Anda di halaman 1dari 11

I.

Bab 1: Pendahuluan

Dalam buku ini dibahas tentang pelat dan shell. Beda balok dengan pelat/shell adalah jika pada
balok adalah berdimensi satu, akan tetapi pelat/shell adalah berdimensi dua.

1.2 Metode Pelat dengan pendekatan seperti balok

Dalam menghitung gaya dalam pada pelat dapat digunakan mentode pendekatan seperti balok.
Namun dengan metode ini gaya dalam yang terjadi akan lebih besar dibandingkan dengan metode
pelat. Metode ini dipakai dalam peraturan beton Jerman yakni DIN 1045.

Suatu pelat dengan pendekatan seperti balok dapat dilihat digambar 1.1, dimana suatu beban terbagi
rata p (kN/m2), akan didistribusikan ke sumbu x dengan beban px dan ke sumbu y dengan beban py.

y
ly

x
Lx py
x

px

Gambar 1.1: Pelat dibebani dengan p (kN/m2)

Besarnya beban kearah sumbu x dan y adalah

pX = k * p (kN/m)

p y = (1 − k ) p (kN/m)

Dimana K dapat dilihat ditabel dibawah (Hake.Meskouris 2007)

1
Tipe
per-
letakan

Tabel 1 : koefisien K berdasarkan jenis perletakan

ly
Dimana ε =
lx

Sedangkan lendutan dapat dihitung dengan balok biasa dapat dilihat digambar 1.2 dimana lendutan
pada perletakan dengan kondisi beberapa perletakan adalah sbb:

5
Pada perletakan sederhana: w = qL4
384EI

1
Sedangkan pada perletakan jepit-jepit: w = qL4
384EI

1
Dan pada perletakan jepit-sendi ditengah bentang : w = qL4
192EI

Gambar 1.2 Lendutan ditengah bentang dari beberapa jenis perletakan

2
Contoh soal:

pelat dengan ukuran 5m x 7m, dan beban terbagi rata q =250 kg/m2, perletakan sederhana
dikeempat sisinya, lihat gambar 1.2 . Hitung Momen max. Hitung lendutan.

Ly = 7 m

Lx = 5 m

Gambar 1.2: Pelat dengan tumpuan sederhana ukuran 5 m x 7 m

ε4
k=
1+ ε 4

ly 7
ε= = = 1.4
lX 5

Maka k = 0,793

Arah y: p y = (1 − k ) p = (1-0,793) 250 = 51.75 kg/m

1 1 2
• My = p y l y2 = 51.75 7 = 316,968 kgm
8 8

Arah x: p x = Κ * p = 0,793 * 250 = 198.25

1 1
• Mx = p x l x2 = *198.25 * 5 2 = 619,531kgm
8 8

Gambar bidang Momen baik arah x dan y dapat dilihat digambar 1.3

3
Px = 198.25 kg/m

Py =
51,75kg/m Ly=7 My=316.968 Lx=5
m kgm m

Mx= 619.25
kg

Gambar 1.3: Besar px dan py, gambar Momen arah x dan y

Selanjutnya sama seperti contoh soal 1, perletakannya semua jepit,

ε4
k=
1+ ε 4

ly 7
ε= = = 1.4
lX 5

Maka k = 0,793, sama seperti perletakan sederhana,

My

Mjepit = 1/12 qL2 =1/12 51,75 72 =211,3125 kgm.


Mlapangan = 1/24 qL2 =1/24 51.75 72 =105,65 kgm

Mx

Mjepit =1/12 qL2 = 1/12 198,25 52 = 412,02 kgm


MLapangan=1/24 qL2 = 1/24 198,25 52 = 206,51 kgm

Selanjutnya gambar bidang Momen dapat dilihat di Gambar 1.4.

