Anda di halaman 1dari 13

1.

Disain/rancangan Penelitian
Apa yang dimaksud dengan disain/rancangan penelitian. Sebut dan jelaskan jenis-jenis
disain/rancangan penelitian.
2. Subyek dan Obyek Penelitian
Apakah yang dimaksud dengan subyek dan obyek penelitian? Berilah contohnya.
3. Lokasi Penelitian
Apakah lokasi penelitian perlu disebutkan? Informasi apakah yang perlu disajikan dalam
poin ini?
4. Variabel Penelitian
a. Apakah yang dimaksud dengan variabel?
b. Sebutkan dan jelaskan berbagai jenis variabel.
c. Apa yang disebut dengan definisi operasional variabel?
d. Apakah yang dimaksud dengan indicator? Kapan indicator diperlukan?
5. Populasi dan Sampel
a. Jelaskan pengertian tentang populasi dan sampel. Berikan contohnya.
b. Mengapa peneliti perlu menggunakan sampel?
c. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis sampel.
d. Jelaskan kapan peneliti menggunakan penentuan sampel probabilitas dan kapan
menggunakan sampel non-probabalitias.
6. Pengumpulan Data
a. Apakah yang dimaksud dengan data?
b. Sebutkan dan berilah contoh jenis data.
c. Sebutkan dan berilah contoh sumber data.
d. Sebutkan dan jelaskan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data.
e. Jika instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner, mengapa perlu
dilakukan pengujian? Jelaskan jenis pengujian tersebut.
f. Jelaskan, apa saja yang disajikan dalam sebuah kuesioner.
g. Jika Anda sebagai peneliti akan menumpulkan data menggunakan instrumen
berupa kuesioner, berilah contoh ilustrasi sebuah kuesisoner (sesuai dengan
konsentrasi Anda), dan ceritakan bagaimana langkah yang ditempuh agar
kuesisoner tersebut dijawab oleh responden sampai kembali dan siap diolah
datanya.
1. Jawaban :
Disain penelitian adalah rencana, struktur, dan strategi penyelidikan yang akan dilakukan
untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan atau permasalahan penelitian (rencana
tersebut merupakan skema atau program lengkap sebuah penelitian, mulai dari penyusunan
hipotesis yang berimplikasi pada cara, prosedur penelitian, dan pengumpulan data sampai
dengan analisis data). disain penelitian juga merupakan sebuah rencana procedural yang
menjadi panduan peneliti untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan peneliti secara valid,
objektif, akurat dan ekonomis.
Adapun jenis disain penelitian yaitu,
 Berdasarkan Jumlah Kontok
1) Disain penelitian cross-sectional
Cara kerja disain penelitian ini adalah dengan menetapkan apa yang
hendak ditemukan jawabannya, mengidentifikasi populasi, memilih sampel,
dan memulai kontak dengan para responden untuk memperoleh informasi yang
diperlukan. Semua tahapan ini hanya dilakukan pada waktu tertentu.
Kelemahan dari disain ini adalah tidak mempunyai kemampuan untuk
menjelaskan kemungkinan adanya perubahan kondisi atau hubungan dari
populasi yang diselidiki dalam periode waktu yang berbeda. Selain itu, disain
ini juga tidak mampu untuk menjelaskan proses yang terjadi dalam objek /
variabel yang diselidiki serta hubungan korelasinya. Disain ini mampu
menjelaskan hubungan antar dua variabel, namun tidak mampu menunjukkan
arah hubungan kausal di antara kedua variabel tersebut. Disain cross-sectional
tidak bisa mengukur dan menjelaskan adanya perubahan.
2) Disain penelitian sebelum dan sesudah
Desain sebelum dan sesudah atau juga dikenal sebagai pre-testi/post-test
design dapat digambarkan sebagai pengumpulan data dari dua set penelitian
cross sectional terhadap populasi yang sama untuk menemukan jawaban atau
suatu perubahan dalam fenomena atau variabel di antara dua titik waktu
tertentu. Perubahan ditentukan atau diukur dengan membandingkan perbedaan
pada fenomena atau variabel sebelum dan sesudah perlakuan intervensi.
