Anda di halaman 1dari 6

Nama : Sevi Risani Widodo

Npm : 16.0101.0012

Mata Kuliah : Pengauditan 2

OPINI MENGENAI AUDIT FORENSIK DAN KETERKAITANNYA


DENGAN KPK (KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI)

Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), forensic accounting /


auditing merujuk kepada fraud examination. Dengan kata lain keduanya merupakan hal yang
sama, yaitu:“Forensic accounting is the application of accounting, auditing, and investigative
skills to provide quantitative financial information about matters before the courts.”Menurut D.
Larry Crumbley, editor-in-chief dari Journal of Forensic Accounting (JFA) “Akuntansi forensik
adalah akuntansi yang akurat (cocok) untuk tujuan hukum. Artinya, akuntansi yang dapat
bertahan dalam kancah perseteruan selama proses pengadilan, atau dalam proses peninjauan
judicial atau administratif”.

Dengan demikian, audit forensik bisa didefinisikan sebagai tindakan menganalisa dan
membandingkan antara kondisi di lapangan dengan kriteria, untuk menghasilkan informasi atau
bukti kuantitatif yang bisa digunakan di muka pengadilan.Karena sifat dasar dari audit forensik
yang berfungsi untuk memberikan bukti di muka pengadilan, maka fungsi utama dari audit
forensik adalah untuk melakukan audit investigasi terhadap tindak kriminal dan untuk
memberikan keterangan saksi ahli (litigation support) di pengadilan.Audit Forensik dapat
bersifat proaktif maupun reaktif. Proaktif artinya audit forensik digunakan untuk mendeteksi
kemungkinan-kemungkinan risiko terjadinya fraud atau kecurangan. Sementara itu, reaktif
artinya audit akan dilakukan ketika ada indikasi (bukti) awal terjadinya fraud. Audit tersebut
akan menghasilkan “red flag” atau sinyal atas ketidakberesan. Dalam hal ini, audit forensik yang
lebih mendalam dan investigatif akan dilakukan.

Perbandingan antara Audit Forensik dengan Audit Tradisional (Keuangan)

Audit Keuangan Audit Forensik


Waktu Berulang Tidak Berulang
Lingkup Laporan Keuangan Secara Spesifik
Umum
Hasil Opini Membuktikan Fraud
(Kecurangan)
Hubungan Non-adversarial Adversarial (Perseteruan
Hukum)
Standar Standar Audit Standar Audit dan Hukum
Positif
Praduga Professional Sceptism Bukti Awal

Perbedaan yang paling teknis antara Audit Forensik dan Audit Tradisional adalah pada
masalah metodologi. Dalam Audit Tradisional, mungkin dikenal ada beberapa teknik audit yang
digunakan. Teknik-teknik tersebut antara lain adalah prosedur analitis, analisa dokumen,
observasi fisik, konfirmasi, review, dan sebagainya. Namun, dalam Audit Forensik, teknik yang
digunakan sangatlah kompleks.Teknik-teknik yang digunakan dalam audit forensik sudah
menjurus secara spesifik untuk menemukan adanya fraud. Teknik-teknik tersebut banyak yang
bersifat mendeteksi fraud secara lebih mendalam dan bahkan hingga ke level mencari tahu siapa
pelaku fraud. Oleh karena itu jangan heran bila teknik audit forensik mirip teknik yang
digunakan detektif untuk menemukan pelaku tindak kriminal. Teknik-teknik yang digunakan
antara lain adalah metode kekayaan bersih, penelusuran jejak uang / aset, deteksi pencucian
uang, analisa tanda tangan, analisa kamera tersembunyi (surveillance), wawancara mendalam,
digital forensic, dan sebagainya.

Praktik Ilmu Audit Forensik


Penilaian risiko fraud

Penilaian risiko terjadinya fraud atau kecurangan adalah penggunaan ilmu audit forensik
yang paling luas. Dalam praktiknya, hal ini juga digunakan dalam perusahaan-perusahaan swasta
untuk menyusun sistem pengendalian intern yang memadai. Dengan dinilainya risiko terjadinya
fraud, maka perusahaan untuk selanjutnya bisa menyusun sistem yang bisa menutup celah-celah
yang memungkinkan terjadinya fraud tersebut.

