Anda di halaman 1dari 31

RANGKUMAN MATERI

PSIKOLOGI DASAR

Dosen Pembimbing :

Dessy Pramudiani, S.Psi.,M.Psi

Agung Iranda,S.Psi.,M.A

Yun Nina Ekawati,S.psi.,M.psi.,Psi

Marlita Andhika Rahman,S.psi.,M.psi

Disusun Oleh:

Tiara Charvellia

G1C119006

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019/2020
BAGIAN 1

1. PENGERTIAN PSIKOLOGI

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia,baik tingkah laku yang
termasuk perbuatan maupun yang termasuk penghayatan,dalam hubungan dengan
lingkungannya.

OBYEK DAN RUANG LINGKUP PSIKOLOGI

Obyek psikologi : a. Normal

b.Abnormal

c.Sakit

Ruang Lingkup Psikologi : Segala macam gejala jiwa,yaitu:kongnitif afektif,psikomotor,dan


campuran.

MACAM – MACAM GEJALA JIWA:

 Gejala pengalaman/kongnitif:
pengamatan,tanggapan,perepsi,fantasi,asosiasi,berpikir,kecerdasan kognitif
 Gejala perasaan/emosi/afektif:jasmaniah dan rohaniah
 Gejala kehendak/karsa/konatif: motif dan kemauan
 Gejala campuran/kombinasi: perhatian,sugesti,dan kelelahan

TINGKATAN TINGKAH LAKU

 Tingkat Anorgaik
 Tingkat Vegetatif
 Tingkat Animal
 Tingkat Human
 Tingkat Abstrak

KLASIFIKASI PSIKOLOGI

 Berdasarkan lapangan/obyek yang diselidiki : Psikologi umum dan Khusus


 Berdasarkan kegunaan / tujuannya: Psikologi Teoritis dan praktis
 PSIKOLOGI KHUSUS
 Ditinjau dari terjadinya dan perkembangan manusia: Genetis dan Perkembangan
 Ditinjau dari kelompok manusia yang menyimpang dari norma:
Patologi,abnormal,criminal,anak luar biasa dan klinis
 Ditinjau dari masalah kelompok: Massa,kemasyarakatan,bangsa bangsa dan social
 Ditinjau dari sifatnya: Kepribadian

PSIKOLOGI PRAKTIS ATAU TERAPAN

1.Psikologi Pendidikan

2.Psikologi Industri

3. Psikologi Klinis

PENDEKATAN TERHADAP PSIKOLOGI

1.Pendekatan Neurobiologi : Menghubugnkan perilaku dengan hal hal yang terjadi dalam
tubuh,terutama otak dan system syaraf

2.Pendekatan Perilaku: Melalui kegiatan mental dan observasi diri

SEJARAH PSIKOLOGI

Psikologi sebagai bagian dari filsafat


filsafat → Ilmu yang mencari hakikat sesuatu dengan menciptakan pertanyaan dan jawaban
secara terus menerus sehingga mencapai pengertian yang hakiki

Psikologi sebagai ilmu yang mandiri


psikologi dikukuhkan sebagai ilmu yang berdiri sendiri,sejak didirikan nya laboratorium
psikologi pertama di dunia didirikan di Leipzig 1879 oleh WILHELM WUNDT

ALIRAN ALIRAN DALAM PSIKOLOGI

1.Psikoanalisis

2.Behaviorisme

3.Kognitif

4.Humanisme
PSIKOANALISIS

Tokoh:Sigmund Freud(1856-1940)

Pengikut : Alfred adler,Carl jung,Karen horney

Psikoanalisis social: Harry stack Sullivan,eric fromm

Dasar perilaku berasal dari proses ketidaksadaran. Ketidaksadaran,pemikiran , rasa takut,


keinginan-keinginan yang tidak disadari seseorang

Impuls pada masa kanak kanak yang telah dilarang dan dihukum orangtua dan masyarakat
berasal dari naluri pembawaan. Impuls tidak disadari,mimpi,kekeliruan berbicara,cara
kebiasaan.

BEHAVIORISME

Tokoh: Ivan Pavlov(percobaan pada anjing yang lapar)

Thorndike(Kucing yang terkurung)

Skiner(Burung mematuk titik merah)

Behaviorisme menentang pandangan bahwa pengalaman tidak sadar merupakan bagian


psikologi dan juga menentang intropeksi.

Pendapatnya, hamper semua perilaku merupakan hasil dari pengkodisian dan lingkungan
membentuk perilaku kita dengan memperkuat kebiasaan tertentu

HUMANISTIK

Tokoh: Carl rogers

Abraham maslow

Psikologi humanistic berpendapat bahwa , manusia adalah makhluk bermain,studi dari aliran
ini adalah konsep diri ,transaksi interpersonal masyarakat dan individu. Individu berusaha
mencapai perkembangan penuh kapasitas atau potnsinya dan menolak penjelasan mekanis
dan materialistic atas proses proses psikologi.
DASAR-DASAR NEUROBIOLOGIS DARI PSIKLOGI

Neurobiologis adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang kinerja system syaraf

 Syaraf pusat: otak dan tulang belakang


 Saraf tepi : saraf yang berada di bag tulang belakang
- Cerebrum
- Thalamus
- Hypothalamus
- Amygdala
- System limbik
 Corpus Colosum:penghubung otak kanan dan kiri
 Laki-laki corpus columbusnya lebih tipis dari wanita
 Laki-laki mudah focus atau konsentrasinya setelah 10 menit disbanding perempuan
 Corpus colosum perempuan tebalnya 30% dari laki-laki
BAGIAN 2

A.Psikologi Perkembangan

Psikologi Perkembangan adalah cabang ilmu dari ilmu psikologi yang mempelajari
perkembangan dan perubahan aspek kejiwaan manusia sejak dilahirkan sampai dengan
meninggal dunia.Perkembangan merupakan perubahan secara kualitatif pada ranah jasmani
dan rohani manusia yang saling berkesinambungan menuju arah yang lebih baik.

1. Herendity and environtment


Psikologi perkembangan mempelajari bagaimana alam dan pola pengsuhan
mempengaruhi perkembangan seseorang.Dan bagaimana proses perkembangan itu di
dalam konteks dan seiring berjalannya waktu.Ada banyak penelitian yang dilakukan
untuk menyelidiki hubungan sifat-sifat dan perilaku seseorang dengan factor-faktor
lingkungan termasuk di dalamnya konteks social dan lingkungan.

2. Stages of Develovement
Sigmund Freud meyakini bahwa manusia memiliki tiga tingkat kesadaran mental,
yakni kesadaran, pra-kesadaran, dan ketidaksadaran. Pada tingkat kesadaran,
seseorang menyadari akan berlangsungnya proses mentalnya. Pada tingkat pra-
kesadaran, informasi yang diperoleh dapat dibawa ke dalam kesadaran, sekalipun
informasi tersebut tidak sedang tersimpan di dalam pikiran. Sedang tingkat
ketidaksadaran seseorang mencakup proses mental yang tidak disadari orang tersebut.

Freud meyakini adanya ketegangan antara kesadaran dan ketidaksadaran, karena


kesadaran berusaha menahan apa yang ingin diekspresikan keluar oleh
ketidaksadaran. Untuk menjelaskan hal ini, Freud menjabarkan tiga struktur
kepribadian, yakni id, ego dan superego.

Id, yang paling primitif dari antara ketiganya, bekerja berdasarkan prinsip yang
sederhana, yakni mencari kesenangan dan menghindari rasa sakit. Superego berperan
lebih kritis dan menonjolkan prinsip-prinsip moral. Ego adalah bagian yang realistis
yang bertugas mengatur dan menengahi antara nafsu id dan moralitas superego.