Kelebihan desain ini dapat mengukur perubahan situasi, fenomena, isu,
perilaku, dan permasalahan yang terjadi di suatu kelompok sebelum dan
sesudah diberlakukannya perlakuan. Desain ini sering kali digunakan dalam
penelitian terkait dengan pengaruh atau efektivitas suatu program di
masyarakat.
Kelemahan desain ini dapat terjadi bergantung pada kondisi pengamatan
atau penyelidikan, populasi, dan metode pengumpulan data. Beberapa
kelemahan metode ini, antara lain seperti di bawah ini.
1. Karena ada dua set data yang harus dikumpulkan, maka ada dua kontak
dengan populasi. Hal ini menyebabkan dana penelitian membengkak dan
membutuhkan waktu yang lebih lama.
2. Dalam beberapa kasus dapat terjadi kemungkinan adanya perubahan
populasi sebelum dan sesudah perlakuan. Misalnya, dengan alasan
tertentu ada anggota populasi yang telah mengikuti pre-test terpaksa harus
menarik diri dari eksperimen.
3. Dalam beberapa kasus dijumpai suatu keadaan bahwa populasi yang
mengikuti pre-test berusia muda. Jika penelitian memerlukan waktu yang
lama, maka populasi bisa menjadi lebih matang atau dewasa. Hal ini
dikenal sebagai efek kedewasaan atau kematangan (mature effect).
4. Kadang-kadang instrumen yang digunakan peneliti juga mengedukasi
responden sehingga responden akan memberikan perhatian lebih saat
post-test. Hal ini disebut efek reaktif (reactive effect).
5. Kadang responden yang pada saat pre-test memberikan respons yang
sangat negatif terhadap pertanyaan kuesioner karena beberapa alasan
mengubah menjadi cenderung positif ketika post-test. Bila ini terjadi, akan
memberikan pengaruh terhadap hasil penelitian dan hal ini disebut sebagai
efek regresi (regression effect).
3) Disain penelitian longitudinal
Dalam studi longitudinal, studi populasi dilakukan secara berulang atau
berkala dalam interval waktu tertentu. Biasanya dalam jangka waktu yang
diaplikasikan bervariasi bergantung pada informasi yang dibutuhkan dalam
penelitian itu sendiri.
Desain longitudinal juga memiliki kelemahan, bahkan dalam beberapa
kasus derajatnya bisa lebih tinggi. Selain itu, juga ada kelemahan tambahan,
yaitu adanya kemungkinan terjadi efek pengondisian. Efek tersebut
menggambarkan situasi ketika responden yang sama dikontak atau disurvei
berulang - ulang, sehingga responden mulai mengetahui apa yang diharapkan
dari jawaban mereka. Pada akhirnya responden merespons pertanyaan tanpa
berpikir dan berpotensi memberikan jawaban yang selalu sama.
Kelebihan desain longitudinal adalah memungkinkan peneliti
menentukan pola perubahan dan memperoleh informasi faktual secara
berkesinambungan sehingga lebih aktual. Metode longitudinal juga lebih andal
dalam mencari jawaban tentang dinamika perubahan dan berpotensi
menyediakan informasi yang lebih lengkap, bergantung pada operasional teori
dan metodologi penelitiannya.
 Berdasarkan Periode Waktu Rujukan
Lazimnya jenis studi ini mengamati data yang tersedia pada masa lampau atau
didasarkan pada responden yang diminta untuk merespons pertanyaan yang dirancang
untuk menggali kejadian, fenomena, situasi pada masa lampau. Penelitian yang banyak
menggunakan desain ini lainnya adalah penelitian yang terkait dengan sejarah atau yang
terkait dengan sosiologi.
