Anda di halaman 1dari 28

PENGARUH MORALITAS APARAT DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP

KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI


(Studi Empiris Pemerintah Kota Sawahlunto)

OLEH:
PETRA ZULIA ARANTA
00389/2008

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode Maret 2013

1
2
PENGARUH MORALITAS APARAT DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP
KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI
(Studi Empiris Pemerintah Kota Sawahlunto)
Petra Zulia Aranta
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email :The_petra@ymail.com

Abstract
The fraud is not only happen in BUMN but also in goverment sectors whereas the factors that affect the
fraud are apparatus morality and information asymmetry. This research aimed to examine 1) the affect of
apparatus morality to the fraud, 2) the affect of information asymmetry to the fraud in the government of
Sawahlunto.
The kind of this research in causative research. The population is all government apparatus who works in
finance/ accounting department in Sawahlunto with four respondents the leader and accounting sub department in
every SKPD. This research used total sampling. Data was collected by giving questionnaire to all respondents.
Data analysis used regression with SPSS 18 tool.
The result shows that 1) apparatus morality has negative significant affect to the fraud, 2) information
asymmetry has positive significant affect to the fraud.
The suggestions of this research are : 1) for the government better to do review of apparatus morality and
concern to the information difference in finance report so the fraud in finance report can be minimized and
eliminated. 2) for the next research to find another variables which have significant affect to the fraud and doing
qualitative research and change the samples and the options of questionnaire answers

Abstrak

Kecenderungan Kecurangan Akuntansi tidak hanya terdapat pada sektor BUMN saja tapi juga terdapat
pada sektor Pemerintahan dimana faktor yang mempengaruhi terjadinya kecenderungan kecurangan akuntansi ini
antara lainnya adalah moralitas aparat dan asimetri informasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji 1) pengaruh
moralitas aparat terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, 2) pengaruh asimetri informasi terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi, pemerintahan Kota Sawahlunto.
Jenis penelitian ini digolongkan sebagai penelitian yang bersifat kausatif. Populasi dalam penelitian ini
adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di Kota Sawahlunto dengan responden 4 orang kepala dan
staf sub bagian akuntansi/ keuangan pada masing-masing SKPD tersebut. Penelitian ini menggunakan teknik
pengambilan sampel secara total sampling yaitu dengan menjadikan seluruh populasi sebagai sampel. Data
dikumpulkan dengan menyebarkan langsung kuesioner kepada responden yang bersangkutan. Teknik analisis data
yang digunakan adalah regresi berganda dengan bantuan Statistical Package For Social Science (SPSS) 18.
Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa: 1) moralitas aparat berpengaruh signifikan negatif terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi, 2) asimetri informasi berpengaruh signifikan positif terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi.
Saran dalam penelitian ini adalah : 1) bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan control dan disiplin
para pegawai, serta melakukan suatu upaya peningkatan moral pegawai dan mengurangi terjadinya perbedaan
informasi, sehingga kecenderungan kecurangan akuntansi dapat dikurangi. 2) untuk peneliti selanjutnya untuk
melakukan penelitian dengan meneliti faktor lain yang mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi seperti
kontrol atasan, pemerataan informasi, etika atasan, disiplin dan lain-lain.