3. Freundian theory
1. Fase Oral (usia 0-1 tahun)

Pada tahap ini, sumber kenikmatan yang dirasakan oleh anak berasal dari mulut. Anak
memperoleh kepuasan tersebut dengan cara menghisap, mengunyah makanan, atau
meminum asi. Jika tahap ini tidak terpenuhi, maka dapat mengakibatkan rasa
ketergantungan dan berpengaruh pada perkembangan verbal anak.
2. Fase Anal (1-3 tahun)

Dalam tahap ini sumber kenikmatan anak terletak pada anus. Orangtua dapat
menanamkan sikap disiplin pada anak melalui toilet training.

3. Fase Falik (3-6 tahun)

Kepuasan terletak pada autoerotik atau daerah kemaluan. Menurut Freud, pada fase
ini anak cenderung mengidentifikasikan diri dengan orangtua yang sama jenis dan
mencintai orangtuanya yang berbeda jenis kelamin. Peristiwa ini disebut oedipus
complex, yaitu anak laki-laki mencintai ibunya dan berusaha menghindari ayahnya.
Begitu juga sebaliknya, pada anak perempuan yang disebut sebagai electra complex.

4. Fase Latent (5-12 tahun)

Tahap ini anak dialihkan pada pengejaran intelektual dan interaksi sosial.

5. Fase Genital

Pada fase ini, terjadi kematangan alat reproduksi seseorang. Seseorang akan tertarik
terhadap lawan jenisnya, serta ingin membangun hubungan yang lebih intim bersama
orang lain.
4. Social Cultural Theory

Tahap 1 Trust vs Mistrust (kepercayaan vs kecurigaan)

Kepercayaan dasar terbentuk pada masa bayi terhadap ibu (pengasuh) yang
ditunjukkan dengan kenyamanan selama dalam pengasuhan, baik ketika tidur, makan,
maupun bermain.

Kebiasaan itu berlangsung terus dalam kehidupan bayi dan merupakan dasar paling awal bagi
berkembangnya suatu perasaan identitas psikososial. Bayi belajar untuk percaya pada orang
dewasa di sekitarnya dan menjadi dasar baginya untuk mempercayai dirinya
sendiri.Kegagalan mengembangkan rasa percaya menyababkan bayi mengembangkan
kecurigaan dasar. Ia akan merasa takut tidak akan ada kenyamanan dari lingkungannya,
sehingga bayi tersebut mengembangkan kecurigaan pada orang lain dan tidak percaya pada
dirinya sendiri.

Tahap 2 Otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu.

Anak cenderung aktif dalam segala hal. Anak harus didorong untuk mengalami
situasi-situasi yang menuntut kemandirian dalam melakukan pilihan.

Rasa mampu mengendalikan diri membuat anak memiliki kemauan yang baik dan bangga
yang bersifat menetap.Sebaliknya, pembatasan ruang gerak pada anak dapat menyebabkan
anak akan mudah menyerah dan kehilangan kontrol diri sehingga menyebabkan perasaan
malu dan ragu-ragu dalam bertindak yang juga bersifat menetap.

Tahap 3 Inisiatif vs kesalahan

Tahap inisiatif yaitu suatu masa untuk memperluas penguasaan dan tanggung jawab
dengan berinteraksi dengan lingkungan.

Selama tahap ini anak menampilkan diri lebih maju dan lebih seimbang secara fisik maupun
kejiwaan yang memunculkan rasa ingin tahu terhadap segala hal yang dilihatnyaAkan tetapi
bila anak-anak pada masa ini mendapatkan pola asuh yang salah, mereka cenderung merasa
bersalah dan akhirnya hanya berdiam diri. Keterasingan batin timbul karena suatu perasaan
bersalah dan sifat ini menetap hingga dewasa.
Tahap 4 Kerajinan vs inferioritas

Pada Tahapan Perkembangan Psikososial Eric Erikson ini, individu diharapkan mulai
menempuh pendidikan formal.Orang tua harus selalu mendorong, guru harus memberi
perhatian, teman harus menerima kehadirannya.Bahaya dari tahap ini ialah anak bisa
mengembangkan perasaan rendah diri apabila ia tidak berhasil menguasai tugas-tugas yang
dipilihnya atau yang diberikan oleh guru dan orangtua.

Anak dapat mengembangkan sikap rajin, jika anak tidak dapat meraih sukses karena mereka
merasa tidak mampu (infieoritas), anak dapat mengembangkan sikap rendah diri.

Tahap 5 Identitas vs kekacauan identitas

Individu mulai mencari siapa dirinya, namun sudah siap untuk memasuki suatu
peranan yang berarti di tengah masyarakat.Pada tahap ini ego memiliki kapasitas untuk
memilih dan mengintegrasikan bakat-bakat dan ketrampilan dalam melakukan identifikasi
dengan orang yang sependapat dalam lingkungan sosial, serta menjaga pertahanannya
terhadap berbagai ancaman dan kecemasan.

Apabila terjadi krisis identitas, membentuk bentuk suatu identitas yang stabil atau sebaliknya
akan kekacauan peranan. Apabila seorang remaja dalam mencari jati dirinya bergaul dengan
lingkungan yang baik maka akan tercipta identitas yang baik pula. Namun sebaliknya, jika
remaja bergaul dalam lingkungan yang kurang baik maka akan timbul kekacauan identitas
pada diri remaja tersebut.

Tahap 6 Keintiman vs isolasi

Dalam Tahapan Perkembangan Psikososial Eric Erikson ini, individul memiliki


keinginan dan kesiapan untuk menyatukan identitasnya dengan orang lain, dan diistilahkan
dengan kata cinta.Agar memiliki arti sosial yang bersifat menetap maka genitalitas
membutuhkan seseorang untuk dicintai dan diajak mengadakan hubungan seksual. Apabila
hal tersebut tidak dapat dilakukan maka ada kecenderungan mengalami masalah intimasi
yaitu isolasi.

Tahap 7 Generatifitas vs stagnasi

Tugas yang harus dicapai dalam tahapan ini adalah dapat mengabdikan diri guna
mencapai keseimbangan antara sifat melahirkan sesuatu (generatifitas) dengan tidak
melakukan apa-apa (stagnasi).Individu menaruh perhatian perhatian terhadap apa yang
dihasilkan, keturunan, produk, ide serta pembentukan dan penetapan garis-garis pedomauntuk
generasi mendatang.Apabila generativitas lemah atau tidak diungkapkan maka kepribadian
akan mundur dan mengalami stagnasi.
Tahap 8 Integritas vs keputusasaan

Tahap ini merupakan tahap terakhir, dimana individu berhasil menyesuaikan diri
dengan keberhasilan dan kegagalan dalam hidup.

Apabila individu mengalami kegagalan dalam menyesuaikan diri, maka yang terbentuk
adalah keputusasaan. Keputusasaan dalam menghadapi perubahan siklus kehidupan.Dalam
tahapan ini berkembang pula kebijaksanaan, yaitu nilai yang berkembang dari hasil
pertemuan antara integritas dan keputusasaan.

5. Behavoral Theory

Teori Behavior merupakan sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Kemudian teori ini berkembang
menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap pengembangan teori pendidikan
dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada
terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

Teori behavior dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang


belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan
metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila
diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

1.TEORI S-R

Teori ini menunjukan sebagai proses aksi (Stimulus) dan reaksi (Respon) yang sangat
sederhana. Sebagai contoh bila seorang lelaki berkedip mata kepada seorang wanita, dan
kemudian wanita itu tersipu malu itulah yang dimaksud teori S-R. Jadi teori S-R
mengasumsikan bahwa kata-kata verbal ( lisan – tulisan ), isyarat-isyarat nonverbal, gambar-
gambar, dan tindakan-tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan
respon dengan cara tertentu. Maka teori ini dapat dianggap sebagai proses pertukaran atau
perpindahan informasi. Proses ini dapat bersifat timbal balik dan mempunyai banyak efek.
Setiap efek dapat mengubah tindakan komunikasi berikutnya.