1) Desain Penelitian Retrospektif
Studi prospektif merujuk pada kejadian suatu fenomena, situasi, masalah,
perilaku, atau dampak pada masa akan datang, Penelitian eksperimen biasanya
digolongkan ke dalam studi prospektif karena peneliti harus menunggu suatu
intervensi atau perlakuan memberikan dampak atau pengaruh terhadap suatu
populasi.
2) Desain penelitian Retrospektif Prospektif
Studi retrospektif prospektif fokus pada kajian pola yang terjadi pada
suatu fenomena pada masa lampau dan mengamati atau mempelajarinya untuk
masa depan. Suatu penelitian dikategorikan sebagai desain ini ketika seseorang
menentukan dampak suatu interensi atau perlakuan tanpa adanya sebuah grup
kontrol. Dengan pengertian ini, hampir semua studi sebelum dan sesudah, jika
dijalankan tanpa adanya kontrol, yaitu ketika baselinenya dibangun dari
populasi yang sama dengan sebelum ada perlakuan atau interensi, dapat
dikategorikan sebagai studi retrospektif prospektif.
 Berdasarkan Cara Penyelidikan
1) Penelitian eksperimental.
a) Desain penelitian sesudah saja
Dalam jenis studi ini peneliti mengetahui bahwa populasi sedang dan
telah mendapatkan intervensi dan peneliti hanya melakukan studi
terhadap dampaknya pada populasi. Kelemahan utama desain ini adalah
bahwa dua set data yang diperoleh sebenarnya sangat tidak dapat
diperbandingkan mengingat data awal tidaklah data yang tepat untuk
diperbandingkan.
b) Desain penelitian sebelum dan sesudah
c) Desain penelitian grup kontrol
Peneliti memilih dua grup populasi, yaitu grup eksperimen. dan grup
kontrol. Kedua grup dibuat sedemikian rupa sehingga mempunyai
kondisi yang semirip mungkin dan sebanding. Satu hal yang berbeda
adalah adanya intervensi di salah satu grup, yaitu grup eksperimen.
d) Desain penelitian kontrol ganda
Meskipun desain grup kontrol dapat membantu peneliti menentukan
secara kuantitas dampak yang dihasilkan oleh variabel tambahan, hal
tersebut tidak dapat menentukan secara terpisah apakah dampak tersebut
disebabkan oleh instrumen penelitian ataukah oleh responden. Untuk
dapat mengetahui dampak secara terpisah, diperlukan desain kontrol
ganda. Dalam desain ini peneliti membuat dua grup kontrol sehingga
total grup yang diobservasi sebanyak tiga grup.
e) Desain penelitian komparatif
Pada beberapa kasus peneliti ingin membandingkan evektifitas metode
perlakuan yang berbeda. Untuk mengetahui hal ini lazimnya digunakan
desain penelitian komparatif. Dalam desain ini peneliti membagi
populasi menjadi beberapa grup sebanyak metode perlakuan yang akan
diperbandingkan. Selanjutnya dilakukan observasi sesudah untuk
mengetahui tingkat perbedaan tersebut.
f) Desain penelitian matched-control
Dalam studi matched, perbandingan ditentukan pada tiap individu, yaitu
individual by individual
g) Desain penelitian placebo
Lazimnya digunakan di bidang kesehatan dan pengobatan. Seorang
pasien biasanya mempunyai keyakinan bahwa ketika mendapatkan
perawatan maka si pasien tersebut merasa pulih dan lebih baik dari pada
sebelumnya meskipun kenyataannya perawatan tersebut tidak efektif.
Secara psikologis efek tersebut disebut efek placebo. Desain placebo
melibatkan dua atau tiga grup bergantung apakah mengikutkan grup
kontrol atau tidak untuk mengetahui tingkat efek placebo tersebut. Jika
peneliti mengakani kontrol, maka ketiga grup tersebut adalah grup
eksperimental yang mendapatkan perlakuan. grup ini diberi perlakuan
mendapatkan perawatan dan obat yang menyembuhkan, grup % diberi
obat kosong untuk mengetahui efek placebo dan grup kontrol yang tidak
mendapat perlakuan. Setelah itu dalam jangka waktu tertentu dilakukan
observasi.