4
Px = 198.25 kg/m

Py = 51,75kg/m
Ly=7 m My=105,65kg Lx=5m
m

Mx= 412.02 kgm

Mx= 206.51 kgm

My=212,35 kgm

Gambar 1.4: Pelat dengan Jepit-Jepit

Soal:
Suatu pelat dengan Lx dan Ly seperti digambar dibawah pelat dengan tebal pelat h, lx, ly, p (beban
hidup) seperti di tabel dibawah. Hitung dan gambar bidang Momen (Mx dan My), lendutan kearah
x dan y, jika perletakan
a. jepit-jepit
b. sendi-sendi
c. jepit sendi.

Beri kesimpulan mana ketiganya yang lebih besar momen lapangannya, mana yang lebih besar
momen tumpuannya dan mana yang lebih besar lendutannya.
Mutu beton f’c = 30 Mpa. E=4700√𝑓′𝑐. Berat Jenis beton bertulang 2,5 t/m3. Berat sendiri
diperhitungkan. Kombinasi beban adalah ptotal =1.2. DL + 1.6 L.L.

5
Nim Akhir h (cm) Bentang LL (kg/m2)
1 12 Lx=4 m, Ly = 5 m 300
2 15 Lx=4 m, Ly = 6 m 200
3 12.5 Ly= 5 m, Ly= 4 m 300
4 14 Lx= 5 m, Ly= 6 m 800
5 13 Lx=4 m, Ly = 7 m 600
6 14.5 Lx=4 m, Ly = 5 m 1000
7 13.5 Ly= 5 m, Ly= 4 m 400
8 14 Lx=4 m, Ly=5 m 350
9 10 Lx= 5m, ly = 4 m 400
0 11 Lx=4 m,ly=5 m 400

1.3 Klasifikasi pelat

Pelat dapat diklasifikasikan dengan 3 katagori (Timoshenko, S.P. and Woinowsky-Kriegerri, 1959)
yakni sbb: Pelat tipis dengan lendutan kecil, Pelat tipis dengan lendutan besar dan Pelat tebal.

Pelat tipis dengan lendutan kecil adalah jika perbandingan tebal pelat h dengan bentang terkecil lebih
besar 1/5 (h/L > 1/5), sehingga tegangan yang terjadi hanya dua yakni σX, dan σY sedangkan σZ,
dianggap nol. Kemudian lendutan yang terjadi lebih kecil 1/5 h, (w<h/5)

Selanjutnya pelat tipis dengan lendutan besar adalah jika h/L > 1/5 dan w > h/5.

Pelat tebal adalah, pelat yang mempunyai perbandingan antara tebal pelat h dengan bentang terkecil
L lebih kecil < 1/5 (h/L < 1/5), sehingga tegangan yang terjadi ada tiga yakni σX,,σY,, σZ,.

Pada bahan kuliah ini yang disajikan adalah Pelat tipis dengan lendutan kecil. Umumnya pelat tipis
dengan lendutan kecil umumnya yang banyak dipakai didalam dunia konstruksi seperti pelat lantai.

Perhitungan pada pelat secara umum adalah jika beban tegak lurus terhadap permukaan bidang
seperti gambar 1.5.

Gambar 1.5 : Pelat, dimana beban tegak lurus terhadap permukaan.

6
Sedangkan jika beban sejajar dengan bidang permukaan disebut dinding geser (shear wall) seperti
pada gambar 1.6.

Gambar 1.6 : Dinding Geser dimana Gaya sejajar sumbu

1.4 Jenis-jenis pelat.

Pada gambar 1.7 dapat dilihat pelat dengan bentang Lx dan Ly.

%&
Jika > 2 disebut pelat satu arah.
%'

y Ly

Lx

Gambar 1.7 : Pelat dengan bentang Ly dan Lax

%&
Pelat dua arah (two way slab) jika <2
%'

Selanjutnya pelat datar (flat slab) adalah pelat yang tidak mempunyai balok. Akan tetapi tebal
pelatnya minimum 20 cm dan di kolomnya umumnya ada terdapat drop panel, seperti penebalan
dikarenakan untuk menahan gaya geser. Flat slab dapat dilihat digambar 1.8

7
t = 20 cm

drop panel

Gambar 1.8: Flat Slab.