Deteksi dan investigasi fraud

Dalam hal ini, audit forensik digunakan untuk mendeteksi dan membuktikan adanya
fraud dan mendeteksi pelakunya. Dengan demikian, pelaku bisa ditindak secara hukum yang
berlaku. Jenis-jenis fraud yang biasanya ditangani adalah korupsi, pencucian uang, penghindaran
pajak, illegal logging, dan sebagainya.
Deteksi kerugian keuangan

Audit forensik juga bisa digunakan untuk mendeteksi dan menghitung kerugian
keuangan negara yang disebabkan tindakan fraud.

Kesaksian ahli (Litigation Support)

Seorang auditor forensik bisa menjadi saksi ahli di pengadilan. Auditor Forensik yang
berperan sebagai saksi ahli bertugas memaparkan temuan-temuannya terkait kasus yang
dihadapi. Tentunya hal ini dilakukan setelah auditor menganalisa kasus dan data-data
pendukung untuk bisa memberikan penjelasan di muka pengadilan.

Uji Tuntas (Due diligence)

Uji tuntas atau Due diligence adalah istilah yang digunakan untuk penyelidikan guna
penilaian kinerja perusahaan atau seseorang , ataupun kinerja dari suatu kegiatan guna memenuhi
standar baku yang ditetapkan. Uji tuntas ini biasanya digunakan untuk menilai kepatuhan
terhadap hukum atau peraturan.

Dalam praktik di Indonesia, audit forensik hanya dilakukan oleh auditor BPK, BPKP,
dan KPK (yang merupakan lembaga pemerintah) yang memiliki sertifikat CFE (Certified Fraud
Examiners). Sebab, hingga saat ini belum ada sertifikat legal untuk audit forensik dalam
lingkungan publik. Oleh karena itu, ilmu audit forensik dalam penerapannya di Indonesia hanya
digunakan untuk deteksi dan investigasi fraud, deteksi kerugian keuangan, serta untuk menjadi
saksi ahli di pengadilan. Sementara itu, penggunaan ilmu audit forensik dalam mendeteksi risiko
fraud dan uji tuntas dalam perusahaan swasta, belum dipraktikan di Indonesia.Penggunaan audit
forensik oleh BPK maupun KPK ini ternyata terbukti memberi hasil yang luar biasa positif.
Terbukti banyaknya kasus korupsi yang terungkap oleh BPK maupun KPK.

Gambaran Proses Audit Forensik


Identifikasi masalah

Dalam tahap ini, auditor melakukan pemahaman awal terhadap kasus yang hendak
diungkap. Pemahaman awal ini berguna untuk mempertajam analisa dan spesifikasi ruang
lingkup sehingga audit bisa dilakukan secara tepat sasaran.
Pembicaraan dengan klien

Dalam tahap ini, auditor akan melakukan pembahasan bersama klien terkait lingkup,
kriteria, metodologi audit, limitasi, jangka waktu, dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk
membangun kesepahaman antara auditor dan klien terhadap penugasan audit.

Pemeriksaan pendahuluan

Dalam tahap ini, auditor melakukan pengumpulan data awal dan menganalisanya. Hasil
pemeriksaan pendahulusan bisa dituangkan menggunakan matriks dalam proses ini auditor akan
menentukan apakah investigasi lebih lanjut diperlukan atau tidak.

Pengembangan rencana pemeriksaan

Dalam tahap ini, auditor akan menyusun dokumentasi kasus yang dihadapi, tujuan audit,
prosedur pelaksanaan audit, serta tugas setiap individu dalam tim. Setelah diadministrasikan,
maka akan dihasilkan konsep temuan. Konsep temuan ini kemudian akan dikomunikasikan
bersama tim audit serta klien.

Pemeriksaan lanjutan

Dalam tahap ini, auditor akan melakukan pengumpulan bukti serta melakukan analisa
atasnya. Dalam tahap ini lah audit sebenarnya dijalankan. Auditor akan menjalankan teknik-
teknik auditnya guna mengidentifikasi secara meyakinkan adanya fraud dan pelaku fraud
tersebut.

