PROPOSAL
Diajukan Sebagai Syarat Penyusunan Skripsi
Pada Program Studi Pendidikan
Agama Islam
Oleh
IBNU MUSHONNIP
NIMKO : 1221.15.0954
B. RumusanMasalah ............................................................................... 9
D. Ruang Lingkup................................................................................... 10
2. Anak ............................................................................................. 23
C. Sumber Data....................................................................................... 46
E. TeknikAnalisis Data........................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tanggung jawab setiap orang dan secara formal tanggung jawab itu
sekolah. Ketiga unsur itu beserta seluruh subjek dan objeknya yang terikat
satu sama lain, harus saling menunjang untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
1
Barsihannor, Belajar dari Luqman Al-Hakim (Yogyakarta: Kota Kembang, 2009),
Hlm.1
Luqman al-Hakim sebagaimana yang terdapat dalam alquran surah Luqman
ayat 13-19 adalah materi pendidikan. Materi pertama yang diberikan adalah
kepada manusia. Itu berarti tauhid memang memiliki peranan yang sangat
penting dalam kehidupan manusia. Materi tauhid yang diajarkan Luqman al-
Hakim kepada anaknya, tentu tidak terlepas dari pertimbangan aspek jiwa
manusia yang secara fitrah memiliki perasaan untuk bertuhan. Metode dan
komunikatif antara keduanya. Hubungan emosi yang erat ini dilihat dari dari
pendekatan pendidikan yang arif dan bijaksana serta penuh kasih sayang.2
pendidikan terhadap anaknya, suatu dasar yang menjadi dasar filosofi dan
ideologi serta keyakinannya. Dasar yang menjadi kerangka acuan Luqman al-
2
Ibid, Barsihannor, Belajar dari Luqman Al-Hakim, Hlm.5-6.
Hakim, yaitu nilai ilahiyah dan sunnah para rasul. Kedua nilai ini dijadikan
dari kedua orang tuanya. Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama
Islam memandang keluarga bukan hanya persekutuan kecil saja, tetapi lebih
dari itu yakni sebagai lembaga hidup manusia yang dapat memberi
dan akhirat.5
3
Ibid, Barsihannor, Belajar dari Luqman Al-Hakim, Hlm.29.
4
Ibid, Barsihannor, Belajar dari Luqman Al-Hakim, Hlm.89.
5
Kamsinah, Pembaharuan Pendidikan di Rumah Tangga (Samata: Alauddin University
Press, 2012) Hlm.1.
kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan ini
Hampir dapat dipastikan bahwa setiap anak yang lahir akan melalui
proses pengasuhan dari orang tua dalam lingkungan rumah tangga, minimal
dalam jangka waktu tertentu. Sangat langka ditemukan anak lahir langsung
berada dalam asuhan orang lain. Sejalan dengan hal tersebut adalah firman
)ا٦ا:اَ ْرا ِر َر َرا اُر) اح ر ا اَ َر ْرٌ ِر ُري ْر اوَر ًرا َر
اَ ُرُ ُروٌَر ا اىَّل اُر َر َر ا َر ُّيٍَر ا اَّل ِر هَر ا َر َر ىُرُ ا ُرُ ا َر ْرو ُر َر ُري ْر َر
dikondisikan sesuai dengan tuntutan ajaran Islam, karena lingkungan ini sangat
6
Ibid, Kamsinah, Pembaharuan Pendidikan di Rumah Tangga, Hlm.96.
7
Kementerian Agama RI, Al- Quran dan Terjemahnya (Bandung: WALI, 2012),
Hlm.560.