1
1.PENDAHULUAN tersebut diharapkan dapat memudahkan proses
Dengan diberlakukan UU No.32 tahun pengawasan anggaran pemerintah daerah.
2004 tentang Pemerintahan Daerah sangat Saat ini pemerintah daerah dalam
memberikan dampak terhadap perubahan pada menyusun anggaran memakai pola Anggaran
sistem pemerintahan yang pada mulanya partisipatif, adapun yang dimaksud dengan
menganut pola sentralisasi beralih menjadi pola Anggaran partisipatif adalah sebuah proses yang
desentralisasi, dimana daerah diberikan menggambarkan dimana individu-individu
kewenangan seluas-luasnya untuk menggali, terlibat dalam penyusunan anggaran yang
mengelola dan memanfaatkan potensi daerah mempunyai pengaruh terhadap target anggaran,
yang dimiliki asal dapat dipertanggung jawabkan dan perlunya penghargaan atas pencapaian
secara nyata. Namun kewenangan yang luas anggaran tersebut (Brownell, 1982 dalam
tersebut tidak berlaku untuk urusan Falikhatun, 2007). Semakin tinggi keterlibatan
pemerintahan yang oleh undang-undang individu dalam hal ini adalah manajer tingkat
ditentukan menjadi urusan pemerintah, meliputi bawah, maka semakin tinggi pula rasa tanggung
politik luar negeri, pertahanan, keamanan, jawab mereka untuk melaksanakan keputusan
yustisi, moneter dan fiskal nasional serta agama. yang dihasilkan bersama tersebut. Namun,
Dengan demikian mengakibatkan terjadinya keterlibatan manajer tingkat bawah dalam
pergeseran orientasi pemerintah dari command penyusunan anggaran terkadang menimbulkan
and control menjadi berorientasi pada tuntutan masalah lain yaitu kecurangan akuntansi atau
dan kebutuhan publik. Hal ini dilakukan sebagai yang lebih dikenal dengan fraud
strategi untuk memperkuat perekonomian daerah Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
dalam rangka memperkokoh perekonomian (KKA) telah mendapatkan banyak perhatian
nasional. media sebagai dinamika yang sering terjadi.
Dengan demikian terjadilah reformasi Terdapat opini bahwa KKA dapat dikatakan
sektor publik dimana tidak hanya sekedar sebagai tendensi korupsi dalam definisi dan
perubahan format lembaga, akan tetapi terminologi karena keterlibatan beberapa unsur
mencakup pembaharuan alat-alat yang yang terdiri dari pengungkapan fakta-fakta
digunakan untuk mendukung berjalannya menyesatkan, pelanggaran aturan atau
lembaga-lembaga publik tersebut secara penyalahgunaan kepercayaan, dan omisi fakta
ekonomis, efisien, efektif, transparan dan kritis (Soepardi,2007:24
akuntabel sehingga cita-cita reformasi yaitu Kasus KKA yang terjadi di Indonesia
menciptakan Pemerintahan yang bersih (good terjadi baik pada sektor publik maupun sektor
governance) benar-benar tercapai (Mardiasmo, swasta mempunyai bentuk yang hampir sama,
2004). Reformasi keuangan daerah dalam hanya berbeda dalam hal tempat atau objek.
pelaksanaannya berdampak terhadap reformasi Pada sektor publik, bentuk dari KKA adalah
anggaran (budgeting reform) yang meliputi kebocoran anggaran.
proses penyusunan, pengesahan, pelaksanaan Selain itu kecendrungan kecurangan akuntansi
dan pertanggungjawaban anggaran. juga dapat dipicu dan dipengaruhi oleh faktor
Hal ini sangat berdampak terhadap perusahaan (eksternal) dan faktor dalam diri
akuntabilitas pemerintah daerah dalam individu (internal) sebagai pelaku kecurangan itu
pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran, sendiri, menurut teori GONE dalam Simanjuntak
karena anggaran merupakan dokumen/kontrak (2008:122) terdapat empat faktor seseorang
politik antara pemerintah dengan DPRD untuk melakukan kecurangan yaitu: Greed
(Mardiasmo, 2002). Selanjutnya, DPRD akan (keserakahan), Opportunity (kesempatan), Need
mengawasi kinerja pemerintah melalui anggaran. (kebutuhan) dan Exposure (pengungkapan).
Bentuk pengawasan ini sesuai dengan agency Opportunity dan Exposure berhubungan dengan
theory dimana pemerintah sebagai agent dan organisasi sebagai korban perbuatan kecurangan
DPRD sebagai principal, adanya hubungan (disebut juga faktor generik/umum). Faktor
generik berhubungan dengan organisasi yang
2
berbuat kecurangan dapat dipengaruhi asimetri ketika agent lebih mengenal informasi internal
informasi. Sedangkan Greed dan Need dan prospek dimasa yang akan datang
merupakan faktor yang berhubungan dengan dibandingkan principal dan stake holder lainnya.
individu pelaku kecurangan (disebut dengan Anthony dan Govindarajan (2001), menyatakan
faktor individual). Faktor individual bahwa kondisi asimetri informasi muncul dalam
berhubungan dengan perilaku yang melekat dari teori keagenan (agency theory), yaitu principal
individu itu sendiri, dalam kaitannya faktor (pemilik/atasan) memberikan wewenang kepada
individu ini berhubungan dengan moralitas untuk agen untuk mengatur perusahaan yang
melakukan kecurangan. dimilikinya.
Teori Gone dalam wahyudi (2006) kecendrungan Hal ini juga terjadi di pemerintahan
fraud juga berasal dari dalam diri individu itu disaat proses penyusunan anggaran pemerintah
sendiri, salah satunya moralitas. Menurut daerah, teori keagenan berfokus pada persoalan
Bertens (1993:7), moralitas berasal dari kata sifat asimetri informasi dimana eksekutif mempunyai
lain “moralis” mempunyai arti yang pada informasi lebih banyak tentang kinerja aktual,
dasarnya sama dengan dengan moral. Moralitas motivasi dan tujuan, yang berpotensi
yaitu suatu perbuatan atau perilaku baik ataupun menciptakan moral hazard dan adverce
buruk. Berdasarkan teori Gone diatas, faktor selection, asimetri informasi terjadi karena
pendorong seseorang melakukan kecurangan legislatif tidak memiliki informasi yang
yang disebabkan oleh moral yaitu Greed mencukupi mengenai kinerja eksekutif, legislatif
(keserakahan). Dengan adanya perilaku serakah tidak pernah dapat merasa pasti bagaimana usaha
yang secara potensial ada dalam diri setiap eksekutif memberikan kontribusi pada hasil
orang, sifat pribadi yang rakus, sudah punya satu actual pada suatu organisasi pemerintahan.
bukit, masih ingin bukit yang lainnya, ketika Bila terjadi asimetri informasi, agen akan
harta menjadi jembatan menuju kekuasaan, menyajikan laporan keuangan yang bermanfaat
orang terdorong untuk melakukan apa saja untuk bagi prinsipal, demi motivasi untuk memperoleh
menggapainya, termasuk dengan cara melakukan kompensasi yang tinggi, mempertahankan
kecurangan. jabatan dan lain-lain (Khang, 2002). Demikian
Sebuah study CFE (1996) dalam James pula, bila terjadi asimetri informasi, agen
A. Hall seorang individu dengan tingkat membuat bias atau memanipulasi laporan
integritas tinggi dan tekanan (kebutuhan) serta keuangan sehingga dapat memperbaiki
kesempatan terbatas untuk melakukan fraud kompensasi dan reputasinya, serta ratio-ratio
cendrung bersifat jujur, sebaliknya individu yang keuangan (Scott, 2003:13).
integritas pribadinya kurang, ketika ditempatkan Bawahan memiliki informasi yang lebih
dalam situasi tekanan kebutuhan meningkat dan banyak tentang kapabilitas produksi mereka
diberikan kesempatan cendrung melakukan dibandingan atasan. Ditinjau dari perspektif
fraud asalkan kebutuhannya terpenuhi. Dalam keagenan, asimetri informasi ini memotivasi
Amin Widjaja (1992:52) alasan yang melatar bawahan untuk memberikan informasi yang
belakangi kecurangan manajemen adalah menyesatkan tentang kapabilitas produksi
manajer tidak mengindahkan moral mereka. Schiff dan Lewin (1970) dalam Komala
(unscruplulous) mungkin membantu kepentingan Sari (2004) mengatakan apabila atasan
yang bertentangan. Dengan mengetahui sifat dan mengizinkan bawahan untuk berpartisipasi
karakteristik manusia yang paling mungkin dalam penetapan anggaran, dapat digunakan
melakukan kecurangan, pemerintahan dapat sebagai alat menjaring informasi privat yang
mengurangi kemungkinan terjadinya kecurangan dimiliki bawahan. Dalam sektor publik asimetri
akuntansi. informasi terjadi antara anggota legislatif
Selanjutnya asimetri informasi (DPRD) dengan pemerintah.
merupakan suatu keadaan dimana agent Sebagai contoh kasus kecurangan yang
memiliki akses informasi yang tidak dimiliki ditemui BPK setelah melakukan audit atas
oleh pihak principal. Asimetri informasi muncul Laporan Keuangan Pemerintah Kota Sawahlunto
3
untuk Tahun Anggaran (TA) 2009, yaitu penyimpangan atau penyalahgunaan jabatan
pelanggaran yang terjadi dan menyebar diseluruh harus diberhentikan dari jabatannya dan diproses
Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan maraknya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
kasus-kasus korupsi di beberapa daerah. Semua ini bisa terjadi karena penerapan
Diantaranya kasus pelanggaran yang terjadi di sistim administrasi yang belum sesuai dengan
Kota Sawahlunto telah merugikan keuangan peraturan, atau mungkin karena lemahnya sistem
daerah sebesar Rp 1.256.518.490,36,(satu milyar pengendalian internal Pemerintah Kota
dua ratus lima puluh enam juta lima delapan Sawahlunto. Seharusnya Walikota dapat
belas ribu empat ratus Sembilan puluh koma tiga memfungsikan Inspektorat Kota Sawahlunto
puluh enam rupiah) penyimpangan ini terjadi (BAWASDA) secara optimal, sesuai dengan PP
dalam 12 kasus, terbukti dengan ditemukannya No. 60 Tahun 2008 tentang sistem pengendalian
penyimpangan yang tidak sesuai dengan internal pemerintah dan memperbanyak tenaga-
peraturan yang berlaku di Kota Sawahlunto. tenaga dengan kualifikasi pendidikan akuntansi
(www.bpk.com). untuk menyusun sistem akuntansi keuangan
Selain itu, Kasus kecurangan juga daerah.
ditemui BPK di Pemerintah Kota Solok setelah Meski kecurangan akuntansi diduga
mengaudit Laporan Keuangan tahun anggaran sudah lama berkembang di berbagai negara,
(TA) 2009 diantaranya yaitu terdapat uang termasuk Indonesia. Dimana kecurangan
daerah Pemerintah Kota Solok yang akuntansi umumnya dipergunakan untuk
dikelola/disimpan oleh bendahara dan pihak lain melakukan korupsi, hal yang lazim dilakukan
yang belum termasuk dalam bank statement adalah manipulasi pencatatan, penghilangan
maupun sisa kas Pemerintah Kota Solok per 31 dokumen, dan mark up yang merugikan
Desember 2009 sebesar Rp. 4.565.750.600,00, perekonomian negara. Namun di Indonesia,
sehingga diduga menimbulkan potensi belum pernah dilakukan kajian teoritis dan
penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang memiliki empiris secara komprehensif dalam upaya
kepentingan pribadi untuk memanfaatkan uang pencegahannya, fenomena ini tidak dapat dikaji
APBD di luar mekanisme pertanggungjawaban oleh ilmu akuntansi saja, tetapi perlu melibatkan
keuangan daerah (BPK RI). (www.bpk.com). disiplin ilmu yang lain karena efektivitas
Berdasarkan fakta diatas, dapat dilihat ketentuan hukum tidak dapat dicapai apabila
bahwa kecurangan sangat merugikan keuangan tidak didukung norma dan nilai etika dari pihak
daerah. Hal ini terjadi akibat tingkah salah terkait. Terbukti tindakan yang dilakukan
seorang aparat atau sekumpulan aparat yang pemerintah selama ini sebagai upaya penegakan
tidak melaksanakan pekerjaan sesuai dengan hukum terhadap tindakan fraud di Indonesia
aturan yang telah ditetapkan. Terkadang hal itu untuk memperbaiki keadaan secara keseluruhan
terjadi karena ketidak selarasan informasi antara belum menunjukkan tanda-tanda keberhasilan
yang memberi perintah dengan orang yang yang signifikan karena belum memberikan efek
menjalankan sehingga terjadi hal-hal yang tidak jera kepada pelaku.
diinginkan yang mengakibatkan kerugian aset. Penelitian ini merupakan replikasi dari
Terjadinya kesenjangan informasi antara penelitian Wilopo pada tahun 2005 dengan judul
Anggota Legislatif (DPRD) dengan Pemerintah “Analisis Faktor-Faktor yang berpengaruh
terhadap laporan keuangan Pemerintah Kota terhadap Kecendrungan Kecurangan Akuntansi:
Sawahlunto menandakan bahwa Pemerintah Studi Pada Perusahaan Terbuka dan Badan
Kota Sawahlunto terjadi ketidakselarasan Usaha Milik Negara di Indonesia”, faktor-faktor
informasi antar Satuan Kerja Perangkat Daerah yang diteliti dalam penelitian Wilopo adalah
(SKPD), untuk itu Pemerintah Kota Sawahlunto variabel bebas keefektifan pengendalian intern,
harus memberikan perhatian khusus terhadap kesesuaian kompensasi, ketaatan pada aturaan
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) tahun 2009 akuntansi, asimetris informasi, moralitas
dan Pimpinan Satuan Kerja Pemerintah Daearah manajemen, serta variabel terikat perilaku tidak
(SKPD) yang terlibat dalam kasus etis dan kecendrungan kecurangan akuntansi.
4