2) Penelitian noneksperimental.
3) Penelitian kuasi atau semieksperimental.
Pada studi eksperimental tidak dapat dilakukan mengingat bahwa dampaknya
telah terjadi. Sebagai gantinya, peneliti dapat menghubungkan dampak pada penyebab
secara retrospektif. Penelitian semi ekperimental memiliki karakteristik, baik
eksperimental maupun noneksperimental, artinya studi dapatdilakukan secara
noneksperimental dan sebagian lain dapat dilakukan secara eksperimental.

2. Jawaban :
Dalam penelitian kualitatif tidak digunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan
social situation atau situasi social yang terdiri atas tiga elemen, yaitu tempat (olace), pelaku
(actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut dapat
di rumah berikut keluarga dan aktivitasnya, orang-orang di sudut-sudut jalan yang sedang
mengobrol tentang pelayanan atau produk mobil baru merek tertentu, atau di tempat kerja, di
kota, desa, di perusahaan atau wilayah suatu negara. Situasi sosial tersebut dapat dinyatakan
sebagai objek penelitian yang ingin dipahami secara lebih mendalam "apa yang terjadi" di
dalamnya. Contoh lain dari objek penelitian, misalnya: penyusunan harga pokok, pengawasan
persediaan, perilaku konsumen, strategi pemasaran, analisis kinerja keuangan, pengendalian
intern, perdagangan internasional, tingkat pengangguran, kesempatan kerja, PDRB,
pendapatan per kapita dan sebagainya.
Peneliti seluruh elemen populasi (disebut dengan sensus) atau meneliti sebagian dari
elemen-elemen populasi (disebut dengan penelitian sampel). Secara teknis untuk melakukan
umumnya peneliti mengalami kesulitan sensus (census) jika jumlah elemen populasinya relatif
banyak, bahkan sulit dihitung. Kendala yang dlhadapi peneliti umumnya masalah adalah
keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga yang tersedia. Karena alasan praktis, peneliti dapat
meneliti sebagian dari_elemen-elemen populasi sebagai sampel (sample). Anggota sampel
disebut dengan subjek (subject).

3. Jawaban :
Pada sub ini dijelaskan tentang alasan ilmiah pemilihan lokasi atau ruang lingkup wilayah
penelitian. Misalnya di lokasi atau ruang lingkup wilayah penelitian dilakukan memang ada
masalah yang memerlukan pemecahan, sehingga peneliti melakukan penelitian di tempat
tersebut untuk membantu menemukan cara mengatasinya.

4. Jawaban:
a. Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian.
b. Adapun jenis - jenis variabel
Jenis Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel ini mempunyai pengaruh atau menjadi penyebab terjadinya perubahan pada
variabel lain. Sehingga bisa dikatakan bahwa perubahan yang terjadi pada variabel ini
diasumsikan akan mengakibatkan terjadinya perubahan variabel lain. Contoh, jika dalam
sebuah penelitian dinyatakan akan berusaha mengungkap “pengaruh motivasi belajar
terhadap prestasi mahasiswa” maka variabel bebasnya adalah “motivasi belajar”. Disebut
variabel bebas karena variabel ini tidak bergantung pada variabel lain. Sedangkan variabel
“prestasi belajar” bergantung dan dipengaruhi oleh variabel “motivasi belajar”.
Jenis Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terkait atau dependent adalah variabel yang keberadaannya menjadi suatu akibat
dikarenakan adanya variabel bebas. Disebut variabel terkait karena kondisi atau variasinya
terkait dan dipengaruhi oleh variasi variabel lain. Contoh variabel dependent: Aapabila
seorang peneliti hendak mengungkap “pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar
siswa” maka yang menjadi variabel terikatnya adalah “prestasi belajar siswa”. Variabel ini
dinamakan sebagai variabel terikat karena tinggi dan rendahnya prestasi siswa itu
tergantung variabel motivasi belajarnya.