Berdasarkan ayat dan hadis tersebut dapat dipahami bahwa tanggung
orang tua dan amanah dari Allah. Mengacu pada pemahaman di atas, tugas
membantu dalam arti memudahkan usaha orang tua dalam mengantar anak-
anggotanya untuk bahagia di dunia dan akhirat kelak. Pangkal kedamaian dan
kebahagian itu terletak dalam lingkungan keluarga atau rumah tangga, dalam
tengah dan di antara anggota keluarga, setiap anak memperoleh pengaruh yang
anak memerlukan tindakan pendidikan yang tepat dari orang tua dan anggota
tujuan hidup yang sesuai dengan falsafah hidup dan agama yang
dianutnya.
tidak selamanya berjalan mulus, tetapi sering kali mendapat tantangan, baik
yang timbul dari dalam lingkup rumah tangga itu sendiri, seperti keterbatasan
pengetahuan agama yang dimiliki oleh orangtua dan waktu untuk mendidik
anak maupun tantangan yang datangnya dari luar, seperti linkungan pergaulan
dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik dan benar, terutama
tantangan pendidikan Islam dari luar rumah tangga dapat teratasi dengan
8
Op Cit, Kamsinah, Pembaharuan Pendidikan di Rumah Tangga, Hlm.6.
sebaik-baiknya. Tanggung jawab dan kewajiban orang tua terhadap pendidikan
dan memikirkan ciptaan bumi dan langit secara bertahap dari penginderaan
kepada akal, dari yang parsial menuju ke yang bersifat integral, dari yang
iman.
kepada Allah. Memperdalam takwa melalui latihan shalat pada usia tamyiz
dengan tekun melatih bertingkah laku dengan rasa haru dan menangis
di sisi lain diakui pula bahwa orangtua mempunyai pengaruh yang sangat besar
1. Bahasa dan gaya bicara, dalam mana anak berbicara dengan bahasa
ibunya. Jika isi pembicaraan ibunya baik maka akan baik pula
pembicaraan anaknya.
9
Op Cit, Kamsinah, Pembaharuan Pendidikan di Rumah Tangga, Hlm.7.
2. Tingkah laku, adab sopan santun yang baik dan pergaulan anak. Tingkah
laku yang baik akan lahir dalam keluarga yang baik (yang diberikan
generasi muda, agar dapat hidup lebih sejahtera di dunia dan di akhirat nanti.
keluarga, karena terdapat beberapa aspek dari pendidikan agama Islam dalam
benar memberikan perhatian yang cukup, sebab hal ini menyangkut masa
depan seorang anak agar terhindar dari segala macam pengaruh yang bersifat
negatif.10 Satu hal yang paling penting dilakukan dalam upaya pembinaan
pendidikan anak, sehingga orang tua harus benar-benar berusaha keras dalam
tualah pendidikan awal dimulai dan sekaligus penentu masa depan anak di
dalam mewariskan nilai-nilai antara generasi tua dan generasi muda sekaligus
10
Syamsidar, Pendidikan Seks Anak dalam Perspektif Pendidikan (Cet. I; Samata:
Alauddin University Press, 2012), Hlm.4.
untuk mengembangakan segala potensi yang ada dalam dirinya. Selain itu,
‘Azhim)”.
B. Rumusan Masalah
ayat 13-19 ?
1. Tujuan
Luqman ayat 13-19 (Telaah Pemikiran Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-
Qur‟an Al „Azhim).
penelitian selanjutnya.
D. Ruang Lingkup
keterbatasan pada diri penulis, baik terbatasnya waktu, tenaga, maupun biaya,
anak dalam al-Qur‟an surah Luqman ayat 13-19 (Telaah Pemikiran Ibnu
E. Sistematika Pembahasan
sebagai berikut:
definisi yang menjadi pokok pembahasan, serta telah tersurat dalam judul
penelitian ini. Pokok pembahasan dalam kajian pustaka ini adalah konsep
pendidikan anak dalam al Qur‟an surat Luqman yang terbagi dalam poin
yakni: pengertian konsep pendidikan, anak. Pendidikan anak, dasar dan tujuan
pendidikan anak, pedoman dasar dalam mendidik anak dan deskrispi al qur‟an
surat luqman serta pada bagian akhir dari konsep teoretis akan dibahas
penelitian ini, yang berisi antara lain: pendekatan penelitian, jenis penelitian,
data.
tafsir yang digunakan sebagai pedoman dalam penelitian ini, yang berisi
antara lain: Biografi penulis kitab tafsir, tafsir ayat, asbabbun nuzul, konsep
peneliti mengenai konsep pendidikan anak dalam al Qur‟an surat Luqman ayat
13-19.