2.TEORI S-O-R

Dimulai pada tahun 1930-an, lahir suatu model klasik komunikasi yang banyak mendapat
pengaruh teori psikologi, Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Objek
material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya
meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi afeksi dan konasi.Asumsi
dasar dari teori ini adalah: media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung
terhadap komunikan. Stimulus Response Theory atau S-R theory memiliki kapasitas sebagai
perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan ( R) yang kuat pula.
6. BIOLOGICAL THEORY

Teori ini merupakan sinonim dari evolusi darwin, teori ini merujuk kepada bakat yang
dimiliki seseorang dan faktor gen. Perkembangan yang dialami oleh individu dilihat sebagai
pertumbuhan dan pemasakan organisme. Pengaruh lingkungan sangatlah menetukan sifat
yang akan terwujud yang dimiliki organisme dalam periode tertentu. Kelemahan teori ini
terlihat didalam penelitian anak kembar. Anak kembar yang dilahirkan dari satu sel telur
apabilah dibesarkan dalam mileu yang berbeda maka akan menghasilkan individu yang
berbeda pula. Perbedaan tersebut terlihat melalui banyak sedikitnya pendidikan formal yang
dialami.
BAGIAN 3

KESADARAN

Pengertian Kesadaran

Kesadaran adalah kondisi dimana seorang individu memiliki kendali penuh terhadap
stimulus internal maupun stimulus eksternal.Kesadaran juga dapat didefinisikan sebagai
kesiagaan seseorang terhadap peristiwa peristiwapada lingkungan sekitar serta peristiwa-
peristiwa kognitif yang meliputi memori,pikiran,perasaan,dan sensasi fisik

Macam-Macam Kesadaran

1. Kesadaran Pasif
Keadaan dimana seorang individu bersikap menerima segala stimulus yang diberikan
pada saat itu, baik stimulus internal maupun ekstternal
2. Kesadaran Aktif
Kondisi dimana seseorang menitikberatkanpada inisiatif dan mencari dan dapat
menyeleksi stimulus-stimulus yang diberikan

STIMULUS → Peristiwa , agen atau kondisi yang mampu memulai respon

Teori Kesadaran Menurut Carl G Jung

Ego merupakan jiwa sadar yang terdiri dari persepsi , ingatan, pikiran dan perasaan
perasaan sadar

Personal Unconscious merupakan wilayah yang berdekatan dengan ego.Terdiri dari


pengalaman-pengalaman yang pernah disadari tapi dilupakan dan diabaikan dengan cara
repression atau suppression.

Collective Unconscious merupakan gudang bekas ingatan yang diwariskan dari masa lampau
leluhur seseorang yang tidak hanya meliputi sejarah ras manusia sebagai sebuah spesies
tersendiri tetapi leluhur pramanusiawi atau nenek moyang binatangnya.

Teori Kesadaran Menurut Sigmund Freud

Menjelaskan bahwa alam sadar adalah satu-satunya bagian yang memiliki kontak langsung
dengan realitas.
Alam pra sadar(preconscious mind) yaitu jembatan antara conscious dan unconscious,
beriikan segala sesuatu yang dengan mudah dipanggil kea lam sadar,seperti kenang-kenangan
yang walaupun tidak kita ingat ketika kita berfikir,tetapi dapat dengan mudah dipanggil
lagi.sering disebut kenangan yang sudah tersedia( available memory)
Teori Kesadaran Menurut William James

Kesadaran adalah suatu fungsi yang bersumber dari pengalaman murni.Pengalaman murni
adalah perubahan-perubahan yang terus dari kehidupan manusia dan akan menjadi bahan
refleksi manusia pada masa depan.

KETIDAKSADARAN

Alam Ketidaksadaran :
1. Ketidaksadaran Personal ( Pengalaman Pribadi)
2. Ketidaksadaran Kolektif ( Arketip,pengalaman nenek moyang)

Ketidaksadaran menurut Sigmund Freud


Beberapa memori dan keinginan yang menyakitkan emosi mengalami represi,dimana mereka
terus mempengaruhi tindakan kita walau pun kita tidak menyadarinya

Ketidaksadaran → Pengetahuan mengenai ketiaksadaran diperoleh secara tidak langsung


melalui perwujudan dari pada isi ketidaksadaran itu.

Ketidaksadaran pribadi diperoleh selama hidup,meliputi hal terdesak atau tekanan dan hal-
hal yang terlupakan ,terpikir dan tersa dibawah ambang kesadaran.Wilayanh yang berdekatan
dengan ego.termasuk pengalaman yang berkesan lemah

Ketidaksadaran Kolektif(Teori Calr Gustav Jung)

Berasal dari ingatan masa lampau dan terdapat aspek arketip

ARKETIP (ketidaksadaran kolektif) meliputi : Persona, shadow, anima , animus, great


mother, wise old man,hero,self.

Bentuk Perwujudan Ketidaksadaran:

 Simptom
 Mimpi dan khayalan
 Komplek
5 STAGES OF SLEEP

Klasifikasi tingkatan tidur usulan dari RECHTSCHAFFEN dan KALES

 Pemeriksaan EEG
 Electrooculogram (EOG)
 Electromyogram (EMG)

4 Tingkatan tidur pertama disebut nonREM dan tingkat ke 5 disebut REM

TAHAP 1 ( Tidur Ringan) → Di tahap ini kita berayun ayun dari tidur dan terjaga sehingga
mudah dibangunkan.di tahap awal ini mata kita bergerak sangat lambat dan otot kita mulai
rileks.

TAHAP 2(Mulai Tidur) → Rata-rata orang dwasa menghabiskan tidur malamnya di tahapan
ini.Di tahap kedua ini napas dan detak jantung kita mulai teratur,gerakan mata taka da,suhu
tubuh menurun,dan kita masuk kea lam tidur.Gelombang otak kita juga menjadi lambat.

TAHAP 3&4 ( Tidur Malam) → Ini adalah tahapan tidur yang bersifat restorative di mana
energy dipulihkan dan juga jaringan srta sel-sel diperbaiki dan ditumbuhkan

TAHAP 5(Tahap REM) → Tidur rem terjadi pada 70-90 menit pertama setelah kita
tertidur,dan terulang lagi setiap 90 menit pada tiap tahapan. Ini adalah periode kita bermimpi.
Tdur REM sangatlah penting untuk menjaga tubuh kita berfungsi optimal,Karena itu otak kita
berusaha menjaga kita tetap tertidur dengan cara kita tak mudah terbangun oleh suara suara di
sekitar yang bias merusak tahap tidur ini.
TEORI TIDUR

Berikut ini tiga teori utama tidur:

1.Teori restorasi dan perbaikan

Menurut teori ini,tiur sangat penting untuk merevitalisasi dan mengembalikan proses
fisiologis yang menjaga tubuh dan pikiran tetap sehat dan berfungsi dengan baik.Teori ini
menunjukan bahwa tidur NREM penting untuk memulihkan fungsi fisiologis dan tidur REM
sangat penting dalam pengembalian fungsi mental.

2.Teori Evolusi

Teori tidur ini juga dikenal sebagi teori adaptif,menunjukkan bahwa tidur adalah periode
aktivitas sebagai sarana konservasi energy. Menurut teori ini,semua spesies telah beraptasi
untuk tidur selama periode waktu tertentu,dimana ketika terjaga spesies tersebut akan merasa
ada bahaya yang mengancam.