Jenis Variabel Kontrol (Control Variable)
Jenis variabel ini merupakan variabel yang dibatasi dan dikendalikan pengaruhnya
sehingga tidak berpengaruh pada gejala yang sedang diteliti, dengan kata lain yaitu
dampak dari variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar
yang tidak diteliti. Contohnya, pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar siswa.
Variabel bebas dalam variabel ini adalah metode mengajar, sedangkan variabel terikatnya
adalah pretasi belajar sisiwa. Variabel yang ditetapkan sama yaitu mata pelajaran yang
sama misal, pelajaran kimia. Dengan adanya penetapan variabel kontrol tersebut maka
dampak besarnya pengaruh mengajar terhadap prestasi belajae sisiwa bisa diketahui lebih
pasti
c. Definisi operasional variabel yang menyangkut bagaimana cara variabel tersebut diukur.
Definisi juga menyangkut satuan dari variabel dan referensi waktu variabel diukur (how,
what, when). Dalam definisi operasional yang menyangkut cara variabel diukur (how) ada
4 klasifikasi yaitu apakah ukurannya nominal, ordinal, interval, atau rasio. Sebagai contoh
apabila variabel penelitiannya berskala nominal, ordinal, atau interval dan akan diukur
dengan menggunakan teknik skala, jelaskan skala yang dipakai, misalnya apakah
menggunakan Skala Guttman, Skala Likert atau jenis skala yang lain.
d.
5. Jawaban:
a. Populasi (population), yaitu sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu. Anggota populasi disebut dengan elemen populasi
(populasi element). Masalah populasi timbul, terutama pada penelitian opini yang wilayah
menggunakan metode survei sebagai tektik pengumpulan data.
Sedangkan sampel adalah sebagian dari subjek dalam dengan populasi yang diteliti, yang
sudah tentu mampu secara representatif mewakili populasinya. Sampel juga merupakan
bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi
besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misal isal
karena keterbatan dana, tenaga, dan waktu, peneliti akan mengambil sampel dari populasi
itu. Simpulan dan apa yang dipelajari dari sampel itu, akan diberlakukan untuk
populasi.Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif.
b. Ada beberapa faktor yang menjadi alasan peneliti melakukan penelitian sampel daripada
sensus, di antaranya adalah sebagai berikut.
 Jika jumlah elemen populasi relatif banyak, peneliti tidak mungkin mengumpulkan
seluruh elemen populasi karena akan memerlukan biaya dan tenaga yang relatif tidak
sedikit.
 Kualitas data yang dihasilkan oleh penelitian sampel sering lebih baik dibandingkan
dengan hasil sensus karena proses pengumpulan dan analisis data sampel yang relatif
sedikit daripada data populasi sehingga dapat dilakukan relatif lebih teliti.
 Proses penelitian dengan menggunakan data sampel relatif lebih cepat daripada sensus
sehingga dapat mengurangi jangka waktu antara saat timbulnya kebutuhan informasi
hasil penelitian dengan saat tersedianya informasi yang diperlukan.
 Kasus pengujian yang bersifat merusak. Misal, perusahaan bola lampu bermaksud
melakukan uji kendali mutu terhadap seluruh bola lampu hasil produksinya dengan
memilih sebagian (sampel) untuk diuji daya tahannya. Pengujian dimaksudkan untuk
menentukan apakah seluruh bola lampu yang dihasilkan telah sesuai dengan standar
mutu. Kegiatan menginvestigasi seluruh elemen populasi, jika elemen-elemen
populasi relatif sedikit dan variabilitas setiap elemen relatif tinggi (heterogen). Sensus
juga lebih layak diiakukan jika penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan
karakteristik setiap elemen dari suatu populasi, misal: penelitian jumlah dan kondisi
sosial ekonomi penduduk yang tidak dapat dilakukan dengan meneliti sampel.
c. Dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling untuk menentukan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian. Pada dasarnya Teknik sampling dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu probability sampling dan non probability sampling. Probability sampling
memberikan kesempatan yang sama pada stiap unssur untuk dipilih, sedangkan non
probality sampling tidak memberikan kesempatan yang sama untuk dipilih.