KERANGKA TEORETIS
A. Konsep Teoretis
1. Konsep Pendidikan
a. Pendidikan
melatih atau mengajar dan mendapat awalan pen dan akhiran an. Dalam
11
Syamsidar, Pendidikan Seks Anak dalam Perspektif Pendidikan (Cet. I; Samata:
Alauddin University Press, 2012), Hlm.9
12
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
untuk menghadapi masa depan yang bermanfaat, baik bagi bangsa maupun
Negara.13
penilaian atau dengan kata lain paedagogik lebih menekankan pada teori.
Rasulullah.
13
Syahruddin Usman, Ilmu Pendidikan Islam Perspektif Teoritis (Cet. I; Samata:
Alauddin University Press 2013), Hlm.1.
14
Op Cit, Kamsinah, Pembaharuan Pendidikan di Rumah Tangga, Hlm.7-8.
15
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. VIII; Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
Hlm.25.
kehidupannya, sehingga terbentuk ketakwaan, budi pekerti dan
periode awal pendidikan Islam. Para ahli mengatakan bahwa ta‟lim ( ی
) جعلم
bersifat universal dibanding dengan dengan kata جرب ةdan جأو ب. Kata
manusia itu menjadi suci atau bersih dari segala kotoran sehingga siap
16
Muh. Sain Hanafy, Paradigma Pendidikan Islam dan Upaya Pengembangannya pada
Madrasah (Samata: Alauddin University Press , 2012), Hlm.15.
17
Sayyid Rasyid Ridha dalam Syahruddin Usman, Ilmu Pendidikan Islam Perspekti
Teoritis, Hlm.6.
menerus manusia sejak lahir hingga mati untuk menuju dari posisi tidak
ta‟dib. Kata ta‟dib ( ) جأو بmerupakan bentuk masdar dari kata ور- یورّرا
) جأو بpada dasarnya titik tekannya adalah pada penguasaan ilmu yang
lebih tepat digunakan dalam arti pendidikan, hal ini sesuai dengan hadis
Rasulullah yaitu:
18
Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2008), Hal.12
19
Simanjuntak, B. dan Pasaribu, I.L, Psikologi Perkembangan (Dasar Psikologi
Kriminil), (Bandung: Tarsito, 1983), Hal.45
makna pengenalan dan pengakuan yang harus ditanamkan secara bertahap
yang baik dalam jiwa generasi muda dan memberikan siraman air petunjuk
dan nasehat, sehingga menjadi suatu sifat utama dan baik serta cinta
ke liang lahat.
20
Abdurrahman. Pengelolaan Pengajaran (Cet. VI ; Ujung Pandang: CV. Bintang
Selatan,1996), Hlm.14.
21
Syekh Mustafa al-Ghulayini dalam Hafi Anshari dalam Samsul Munir Amin,
Menyiapakan Masa Depan Anak Secara Islami (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2007), Hlm. 15
Pendidikan Islam pada dasarnya merupakan upaya pembinaan dan
22
Sayyed Muhammad Al-Naquib al-Attas dalam A. Rahman Getteng, Pendidikan Islam
dalam Pembangunan, Hlm.26.
23
Izzaty, Eka Rita, dkk, Perkembangan Peserta Didik, (Yogyakarta: UNY Press, 2008),
Hlm.21
b. Dasar Pendidikan
dari sumber hukun Islam itu sendiri, yakni al-Qur‟an dan hadis.
1) Al-Qur‟an
terkandung dalam al-Qur‟an itu terdiri dari dua prinsip besar, yaitu
24
Op Cit. Barsihannor, Belajar dari Luqman Al-Hakim. Hlm.29.
25
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. X; Jakarta: Bumi Aksara, 2012 ), Hlm.19.
26
Yusuf, Syamsu dan Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2011), Hlm.32
2) Hadis
paripurna.27
c. Tujuan Pendidikan
1) Tujuan umum
27
Mahirah B. Materi Pendidikan Islam: Fase Pertumbuhan dan Perkembangan Anak.
(Makassar: Alauddin University Press, 2012), Hlm.30-32.
28
Op Cit. Barsihannor, Belajar dari Luqman Al-Hakim. Hlm.32.