Dimana pada penelitian Wilopo yang dijadikan Moralitas Aparat
sampel adalah Perusahaan terbuka dan BUMN Menurut Kamus Bahasa Indonesia
diseluruh Indonesia dengan metode pengambilan (Nurdin, 2001) moral erarti ajaran baik buruk
sampel adalah Stratified Random Sampling, yang diterima umum mengenai perbauatan,
yaitu mengelompokan perusahaan berdasarkan sikap, kewajiban, dan sebagainya. Sedangkan
sembilan sektor usaha. Sehingga peneliti melihat bermoral adalah mempunyai pertimbangan baik
adanya kelemahan yaitu ada kemungkinan tidak dan buruk, berakhlak baik. Selanjutnya
terambilnya sampel secara merata yang mewakili dikatakan bahwa kriteria mutu moral sese0rang
setiap daerah di Indonesia, selain itu perbedaan adalah hal kesetiaannya pada hatinya sendiri.
penelitian ini juga terdapat pada teori yang Moralitas merupakan pelaksanaan kewajiban
digunakan pada penelitian Wilopo bertolak dari karena hormat terhadap hukum, sedangkan
teori keagenan (agency theory) sedangkan pada hukum itu sendiri tertulis dalam hati manusia.
penelitian ini peneliti menambahkan teori Dengan kata lain, moralitas adalah tekad untuk
GONE. mengikuti apa yang ada dalam hati manusia dan
disadari sebagai kewajiban mutlak.
2.TELAAH LITERATUR DAN Moral dapat dibedakan menjadi dua macam,
PENGEMBANGAN HIPOTESIS yaitu:
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi 1) Moral murni, yaitu moral yang terdapat pada
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2001) setiap manusia. Moral murni disebut juga
dalam wilopo (2006), menjelaskan kecurangan hati nurani
akuntansi sebagai salah saji yang timbul dari 2) Moral terapan, adalah moral yang didapat
kecurangan dalam pelaporan keuangan yaitu dari berbagai ajaran filosofis, agama, adat
salah saji atau penghilangan secara sengaja yang menguasai pemutaran manusia.
jumlah atau pengungkapan dalam laporan Menurut Amrizal (2004), dalam suatu
keuangan untuk mengkelabui pemakai laporan organisasi perbuatan curang dapat terjadi karena
keuangan, salah saji yang timbul dari perlakuan kurangnya kepedulian positif karyawan/aparat
tidak semestinya terhadap aktiva (seringkali terhadap perbuatan salah tersebut, bahkan
disebut penyalahgunaan atau penggelapan ) dipandang sudah hal yang biasa atau pura-pura
berkaitan dengan pencurian aktiva entitas yang tidak mengetahuinya. Kepedulian positif dari
berkaitan laporan keuangan tidak disajikan lingkungan kerja sangat diperlukan dalam
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku membangun suatu etika perilaku dan kultur
umum. organisasi yang kuat. Rendahnya kepedulian dan
Menurut William (1996:67), kecurangan rendahnya moral menyuurkan tindakan
pelaporan keuangan (fraudulent financial kecurangan yang pada akhirnya dapat merusak
reporting) terdiri dari tindakan-tindakan seperti : bahkan menghancurkan organisasi.
1) Manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan
catatan atau dokumen pendukung yang Asimetri Informasi
menjadi sumber penyusunan laporan Baiman (1982), Chow et.al (1988),
keuangan. Blanchard & Chow (1983) dan Waller (1988)
2) Representasi yang salah atau penghapusan Dalam Falikhatun (2007) menyatakan bahwa di
yang disengaja atas peristiwa-peristiwa, beberapa organisasi, bawahan memiliki
transaksi-transaksi, atau informasi signifikan informasi lebih akurat yang dapat mempengaruhi
lainnya yang ada dalam laporan keuangan. pengukuran kinerja dibandingkan atasannya.
3) Salah penerapan yang disengaja atas prinsip- Baiman dan Evans (1982) menyarankan agar
prinsip akuntansi yang berkaitan dengan bawahan yang memiliki informasi pribadi
jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau mengenai perusahaan ikut berpartisipasi sesuai
pengungkapan. dengan sistem pengendalian manajemen dengan
menyampaikan atau menyertakan informasi
pribadinya untuk dipadukan dengan standar
5
anggaran pemerintahan dalam rangka penetapan informasi memberikan pengaruh yang signifikan
kinerja pemerintah. positif terhadap kecenderungan kecurangan
Bentuk-bentuk asimetri informasi, yaitu: akuntansi perusahaan.
1) Asimetri informasi vertical Moralitas manajemen memberikan
Yaitu informasi yang mengalir dari tingkat pengaruh yang signifikan negatif pada
yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat kecenderungan kecurangan akuntansi pada
yang lebih tinggi (atasan). Setiap bawahan perusahaan dan bahwa moralitas manajemen
dapat mempunyai alasan yang baik dengan memberikan pengaruh yang signifikan negatif
meminta atau memberi informasi kepada terhadap perilaku tidak etis pada perusahaan
atasan. sedangkan hubungan perilaku tidak etis dengan
2) Asimetri informasi horizontal kecendrungan kecurangan menunjukkan hasil,
Yaitu informasi yang mengalir dari orang ke perilaku tidak etis memberikan pengaruh yang
orang dan jabatan yang sama tingkat signifikan positif terhadap kecenderungan
otoritasnya atau informasi yang bergerak kecurangan akuntansi pada perusahaan.
diantara orang-orang dan jabatan-jabatan Nani (2010) melakukan penelitian
yang tidak menjadi atasan maupun bawahan mengenai pengaruh sistem pengendalian intern,
satu dengan yang lainnya dan mereka moralitas dan motivasi terhadap tingkat
menempati bidang fungsional yang berbeda kecurangan dalam laporan keuangan pada SKPD
dalam organisasi tapi dalam level yang di kota Padang, memperoleh hasil sistem
sama. pengendalian intern berpengaruh signifikan
Penelitian Yang Relevan negatif terhadap tingkat kecurangan dalam
Wilopo (2006) melakukan penelitian laporan keuangan pada SKPD di kota Padang,
mengenai analisis faktor-faktor yang moralitas berpengaruh signifikan negatif
berpengaruh terhadap kecendrungan kecurangan terhadap tingkat kecurangan dalam laporan
akuntansi pada BUMN dan perusahaan terbuka keuangan pada SKPD di kota Padang, dan
lainnya yang diukur dengan variabel bebas: motivasi berpengaruh signifikan positif terhadap
sistem pengendalian intern, kesesuaian tingkat kecurangan dalam laporan keuangan
kompensasi, ketaatan akuntansi, asimetri pada SKPD di kota Padang.
informasi dan moralitas manajemen terhadap Friskila (2010) melakukan penelitian
perilaku tidak etis dan kecendrungan kecurangan mengenai pengaruh Pengaruh Ketaatan
akuntansi sebagai variable independen. Akuntansi, Sistem Pengendalian Intern,
Kesesuaian Kompensasi dan Moralitas terhadap
Hasil penelitian ini Wilopo menunjukan Kecendrungan Kecurangan Akuntansi Pada
keefektifan pengendalian intern signifikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Padang,
negatif terhadap perilaku tidak etis dan memperoleh hasil ketaatan akuntansi
pengendalian internal yang efektif memberikan berpengaruh signifikan dan negatif terhadap
pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap kecendrungan kecurangan akuntansi, sistem
kecenderungan kecurangan akuntansi di pengendalian intern berpengaruh signifikan dan
perusahaan tersebut. Kesesuaian kompensasi negatif terhadap kecendrungan kecurangan
menunjukkan bahwa kesesuaian kompensasi akuntansi, kesesuaian kompensasi berpengaruh
memberikan pengaruh tidak signifikan terhadap signifikan dan negatif terhadap kecendrungan
perilaku tidak etis pada BUMN dan perusahaan kecurangan akuntansi, moralitas berpengaruh
terbuka di Indonesia serta kesesuaian signifikan dan negatif terhadap kecendrungan
kompensasi memberikan pengaruh tidak kecurangan akuntansi pada BUMN di Kota
signifikan terhadap kecenderungan kecurangan Padang.
akuntansi.
Asimetris informasi menujukkan hasil
pengaruh yang signifikan positif terhadap
perilaku tidak etis pada perusahaan dan asimetri
6
Hubungan Antar Variabel Menurut Simanjuntak (2008:122), dalam
1. Moralitas aparat dan kecenderungan teori GONE, faktor pendorong seseorang
kecurangan akuntansi melakukan kecurangan yang disebabkan oleh
Menurut Magnis-Susono dal Asri moral yaitu greed (keserakahan). Keserakahan
(2004), moral selalu mengacu pada baik merupakan bentuk moral seseorang yang jelek.
buruknya manusia sebagai manusia, sehingga Semua orang berpotensi untuk berperilaku
bidang moral adalah bidang kehidupan manusia serakah karena pada umumnya manusia itu
dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia. mempunyai sifat yang tidak pernah merasa puas.
Magnis (2004) mengatakan bahwa sikap moral Jadi kecurangan muncul karena keserakahan
yang sebenarnya disebut moralitas. Ia dalam diri seseorang.
mengatakan moralitas sebagai sikap hati orang Selain itu, menurut Koletar (2003:56),
yang terungkap dalam tindakan lahiriah. Jadi penyalahgunaan jabatan merupakan
moralitas adalah sikap dan pebuatan baik yang prilaku/moral yang tidak sesuai dengan pedoman
betul-betul tanpa pamrih. Hanya moralitaslah atau ketentuan yang berlaku, baik secara tertulis
yang bernilai secara moral. maupun tidak tertulis dan adanya kebiasaan
Menurut Amin (2009), kecurangan berjudi merupakan faktor yang mempengaruhi
dapatdisebabkan oleh tingkah laku rasionalisasi. tingkat kecurangan seseorang, dimana faktor ini
Sedangkan menurut Sawyer (2006), salah satu secara langsung berkaitan dengan moral
penyebabkecurangan ialah kepribadian yang (perbuatan).
menggerogoti integritas seseorang. Beberapa Berdasarkan penelitian Friskila (2010)
orang memiiki kecendrungan untuk mengambil dan Nani (2010), moralitas memberikan
jalan yang tidak jujur. Ketika orang lain melihat pengaruh signifikan negatif terhadap tingkat
tidak adanya halangan dalam jalan tersebut, kecurangan dalam laporan keuangan. Apabila
maka mereka akan cendrung untuk ikut moral manajemen atau pegawai rendah, mereka
melakukan kecurangan. akan melakukan tindakan yang merugikan
Amin (2009) menyatakan bahwa moral perusahaan, dan nantinya untuk menutupi hal
atau tingkah laku juga akan menjadi factor tersebut, mereka akan melakukan tindakan
pemicu kecurangan terhadap laporan keuangan. seperti memanipulasi data yang berkaitan dengan
Adanya perubahan tingkah laku atau moral bias laporan keuangan.
menjadikan seseorang menyalahgunakan 2. Asimetri informasi dan kecenderungan
kas/aktiva yang ada. Penyalahgunaan ini kecurangan akuntansi
nantinya akan berusaha ditutupi melalui Teori keagenan (Jensen and Meckling )
manipulasi terhadap laporan keuangan. sering digunakan untuk menjelaskan kecurangan
Menurut Bertens (1993:7), moralitas akuntansi. Teori keagenan bermaksud
berasal dari kata sifat latin “moralis” mempunyai memecahkan dua problem yang terjadi dalam
arti yang pada dasarnya sama dengan “moral”. hubungan keagenan. Salah satunya adalah
Moralitas yaitu suatu perbuatan/prilaku baik problem yang muncul bila keinginan atau tujuan
ataupun buruk. Berdasarkan penelitian Wilopo dari prinsipal dan agen bertentangan, dan juga
(2006), moralitas manajemen memberikan disaat prinsipal merasa kesulitan untuk
pengaruh yang signifikan negatif pada menelusuri apa yang sebenarnya dilakukan oleh
kecenderungan kecurangan akuntansi. Artinya agen. Bila agen dan prinsipal berupaya
semakin tinggi moralitas manajemen semakin memaksimalkan utilitasnya masing-masing, serta
rendah kecenderungan kecurangan akuntansi memiliki kenginan dan motivasi yang berbeda,
atau semakin tinggi tahapan moralitas maka agen (manajemen) tidak selalu bertindak
manajemen semakin manajemen memperhatikan sesuai keinginan prinsipal (pemegang saham).
kepentingan yang lebih luas dan universal dari Keinginan, motivasi dan utilitas yang tidak sama
pada kepentingan perusahaan semata, terlebih antara manajemen dan pemegang saham
kepentingan pribadi. menimbulkan kemungkinan manajemen
bertindak merugikan pemegang saham.
7
Bila terjadi asimetri informasi, H2: Asimetri informasi berpengaruh positif
manajemen perusahaan akan menyajikan laporan terhadap kecenderungan kecurangan
keuangan yang bermanfaat bagi mereka, demi akuntansi.
motivasi untuk memperoleh kompensasi bonus
yang tinggi, mempertahankan jabatan dan lain- 3. METODE PENELITIAN
lain (Khang, 2002 dalam Wilopo, 2006). Jenis Penelitian
Demikian pula, bila terjadi asimetri informasi, Jenis penelitian ini bersifat kausatif.
manajemen perusahaan membuat bias atau Penelitian kausatif adalah tipe penelitian dengan
memanipulasi laporan keuangan sehingga dapat karakteristik masalah berupa sebab akibat antara
memperbaiki kompensasi dan reputasi dua variabel atau lebih. Penelitian ini bertujuan
manajemen, serta ratio-ratio keuangan untuk melihat seberapa jauh moralitas aparat dan
perusahaan (Scott, 2003:13 dalam Wilopo, asimetri informasi mempengaruhi kecendrungan
2006). kecurangan akuntansi.