Probability sampling
Sampel probabilitas mengandung arti bahwa setiap dipilih berdasarkan prosedur
seleksi dan memiliki peluang yang sama untuk dipilih. Terdapat lima jenis desain
menggunakan sampel probabilitas, yaitu sampel random sederhana, sampel sistematis,
sampel stratifikasi, sampel kluster, dan sampel multitahap
a. Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana
Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung
deskriptif dan bersifat umum.
Keuntungan:
o Ketetapan yang tinggi dan setiap unit sampel mempunyai probabilitas yang
sama untuk diambil sebagai sampel.
o Sampling error dapat ditentukan secara kuantitatif
Kerugian :
Bila tidak terdapat daftar unit dasar (sampling frame) dan populasi yang
tersebar/populasi yang sangat luas dengan prasarana jalan yang tidak menunjang
pengambilan sampel sulit dilaksanakan.Teknik ini membutuhkan tenaga, waktu,
dan biaya yang sangat besar.
b. Stratified Random Sampling (Acak Stratifikasi)
Bila populasi dibagi menjadi beberapa strata, di mana setiap strata adalah homrgen,
sedangkan antarstrata terdapat sifat yang berbeda.
Keuntungan :
Ketetapan lebih tinggi dengan simpangan baku yang lebih kecil dibandingkan
dengan simple random sampling, terutama bila pengambilan sampel dilakukan
secara proporsional
Kekurangan :
Harus diketahui kondisi populasi sehingga dapat dilakukan stratifikasi dengan baik.
Sulit untuk membuat kelompok yang homogen. Pengambilan sampel dengan
stratifikasi mempunyai ciri - ciri, yaitu:
 Deviasi standar lebih kecil dibandingkan dengan pengambilan sampel acak
sederhana.
 Lebih efektif bila dalam distribusi populasi dapat terdapat nilai ekstrem yang
dikelompokkan sendiri.
 Setiap unit mempunyai peluang yang sama untuk diambil sebagai sampel
hingga prakiraan yang dihasilkan tidak bias.
c. Multistage random sampling (Acak Bertahap)
Pelaksanaannya membagi dilakukan dengan populasi menjadi beberapa fraksi
kemudian diambil sampelnya.
Pembagian fraksi terus dilakukan sampai unit sampel yang diinginkan. Unit sampel
pertama disebut : primary sample unit (PSU).
Keuntungan :
o Varians yang relatif kecil untuk biaya setiap unit.
o Kontrol terhadap kesalahan teknik sampling menjadi
o lebih baik.
o Penelitian ulang membutuhkan biaya yang relative kecil.
o Kontrol terhadap liputan penelitian lebih mudah dilakukan.
Kerugian :
o Pada PSU besar, penggambaran terhadap populasi
o kurang baik.
o Pada PSU kecil, hanya dapat dilakukan bila individu dalam populasi tidak
tersebar dan transportasi mudah.
d. Systematic Random Sampling (Acak Sistematik)
Pengambilan sampel acak dilakukan secara berurutan dengan interval tertentu.
Keuntungan :
o Sampling frame tidak mutlak dibutuhkan.
o Cara ini relatif mudah dan dapat dilakukan oleh petugas lapangan.
o Cara ini sangat praktis bila populasi dalam bentuk kartu.
o Membutuhkan waktu, biaya yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan
simple random sampling.
Kerugian :
Setiap unit sampel tidak mempunyai peluang yang sama untuk diambil sebagai
sampel.
e. Clutser Random Sampling (Acak Kelompok)
Keuntungan :
Bila pengambilan sampel acak kelompok dilakukan dengan baik, akan
menghasilkan ketepatan yang lebih baik dari-pada pengambilan sampel acak
sederhana.