Kedewasaan psikis (rohani) sebagai tujuan pendidikan
terhadap sikap, cara berpikir dan bertingkah laku, baik kepada diri
29
Hadari Nawawi, Pendidikan Dalam Islam (Cet. I; Surabaya: Al-Ikhlas, 1993),
Hlm.120.
30
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. II; Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999),
Hlm.41.
2) Tujuan Akhir
3) Tujuan Sementara
31
Ahmad Amin, Akhlak, terj. Farid Ma'ruf, Ethika, (Ilmu Akhlak), (Jakarta: Bulan
Bintang, 1975), Hlm. 62.
32
Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Hlm.63.
dalam suatu kurikulum pendidikan formal. Pada tujuan sementara,
4) Tujuan Operasional
d. Jenis-jenis Pendidikan
1) Pendidikan Formal
33
Sirajuddin Zar, Filsfat Islam Filosof dan filsafatnya, (Jakarta: Rja Grafindo Persada,
2004), Hlm.135.
materi yang menjadi bahan pendidikan yaitu pegetahuan,
2) Pendidikan Informal
3) Pendidikan Nonformal
tidak ketat.
2. Anak
Anak atau subyek didik adalah orang yang belum dewasa atau sedang
masing. Pada saat kelahirannya tampak dengan jelas beberapa fakta yang
dengan harapan orang dewasa atau masyarakatnya. Harapan itu diadasari oleh
34
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo, 1997), Hlm. 5.
Anak adalah makhluk aktif, penuh spontanitas dan mempunyai
sekelompok orang yang belum dewasa yang masih dalam taraf perkembangan
dimaksud anak dari definisi tersebut adalah semua orang yang masih dalam
a. Masa bayi
b. Masa kanak-kanak
d. Remaja
Kemudian setelah itu tidak lagi disebut anak, tetapi individu yang telah
dewasa. Bila merujuk kepada pendapat di atas, berarti yang dimaksud dengan
anak adalah orang yang berumur 0 sampai 21 tahun, karena batasan anak
manusia kecil yang usianya antara 6-12 tahun. Pengertian ini tentunya lebih
perkembangan anak.35
35
Saifudin Azwar, Proses Pembentukan Akhlak Anak, (Jakarta: Pustaka Jaya, 2010),
Hlm.3
Anak adalah keturunan, manusia yang masih kecil. Dalam hal ini yang
dimaksud dengan anak kecil adalah anak yang berada pada umur pra sekolah
yakni 0-6 tahun, kemudian anak yang berada pada usia sekolah yakni 6-12
tahun.36
dunia. Akan tetapi anak juga dapat menjadi fitnah jika orang tua tidak waspada.
tua, maka merupakan kewajiban bagi orangtua untuk menciptakan masa depan
agar anak memiliki masa depan yang cerah dan gemilang. Anak merupakan
generasi mendatang yang mewarnai masa kini dan diharapkan dapat membawa
36
Utami Munandar, Sikap dan Tingkah Laku Anak Usia Sekolah Dasar, (Jakarta: Pustaka
Jaya, 1995), Hlm.45
37
34Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Hlm.51
38
Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Hlm.299.
kemajuan di masa mendatang. Anak juga merupakan ujian bagi setiap orang
Selain hal tersebut anak juga sebagai sumber kasih sayang seperti yang
3. Pendidikan Anak
juga merupakan bimbingan atau suatu proses yang diberikan oleh orang yang
lebih dewasa (orang tua atau guru), demi terbentuknya kedewasaan, baik
emosi, mental, cara berpikir, maupun kedewasaan fisik bagi generasi penerus,
mulai dari anak keluar dari fase bayi hingga menjelang pubertas. Sedangkan
39
Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Hlm.180.
40
Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Hlm.366.