Kerangka konseptual Populasi dan sampel


Rerangka konseptual dimaksudkan Populasi adalah keseluruhan elemen yang
sebagai konsep untuk menjelaskan dijadikan objek dalam penelitian (Arikunto,
mengungkapkan keterkaitan antara variabel yang 2002).
akan di teliti berdasarkan latar belakang dan 1. Populasi
kajian teori yang telah dikemukakan diatas. Populasi adalah sekelompok orang,
Dapat dijelaskan bahwa terdapat pengaruh kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai
moralitas aparat dan asimetri informasi terhadap karakteristik tertentu. Populasi dalam penelitian
kecenderungan kecurangan dalam laporan ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah
keuangan pemerintah Kota Sawahlunto. (SKPD) yang ada di Kota Sawahlunto.
Moralitas dari aparatur pemerintah Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor
berpengaruh terhadap kecurangan dalam laporan Kepegawaian Daerah Kota Sawahlunto jumlah
keuangan. Dengan menyalahgunakan jabatan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terdapat
yang telah diberikan (tidak berprilaku sesuai berjumlah 22 SKPD yang terdiri dari
dengan pedomannya) dan keserakan (greed) Inspektorat, Badan, Dinas, Kantor, dan
merupakan faktor pemicu kecurangan. Kecamatan
Karena terjadinya asimetri informasi 2. Sampel
antara atasan dan bawahan dapat mempengaruhi Sampel merupakan sebagian dari
laporan keuangan yang bisa memyebabkan populasi yang terpilih sebagai sumber data.
kecurangan. Disebabkan karena seharusnya Karena jumlah populasi yang kurang dari 100
laporan keuangan tersebut penting bagi para subjek, peneliti menjadikan seluruh populasi
pengguna eksternal terutama sekali karena sebagai sampel (total sampling). Respondennya
kelompok ini berada dalam kondisi yang paling adalah kepala dan staf sub bagian akuntansi/
besar ketidakpastiannya. keuangan pada masing-masing Satuan Kerja
Gambar 1 Perangkat Daerah (SKPD).
Jenis Data dan Sumber Data
Hipotesis 1.Jenis Data
Berdasarkan pada rumusan masalah yang Jenis data dalam penelitian ini adalah
telah dirumuskan di atas dan didukung dengan data subjek. Data subjek adalah jenis data
kajian teori, maka dapat dilakukan hipotesis penelitian berupa opini, sikap, pengalaman atau
sebagai berikut: karakteristik sekelompok atau seseorang yang
H1: Moralitas aparat berpengaruh negatif menjadi subjek penelitian (responden).
terhadap kecenderungan kecurangan 2.Sumber Data
akuntansi Sumber data dalam penelitian ini adalah
data primer. Data primer adalah sumber data
8
yang diperoleh secara langsung dari sumber Dari print out SPSS versi 18.00 dapat
aslinya (tidak melalui media perantara). Atau dilihat dari corrected item-total correlation. Jika
dengan kata lain penelitian ini dilakukan dengan nilai rhitung < rtabel , maka nomor item tersebut
metode survey. Metode survey merupakan tidak valid, sebaliknya jika nilai rhitung > rtabel
metode pengumpulan data primer yang diperoleh maka item tersebut dinyatakan valid dan dapat
secara langsung dari sumber aslinya, dengan digunakan untuk analisis selanjutnya. Bagi item
menggunakan pertanyaan lisan atau tertulis, yang tidak valid, maka item yang memiliki nilai
dengan tujuan untuk memperoleh informasi dari rhitung yang paling kecil dikeluarkan dari analisis,
responden. maka dilakukan analisis yang sama sampai
Teknik Pengumpulan Data semua item dinyatakan valid.
Teknik pengumpulan data yang Uji Reliabilitas ( Test of Reliability)
digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan Setelah dilakukan pengujian validitas,
menggunakan kuesioner untuk mendapatkan selanjutnya akan dilakukan pengujian
data primer. Kuesioner adalah daftar pertanyaan reliabilitas, yang tujuannya adalah untuk
terstruktur yang diajukan pada responden. mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap
Kuesioner diberikan kepada kepala dan staf sub konsisten, jika dilakukan pengukuran dua kali
bagian akuntansi/ keuangan pada Satuan Kerja atau lebih. Instrumen dikatakan reliabel (andal)
Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di Kota jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
Sawahlunto. Kuesioner akan langsung adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
diantarkan ke SKPD yang ada di Instansi Cara untuk mengukur reliabilitas dengan
Pemerintah Kota Sawahlunto. Langkah ini cronbach’s alpha dengan kriteria sebagai
dilakukan untuk mengantisipasi rendahnya berikut:
respon responden dalam mengisi kuesioner. 1) > 0,6 = tidak reliable
Setelah itu, kuesioner akan dikumpulkan 2) 0,6 – 0,7 = dapat diterima
kembali dengan menjemputnya secara langsung. 3)0,7 – 0,8 = baik
Variabel Penelitian 4)> 0,8 = reliabel
1.Variabel Terikat (dependent variable)
Variabel terikat yaitu variabel yang Hasil Uji Coba Instrumen
menjadi pusat utama sebuah pengamatan, yang Hasil pengujian ini bertujuan untuk
menjadi variabel terikat yaitu dalam penelitian melihat seberapa kuat butir-butir variabel yang
ini yaitu kecendrungan kecurangan akuntansi ada dalam penelitian ini. Uji coba instrument
(Y). dilakukan pada mahasiswa Akuntansi Fakultas
2.Variabel Bebas (independent variable) Ekonomi UNP dengan syarat telh mengambil
Variabel bebas yaitu variabel yang dapat mata kuliah Auditing I dan II serta Akuntansi
mempengaruhi perubahan dalam variabel terikat Sektor Publik dengan jumlah responden
dan mempunyai pengaruh positif ataupun sebanyak 30 orang.
pengaruh negatif bagi variabel terikat nantinya, Untuk melihat validitas dari masing-
variabel bebas dalam penelitian ini adalah: masing item kuesioner digunakan Corrected
1. Moralitas aparat (X1) item-Total Corelation. Jika rhitung besar dari rtabel
2. Asimetri informasi (X2). maka dapat dikatakan valid. Dimana rtabel untuk
Uji Instrumen n=30 adalah 0,3061.Berdasarkan hasil
1. Uji Validitas pengolahan data di dapat nilai Corrected item-
Uji validitas digunakan untuk mengukur Total Corelation untuk masing-masing item
sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu variabel X1, X2 dan Y semuanya diatas rtabel. Jadi
kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada dapat dikatakan bahwa semua item pertanyaan
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang X1, X2 dan Y adalah Valid.
akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, Uji Asumsi Klasik
2007:45). Sebelum kuesioner dibagikan maka Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk
dilakukan uji pendahuluan. melihat kelayakan model serta untuk melihat
9
apakah terdapat pelanggaran asumsi klasik Teknik Analisis Data
dalam model regresi berganda, karena model 1.Analisis Deskriptif
regresi yang baik adalah model yang lolos dari Analisis deskriptif adalah proses
pengujian asumsi klasik. Terdapat tiga asumsi pengolahan data yang telah didapat dari
dasar yang harus dipenuhi oleh model regresi responden. Data tersebut dianalisis dengan
agar parameter estimasi tidak bias, yaitu: langkah-langkah sebagai berikut : (a) Verifikasi
1. Uji Normalitas Data yaitu memeriksa kembali kuesioner yang
Sebelum melakukan pengujian terhadap telah diisi oleh responden untuk memastikan
hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji apakah semua pertanyaan sudah dijawab dengan
normalitas untuk mengetahui model statistik lengkap oleh responden. (b) Menghitung Nilai
yang akan digunakan. Uji normalitas digunakan Jawaban yang dilakukan dengan
untuk menguji apakah distribusi sebuah data cara:Menghitung frekuensi dari jawaban yang
mengikuti atau mendekati normal. Uji normalitas diberikan responden atas setiap item pertanyaan
dapat dilakukan dengan metode kolmogorov yang diajukan, Menghitung rata-rata skor item,
smirnov, dengan melihat sinifikan pada 0,05. Menghitung nilai rerata jawaban responden,
Jika nilai signifikan yang dihasilkan > 0,05 maka Menghitung Nilai Tingkat Capai Responden
akan berdistribusi normal. (TCR) dari masing-masing kategori jawaban dari
2. Uji Multikolinieritas deskriptif variabel, Lalu nilai persentase
Mulitikolinearitas adalah situasi adanya dimasukkan ke dalam kriteria sebagai berikut:
korelasi variabel-variabel bebas antara satu a. Interval jawaban responden 76-100%
dengan yang lainnya, maka salah satu variabel kategori jawaban baik.
bebas tersebut dieliminir. Untuk menguji adanya b. Interval jawaban responden 56-75%
multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai kategori jawaban cukup baik.
VIF (Variance Inflating Factor) dengan kriteria c. Interval jawaban responden <56%
menurut Santoso (2000:218), yaitu: kategori jawaban kurang baik.
1. Jika angka tolerancediatas 0,10 dan VIF 2.Metode analisis
> 10 dikatakan terdapat gejala a. Koefisien Determinasi (Adj R2)
multikolinearitas. Untuk mengetahui kontribusi dari
2. Jika angka tolerancediatas 0,10 dan VIF variabel bebas terhadap variabel terikat dilihat
< 10 dikatakan tidak terdapat gejala dari adjusted R square-nya. Pemilihan nilai
multikolinearitas. adjusted R squarekarena penelitian ini
menggunakan analisis regresi berganda dengan
3. Uji Heteroskedastisitas jumlah variabel lebih dari satu. Koefisien
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk determinasi (R2) pada intinya mengukur
melihat apakah dalam suatu model regresi terjadi seberapa jauh kemampuan model dalam
ketidaksamaan varians dari residual atas suatu menerangkan variasi variabel terikat. Adjusted
pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians R2 berarti R2 sudah disesuaikan dengan derajat
dari residual suatu pengamatan ke pengamatan bebas dari masing-masing jumlah kuadrat yang
lainnya tetap maka disebut homokedastisitas. tercakup di dalam perhitungan adjusted R2.
Suatu model regresi yang baik adalah Untuk membandingkan dua R2, maka harus
regresi yang tidak terjadi memperhitungkan banyaknya variabel X yang
heteroskedastisitas/terjadinya homokedastisitas, ada dalam model.
dimana titik-titik dalam gambar scatter-plot b. Analisis Regresi Berganda
menyebar dan tidak membentuk pola tertentu Untuk mengetahui pengaruh variabel
yang jelas (Santoso, 2000:2008). independen terhadap variabel dependen maka
Jika profitabilitas signifikan di atas 0,05 digunakan model regresi berganda, dalam hal ini
dapat disimpulkan model regresi tidak persamaannya sebagai berikut:
mengandung adanya heterokedastisitas. Y = a0 + b1 X1 + b2 X2 + e