3.Teori informasi konsolidasi

Teori ini didasarkan pada penelitian kongnitif dan menujukn bahwa orang tidur adalah
dalam rangka untuk memproses infrmasi yang telah diperoleh selama sehari.teori ini juga
berpendapat bahwa tidur memungkinkan otak untuk mempersiapkan diri menghadapi hari
yang akan datang.

SLEEP DISORDERS

Apa itu sleep disorders?


Sleep disorders atau gangguan tidur adalah kelainan yang membuat penderitanya mengalami
kesulitan akan mengatur pola tidurnya, ciri-ciri penderita gangguan tidur adalah:bangun tidur
tak segar,cepat mengantuk,sulit berkonsentrasi,cepat lelah dan daya ingat yang menurun

JENIS-JENIS PENYAKIT GANGGUAN TIDUR

1. Insomnia
Gangguan tidur yang menyebabkan penderitanya sulit tidur atau tidak cukup tidur,
meskipun terdapat cukup waktu untuk melakukannya.Gangguan tersebut
menyebabkan kondisi penderitanya tidak prima untuk melakukan aktivitas esok
harinya.tidur yang tidak cukup akan menimbulkan gangguan fisik dan mental. Pada
umumnya butuh 8 jam sehari untuk tidur.
2. NightMare
Gangguan mimpi buruk adalah sejenis parasomnia dimana anda terus-menerus
mengalami mimpi buruk selama tidur.Dengan nightmare disorders anda akan sering
mengalami mimpi buruk sehingga membuat anda takut tidur dan berkali-kali
terbangun selama malam hari.
3. Narkolepsi
Gangguan system saraf yang mempengaruhi kendali terhadap aktivitas tidur.penderita
ini dapat mengalami kantuk pada siang hari dan bias tiba-tiba tidur tanpa mengenal
waktu dan tempat.
4. Parasomnia
Gangguan yang melibatkan kegiatan fisik yang tidak diinginkan atau penglaman yang
terjadi selama tidur,masuk ke tidur,atau gairah dari tidur.gangguan ini umumnya
terjadi pada anak-anak disbanding orang dewasa
5. Hypersomnia
Kondisi yang ditandai dengan episode berulang kantuk di sianghari yang berlebihan
atau tidur nyenyk di malam hari yang erlebihan.

DREAMS

Menurut freud, mimpi adalah penghubung antara kondisi bangun dan tidur.Baginya mimpi
adalah ekspresi yang terdistrisi atau yang sebenarnya dari keinginan terlarang semata.

HAKIKAT MIMPI DALAM PSIKOLOGI

a.Bantuk keinginan terlarang

Dikatakan oleh freud,bahwa dengan mimpi dalam psikologi.individu secara tak sadar
berusaha memenuhi hasrat dan menghilangkan ketegangan dengan menciptakan gambaran
tentang tujuan yang diinginkan,karena didunia nyata,sulit bagi kita untuk mengungkapkan
kekesaln ataupun yang sejenis kepada obyek obyek yang menjadi sumber marah.

b.Pesan Alam Bawah Sadar

merupakan pesan alam bawah sadar yang abstrak terhadap alam sadar,pesan-pesan ini berisi
keinginan,ketakutan atau berbagai macam aktivitas emosi lain,hingga aktivitas emosi yang
sama sekali tidak diketahui.
Hubungan teori mimpi dalam psikologi dengan psikologi

 Seperti sebuah tanda


 Berhubungan dengan fantasy
 Dapat diartikan dengan bahasa
 Berhubungan dengan halusinasi

JENIS MIMPI DALAM PSIKOLOGI

1. Mimpi dalam psikologi kanak-kanak


2. Sebagai pemenuhan atau refleksi keinginan individu
3. Tidak ada batasan

TEORI MIMPI

Teori mimpi Sigmund Freud : Mimpi merupkan bentuk perwakilan dari keinginan,pikiran
dan motivasi yang tidak disadari

Teori ini pertama kali diusulkan oleh J. allan Hobson dan Robert Mcclarley.

Menurut teori ini sirkuit pada otak di aktifkan saat tidur,dan menyebabkan area system limbik
terlibat dalam emosi , sensasi, dan kenangan , termsuk amigala dan hippocampus

Teori ini menjelaskan mengapa kita tidur, alasannya tidur memungkinkan kita untuk
menghimpun dan memproses semua informasi yang telah dikumpulkan dari hari sebelumnya.

MEDITASI

Meditasi adalah praktik relaksasi yang melibatkan pelepasan pikiran dari semua hal yang
menarik, membebani, maupun mencemaskan dalam hidup kita sehari-hari.

Konsep meditasi

Semakin mendalam konsentrasi, maka jiwa meditator semakin stabil, dan faktor-faktor tidak
sehat dapat ditekan. Adapun faktor-faktor yang mempercepat konsentrasi adalah:

Vicra dan vitakka, artinya perhatian yang diterapkan dan dipertahankan, memusatkan
perhatian hanya pada satu objek terus-menerus.

Piti: perasaan-perasaan terpesona.

Viriya: energi, tenaga.

Uphekka: ketenangan hati.


Tujuan setiap orang dalam melakukan meditasi pasti berbeda-beda, namun secara psikologis
menurut Walsh (dalam Fudyartanto) ada dua tujuan akhir dari meditasi, yaitu:

Agar seseorang dapat memiliki perkembangan insight yang paling dalam tentang proses
mental di dalam dirinya. Insight tentang kesadaran, identitas, dan realitas.

Agar seseorang memperoleh perkembangan kesejahteran psikologis dan kesadaran optimal

HYPNOSIS
Hypnosis adalah suatu kondisi yang menyerupai tidur yang dapat secara sengaja dilakukan
kepada seseorang, di mana seseorang yang dihipnotis bisa menjawab pertanyaan yang
diajukan, serta menerima sugesti dengan tanpa perlawanan.

Menurut kamus besar Encarta, Hipnosis memeliki makna yaitu suatu kondisi dimana yang
meyerupai orang tidur yang secara sengaja dilakukan kepada orang, dimana mereka akan
memberikan respon pada pertanyaan yang diajukan dan sangat terbuka dan reseptis terhadap
sugesti yang diberikan oleh ahli hypnotis.

Hipnosis juga dikenal sebagai teknik atau metode dalam mempengaruhi orang lain untuk
masuk kekondisi hipnosis. Mengapa seseorang bisa terlihat begitu mudah terpengaruh ketika
proses hipnosis? Karena sugesti yang diberikan pada saat otak bagian kritis kita dibuat
beristirahat.

Semua definisi di atas benar, karena menandakan salah satu atau beberapa gejala dari kondisi
hypnosis. Akan tetapi apa yang diungkapkan diatas belum bisa mencerminkan apa yang
paling unik dari hypnosis yang berbeda dari kondisi mental lain. Sebab itu, saya memilih
menggunakan definisi hypnosis yang dibuat oleh U.S. Department of Education, Human
Services Division, dikatakan bahwa; “Hypnosis is the bypass of the critical factor of the
conscious mind followed by the establishment of acceptable selective thinking” atau
“Hypnosis adalah penembusan faktor kritis pikiran sadar diikuti dengan diterimanya suatu
pemikiran atau sugesti”.

Kita mengalami kondisi mirip hypnosis minimal 2 kali sehari, yaitu saat akan tertidur dan
bangun tidur tapi masih malas untuk bangun. Pada saat itu, seluruh tubuh Anda beristirahat
tapi pikiran Anda masih bekerja walaupun setengah sadar.