41
Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah (Cet. II; CV. Ruhama,
Jakarta. 1995), Hlm.69.
pengajaran dengan sengaja, teratur dan terencana, guru-guru yang
orang-orang yang telah dibekali dengan pengetahuan tentang anak didik dan
melatih jasmani dan rohani mereka yang dilakukan orangtua sebagai tanggung
dari al-Qur‟an dan Sunnah. Bahkan dalam Islam sistem pendidikan keluarga
untuk melahirkan anak yang menjadi generasi insan yang rabbani yang
generasi dambaan umat di masa depan. Ia akan menjadi anak sholeh dengan
42
Gunarsa, Pola Perkembangan Anak, (Bandung: Mizan, 2002), Hlm.35
1) Dasar Yuridis atau Hukum
bahwa anak adalah sama dengan amanah dari Allah, yang harus
اَ ْرا ِر َر َرا ُرا َرع َر ْرٍَر ا َر َر ئِر َريةٌرا ِرغ َر ظٌر ِر
اش َر ٌروا اَ َر ْرٌ ِر ُري ْر اوَر ًرا َر
اَ ُرُ ُروٌَر ا اىَّل اُر َر َر ا َر ُّيٍَر ا اَّل ِر هَر ا َر ىُرُ ا ُرُ ا َرو ُر َر ُري ْر َر
اَ َر ْر َرع ُرُنَر ا َر ا ُر ْر َر رُرَنَرا اﷲَرا َر ا َر َر َررٌُر ْر َر
َرالا َر ْرعصُرُنَر َّل
Abuddin Nata memberikan penjelasan, bahwa َر ْرو ُر َر ُري ْرا ُرُْرberarti membuat
43
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
44
Kementerian Agama RI, Al- Quran dan Terjemahnya, Hlm.560.
maksiat, memperkuat diri agar tidak mengikuti hawa nafsu, dan senantiasa taat
istri, anak, pembantu, dan budak, diperintahkan untuk menjaganya dengan cara
menjelaskan bahwa beriman saja tidaklah cukup, iman mestilah dipelihara baik
untuk keselamatan diri dan rumah tangga. Sebab dari rumah tangga itulah
dimulai menanamkan iman dan memupuk Islam. Karena dari rumah tangga
akan terbentuk umat, dan dalam umat itulah akan tegak masyarakat Islam.
anak dan seluruh yang ada di bawah tanggung jawab suami, dengan
membimbing dan mendidik mereka agar semuanya terhindar dari api neraka.45
mengajarkan kepada keluarga akan perbuatan yang dapat menjaga diri melalui
45
Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir al ayat Al-Tarbawiy) (Jakarata: PT.
Raja Grafindo Persada, 2002), Hlm.198.
46
Hamka, Tafsir Al-Azhar (Cet. III; Singapura: Pustaka Nasional, Pte.Ltd, 1999),
Hlm.7507.
b. Tujuan Pendidikan Anak
tujuan lainnya.47
dari tujuan pendidikan Islam yaitu untuk mencapai tujuan hidup muslim.
kepada-Nya.48
Pendapat senada juga dikatakan oleh Heri Noer Aly dan Munzier
umum dan tujuan khusus. Secara umum tujuan pendidikan Islam adalah
47
Baqir Sharif al Qurashi, Seni Mendidik Islam, Penerjemah: Mustofa Budi Santoso
(Jakarta: Pustaka Zahra, 2003), Hlm.31
48
Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996),
Hlm.100.
dan akhirat. Dari tujuan umum tersebut, kemudian mereka membagi
akhirat.
a. Pedoman mengikat
Suatu hal yang meyakinkan bahwa jika usia tamyiz anak diikat
kemasyarakatan, olah raga dan lain sebagainya. Berikut ini adalah ikatan-
49
Heri Noer Aly dan Munzier, Watak Pendidikan Islam (Jakarta: Friska Agung Insani,
2000), Hlm.142.
ikatan terpenting yang dapat mewujudkan semua kebaikan bagi anak.
1) Ikatan Akidah
2) Ikatan Spiritual
bersabda:
اَ ضْر ِرربُرٌُُر ْر ا َرع َر ْرٍَر ا َر ْربىَر ُرءا اٌَُر ْر ا َر ْربىَر ُرءا َرسب ِرْرع ِر
اسىِر ْرهَر َر ُر رُرَ ا َرَْر َرال َرو ُرك ْر ابِر ا َّل
ص َر ِر َر
ض ِر ع اَفَر َّلر ُرُ بَر ْرىٍَر ْر افِريا ْرا َرم َرَرع ْرش ٍرر َر
“Perintahkanlah anak-anakmu salat pada usia 7
tahun. Pukullah pada usia 10 tahun jika dia enggan
melakukannya. Dan pisahkanlah tempat tidur anak
lakilaki dari tempat tidur anak perempuan”.51
ibadah puasa jika dia mampu, dengan ibadah haji jika orang
keridhaan-Nya.52
51
Abu Daud Sulaiman bin Asy‟ad al-Sijistani, Sunan Abu Daud (Beirut: Darul Fikr,
1990), Hlm.119.