10
Dimana: tidak wajar dan ilegal yang sengaja dilakukan
Y = Kecenderungan Kecurangan Akuntansi untuk menipu, kecurangan dilakukan oleh
a = Konstanta individu atau organisasi untuk mendapatkan
b1,2 =Koefisien regresi dari variabel uang, kekayaan, atau jasa untuk kepentingan
independen sendiri dan merugikan pemerintah.
X1 = Moralitas Aparat 2. Moralitas Aparat
X2 = Asimetri Informasi Moralitas yang mengacu pada nilai-nilai
e =Epsilon(variabel-variabel independen pribadi atau budaya, kode etik atau adat-
lain tidak diukur dalam penelitian yang istiadat sosial yang membedakan antara benar
mempunyai pengaruh terhadap variabel dan salah, sehingga moralitas pada seorang
lain. aparat sangat berperan penting sebagai
c. Uji F(F-test) pemegang komitmen penyelenggaraan
Uji F dilakukan untuk menguji apakah pemerintahan dan pembangunan sesuai
semua variabel independen atau bebas yang dengan konstitusi, berpihak kepada
dimasukkan dalam model mempunyai kepentingan rakyat, transparan, akuntabel dan
pengaruh secara bersama terhadap variabel tidak korup.
dependen atau terikat. 3. Asimetri Informasi
Jika F hitung > F tabel, atau sig < 0,05, Asimetri informasidapat menggambarkan
maka Ha diterima, dan Ho ditolak. Jika F hitung perbedaan informasi yang dimiliki oleh atasan
< F tabel, atau sig > 0,05, maka Ha ditolak, dan dan bawahan pada instansi pemerintah
Ho diterima. Dengan tingkat kepercayaan (α) daerah, dalam penelitian ini dapat dilihat
untuk pengujian hipotesis adalah 95% atau (α) perbedaan informasi yang dimiliki dapat
= 0,05. menciptakan suatu kecurangan akuntansi
d. Uji t (t-test) dalam laporan keuangan instansi pemerintah
Hipotesis diuji dengan menggunakan uji t daerah.
untuk menguji apakah secara terpisah variabel
bebas mampu menjelaskan variabel terikat 4. HASIL PEMBAHASAN DAN
secara baik. Data yang telah dikumpulkan dalam PEMBAHASAN
penelitian ini dianalisis menggunakan regresi Gambaran Umum Objek Penelitian
berganda pada tingkat signifikansi α=0,05. Jumlah populasi sasaran atau sampel
Kesimpulan atas pengujian hipotesis didasarkan penelitian ini adalah 22 SKPD yang ada di Kota
pada tingkat signifikan dan koefisiennya yaitu Sawahlunto. Peneliti menjadikan seluruh
sebagai berikut : populasi sebagai sampel (total sampling) karena
1. Jika tingkat signifikan < α (0,05) dan koefisien jumlahnya tidak melebihi 100 subjek. Setiap
regresi (β) negatif maka hipotesis diterima sampel masing-masing terdiri dari empat
yang berarti tersedia cukup bukti untuk responden yaitu kepala dan staf sub bagian
menolak H0 akuntansi/ keuangan pada Satuan Kerja
2. Jika tingkat signifikan < α (0,05) dan koefisien Perangkat Daerah (SKPD). Sehingga total
regresi (β) positif maka hipotesis ditolak dan responden menjadi 88 responden. Namun ada 2
berarti tidak tersedia cukup bukti untuk SKPD yang menolak untuk menerima kuesioner.
menerima hipotesis. Akhirnya kuesioner yang di sebar berjumlah 80
3. Jika tingkat signifikan > α (0,05) dan koefisien untuk 20 SKPD yang ad di Kota Sawahlunto.
regresi (β) negatif maka hipotesis ditolak
yang berarti tidak tersedia cukup bukti untuk Uji Validitas dan Reliabelitas
menerima hipotesis. 1. Uji Validitas
Definisi Operasional Untuk melihat validitas dari masing-masing
1. Kecenderungan Kecurangan Akuntansi item kuesioner, digunakan Corrected Item-Total
Kecendrungan kecurangan akuntansi Colleration. Jika rhitung > rtabel, maka data
(fraud) adalah serangkaian tindakan-tindakan dikatakan valid, dimana rtabel untuk N = 64.
11
Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan hasilnya sig > 0,05 atau 5%. Jika signifikan di
bahwa nilai Corrected Item-Total Colleration atas 5% maka disimpulkan model regresi tidak
untuk masing-masing item variabel X1, X2 dan Y adanya gangguan heteroskedastisitas.
semuanya di atas rtabel. Jika dapat dikatakan
bahwa seluruh item pernyataan variabel X1, Teknik Analisis Data
X2dan Y adalah valid. 1. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi bertujuan untuk
2. Uji Reliabilitas melihat atau mengukur seberapa jauh
Untuk uji reliabilitas intrumen, semakin kemampuan model dalam menerangkan variasi
dekat koefisien keandalan dengan 1,0 maka akan varibel dependen. Hasil pengukuran koefisien
semakin baik. Jika croncbach alpha lebih dari determinasi dapat dilihat pada Tabel 21 di bawah
0,70 maka instrumen dikatakan reliabel ini:
(Sekaran, 2006:2005). Dari tampilan output SPSS model
summary pada Tabel 21 di atas besarnya
Uji Asumsi Klasik Adjusted R Square adalah 0,115. Hal ini
1. Uji Normalitas mengindikasikan bahwa kontribusi variabel
Uji normalitas bertujuan untuk menguji moralitas aparat dan asimetri informasi adalah
apakah dalam sebuah regresi. Pengujian sebesar 11,5%, sedangkan 88,5% lainnya
normalitas dapat dilakukan dengan ditentukan oleh faktor lain diluar model yang
menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov tidak terdeteksi dalam penelitian ini.
Test, dengan taraf signifikan 0,05 atau 5%. Jika
signifikan yang dihasilkan > 0,05 maka distribusi 2. Uji F (F-Test)
datanya dikatakan normal. Sebaliknya jika Uji F dilakukan untuk menguji apakah
signifikan yang dihasilkan < 0,05 maka data secara serentak variabel independen mampu
tidak terdistribusi secara normal. menjelaskan variabel dependen secara baik atau
untuk menguji apakah model yang digunakan
2. Uji Multikolinearitas telah fix atau tidak. Berdasarkan Tabel 22 nilai
Uji multikolinearitas bertujuan untuk sig 0,000 menunjukkan bahwa variabel
menguji apakah model regresi ditemukan adanya independen secara bersama-sama mampu
kolerasi antar variabel bebas atau independen. menjelaskan variasi variabel dependen, berarti
Untuk menguji adanya multikolinearitas dapat model fix digunakan untuk uji t statistik yang
dilihat melalui nilai Variance Inflantion Factor menguji variabel independen secara parsial
(VIF) dan tolerance value untuk masing-masing terhadap variabel dependen.
variabel independen. Apabila tolerance value >
0,10 dan VIF < 10 maka dikatakan tidak terdapat 3. Analisis Regresi Berganda
gejala multikolinearitas. Untuk mengungkap pengaruh variabel
yang dihipotesiskan dalam penelitian ini
3. Uji Heteroskedastisitas dilakukan melalui analisis regresi berganda.
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk Model ini digunakan terdiri dari dua variabel
menguji apakah dalam sebuah model regresi bebas yaitu moralitas aparat (X1) dan asimetr
terjadi ketidaksamaan varians dari residual atas informasi (X2) dan satu variable terikat yaitu
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika kecenderungan kecurangan akuntansi (Y).
varians dari residual suatu pengamatan ke Berdasarkan Tabel 23 di atas dapat
pengamatan lain tetap, maka disebut dianalisis model estimasi sebagai berikut:
homokedatisitas dan jika berbeda disebut Y=63,028-1,238X1+0,925X2+e
heterokedastisitas. Untuk mendeteksi adanya
heteroskedastisitas pada penelitian ini Keterangan :
menggunakan uji Glejser. Pengujian ini Y = Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
membandingkan signifikan dari uji ini apabila a = Konstanta
12
X1 = Moralitas Aparat menunjukkan bahwa penelitian ini dapat
X2 = Asimetri Informasi membuktikan bahwa moralitas aparat (X1)
e = Standar error berpengaruh signifikan dan negatif terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi. Sehingga
Dari persamaan di atas dapat hipotesis pertama dari penelitian ini diterima.
dijelaskan bahwa:
a. Nilai konstanta sebesar 63,028 2. Asimetri informasi berpengaruh
mengindikasikan bahwa jika variabel signifikan positif terhadap
independen yaitu moralitas aparat (X1) kecenderungan kecurangan akuntansi
dan asimetri informasi (X2) adalah nol Untuk variabel asimetri informasi (X2)
(0) maka kecenderungan kecurangan nilai t hitung adalah 2,192 dan nilai sig adalah
akuntansi adalah sebesar konstanta 0,032. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
63,028. t hitung > t tabel yaitu 2,192 > 1,9949 atau nilai
b. Koefisien moralitas aparat sebesar signifikansi 0,032<α 0,05. Nilai koefisien β dari
-1,238 mengindikasikan bahwa setiap variabel X2 bernilai positif yaitu 0,260. Hal ini
peningkatan moral satu satuan akan menunjukkan bahwa penelitian ini dapat
mengakibatkan penurunan membuktikan bahwa asimetri informasi (X2)
kecenderungan kecurangan akuntansi berpengaruh signifikan dan positif terhadap
sebesar 1,238 satuan dengan asumsi kecenderungan kecurangan akuntansi. Sehingga
variabel lain konstan. hipotesis kedua dari penelitian ini diterima.
c. Koefisien asimetri informasi sebesar
0,925 mengindikasikan bahwa setiap PEMBAHASAN
peningkatan asimetri informasi satu 1. Pengaruh moralitas aparat terhadap
satuan akan mengakibatkan kecenderungan kecurangan akuntansi
peningkatan kecenderungan Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
kecurangan akuntansi sebesar 0,925 Moralitas Aparat berpengaruh signifikan negatif
satuan dengan asumsi variabel lain terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi,
konstan. yang ditunjukan dengan nilai t hitung untuk
4. Uji hipotesis (t-test) variabel Moralitas Aparat (X1) adalah (2,464 >
Uji t dilakukan untuk mengetahui 1,9949) signifikasi (0,017<0,05). Dengan
seberapa besar pengaruh variabel independen demikian hipotesis pertama pada penelitian ini
terhadap variabel dependen secara parsial. diterima, bahwa semakin tinggi moralitas aparat
Patokan yang digunakan adalah dengan yang dimiliki pegawai maka kecendrungan
membandingkan nilai signifikan yang dihasilkan kecurangan akuntansi yang dilakukan oleh
dengan alpha 0,05 atau dengan membandingkan pemerintah juga akan semakin menurun.
thitung dengan ttabel. Hasil penelitian ini konsisten dengan
1. Moralitas aparat berpengaruh signifikan teori menurut Amrizal (2004;24), moralitas
negatif terhadap kecenderungan terjadi apabila orang mengambil yang baik
kecurangan akuntansi karena ia sadar akan kewajiban dan tanggung
Pengujian hipotesis dilakukan dengan jawabnya dan bukan karena ia mencari
