Anda di halaman 1dari 11

VOLUME 2 No.

1, 22 Desember 2012 Halaman 1-70

IDENTIFIKASI EFEK DEPRESAN SSP


(SUSUNAN SARAF PUSAT), ANTIKEJANG
DAN NEUROTOKSISITAS SENYAWA
4-KLOROBENZOILTIOUREA PADA MENCIT PUTIH
JANTAN

Aguslina Kirtishanti dan Dini Kesuma


Fakultas Farmasi Universitas Surabaya
Email: sc_kirtishanti@yahoo.co.id

ABSTRACT
The study of benzoylthiourea derivatives development as central nervous system (CNS) depressants were based on
its structure which contains acyclic ureida group, an isosteric group of CNS depressant drugs common structure.
The study approach is taken by modifying the structure of benzoylthiourea using Topliss model based on the
enhancement of lipophilic and electronic properties, and the product is predicted to give higher activity than the
parent compound.
Identification of CNS depressant, anticonvulsant and neurotoxicity effects of the compound synthesized,
4-chlorobenzoylthiourea, was conducted. Identification of CNS depressant effects was done using Barbiturate
Sleeping Time, while identification of anticonvulsant effects was done using Maximum Electroshock Seizure and
neurotoxicity effect using rotarod in mice (Mus musculus). This study used five groups of mice: a control group,
a standard group (Phenobarbital Na) and 3 treatment groups with the doses of 15 mg/kg, 45 mg/kg and 75 mg/
kg respectively. From the results, it can be concluded that 4-chlorobenzoylthiourea gives the best CNS depressant,
anticonvulsant, and neurotoxicity effects at the doses of 75 mg/kg, 15 mg/kg, and 45 mg/kg respectively.

Keywords: CNS depressant effect, anticonvulsant, neurotoxicity, 4- chlorobenzoylthiourea, Barbiturate


Sleeping Time, Electroshock Seizure, Rotarod

1
VOLUME 2 No. 1, 22 Desember 2012 Halaman 1-70

IDENTIFIKASI EFEK DEPRESAN SSP


(SUSUNAN SARAF PUSAT), ANTIKEJANG
DAN NEUROTOKSISITAS SENYAWA
4-KLOROBENZOILTIOUREA PADA MENCIT PUTIH
JANTAN

Aguslina Kirtishanti dan Dini Kesuma


Fakultas Farmasi Universitas Surabaya
Email: sc_kirtishanti@yahoo.co.id

ABSTRAK
Pengembangan senyawa turunan benzoiltiourea sebagai penekan sistem saraf pusat (SSP), didasarkan
pada struktur senyawa yang mengandung gugus ureida asiklik yang merupakan isosterik dari
struktur obat penekan SSP pada umumnya. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
modifikasi struktur benzoiltiourea menggunakan model Topliss, berdasarkan perubahan sifat lipofilik
dan elektronik yang makin meningkat, diramalkan dapat memberikan aktivitas yang lebih tinggi
dibandingkan senyawa induk.
Pada pengamatan ini dilakukan identifikasi efek depresan SSP, antikejang, dan neurotoksisitas dari
senyawa hasil sintesis yaitu 4-klorobenzoiltiourea. Identifikasi efek depresan SSP menggunakan
metode Barbiturat Sleeping Time, identifikasi efek antikejang dengan menggunakan metode Maximum
Electroshock Seizure, dan efek neurotoksisitas menggunakan batang berputar (rotarod) pada mencit (Mus
musculus). Penelitian ini menggunakan 5 kelompok hewan coba yaitu 1 kelompok kontrol, 1 kelompok
pembanding (Phenobarbital Na), dan 3 kelompok uji dengan dosis 15 mg/kgBB, 45 mg/kgBB, dan 75
mg/kgBB. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa senyawa 4-klorobenzoiltiourea memberikan
efek depresan SSP, antikejang, dan neurotoksisitas dengan dosis paling baik berturut-turut 75 mg/kg
BB, 15 mg/kg BB, dan 45 mg/kg BB.

Kata Kunci: efek depresan SSP, antikejang, neurotoksisitas, senyawa 4- klorobenzoiltiourea, Barbiturat
Sleeping Time, Electroshock Seizure, Rotarod

2
AGUSLINA KIRTISHANTI, DINI KESUMA E IDENTIFIKASI EFEK DEPRESAN SSP (SUSUNAN
SARAF PUSAT), ANTIKEJANG DAN NEUROTOKSISITAS SENYAWA 4-KLOROBENZOILTIOUREA ...