52
Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatu‟l Auladfi‟l Islam. Penerjemah: Khalilullah Ahmas
Masjkur Hakim,Pendidikan Anak Menurut Islam “Kaidah-kaidah Dasar”, Hlm.209.
merupakan bagian dari petunjuk pelaksanaan dari nabi bagi
nilai iman.53
53
Ibnu Khaldun dalam Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatu‟l Auladfi‟l Islam. Penerjemah:
Khalilullah Ahmas Masjkur Hakim, Pendidikan Anak Menurut Islam “Kaidah-kaidah Dasar”,
Hlm.210
mengajarakana al-Qur‟an putra-putrinya, baik di mesjid,
baik penghadiran itu dalam akal, hati, jiwa atau lisan atau
54
Chabib Thoha et al, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1996), Hlm.84
55
Asmaran AS, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002), Hlm.8.
dengar nasihat atau berhukum dengan syariat Allah, atau
(7) Puasa tiga hari putih (puasa 3 hari setiap bulan pada
tanggal 13,14,15 )
56
Abdurrahman al Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat,
(Jakarta: Gema Insani, 1995), Hlm.144
Itulah jenis sunah-sunah terpenting yang
menyiapkan moral dan dan jiwa anak. Bahkan hal ini akan
57
Ibid, Hlm.222
(menghitung-hitung diri) dan ketakwaan serta diamalkan
terbuka hatinya.58
g) Ikatan Pemikiran
58
Ibid, Hlm.234.
h) Ikatan sosial
teladan.
b. Sikap waspada
59
Achmad Munib, dkk, Pengantar Ilmu Pendidikan (Semarang: UPT MKK UNNES,
2005), Hlm. 35.
1) Waspada terhadap kemurtadan dan prosesnya. Yang dimaksud
60
Ibid, Hlm.36
yang jahat. Bahkan bersama mereka kebinalannya akan
penyimpangan anak.
sebagainya.61
61
Ibid, Hlm.37
B. Deskripsi Al Qur’an Surat Luqman
Makkiyyah. Ada sebagian ulama yang mengecualikan tiga ayat, yaitu ayat 27-
29 atau dua ayat yakni ayat 27-28, dengan alasan bahwa ayat-ayat ini turun
kalaupun itu dipahami sebagai diskusi dengan orang yahudi, tidak tertutup
Quran dan berisi 34 ayat. Surat ini dinamakan surat Luqman karena sebagian
pekerjaan yang terpuji dan mencegah perbuatan yang tercela, yang semua itu
kecuali yang sebagaimana diriwayatkan oleh „Atho‟ yaitu dua ayat dari surat
62
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah : Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran Vol.10
(Jakarta: Lentera Hati, 2002) , Hlm.273.
63
Sa‟ad Abdul Wahid, Tafsir al-Hidayah (ayat-ayat aqidah) jilid I, (Yogyakarta: Suara
Muhamadiyyah, 2003), Hlm.105.
Luqman itu diturunkan dimadinah, yaitu ayat 27-28. Dan telah berkata al-
Hasan : kecuali satu ayat yaitu ayat 4, karena ayat ini menerangkan tentang
perintah berbuat baik kepada kedua orang tua, waspada dengan pandangan
Allah terhadap semua perkara sama baik kecil atau besar, mendirikan solat,
amar makruf dan nahi mungkar, rendah diri dan menjauhi perkara-perkara
hikmah, dan ma‟rifat kepada Allah dan beribadah kepadaNya, dan menyuruh
kepada berakhlaq dan berakdab mulia, dan melarang kepada yang buruk-
Penamaan surat ini dengan surat Luqman sangat wajar karena nama
dan nasihat beliau yang sangat menyentuh diuraikan disini dan hanya
64
Abu Al-Hasan Ali, Al-Nuktu Wa Al-„Uyun Tafsir Mawardi, (Bairut-Lubnan: Dar Al-
Kutub Al-„Ilmiyyah), Hlm.326.