membandingkan nilai t hitung dan t tabel. keuntungan, jadi moralitas adalah sikap dan
Hipotesis diterima jika t hitung > t tabel atau perbuatan baik yang betul-betul tanpa pamrih.
nilai sig <α 0,05. Nilai t tabel pada α 0,05 adalah Amrizal (2004) juga mengemukakan kepedulian
1,9949. Untuk variabel orientasi tujuan (X1) nilai positif dari lingkungan kerja sangat diperlukan
t hitung adalah 2,464 dan nilai sig adalah 0,017. dalam membangun suatu etika perilaku dan
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa t kultur organisasi yang kuat. Rendahnya
hitung > t tabel yaitu 2,464 > 1,9949 atau nilai kepedulian dan rendahnya moral menyuburkan
signifikansi 0,017 < α 0,05. Nilai koefisien β dari tindakan kecurangan yang pada akirnya dapat
variabel X1 bernilai positif yaitu -0,293. Hal ini merusak bahkan menghancurkan organisasi,
13
sehingga dapat ditarik kesimpulan semakin penelitian ini diterima, bahwa semakin tinggi
tinggi moralitas seseorang maka semakin kecil asimetri informasi itu terjadi maka kecendrungan
kecenderungannya untuk melakukan kecurangan kecurangan akuntansi yang dilakukan oleh aparat
akuntansi. akan semakin meningkat.
Hasil penelitian ini konsisten dengan Hasil penelitian yang menunjukkan
penelitian yang dilakukan Wilopo (2006) yang adanya hubungan positif antara asimetri
menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh informasi dengan kecenderungan kecurangan
terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, akuntansi ini memiliki arti bahwa, setiap
dengan moralitas sebagai salah satu variabel, kecurangan akuntansi akan cenderung meningkat
diperoleh hasil bahwa moralitas berpengaruh apabila asimetri informasi sering terjadi dalam
signifikan negatif terhadap kecendrungan suatu instansi.
kecurangan akuntansi, serta penelitian yang Hasil penelitian ini konsisten dengan
dilakukan Aviora (2008) yang menguji faktor- teori menurut Anthony dan Govindarajan (2005),
faktor yang mempengaruhi kecurangan menyatakan bahwa kondisi asimetri informasi
pelaporan keuangan pada Perusahaan Manuaktur muncul dalam teori keagenan (agency theory),
di Sumatera Barat, yang mana moralitas sebagai yaitu principal (pemilik/atasan) memberikan
variabel, memperoleh hasil moralitas signifikan wewenang kepada agen (manajer/bawahan)
negatif terhadap kecurangan pelaporan keuangan untuk mengatur perusahaan yang dimilikinya.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh Pendelegasian wewenang akan menyebabkan
data dari distribusi frekuensi dari variabel manajer sebagai pengelola perusahaan akan lebih
moralitas aparat, yang mana salah satu mengetahui prospek dan informasi perusahaan
indikatornya pentingnya mendapatkan penilaian sehingga menimbulkan ketidak seimbangan
yang sangat baik, dengan adanya moralitas informasi antara manajer dengan pemilik yang
aparat yang tinggi dari setiap Pemerintah maka disebut asimetri informasi.
akan menurunkan kecendrungan kecurangan Bila terjadi asimetri informasi,
akuntansi tersebut. manajemen perusahaan akan menyajikan laporan
Implikasi dari hasil penelitian ini adalah keuangan yang bermanfaat bagi mereka, demi
suatu instansi melalui pimpinan menerapkan motivasi untuk memperoleh kompensasi bonus
moralitas yang baik kepada para staf, dengan yang tinggi, mempertahankan jabatan dan lain-
memberi contoh yang baik kepada para staf lain (Khang, 2002 dalam Wilopo, 2006).
tentang bagaimana cara bersikap dalam Demikian pula, bila terjadi asimetri informasi,
menjalankan tugas dalam sebuah instansi, manajemen perusahaan membuat bias atau
menjunjung tinggi kejujuran dan mencintai memanipulasi laporan keuangan sehingga dapat
pekerjaan, serta menghormati pimpinan dan memperbaiki kompensasi dan reputasi
saling menghargai sesama staf. Kecurangan juga manajemen, serta ratio-ratio keuangan
dapat dihindari dengan selalu bersikap terbuka perusahaan (Scott, 2003:13 dalam Wilopo,
satu sama lain dalam batas-batas kerahasiaan 2006).
instansi. Jika moralitas terjaga dengan baik, Implikasi dari penelitian ini adalah
maka kecurangan pun dapat dihindari. dengan terjadinya asimetri informasi, akan
memicu tindakan kecurangan dari para staf.
2. Pengaruh asimetri informasi terhadap Dalam hal ini pimpinan kembali menjadi ujung
kecenderungan kecurangan akuntansi tombak penentu apakah kecenderungan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kecurangan dapat diminimalisir atau tidak.
Asimetri Informasi berpengaruh signifikan Setiap informasi yang berkaitan dengan instansi
positif terhadap kecenderungan kecurangan seharusnya disampaikan kepada para staf dengan
akuntansi, yang ditunjukan dengan nilai t hitung merata, sesuai dengan bidangnya masing-
untuk variabel Asimetri Informasi (X2) adalah masing. Pemberian informasi secara merata
(2,192 > 1,9949) signifikasi (0,032 < 0,05). kepada para staf sesuai bidang masing-masing,
Dengan demikian hipotesis kedua pada akan menumbuhkan rasa tanggung jawab pada
14
para staf. Apabila rasa tanggung jawab terhadap 1. Saran Bagi Akademisi
pekerjaan telah tumbuh, maka kecurangan akan Disarankan untuk menjadikan hasil
dapat dihindari. penelitian ini sebagai Memberikan
tambahan wacana penelitian empiris bagi
5. KESIMPULAN DAN SARAN akademisi dan pertimbangan untuk
Kesimpulan melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.
Berdasarkan hasil temuan penelitian dan 2. Saran Bagi Instansi Pemerintah Kota
pengujian hipotesis yang telah diajukan dapat Sawahlunto
disimpulkan bahwa: Disarankan untuk meningkatkan control dan
1. Hasil penelitian menunjukkan hubungan disiplin para pegawai, serta melakukan suatu
negatif moralitas aparat terhadap upaya peningkatan moral pegawai dan
kecenderungan kecurangan akuntansi, yang mengurangi terjadinya perbedaan informasi,
berarti semakin rendah moral aparat, maka sehingga kecenderungan kecurangan
kecenderungan kecurangan akuntansi akan akuntansi dapat dikurangi.
semakin tinggi, demikian juga sebaliknya. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya
2. Hasil penelitian menunjukkan hubungan Disarankan untuk meneliti faktor lain yang
positif asimetri informasi terhadap mempengaruhi kecenderungan kecurangan
kecenderungan kecurangan akuntansi, yang akuntansi seperti kontrol atasan, pemerataan
berarti semakin tinggi asimetri informasi, informasi, etika atasan, disiplin dan lain-
maka kecenderungan kecurangan akuntansi lain.
semakin meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah dirancang Adriyani. 2011. Pengaruh Asimetri Informasi,
dan direncanakan semaksimal mungkin namun Stuktur Kepemilikan, Dan Rasio
masih terdapat beberapa keterbatasan dalam Profitabilitas Perusahaan Terhadap
penelitian ini yang masih perlu direvisi Manajemen Laba di PT BEI, Skripsi S1
penelitian selanjutnya antara lain: FE UNP
1. Dimana dari model penelitian yang
digunakan, diketahui bahwa variabel Amin Widjaja. 2009. Kecurangan Laporan
penelitian yang digunakan hanya dapat Keungan (Financial Statement Fraud),
menjelaskan sebesar 11,5%. Sedangkan Jakarta : PT. Indeks.
88,5% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
diteliti. Sehingga variabel penelitian yang Amrizal. 2004. Pencegahan dan Pendektesian
digunakan kurang dapat menjelaskan penga- Kecurangan Oleh Internal Auditor,
ruhnya terhadap kecenderungan kecurangan Melalui (www.google.com), diakses
akuntansi. [2012-03-10].
2. Penelitian ini merupakan metode survei
menggunakan kuesioner tanpa dilengkapi Anthony, N Robert dan Govindarajan, Vijay.
dengan wawancara atau pertanyaan lisan. 2005. Management Control System buku
Sebaiknya dalam mengumpulkan data 2. Salemba empat: Jakarta.
dilengkapi dengan menggunakan pertanyaan
lisan dan tertulis. Arens , Alvian A.. 2003. Auditing dan
Pelayanan Verifikasi Pendekatan
Saran Penelitian Terpadu 1. Gramedia; Jakarta.
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan
diatas, maka peneliti menyarankan bahwa: Arie Aviora Anggraini. 2008. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kecurangan
Pelaporan Keuangan pada Perusahaan
15
Manufaktur di Sumatera Barat. Skripsi
S1. FE UBH. Koletar, Joseph. W. 2003. Fraud Exposed.
New York: John Wiley and Sons, Inc.
Arikunto Suharsimi. Prosedur Penelitian Edisi
Revisi. PT Rineka Cipta: Jakarta. Kuncoro Mudrajat. 2003. Metode Riset Untuk
Bisnis dan Ekonomi. Erlangga: Jakarta.
Arvindo Monigka. 2007. Pengaruh
Pengendalian Intern dan Kesesuaian Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan
Kompensasi terhadap Kecendrungan Keuangan Pemerintah Daerah Kota
Kecurangan Akuntansi Pada Perusahaan Sawahlunto tahun anggaran 2009 melalui
Ritel dikota Manado, Tomoha, dan www.bpk.com diakses (2012-04-22)
Bitung; Skripsi. Fakultas Ekonomi
Universitas Sam Ratulangi Manado. Mardiasmo. 2004, . “Akuntansi Sektor Publik.
Yogyakarta : Andy Yogyakarta
Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia.2009. Laporan Hasil Murniati.2008. Pengaruh Pengendalian Intern
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan dan Peran Auditor terhadap
Kota Sawahlunto untuk tahun 2009 di Pencegahan Kecurangan (fraud). skripsi
Sawahlunto.Melalui.www.bpk.com. S1. FE UNP.
Diakses tanggal (2012-04-22).
Senja Miranti. 2011. Pengaruh Asimetri
Bastian, Indra. 2003. Audit Sektor Publik. Informasi, Dan Ukuran Perusahaan
Jakarta: Erlangga Terhadap Manajemen Laba di PT BEI,
Skripsi S1. FE UNP.
Bertens, K.1993. Etika. Jakarta: Gramedia.
Sawyer, Lawrence B. 2006. Internal Auditing.
Falikhatun, 2007. Interaksi Informasi Asimetri, Jakarta : Salemba Empat.
Budaya Organisasi dan Group
Cohensiveness Dalam Hubungan Antara Uma Sekaran.2006. Metedologi Penelitian
Partisipasi Penganggaran dan Budgetary Bisnis. Yogyakarta : BPFE.
Slack (Studi Kasus Pada Rumah Sakit
Umum Daerah Se-Jawa Tengah). Wahyudi “Fraud,Apa dan Mengapa?”,diunduh
Publikasi Simposium Nasional Akuntansi darihttp://internal.dsuc.co.id/fraud apa
(SNA) X, Makasar; 26-28 Juli 2007. dan mengapa?,on Fri 2012-03-10 10:09.