Kerugian :
o Pada sampel acak dengan strafikasi, individu dalam satu kelompok homogen,
tetapi mungkin antarkelompok berbeda.
o Pada cluster sampling, individu dalam satu kelompok bersifat heterogen, tetapi
antarkelompok tidak banyak berbeda.
f. Probability Proportionate to Size (PPS)
Merupakan variasi dari pengambilan sampel bertingkat dengan pemilihan PSU
yang dilakukan secara proporsional. Biasanya digunakan bersama dengan cara
pengambilan sampel yang lain.
Kerugian :
Memiliki keterwakilan terhadap populasi yang kurang baik bila besarnya PSU
kurang bervariasi.
Teknik Pengambilan Sampel Secara Tidak Acak (Non Random Sampling)
a. Quota Sampling
Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara proporsional,
dan tidak dipilih secara acak, tetapi dipilih secara kebetulan saja.
b. Accedental Sampling
Dilakukan secara subjektif oleh peneliti ditinjau dari sudut kemudahan tempat
pengambilan sampel dan jumlah sampel yang akan diambil. Namun, cara ini sudah
tidak digunakan lagi dalam bidang kedokteran, tetapi masih digunakan dalam
bidang sosial ekonomi dan politik untuk mengetahui opini masyarakat terhadap
suatu hal.
c. Purposive Sampling
Pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa, sehingga keterwakilannya
ditentukan oleh peneliti berdasarkan pertimbangan orang-orang yang telah
berpengalaman. Cara ini lebih baik dari pada accidental sampling dan quota
sampling karena dilakukan berdasarkan pengalaman berbagai pihak.
d. Snowball Sampling
Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi
penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya
bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia
minta kepada sampel pertama untuk menunjukkan orang lain yang kira-kira bisa
dijadikan sampel.
d. Pertimbangan memilih sampel probabilitas atau nonprobabilitas bergantung pada apakah
masalah keterwakilan sampel merupakan aspek penting yang dipertimbangkan atau tidak.
Para peneliti menggunakan sampel probabilitas ketika setiap sampel yang dipilih
berdasarkan prosedur seleksi dan memiliki peluang yang sama untuk di pilih, terdapat 5
jenis sampel probabilitas , yaitu sampel random sederhana, sampel sistematis, sampel
stratifikasi, sampel kluster, dan sampel multitahap. Dan pada sampel nonprobabilitas, para
peneliti tidak bisa membuat generalisasi atau simpulan yang dapat mewakili populasi yang
lebih luas. Hasil analisisnya berlaku hanya untuk anggota populasi yang diteliti. Selain itu,
juga pada penarikan sampel nonprobabilitas peneliti tidak dihadapkan pada cara – cara
yang rumit.
6. Pengumpulan Data
a. Apakah yang dimaksud dengan data ?
b. Sebutkan dan berilah contoh jenis data ?
a) Data Kualitatif
data kualitatif adalah data deskriptif terhadap data kuantitatif, contohnya seperti sangat
cantik, cantik, sedang, tidak cantik, sangat tidak cantik pada data kuantitatif yang di
gunakan adalah skala (5,4,3,2,1).
b) Data Kuantitatif
Contoh data kuantitatif adalah kecantikan diberikan skala 5,4,3,2,1. Angka 5 adalah
angka tertinggi. Sebaliknya angka 1 adalah angka terendah.
c. Sebutkan dan berilah contoh sumber data ?
a) Data Primer

b) Data Sekunder

d. Sebutkan dan jelaskan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data.


e. Jika instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner, mengapa perlu dilakukan
pengujian? Jelaskan jenis pengujian tersebut.
f. Jelaskan, apa saja yang disajikan dalam sebuah kuesioner.
g. Jika Anda sebagai peneliti akan menumpulkan data menggunakan instrumen berupa
kuesioner, berilah contoh ilustrasi sebuah kuesisoner (sesuai dengan konsentrasi Anda),
dan ceritakan bagaimana langkah yang ditempuh agar kuesisoner tersebut dijawab oleh
responden sampai kembali dan siap diolah datanya.

Anda mungkin juga menyukai