PENGANTAR benzoiltiourea tersebut mempunyai efek


Manifestasi dari stres berupa keluhan fisik sebagai penekan sistem saraf pusat, sehingga
atau gangguan fisik, kecemasan tak rasional benzoiltiourea dapat dijadikan sebagai
dan perilaku menghindar, gangguan efek senyawa induk untuk dikembangkan lebih
(depresi, iritabilitas), perubahan kesadaran, lanjut dalam usaha mendapatkan senyawa
dan perilaku motorik (Mutschler, 1991). baru dengan aktivitas penekan saraf pusat
Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan yang lebih tinggi (Kesuma, 2004).
zat-zat yang bekerja pada sistem saraf pusat
(SSP), terutama sebagai penekan sistem saraf O O
pusat. Berdasarkan efek farmakologinya, HN C HN C
penekan sistem saraf pusat dibagi menjadi O C S C
lima golongan, yaitu anestesi sistemik, NH2 NH2
sedatif-hipnotik, relaksan pusat, antipsikotik,
dan antikejang (Siswandono dan Soekardjo, Benzoilurea Benzoiltiourea
2000).
Untuk mendapatkan obat penekan Gambar 1. Struktur Benzoilurea dan
sistem saraf pusat yang memberikan aktivitas Benzoiltiourea
farmakologis yang optimal, perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut. Penelitian dilakukan Senyawa 4-klorobenzoiltiourea diperoleh
dengan mengembangkan struktur senyawa dengan memodifikasi struktur benzoiltiourea
obat yang sudah ada dan mendapatkan obat yang ditambah dengan subtituen 4-kloro
baru melalui modifikasi struktur molekul dan dengan cara asilasi tiourea dengan
sintesis analog senyawa induk. Pada tahun 4-klorobenzoil klorida. Dengan memasukkan
1998, Siswandono telah melakukan sintesis atom Cl pada posisi para akan meningkatkan
benzoilurea melalui reaksi asilasi antara sifat lipofilik senyawa (log P = 1,68) dibanding
salah satu gugus amina primer urea dengan senyawa induk benzoiltiourea dengan log P
gugus benzoil dari benzoil klorida dan telah = 1,12. Dengan meningkatnya sifat lipofilitas
melakukan penelitian hubungan kuantitatif senyawa diharapkan akan meningkat pula
struktur-aktivitas turunan benzoilurea. aktivitas penekan sistem saraf pusat (Kesuma,
Penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa 2004). Peningkatan sifat lipofilik menyebabkan
ada hubungan non-linier (parabolik) antara absorpsi obat melalui membran biologis
perubahan struktur, parameter sifat-sifat akan meningkat sehingga memungkinkan
lipofilik (log P), elektronik (δ), dan sterik (Es) banyaknya senyawa yang akan berinteraksi
dari senyawa-senyawa turunan benzoilurea dengan reseptor dan diharapkan akan
dengan aktivitas pada sistem saraf pusat memperbesar aktivitas penekan SSP (Basuki,
berupa gangguan koordinasi gerak pada 2006).
mencit. Selanjutnya senyawa 4-klorobenzoil-
Kesuma (2004) melakukan sintesis tiourea dilakukan uji aktivitas penekan SSP
senyawa benzoiltiourea dengan mengganti pada mencit galur Balb C dengan tujuan
atom oksigen pada posisi C2 dengan untuk mengetahui efek depresan SSP, efek
atom sulfur yang terdapat pada tiourea. antikejang, dan efek neurotoksisitas dan dosis
Penggantian atom O pada urea dengan berapa yang lebih efektif sebagai penekan
atom S menjadi tiourea, di mana sifat SSP. Diharapkan dari penelitian ini akan
elektronegativitas atom O lebih besar dari ditemukan senyawa baru yang mempunyai
atom S, dan diharapkan meningkatkan aktivitas penekan SSP lebih tinggi dibanding
lipofilitas senyawa benzoiltiourea. Hasil benzoiltiourea.
uji aktivitas menunjukkan bahwa senyawa