Friskila Rini Sumiati. 2010. Pengaruh Ketaatan Wild, J. John 2005. Financial Statement
Akuntansi, Sistem Pengendalian Intern, Analiysis. Jakarta : Salemba Empat.
Kesesuaian Kompensasi Dan Moralitas
Terhadap Kecendrungan Kecurangan Wilopo, 2006. Analisis Faktor-Faktor yang
Akuntansi (Fraud) Pada Badan Usaha Berpengaruh terhadap Kecendrungan
Milik Negara di Padang, Skripsi S1. FE Kecurangan Akuntansi Studi pada
UNP. Perusahaan Publik dan Badan Usaha
Milik Negara, Publikasi SNA IX:
Hall, James A. 2001. Sistem Informasi Padang; tanggal 23-26 Agustus 2006.
Akuntansi. Jakarta : PT Salemba Empat.

Hansen, Don R. dan M. M. Mowen. 2006


Akuntansi Manajemen. Jilid ke-1.
Jakarta: Erlangga.
16
KUESIONER
PENGARUH MORALITAS APARAT DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP
KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI
BAGIAN PENDAHULUAN
Identitas Responden
1. Nomor Responden :…………………………………………(diisi oleh peneliti)
2. Nama :……………………………………………………………
3. Jenis Kelamin : laki-laki Perempuan
4. Umur : …………………………………..
5. Tingkat Pendidikan :
SMA D3 S1
S2 S3 lainnya
6. Jabatan : …………………………………
7. Masa Kerja : <5 tahun 5-10 tahun >10 tahun

BAGIAN ISI PERTANYAAN


Petunjuk : mohon Bapak/Ibu memberi tanda check list ( V ) pada salah satu pilihan jawaban
sesuai dengan keadaan ditempat Bapak/Ibu bekerja
Pilihan jawaban : SS = Sangat Setuju
S = Setuju
Ks = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

17
1. Kecendrungan Kecurangan Akuntansi
Mohon Bapak/Ibu memberi tanda check list ( V) pada salah satu pilihan jawaban sesuai dengan
keadaan ditempat Bapak/Ibu bekerja
Pilihan jawaban : SS = Sangat Setuju
S = Setuju
Ks = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan SS S RR TS STS
1. Instansi mencatat tanggal transaksi yang tidak
sesuai dengan waktu transaksi yang
sebenarnya
2. Instansi tidak pernah mencatat pendapatan
fiktif
3. Instansi melakukan penghapusan atau
penyembunyian kewajiban instansi
4. Instansi melaporkan pengungkapan atas
laporan keuangan yang memedai dan tidak
ada yang di tutup-tutupi
5. Instansi melakukan penilaian kembali atas
aset yang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
6. Di instansi tidak pernah terjadi pengeluaran-
pengeluaran yang ilegal atau yang tidak
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
pemerintah
7 Kecurangan terhadap persediaan atau aset
lainnya pernah terjadi
8 Instansi memberikan kemudahan atau
melakukan transaksi hanya pada beberapa
entitas lain saja yang memberikan imbalan/
balas jasa/ hadiah, walaupun tidak sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan
9. Karyawan ataupun pimpinan sama-sama
melakukan praktik penyuapan
10. Di instansi pernah ditemukan pemberian
hadiah atau pemberian ilegal lainnya yang
tidak dibenarkan oleh peraturan yang berlaku
11. Pimpinan memanipulasi kinerjanya untuk
mendapatkan penghargaan
12. Pimpinan memanipulasi pengelolan dan
pencatatan atas kekayaan/ aktiva organisasi
13. Karyawan dapat mengakses aplikasi tertentu
dan database tanpa persetujuan dari pihak
pimpinan
14. Terdapat unsur/ unit kerja dalam organisasi
yang melaksanakan suatu kegiatan dari awal

18
sampai akhir tanpa melibatkan unsur/ unit
kerja lain
2. Moralitas Aparatur Pemerintah

Untuk jawaban nomor 1 sampai dengan 9 dihalaman berikut Bapak/Ibu diberikan kasus yang tidak
terjadi sebenarnya. Berikan jawaban yang menurut Bapak/Ibu paling sukai.
Tiga bulan yang lalu Amir Mandala, AK, pindah dari dinas Perhubungan Ke Dinas Pekerjaan Umum.