65
Muhammad Jamaluddin Al-Qashimi, Tafsir Al-Qashimi, Cet.I, (Bairut: Dar Al-Kutubi
Al-„Alamiyyah, 1997) Hlm.24
66
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah : Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran Vol.10
(Jakarta: Lentera Hati, 2002) , Hlm.273.
C. Penelitian Terdahulu
luqman ayat 12-15 yang hasilnya adalah mencakup nilai pendidikan tauhid,
Aswaja Rokan Hilir, yang membahas tentang nilai nilai pendidikan dalam
surat al baqarah ayat 177 yang hasilnya adalah terdapatnya nilai iman,
dalam penelitian yang penulis lakukan baik dari segi ayat maupun aspek yang
denga judul “konsep pendidikan anak dalam al Qur‟an surat Luqman ayat 13-
METODOLOGI PENELITIAN
meliputi:
A. Jenis Penelitian
B. Jenis Pendekatan
surah Luqman yang terdapat dalam pemikiran Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-
Qur‟an Al „Azhim.
67
M. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1985), Hlm.54.
C. Sumber Data
dalam surah Luqman ayat 13-19, maka digunakan data primer dan data
1. Data primer
objek riset. Yang menjadi data primer dalam penelitian ini adalah al-
2. Data sekunder
dalam penelitian ini adalah bukubuku atau karya ilmiah yang isinya
ini adalah library research, yaitu suatu riset kepustakaan atau penelitian
68
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I (Yogyakarta : Andi Offset, 2002), Hlm.9.
ruang perpustakaan.69 Dalam penelitian kepustakaan maka akan dipelajari
dalam al-Qur‟an surah Luqman ayat 13-19 yang tertuang dalam Pemikiran
yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan,
karena data yang diteliti berupa naskah atau dokumen yang telah ada
69
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial (Bandung : Mandar Maju 1990),
Hlm.33.
70
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi
(Jakarta: Rineka Cipta , 2010), Hlm.274.
dianalisis dengan melakukan pemeriksaan terhadap suatu
adalah membahas ayat-ayat al-Qur‟an sesuai dengan tema atau judul yang
telah ditetapkan.
71
Sutrisno Hadi,Metode Research (Yogyakarta: Andi Offset, 1993), Hlm.36.
72
Nasruddin Baidan, Metode Penafsiran Al-Quran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002),
Hlm.72.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Daud Sulaiman bin Asy‟ad al-Sijistani, Sunan Abu Daud, Beirut: Darul Fikr,
1990
Ahmad Amin, Akhlak, terj. Farid Ma'ruf, Ethika, (Ilmu Akhlak), Jakarta: Bulan
Bintang, 1975
Baqir Sharif al Qurashi, Seni Mendidik Islam, Penerjemah: Mustofa Budi Santoso
Jakarta: Pustaka Zahra, 2003
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Cet. III; Singapura: Pustaka Nasional, Pte.Ltd, 1999
Heri Noer Aly dan Munzier, Watak Pendidikan Islam, Jakarta: Friska Agung
Insani, 2000
Izzaty, Eka Rita, dkk, Perkembangan Peserta Didik, Yogyakarta: UNY Press,
2008
Kementerian Agama RI, Al- Quran dan Terjemahnya, Bandung: WALI, 2012
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. II; Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999
Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2008
Syekh Mustafa al-Ghulayini dalam Hafi Anshari dalam Samsul Munir Amin,
Menyiapakan Masa Depan Anak Secara Islami, Jakarta: Sinar Grafika
Offset, 2007
Sirajuddin Zar, Filsfat Islam Filosof dan filsafatnya, Jakarta: Rja Grafindo
Persada, 2004
Saifudin Azwar, Proses Pembentukan Akhlak Anak, Jakarta: Pustaka Jaya, 2010
Utami Munandar, Sikap dan Tingkah Laku Anak Usia Sekolah Dasar, Jakarta:
Pustaka Jaya, 1995
Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Cet. II; CV.
Ruhama, Jakarta. 1995
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. VIII; Jakarta: Bumi Aksara, 2009
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. X; Jakarta: Bumi Aksara, 2012