Contoh lain peristiwa hypnosis yaitu ketika Anda membaca novel atau menonton film yang
seru. Anda merasakan tegang, semangat, cemas, sedih, menangis, dan tertawa, padahal Anda
tahu bahwa yang Anda saksikan hanyalah cerita fiksi belaka. Apakah Anda terhipnotis oleh
cerita yang Anda ikuti? Ya benar, Anda terhipnotis. Apakah anda dikendalikan oleh cerita
dalam film? – Tentu saja tidak. Dan memang seperti itulah hypnosis. Hypnosis hanya bisa
Anda rasakan apabila Anda mengizinkan diri Anda untuk mengalaminya. Seperti ketika Anda
membaca novel atau menonton film, Anda sendiri yang mengizinkan diri Anda untuk
terpengaruh oleh film atau terhanyut dalam cerita novel.
OPIATES

-Opiates merupakan sebuah istilah klasik yang digunakan dalam famakologi


yang berarti obat yang berasal dari opium.

-Opiat adalah senyawa alkaloid yang secara alami ditemukan di pabrik opium
Papaver smnniferum.

STIMULAN

- Stimulan merupakan obat-obatan yang menaikkan tingkat kewaspadaan di


dalam rentang waktu singkat.

-Stimulan biasanya menaikkan efek samping dengan menaikkan efektivitas, dan


berbagai jenis yang lebih hebat seringkali disalahgunakan menjadi obat yag
ilegal atau dipakai tanpa resep dokter.

- Stimulan menaikkan kegiatan sistem saraf simpatetik, sistem saraf pusat


(CNS), atau kedua-duanya sekaligus.

- Stimulan dipakai di dalam terapi untuk menaikkan atau memelihara


kewaspadaan, untuk menjadi penawar rasa lelah, di dalam situasi yang
menyulitkan tidur, untuk menjadi penawar keadaan tidak normal yang
mengurangi kewaspadaan atau kesadaran, untuk menurunkan bobot, juga untuk
memperbaiki kemampuan berkonsentrasi bagi orang-orang yang didiagnosis
sulit memusatkan perhatian.

PSIKOFENOMENA

-Fenomena psikologis, disebut juga fenomena parapsikologis, salah satu dari


beberapa jenis peristiwa yang tidak dapat di pertanggungjawabkan oleh hukum
alam atau pengetahuan yang tampaknya diperoleh oleh selain kemampuan
indera yang biasanya.

Contohnya : Tawuran
Tawuran merupakan fenomena yang melibatkan beberapa
kelompok yang berseteru atau mengalami perselisihan

Sensasi
Sensasi adalah tahapan awal seorang manusia dalam menerima informasi. Kata sensasi
berasal dari kata latin, yaitu sensatus, yang berarti ‘dianugerahi dengan indera’ atau ‘intelek’.
Secara lebih umum, sensasi bisa diartikan sebagai sebuah aspek kesadaran yang sangat
sederhana sebagai hasil dari indera kita, seperti panas, warna, aroma, rasa dan lain
sebagainya.

Menurut Benyamin B. Wolman (1973, dalam Rahmat, 1994), sensasi adalah pengalaman
elementer yang segera, tidak membutuhkan penguraian verbal, simbolis ataupun konseptual,
dan sangat berhubungan dengan aktivitas panca indera. Menurut beberapa pendapat, sensasi
lebih berkaitan dengan sesuatu yagn berhubungan dengan perasaan, namun bukan merupakan
emosi. Sensasi sering digunakan sebagai sinonim dari kesan inderawi.

Misalnya, sensasi menyentuh permukaan meja yang kasar, sensasi mencium aroma makanan,
dan lain-lain. Tentu hal ini berbeda dengan persepsi, yang terkadang salah diartikan sama
dengan sensasi.

Ketika sensasi lebih bersifat perasaan, persepsi lebih berhubungan dengan kognisi. Sensasi
juga lebih bersifat pasti, mendasar dan merupakan fakta kasar. Hal ini berbeda dengan
persepsi yang melibatkan interpretasi, prakonseptualisasi, dan bisa bersifat bias.

Dalam pengertian lain, sensasi adalah penerimaan stimulus melalui alat indera, sedangkan
persepsi adalah penafsiran dari stimulus yang diterima tersebut. Meskipun alat indera yang
menerima stimulus sama pada setiap manusia, persepsi atau interpretasinya bisa
berbeda.Namun, apapun definisi sensasi menurut banyak ahli, peran panca indera dalam
menerima informasi ataupun stimulus dari luar sangatlah penting. Melalui panca inderanya,
seorang manusia bisa memahami lingkungannya, bahkan bisa mendapat ilmu pengetahuan
dan kemampuan untuk melakukan interaksi dengan sekelilingnya.

Sensasi ini berperan sebagai proses atau pengalaman elementer yang terjadi ketika sebuah
stimulus diterima oleh reseptor dalam proses ‘merasakan’.

Jenis-Jenis Sensasi

Seperti yang dibahas sebelumnya, sensasi merupakan hasil dari penerimaan alat indera
terhadap stimulus di sekitarnya. Ada beberapa jenis sensasi yang dibedakan berdasar alat
indera penerimanya, yaitu:
Sensasi penglihatan
Salah satu alat indera kita adalah mata yang menerima stimulus berupa cahaya. Melalui
penglihatan seorang manusia bisa mendapatkan sensasi melihat keindahan pemandangan di
sekitarnya, atau sebaliknya, melihat keburukan-keburukan di lingkungannya.
Mata adalah salah satu instrumen penerima informasi paling mendasar dan awal serta
menghubungkan manusia dengan dunia di luarnya. (Baca juga: Masalah Psikologis Pada
Anak Tunanetra)

Sensasi pendengaran

Stimulus lain yang ada di lingkungan adalah suara yang diterima oleh indera pendengaran,
yaitu telinga kita. Telinga kita berfungsi untuk mendengarkan suara manusia, hewan atau
suara-suara lain di sekitar kita, yang kemudian akan diteruskan oleh saraf ke otak. Melalui
proses ini kita bisa mengalami sensasi suara indah berupa senandung lagu, musik, dan lain-
lain. (Baca juga: Masalah Psikologis pada Anak Tunarungu)

Sensasi peraba

Kulit merupakan indera manusia yang terluas dan paling luar. Selain melindungi organ dalam
tubuh dari lingkungan luar, kulit juga berfungsi sebagai indera peraba. Melalui kulit kita bisa
mendapatkan sensasi lembut atau kasarnya suatu permukaan benda, hingga merasakan
sensasi rasa sakit saat kulit terluka benda tajam.

Sensasi pengecap

Sensasi selanjutnya yang bisa kita rasakan adalah sensasi rasa lezatnya makanan buatan ibu,
hingga sensasi pahitnya meminum obat. Sensasi ini dapat dirasakan akibat adanya reseptor di
indera pengecap, yaitu lidah kita. Setiap makanan atau minuman, bahkan zat lainnya, yang
masuk ke dalam mulut akan bersentuhan dengan lidah kita yang akan direspon dengan
sensasi rasa yang berbeda-beda.

Sensasi penciuman

Terakhir adalah sensasi penciuman yang didapatkan oleh alat penciuman kita, yaitu hidung.
Melalui alat indera ini kita bisa merasakan sensasi wangi atau bau yang tidak sedap. Kita pun
bisa mencium aroma lezat masakan dari restoran favorit kita melalui alat indera ini.

Proses Terjadinya Sensasi

Dalam merasakan sensasi-sensasi di atas melalui panca indera, terdapat proses yang terjadi.
Penerimaan stimulus oleh panca indera kita memang tidak berhenti di tahapan menerima saja,
melainkan akan dilanjutkan ke otak untuk kemudian diterjemahkan menjadi sebuah arti
tertentu. Namun, pada sensasi stimulus yang diterima ini masih belum diberi makna khusus.
Proses sensasi tersebut adalah seperti berikut:

Penerimaan stimulus, yaitu proses fisik yang terjadi. Di proses ini stimulus akan diterima
oleh alat indera yang bertugas. Misalnya, stimulus berupa suara akan diterima oleh telinga,
stimulus berupa suhu dingin diterima oleh kulit, dan seterusnya.