Tapi tetap sebagai staf akuntansi. Selama tiga tahun Laporan Keuangan di Dinas Pekerjaan Umum diaudit

oleh BPK. Hasil audit selalu memberikan opini Wajar Tanpa Pengecuaian (WTP).

Selama tigabulan bekerja di Dinas Pekerjaan Umum, Laporan Realisasi Anggaran (LRA) belum

memperihatkan keadaan yang sebenarnya. Masih terdapatbeberapa program yang tidak jalan, sehingga

menunjukan bahwa pemerintah telah memenuhi batas anggaran tapi program pembangunan belum

sepenuhnya berjalan.

Mengetahui hal ini Amir Mandala, AK menyampaikan permasalahan tersebut kepada pimpinannya.

Namun pimpinannya meminta kepada Amir Mandaa, AK untuk tidak mengubah proses penyusunan

Laporan Realisasi Anggaran yang telah berjalan. Amir Mandala, AK diminta untuk menyelesaikan

Laporan Realisasi Anggaran tersebut dengan tetap menunjukan bahwa Laporan Realisasi Anggaran telah

digunakan dengan sebaiknya dan pembangunan-pembanguanan telah dilakukan dengan semestinya.

Pimpinan juga menyatakan akan memberikan bonus pada Amir Mandala, AK serta janji untuk

dipromosikan.

Amir Mandala, AK menyarankan agar pimpinannya memeprtimbangkan untuk menunjukan

gambaran kegiatan pembangunan yang teah tercapai, dan agar tidak terkena sanksi Undang-Undang,

termasuk agar mempertimbangkan prinsip kesejahteraan masyaraakat, serta tidak merugikan para

pegawai lainnya.

Nilailah keputusan pimpinan tempat Bapak/Ibu bekerja bila kondisi yang dihadapai oleh Amir Mandala,
AK terjadi di SKPD temapat Bapak/Ibu bekerja.

Mohon Bapak/Ibu memberi tanda check list ( V) pada salah satu pilihan jawaban sesuai dengan
keadaan ditempat Bapak/Ibu bekerja
Pilihan jawaban : SS = Sangat Setuju

19
S = Setuju
Ks = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan SS S RR TS STS
1. Pimpinan SKPD tetap menyelesaikan Laporan
Realisasi Anggaran seperti periode yang lalu
untuk kepentingannya
2. Pimpinan SKPD memberikan bonus pada staf
akuntansinya karena telah patuh
3. Pimpinan SKPD tetap menyusun Laporan
Realisasi Anggaran seperti periode yang lalu
agar kinerjanya bagus dan terlihat baik
4. Pimpinan SKPD Menyusun Laporan Realisasi
Anggaran seperti periode yang lalu, karena
sudah menjadi kelaziman di SKPD nya
5. Pimpinan SKPD Menyusun Laporan Realisasi
Anggaran seperti yang sebenarnya, karena
pimpinan takut terkena sanksi Undang-
Undang
6. Pimpinan SKPD menyusun Laporan Realisasi
Anggaran seperti kondisi yang sebenarnya
demi mempertimbangkan prinsip
kesejahteraan masyarakat serta tidak
merugikan pemerintahan

3. Asimetri Informasi
Mohon Bapak/Ibu memberi tanda check list ( V) pada salah satu pilihan jawaban sesuai dengan
keadaan ditempat Bapak/Ibu bekerja
Pilihan jawaban : SS = Sangat Setuju
S = Setuju
Ks = kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan SS S RR TS STS
1. Atas pekerjaan di bidang akuntansi, pihak luar
Instansi ini, baik langsung atau tidak
langsung, juga mengetahui seluruh informasi
yang berkaitan dengan transaksi instansi yang
mempunyai dampak keuangan
2. Dalam instansi ini, hanya penanggung jawab
penyusunan laporan keuangan yang
memahami seluruh hubungan antara data
transaksi keuangan dengan proses penyusun-
an laporan keuangan
3. Pihak luar instansi ini, baik langsung atau
20
tidak langsung, selalu mengetahui dan
memahami isi dan angka laporan keuangan
yang selesai dikerjakan
4. Di pemerintah ini, hanya penanggung jawab
penyusunan laporan keuangan yang mengerti
lika-liku pembuatan laporan keuangan
5. Pihak luar instansi ini, baik langsung atau
tidak langsung, juga mengetahui faktor yang
mempengaruhi kegiatan pembuatan laporan
keuangan
6. Di instansi ini, pihak luar instansi, baik
langsung atau tidak langsung, tidak pernah
mengetahui isi dan angka yang sebenarnya
dari laporan keuangan yang disusun
perusahaan
7. Adanya berbagai rintangan dan hambatan,
menyebabkan penanggung jawab penyusunan
laporan keuangan di pemerintah ini tidak
harus menggunakan pertimbangan moral dan
profesi dalam mengerjakan laporan keuangan

21
LAMPIRAN
Gambar 1

MORALITAS APARAT

KECENDERUNGAN
KECURANGAN
AKUNTANSI
ASIMETRI INFORMASI

Hasil Uji Analisis


A. Uji Validitas dan Reliabilitas Data Penelitian

1. Validitas Reliabilitas Moralitas Aparat (X1)

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 64 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 64 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.907 6

Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance
Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted
Correlation Deleted
VAR00001 18.2500 16.222 .934 .861
VAR00002 17.6406 23.758 .071 .962
VAR00003 18.2969 16.783 .864 .872
VAR00004 18.4375 16.028 .908 .864
VAR00005 18.3594 16.742 .789 .883
VAR00006 18.3125 16.218 .895 .866

22
2. Validitas Reliabilitas Asimetri Informasi (X2)

Scale: all variables

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 64 100.0
Excludeda 0 .0
Total 64 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.806 7

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item-
Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation
Deleted
VAR00001 19.7031 15.260 .761 .738
VAR00002 19.0938 20.816 .127 .837
VAR00003 19.7500 15.683 .709 .749
VAR00004 20.8750 18.206 .374 .809
VAR00005 19.8125 15.488 .666 .756
VAR00006 19.7656 14.976 .768 .735
VAR00007 20.8750 18.206 .374 .809

3. Validitas Reliabilitas Kecenderngan Kecurangan Akuntansi (Y)

Scale: all variables

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 64 100.0
Excludeda 0 .0
Total 64 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

23
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.964 14

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item-
Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation
Deleted
VAR00001 47.6406 115.186 .889 .959
VAR00002 47.6094 115.321 .942 .958
VAR00003 47.6094 115.385 .954 .958
VAR00004 47.0000 135.587 .059 .973
VAR00005 47.6563 116.801 .896 .959
VAR00006 47.7969 115.466 .903 .959
VAR00007 47.7188 116.205 .852 .960
VAR00008 47.6719 115.938 .892 .959
VAR00009 47.5781 117.772 .813 .961
VAR00010 47.6094 116.877 .912 .959
VAR00011 47.0781 134.549 .114 .972
VAR00012 47.6250 115.508 .916 .958
VAR00013 47.5938 116.467 .859 .960
VAR00014 47.6563 114.769 .935 .958

B. UJI ANALISIS DESKRIPTIF

Descriptive Statistics
N Mean Median Minimum Maximum Sum Std. Deviation
Y 64 51.22 54.5 21 70 3278.00 11.72
X1 64 19.22 20 13 24 1230.00 2.67
X2 64 19.33 19 16 27 1237.00 2.23
Valid N (listwise) 64

Uji Determinasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .378a .143 .115 7.43758
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y

24
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .378a .143 .115 7.43758

Uji F Hitung
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 562.488 2 281.244 5.084 .009a
Residual 3374.371 61 55.318
Total 3936.859 63
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variabel: Y
Koefisien Regresi Berganda
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 63.028 12.869 4.898 .000
X1 -1.238 .502 -.293 -2.464 .017
X2 .925 .422 .260 2.192 .032
a. Dependent Variabel: Y

C. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas
NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Y X1 X2
N 64 64 64
a,b
Normal Parameters Mean 51.2188 19.2188 19.5469
Std. Deviation 11.71686 2.66946 3.14683
Most Extreme Differences Absolute .149 .168 .115
Positive .141 .102 .110
Negative -.149 -.168 -.115
Kolmogorov-Smirnov Z 1.190 1.342 .923
Asymp. Sig. (2-tailed) .118 .055 .362
a. Test distribution is Normal.

25
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Y X1 X2
N 64 64 64
a,b
Normal Parameters Mean 51.2188 19.2188 19.5469
Std. Deviation 11.71686 2.66946 3.14683
Most Extreme Differences Absolute .149 .168 .115
Positive .141 .102 .110
Negative -.149 -.168 -.115
Kolmogorov-Smirnov Z 1.190 1.342 .923
Asymp. Sig. (2-tailed) .118 .055 .362
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

2. Uji Multikoloniaritas

Coefficientsa
Model Standardized
Collinearity Statistics
Unstandardized Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 41.370 14.004 2.954 .004
X1 .206 .560 .047 .368 .714 .998 1.002
X2 .301 .475 .081 .634 .528 .998 1.002
a. Dependent Variable: Y

3. Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 25.900 8.528 3.037 .004
X1 -.374 .341 -.136 -1.097 .277
X2 -.498 .289 -.213 -1.721 .090
a. Dependent Variable: ABSRES

26

Anda mungkin juga menyukai