Pelat rata adalah pelat yang tidak mempunyai drop panal, seperti pada gambar 1.9. Penggunaaan
pelat rata contohnya pada under underground reservoir.

Gambar 1.9: Pelat Rata

Selanjutnya pelat cendawan dapat dilihat digambar 1.10, dimana pelat seperti bentuk cendawan yang
kolomnya ada 1 unit ditengah.

Gambar 1.10: Pelat Cendawan

Pelat Komposit
Dalam dunia konstruksi sekarang banyak dipakai pelat komposit beton dan metal. Dimana metal
dengan merek Bondeck, Combideck, Megadeck, dll.

8
Pelat prestress
Konstruksi pelat beton bertulang dapat juga dikombinasikan dengan memakai prestress baik itu
insitu atau pre cast.

Pelat prestress komposit


Pelat prestress komposit biasanya dengan kombinasi beton bertulang dengan bondeck atau sejenisnya
dengan menambah juga prestress. Biasanya tebal minimum pelat dipakai 20 cm.

1.5. Kekakuan pelat

Kekakuan balok digambarkan melalui EI. Sedangkan kekakuan pelat adalah D.

0.5 h
0.5 h

dz

Gambar 1.11: kekakuan pelat

Hukum Hooke :
σY
σX σY
εX = E - ν. E
σX
σY σX
εY = - ν. =0
E E

σY = ν . σX

Gambar 1.12 Tegangan pada pelat

Untuk menentukan kekakuan pelat dapat dilihat di Gambar 1.11 diatas, dimana pelat melengkung.
Dan jika dilihat tegangan pada bawah titik berat pelat yang tebalnya dz, maka tegangan yang terjadi
seperti pada gambar 1.12.

Berdasarkan hukum Hooke maka regangan kearah y εy dianggap nol.


9
σX 2 σX (1-ν2)
Maka : εX = -ν . = .σ
E E E X
E .εX E. z d2 w
σX = 2 =- .
(1-ν ) (1-ν2) dx2

d2 w
dimana εX = - z .
dx2
h h
/2 /2
E. z2 d2 w E. h3 d2 w
M =h ∫σx. z. dz = - ∫ 2 . 2 . dz = - .
12(1 – ν2) dx2
- /2 -h/2 (1 – ν ) dx

Dari persamaan ini didapat

E. h3
D=
12(1 – ν2)

Inilah yang disebut kekakuan pelat

D : kekakuan pelat , ν: angka poisson, E :modulus elastisitas,


h : tebalpelat

Contoh soal:
Sebuah pelat dengan ketebalan h=12 cm , E = 23,5 N/mm2, υ=0,2
Maka hendak dihitung kekakuan pelatnya.

23,5.1203 N / mm2 .mm3 40.608.000


D= . = = 3.525.000 Nmm
12(1 − 0,22 ) 1 11,52
D=3,525 . 106 Nmm

Jika balok lebar b=1000 mm, h=120 mm

1 3 1
I= bh = .1000.1203 = 144.000.000cm 4
12 12

N
EI = 23,5 . 144.000.000 2
.mm 4 =3.384 106Nmm2
mm
Hubungan antara Momen dan kekakuan pelat adalah

D. d2 w = - M
dx2

10
Literatur

1. Thimoshenko S and Woinowsky-Krieger., 1959, Theory of Plates and Shells, McGraw-Hill,


New York.
2. Javornichus, Jan, 1971 , Berechungs tafeln fűr platten und Wandsscheiben , Bau Verlag
Gmbh, Wies baden und Berlin.
3. Hake. Meskouris, 2007, Statik der Flachentragwerke, Springer Verlag, Berlin Heidelberg.
4. Stiglat/Wippel,1989 Pelat, terjemahan Hermantho, Penerbit Erlangga, Jakarta
5. Lohmeyer G, 1980, Stahlbetonbau, B.G. Teubner Stuttgart.
6. Bergmesiter K, Kaufmann W, 2007, Tragverhalten und Modellierung von Platten, Beton
Kalender 2007 hal 71-227, Ernst&Sohn.

11

Anda mungkin juga menyukai