Proses fisiologis, dimana stimulus yang diterima oleh panca indera akan diterima oleh saraf
sensoris dan dilanjutkan ke otak.

Proses psikologis, yaitu berlangsungnya pemrosesan stimulus di otak yang membuat individu
tersebut bisa menyadari apa yang diterima oleh panca inderanya.Dalam terjadinya proses
sensasi tersebut ada faktor-faktor yang bisa mempengaruhinya. Faktor yang pertama adalah
faktor eksternal, seperti jarak stimulus ke alat indera, lama terjadinya stimulus, dan lain-lain.
Faktor eksternal ini bisa mempengaruhi signifikansi stimulus untuk diterima oleh saraf dan
otak, serta apakah sensasi yang dirasakan menjadi kuat atau tidak.

Selain faktor eksternal, juga terdapat faktor internal yang mempengaruhi sensasi, misalnya
kondisi alat indera yang menerima stimulus apakah dalam keadaan baik atau tidak. Faktor
internal ini lebih pada fungsi alat indera manusia itu sendiri. Maka, bagi beberapa orang yang
mengalami kekurangan kondisi fisiknya, bisa juga mengalami gangguan pada sensasi yang
dirasakannya.

Konsep sensasi dalam psikologi dianggap memegang pengaruh penting terhadap perilaku
manusia. Dari sensasi yang dirasakan, akan memunculkan respon yang selanjutnya dapat
menentukan reaksi kita terhadap stimulus yang diterima tersebut.

PERSEPSI

1. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca
indera (Dreverdalam Sasanti, 2003). Kesan yang diterima individu sangat tergantung pada
seluruh pengalaman yang telah diperoleh melalui proses berpikir dan belajar, serta
dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu.

Sabri (1993) mendefinisikan persepsi sebagai aktivitas yang memungkinkan manusia


mengendalikan rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat inderanya,
menjadikannya kemampuan itulah dimungkinkan individu mengenali milleu (lingkungan
pergaulan) hidupnya. Proses persepsi terdiri dari tiga tahap yaitu tahapan pertama terjadi pada
pengideraan diorganisir berdasarkan prinsip-prinsip tertentu, tahapan ketiga yaitu stimulasi
pada penginderaan diinterprestasikan dan dievaluasi.
Mar’at (1981) mengatakan bahwa persepsi adalah suatu proses pengamatan seseorang yang
berasal dari suatu kognisi secara terus menerus dan dipengaruhi oleh informasi baru dari
lingkungannya. Riggio (1990) juga mendefinisikan persepsi sebagai proses kognitif baik
lewat penginderaan, pandangan, penciuman dan perasaan yang kemudian ditafsirkan.

Mar’at (Aryanti, 1995) mengemukakan bahwa persepsi di pengaruhi oleh faktor pengalaman,
proses belajar, cakrawala, dan pengetahuan terhadap objek psikologis. Rahmat (dalam
Aryanti, 1995) mengemukakan bahwa persepsi juga ditentukan juga oleh faktor fungsional
dan struktural. Beberapa faktor fungsional atau faktor yang bersifat personal antara
kebutuhan individu, pengalaman, usia, masa lalu, kepribadian, jenis kelamin, dan lain-lain
yang bersifat subyektif. Faktor struktural atau faktor dari luar individu antara lain: lingkungan
keluarga, hukum-hukum yang berlaku, dan nilai-nilai dalam masyarakat. Jadi, faktor-faktor
yang mempengaruhi persepsi terdiri dari faktor personal dan struktural. Faktor-faktor
personal antara lain pengalaman, proses belajar, kebutuhan, motif dan pengetahuan terhadap
obyek psikologis. Faktor-faktor struktural meliputi lingkungan keadaan sosial, hukum yang
berlaku, nilai-nilai dalam masyarakat.

Pelaku orang lain dan menarik kesimpulan tentang penyebab perilaku tersebut atribusi dapat
terjadi bila:1). Suatu kejadian yang tidak biasa menarik perhatian seseorang, 2). Suatu
kejadian memiliki konsekuensi yang bersifat personal, 3). Seseorang ingin mengetahui motif
yang melatarbelakangi orang lain (Shaver, 1981; Lestari, 1999).

Brems & Kassin (dalam Lestari, 1999) mengatakan bahwa persepsi sosial memiliki beberapa
elemen, yaitu:

a. Person, yaitu orang yang menilai orang lain.

b. Situasional, urutan kejadian yang terbentuk berdasarkan pengalaman orang untuk meniiai
sesuatu.

c. Behavior, yaitu sesuatu yang di lakukan oleh orang lain. Ada dua pandangan mengenai
proses persepsi, yaitu:

1.) Persepsi sosial, berlangsung cepat dan otomatis tanpa banyak pertimbangan orang
membuat kesimpulan tentang orang lain dengan cepat berdasarkan penampilan fisik dan
perhatian sekilas.

2.) Persepsi sosial, adalah sebuah proses yang kompleks, orang mengamati perilaku orang
lain dengan teliti hingga di peroleh analisis secara lengkap terhadap person, situasional, dan
behaviour.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi suatu proses aktif
timbulnya kesadaran dengan segera terhadap suatu obyek yang merupakan faktor internal
serta eksternal individu meliputi keberadaan objek, kejadian dan orang lain melalui
pemberian nilai terhadap objek tersebut. Sejumlah informasi dari luar mungkin tidak disadari,
dihilangkan atau disalahartikan. Mekanisme penginderaan manusia yang kurang sempurna
merupakan salah satu sumber kesalahan persepsi (Bartol & Bartol, 1994).
BAGIAN 4

BELAJAR DAN KONGNITIF

Pengertian Teori Belajar Kognitif

Kognitif berasal dari bahasa Inggris “Cognitive” yang bermakna mengerti atau pengertian.
Diartikan secara luas bahwa Cognition (Kognisi) adalah perolehan pengetahuan, penataan
dan penggunaannya. Kalau arti secara umumnya adalah kemampuan intelektual yang terdiri
dari beberapa tahap mulai dari Knowledge (Pengetahuan), Comprehention (Pemahaman),
Aplication (Penerapan), Analysis (Analisis), Sinthesis (Sintesa), sampai Evaluation
(Evaluasi). Ada juga yang mengartikan kognitif sebagai kemampuan untuk mengembangkan
rasional (akal).

Pembelajaran bagi aliran kognitif dipandang bukan hanya sekedar mendapat stimulus dan
menghasilkan respons yang mekanistik, tetapi pembelajaran juga melibatkan kondisi mental
didalam individu pembelajar yang berhubungan dengan persepsi, perhatian, motivasi dan
lain-lain. Sehingga belajar dipahami sebagai suatu proses mental yang aktif dalam
memperoleh, mengingat dan menunjukkan kedalam perilaku. Perilaku yang nampak tidak
dapat diamati dan diukur apabila tidak melibatkan proses mental seperti kesadaran, motivasi,
keyakinan dan proses mental lainnya.

perspektif dalam belajar

a. Teori Behaviorik (Teori Tingkah Laku)

Teori Belajar Tingkah Laku (Behaviorik) menekankan bahwa pembelajaran adalah usaha
guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus).
Agar terjadi hubungan stimulus dan respon (tingkah laku yang diinginkan) perlu latihan.

b. Teori Kognitif

Pembelajaran menurut Teori Belajar Kognitif adalah cara guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari.
Ini sesuai dengan pengertian belajar menurut aliran kognitif yang menekankan pada
kemampuan mengenal pada individu yang belajar.

c. Teori Gestalt

Menurut teori pembelajaran ini pengertian pembelajaran adalah usaha guru memberikan
materi pembelajaran sedimikian rupa, sehingga siswa lebih mudah mengorganisasikannya
menjadi suatu yang

bermakna. Bantuan guru diperlukan untuk mengaktualkan potensi mengorganisis yang


terdapat pada diri siswa.

d. Teori Humanistik

Menurut Teori Belajar Humanistik, pembelajaran akan membawa perubahan bila orang yang
belajar bebas menentukan bahan pelajaran dan cara yang dipakai untuk dipelajarinya.
Pembelajaran adalah memberikan kebebasan kebebasan pada siswa untuk memilih bahan
pelajaran dan cara mempelajarinya

sesuai dengan minat dan kemampuan.

