permanganometri itu apa, maka di sini kami akan menjelaskan pengertian
permanganometri. Berikut ini penjelasannya yang meliputi pengertian permanganometri,
prinsip dasar permanganometri, reaksi permanganometri dan sumber-sumber kesalahan
pada titrasi permanganometri.
Permanganometri adalah titrasi yang dapat dilakukan atas dasar reaksi oleh
KMnO4 (kalium permanganat). Reaksi ini dipusatkan pada reaksi reduksi dan oksidasi
yang timbul antara KMnO4 dengan bahan-bahan baku tertentu. Lebih seertus tahun
Titrasi dengan KMnO4 telah dikenal. Umumnya titrasi dapat dilakukan dengan cara
langsung dengan alat yang bisa dioksidasi misalnya garam oksalat atau asam dan
Fe2+ yang bisa larut, dan lain-lain.