Penyusunan Laporan

Pada tahap akhir ini, auditor melakukan penyusunan laporan hasil audit forensik. Dalam
laporan ini setidaknya ada 3 poin yang harus diungkapkan. Poin-poin tersebut antara lain adalah:

1. Kondisi, yaitu kondisi yang benar-benar terjadi di lapangan.


2. Kriteria, yaitu standar yang menjadi patokan dalam pelaksanaan kegiatan. Oleh karena
itu, jika kondisi tidak sesuai dengan kriteria maka hal tersebut disebut sebagai temuan.
3. Simpulan, yaitu berisi kesimpulan atas audit yang telah dilakukan. Biasanya mencakup
sebab fraud, kondisi fraud, serta penjelasan detail mengenai fraud tersebut.
Contoh Kasus Audit Forensik KPK Mengenai Kasus Korupsi Pengadaan SIM
Salah satu contoh kasus korupsi adalah proyek pengadaan driving simulator SIM untuk
kendaraan roda dua dan roda empat yang menggunakan dana anggaran tahun 2011, dimana
munculketidakwajaran menggunakan anggaran yang tidak semestinya. Simulator surat ijin
mengemudi (SIM) ini diperuntukkan masyarakat umum. Kasus ini melibatkan Kepala Korps
Lalu Lintas (Kakorlantas) Mabes Polri, Inspektur Jendral Polisi Djoko Susilo terkait kasus
dugaan korupsi proyek pengadaan alat Simulator SIM di Korps Lalu Lintas (Korlantas) Mabes
Polri. Dalam tugasnya sebagai akuntan forensik, maka beberapa hal perlu diselidiki untuk
mengumpulkan bukti-bukti yang nantinya dapat dibawa kepengadilan. Dalam kasus diatas
penyidikan dilakukan dengan mengumpulkan Fakta-fakta dan bukti seperti :

1. Bukti dokumen seperti :


a. Surat perjanjian kontrak secara tertulis
b. Dokumen lelang
2. Bukti fisik seperti :
a. Bukti tanda tangan palsu yang ditemukan
b. Alat simulator

Korupsi sebagian besar dilakukan oleh orang-orang yang memiliki wewenang dan
berusaha menyelewengkan wewenang mereka demi kepentingan pribadi. Korupsi sendiri
tentunya merugikan negara karena pihak-pihak yang melakukan korupsi memiliki wewenang
yang dapat menjadi sumber uang bagi mereka terutama dana anggaran negara. Kasus korupsi
yang melibatkan Djoko Susilo sebagai aparat hukum negara untuk memperlancar tender
pengadaan simulator SIM. Hal ini menunjukkan adanya penyalahgunaan wewenang oleh pejabat
tinggi dan terjadi suap terhadap penjabat tinggi. Selain itu, Djoko Susilo terbukti melakukan
pencucian uang dengan menyamarkan, menyembunyikan, atau mengaburkan kepemilikan harta
kekayaannya yang diperoleh dari kasus korupsi ini.

Dalam penanganan kasus korupsi, peran akuntan forensik sangat dibutuhkan dimana
dengan penyidikan mengumpulkan barang-barang bukti mampu membawa kasus-kasus korupsi
ke pengadilan. Dengan adanya bukti-bukti yang kuat maka jaksa mampu menuntut tersangka
korupsi dengan hukuman yang berat. Kemampuan seorang akuntan forensik dalam menangani
kasus-kasus korupsi sangat diperlukan, terutama saat mengumpulkan barang-barang bukti
dengan melakukan penelusuran aliran dana yang masuk dalam rekening-rekening maupun
kantong para koruptor. Disebutkan bahwa tugas salah satu dari akuntan forensik adalah
mengawasi pergerakan arus kas dan di kasus pengadaan simulator SIM diatas terungkap pula
bahwa perjanjian nilai kontrak dengan anggaran yang diajukan, dimana nilai kontrak tersebut
tidak sesuai dengan spesifikasi simulator SIM.

Akuntansi forensik dalam kasus-kasus korupsi inilah yang mempu membawa kasus
korupsi ke pengadilan dan menjebloskan para koruptor ke dalam penjara. Meskipun belum
banyak akuntan yang mendalami akuntansi forensik, maka perlu adanya lembaga yang berdiri
untuk mempelajari teknik-teknik akuntansi forensik dan sertifikasi yang mengakui kualitas
seorang akuntan forensik.Auditor dituntut harus benar-benar independen.&eskipun penugasan
auditdiberikan oleh salah satu pihak yang bersengketa,independensi auditor harus tetap dijaga.
(uditor tidak boleh memihak pada siapa-siapa) setiap langkah, kertas kerja, prosedur, dan
pernyataan auditor adalah alat bukti yang menghasilkan konskuensi hukum pada pihak yang
bersengketa. 1etidaknya ada tiga langkah yang dapat dilakukan untuk memerangikorupsi di
samping upaya hukum antara lain preventif atau pencegahan, edukatif.

Anda mungkin juga menyukai