Classical conditioning

Pavlov’s mengeksplorasi penemuannya dengan mengembangkan studi perilaku (behavior


study) yang dikondisikan, yang kemudian dikenal dengan Classical
Conditioning.Conditioning adalah suatu bentuk belajar yang memungkinkan organisme
memberikan respon terhadap suatu rangsang yang sebelumnya tidak menimbulkan respon itu,
atau suatu proses untuk mengintroduksi berbagai reflek menjadi sebuah tingkah laku. Jadi
classical conditioning sebagai pembentuk tingkah laku melalui proses persyaratan
(conditioning process).

Eksperimen Pavlov’s

Dalam eksperimen ini Pavlov ingin membuktikan bahwa belajar adalah suatu pengkondisian
sehingga dapat mempengaruhi perilaku yang selama ini disangka sebagai reflek “psikis“ dan
tidak dapat dikendalikan seperti keluarnya air liur dalam percobaannya.

a). Refleks Yang Dikondisikan

b). Pengkondisian Tingkat Tinggi

c).Generalisai

d). Diskriminasi

e). Pelenyapan eksperimental

Secara garis besar teori belajar menurut Ivan Pavlov adalah :


Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua macam
stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka
refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.

Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang
sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa
menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.

Eksperimen Skinner

Dalam eksperimen Skinner (Muhibbin Syah, 2003: 99), Skinner menggunakan seekor
tikus yang ditempatkan dalam sebuah peti yang kemudian terkenal dengan “Skinner Box”.
Peti sangkar ini terdiri atas dua komponen yaitu: manipulandum dan alat pemberi
reinforcement yang antara lain berupa wadah makanan. Manipulandum adalah komponen
yang dapat dimanipulasi dan gerakannya berhubungan dengan reinforcement. Komponen ini
terdiri dari tombol, batang jeruji, dan pengungkit. (Rober, 1988).

Dalam eksperimen ini, mula-mula tikus mengeksplorasi pati sangkar dengan berlari-
lari atau mencakari dinding. Aksi ini disebut “”emitted behavior” (tingkah laku yang
terpancar tanpa mempedulikan stimulus tertentu). Sampai pada suatu ketika secara kebetulan
salah satu “emitted behavior” tersebut dapat menekan pengungkit yang menyebabkan
munculnya butir-butir makanan ke dalam wadahnya sehingga tikus dapat mendapatkan
makanan.

Butir-butir makanan ini merupakan reinforce bagi penekanan pengungkit. Penekanan


pengungkit inilah yang disebut tingakah laku operant yang akan terus meningkat apabial
diiringi dengan reinforcement, yakni pengauatan berupa butir-butir makanan yang
muncul.meningkat apabial diiringi dengan reinforcement, yakni pengauatan berupa butir-
butir makanan yang muncul.

MEMORI

Pengertian memori menurut Chaplin, 2002 yaitu fungsi yang terlibat dalam proses
mengenang masa lalu, keseluruhan pengalaman masa lalu yang diingat kembali, dan
pengalaman khas yang paling diingat. Dari ketiga pengertian tersebut, maka memori
dimpulkan sebagai fungsi, pengalaman, atau informasi, dan spesifikasi. Memori melibatkan
apa yang dilihat dan dialami dengan merekamnya. Memori menggunakan rekaman itu untuk
melakukan aktivitas. Namun tidak semua pengalaman bisa disimpan dengan baik, hanya
informasi atau pengalaman tertentu yang memiliki kekhasan saja yang mampu tersimpan.
Sehingga memori memerlukan suatu tempat untuk menyimpan, menerima, dan mengingat
kembali informasi khusus.

Jenis-jenis memori

1. Memori Sensoris
Memori sensoris berkaitan juga dengan penyimpanan informasi yang diperoleh dari
penerimaan pancaindera. Memori sensoris merupakan proses penyimpanan informasi melalui
saraf saraf sensoris dalam jangka waktu yang sangat pendek.

• Encoding dalam memori sensoris: Pada saat mata melihat sesuatu, gambaran objek
melalui sistem indera akan disampaikan ke bagian penyimpanan otak melalui impuls impuls
saraf.

• Storage dalam memori sensoris: memori sensorid memiliki kapasitas memori yang
sangat besar namun penyimpanan tidak berlangsung lama atau cepat hilang.

2. Memori Jangka Pendek

Memori jangka pendek merupakan proses penyimpanan memori secara sementara yang
artinya memori tidak bisa disimpan lama.

• Encoding dalam memori jangka pendek: informasi yang didapatkan akan diterima di
otak dengan sebutan kontrol proses. Informasi akan diproses dan kemudian disimpan.
Kontrol proses merupakan proses yang mengatur masukna informasi serta laju kecepatan
menangkap informasi.

• Storage dalam memori jangka pendek: kapasitas memori dalam jangka pendek
terbatas sehingga memiliki kemungkinan untuk hilang.

• Retrieval dalam memori jangka pendek: Proses mengingat dalam memorijangka


pendek tidak terlalu lama karena kapasitas memori yang terbatas.Untuk mengingat memori
jangka pender bisa dilakukan dengan paralel search atau serial search.

3. Memori Jangka Panjang

Memori jangka panjag meripakan proses penyimpanan yang bisa diingat cukup lama dan
relatif bersifat permanen.

• Encoding dalam memori jangka panjang: prosesnya yang terjadi hampir sama dengan
memori jangka panjang namun setelah itu dilakukan proses semantik atau coding. Data akan
dianalisa lebih lagi.

• Storage dalam memori jangka panjang: proses encoding dilakukan dengan menyaring
inti dari informasi yang didapat. Maka penyimpanan informasi bisa berlangsung lebih lama.
Selain itu kapasitas penyimpanan memori juga lebih besar sehingga banyak memori yang
diingat permanen.

• Retrieval dalam memori jangka panjang: penyimpanan pada memori jangka panjang
ini sangat terorganisir sehngga proses pengambilan memori juga bisa cepat dan tepat.

Proses Terbentuknya Memori


Proses pembuatan memori diawali dengan paparan objek atau lingkungan pada panca indera
manusia. Memori diciptakan oleh susunan saraf pusat secara biologis yang melibatkan
banyak kerja saraf dan komponen tubuh lainnya. Proses terbentuknya memori diawali dengan
penerimaan informasi melalui panca indera, kemudian diterima oleh sarah sensori di panca
indera dan dikirim ke otak.

Otak mempersepsikan informasi kemudian disimpan pada memori jangka pendek atau waktu
yang sebentar sekitar 1 menit. Memori jangka pendek dikirim ke generator atau pembangkit
tanggapan yang kemudian disalurkan kembali ke bagian tubuh lainnya untuk memberikan
tanggapan.

Memori jangka pendek kemudian diubah menjadi memori jangka panjang dan disimpan
secara permanen di dalam otak. Proses ini melibatkan kerja kontrol dan membentuk jejak
jejak memori. Memori jangka panjang dapat digunakan dengan cepat dengan melalui jejak
jejak memori yang terbentuk. Semakin sering dipanggil, memori akan semakinmudah
ditemukan dan jejak jejak nya semakin jelas. Namun pada memori jangka panjang yang tidak
pernah atau jarang digunakan maka memori akan meluap dan terjadi lupa atau kondisi tidak
dapat mengingat sesuatu. Memori lupa dapat dikembalikan dengan melalui ciri ciri informasi
yang masih diingat.

Memori kontrol bekerja jika ada keinginan kuat, harapan, motivasi, minat dan usaha. Namun
apabila tidak ada hal hal tersebut, maka kontrol tidak akan bekerja dan memori tidak akan
tersimpan. Kualitas kontrol tergantung pada banyaknya informasi yang tertangkap panca
indera, semakin banyak yang tertangkap maka penyimpanan memori akan lebih baik. Kontrol
lainnya yaitu frekuensi dimana semakin banyak frekuensi informasi yang didapatkan maka
semakin baik pula penyimpanan memorinya.

TEORI LUPA

Konsep lupa memiliki empat macam teori yaitu: Decay theory (menganggap bahwa memori
akan semakin memudar), Teori interferensi ( menitikberatkan pada interval), Retrieval failure
(kegagalan mengingat memori disebabkan oleh interferensi), teori Motivated Forgetting
(kecenderungan melupakan hal hal yang tidak menyenangkan, Sebab fisiologis (adanya
perubahan fisik di otak dikarenakan gangguan fisik). Lupa bisa juga menjadi tanda fisiologis
dari penuaan, dikarenakan fungsi sistem saraf yang menurun pada usia tua dan tidak dapat
meregenerasi diri lagi.

BAHASA
Bahasa adalah suatu system symbol yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Pada manusia bahasa ditandai dengan adanya daya cipta yang tidak ada habisnya dan adanya
sebuah system aturan.

Perkembangan bahasa

1. Tahap Pralinguistik atau meraban (0.3 – 1.0 tahun)

Pada tahap ini anak mengeluarkan bunyi ujaran dalam bentuk ocehan yang mempunyai
fungsi komunikatif. Pada umur ini anak mengeluarkan berbagai bunyi ujaran sebagai reaksi
terhadap orang lain yang ada disekitarnya sebagai upaya mencari kontak verbal.

2. Tahap Holofrastik atau kalimat satu kata (1,0 – 1,8 tahun)

Pada umur satu tahun anak mulai mengucapkan kata-kata. Satu kata yang di ucapkan oleh
anak-anak ini harus di pandang sebagai satu kalimat penuh mencakup aspek intelektual
maupun emosional sebagai cara untuk menyatakan mau tidaknya terhadap sesuatu. Anak
yang menyatakan “mobil” dapat berarti “saya mau main mobil-mobilan”, “saya mau ikut naik
mobil sama ayah” atau “saya minta diambilkan mobil mainan” dan sebagainya.

3. Tahap kalimat dua kata (1,8 – 2,0 tahun)

Pada tahap ini anak mulai memiliki banyak kemungkinan untuk menyatakan kemauannya
dan berkomunikasi dengan menggunakan kalimat sederhana yang disebut dengan istilah
“kalimat dua kata” yang dirangkai secara tepat. Misalnya anak mengucapkan “mobilan
siapa?” atau bertanya “itu mobilan milik siapa” dan sebagainya.

4. Tahap pengembangan tata bahasa awal (2,0 – 5,0 tahun)

Pada tahap ini anak mengembangkan tata bahasa, panjang kalimat mulai bertambah, ucapan-
ucapan yang dihasilkan semakin kompleks, dan mulai menggunakan kata jamak.
Penambahan dan pengayaan terhadap sejumlah dan tipe kata secara berangsur-angsur
meningkat sejalan dengan kemajuan dalam kematangan perkembangan anak.

5. Tahap pengembangan tata bahasa lanjutan (5,0 – 10,0 tahun)

Pada tahap ini anak semakin mampu mengembangkan struktur tata bahasa yang lebih
kompleks lagi serta mampu melibatkan gabungan kalimat-kalimat sederhana dengan
komplementasi, relatifasi, dan konjungsi. Perbaikan dan penghalusan yang dilakukan pada
periode ini mencakup belajar mengenai berbagai kekecualian dari keteraturan- keteraturan
tata bahasa dan fonologi dalam bahasa terkait.

6. Tahap kompetensi lengkap (11,0 tahun - dewasa)


Pada akhir masa kanak-kanak, yang kemudian memasuki masa remaja dan dewasa,
perbendaharaan kata terus meningkat, gaya bahasa mengalami perubahan, dan semakin
lancar, serta fasih dalam berkomunikasi. Keterampilan dan performansi tata bahasa terus
berkembang kearah tercapainya kompetensi berbahasa secara lengkap sebagai perwujudan
dari kompetensi komunikasi.

Reasoning

penalaran adalah suatu proses kognitif dalam menilai hubungan diantara premis-premis
ynag akhirnya menuju pada penarikan kesimpulan tertentu.

Jenis Keterampilan Penalaran

Menurut Sternberg (1989, 1990) membagi keterampilan penalaran (keterampilan intelektual


didasarkan pada teori subkomponen dan tinjauan pemprosesan informasi kognitif.

Secara umum penalaran dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu :

1.Penalaran Deduktif

2.Penalaran Induktif

Problem solving (Pemecahan Masalah) dalam Psikologi Kognitif

Dalam perkembangannya, istilah kognitif menjadi popular sebagai salah satu wilayah
psikologi manusia atau satu konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan yang
meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan masalah pemahaman,
memperhatikan, memberikan menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan
masalah, kesengajaan, pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikirm dan
keyakinan termasuk kejiwaan yang berpusat di otak juga berhubungan dengan konasi
(kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan rasa.

Menurut penelitian bahwa tahap-tahap perkembangan individu atau pribadi serta perubahan
umur sangat mempengaruhi kemampuan belajar individu. Jean Piaget menyebut bahwa
struktur kognitif sebagai skemata (Schemas) yaitu kumpulan dari skema-skema. Skema
berkembang secara kronologis sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Dengan demikian seorang individu lebih dewasa memiliki struktur kognitif yang lebih
lengkap dibandingkan ketika ia masih kecil.

Pemantauan kognitif (cognitive monitoring) adalah proses pencatatan hal-hal yang sedang
dikerjakan, apa yang akan dikerjakan kemudian, dan seberapa efektif kegiatan mental
tersebut berkembang. Pemantauan kognisi selain untuk memahami dan memecahkan masalah
sosial, juga penting dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan aspek non sosial dari
inteligensi.
Orang tua, guru, dan teman sebaya dapat menjadi sumber yang efektif untuk meningkatkan
pemantauan kognitif remaja. Pengajaran timbal balik adalah strategi pengajaran yang
semakin banyak dipakai. Sedangkan Pemrosesan informasi sosial memusatkan perhatian pada
cara seseorang menggunakan proses kognitifnya, seperti perhatian, persepsi, ingatan,
pemikiran, penalaran, harapan dan seterusnya untuk memahami dunia sosial mereka.

Berkaitan erat dengan keterampilan pengambilan keputusan yang tepat adalah berpikir kritis.
Berpikir kritis meliputi kemampuan seseorang untuk memahami makna yang mendalam dari
suatu masalah, keterbukaan pikiran terhadap berbagai pendekatan atau pandangan yang
berbeda, dan menentukan sendiri hal yang diyakininya. Agar pemikiran kritis dapat
berkembang secara efektif, dibutuhkan dasar yang kuat dalam hal keterampilan dan
pengetahuan dasar di masa kanak-kanak.

Anda mungkin juga menyukai