3
| VOL 2, NO. 1, DESEMBER 2012 ; 1-11

Bahan dan Alat kelompokkan menjadi 5 kelompok. Setiap


Pengamatan ini merupakan penelitian kelompok terdiri dari 6 ekor, yaitu kelompok
eksperimental laboratoris dengan melakukan kontrol yang diberi suspensi CMC Na 0,5%
uji aktivitas farmakologis berupa efek secara oral, kelompok pembanding diberi
depressan SSP menggunakan metode Phenobarbital Na 125 mg/kg BB secara oral,
Barbiturat Sleeping Time, antikejang dengan dan kelompok uji I sampai uji III berturut-
metode Maximum Electroshock Seizure dan turut diberi senyawa 4-klorobenzoiltiourea
neurotoksisitas dengan metode batang dengan dosis 15 mg/kgBB, 45 mg/kgBB, dan
berputar (rotarod) terhadap senyawa 75 mg/kgBB secara oral, maka setelah 30 menit
4-klorobenzoiltiourea. (waktu aktivitas puncak senyawa uji) semua
4-klorobenzoiltiourea (hasil sintesis) mencit kelompok uji diberi Phenobarbital Na
sebagai bahan uji, CMC Na sebagai 125 mg/kg BB secara oral. Parameter yang
suspending agent untuk mensuspensikan diamati adalah lama waktu tidur mencit
4-klorobenzoiltiourea, dan Phenobarbital Na mulai waktu mencit tidur (righting reflex
sebagai bahan pembanding (Abbot Australia) negative) sampai mencit bangun (righting reflex
positive). Data waktu tidur mencit dianalisa
Hewan Coba menggunakan anova one way.
Dalam ppengamatan ini menggunakan
mencit (Mus musculus) galur Balb C, jantan, Identifikasi Efek Antikejang
dewasa berumur 2-3 bulan dengan berat Identifikasi efek antikejang dilakukan
badan 20-35 gram, tidak ada kelainan yang dengan metode Maximum Electroshock Seizure
tampak pada bagian tubuh. Dua minggu (MES). Secara random mencit dibagi menjadi
sebelum perlakuan, dan mencit diadaptasikan 5 kelompok yaitu 1 kelompok kontrol, 1
pada ruangan tempat penelitian. Mencit kelompok pembanding, dan 3 kelompok uji.
dipuasakan selama 12 jam sebelum perlakuan Semua mencit diberi senyawa uji, suspensi
dan setiap mencit hanya digunakan sekali CMC Na, dan Phenobarbital Na secara
(Levy et.al, 1989; Loscher and Lehmann, oral dengan dosis yang sama seperti pada
1996). pelaksanaan identifikasi efek depresan SSP,
alat Electroshock Seizure yaitu alat yang setelah 30 menit pemberian perlakuan,
digunakan untuk melihat efek kejang mencit dan seluruh mencit dirangsang korneanya
karena alat ini memberikan arus listrik sebesar dengan arus listrik supramaksimal sebesar 50
50 mA yang diinduksikan pada mata mencit, mA selama 0,2 detik dengan alat penginduksi
batang berputar (rotarod) yaitu alat yang kejang (Electroshock Seizure). Pengamatan
berupa batang diputar dengan kecepatan dilakukan terhadap pengaruh senyawa
6 rpm untuk melihat lama waktu bertahan 4-klorobenzoiltiourea pada pola kejang/
mencit pada batang berputar tersebut sebagai seizure (tonik, klonik, dan tonik-klonik). Efek
parameter dari efek neurotoksisitas, Neraca antikejang ditunjukkan dari kemampuan
Analitik Sartorius 2472, disposible syringe senyawa uji mengurangi atau mencegah
Terumo 1 ml, timbangan mencit, alat pencatat terjadinya kejang (Turner, 1965; Thompson,
waktu (stop watch), dan bak mencit. 1990). Data waktu kejang mencit dianalisa
menggunakan anova one way.
Identifikasi Efek Depresan SSP,
Antikejang, dan Neurotoksisitas Identifikasi Efek Neurotoksisitas
Identifikasi Efek Depresan SSP Adanya gangguan neurologik dari
Identifikasi efek depresan SSP dilakukan senyawa uji ditentukan dengan menggunakan
dengan metode Barbiturat Sleeping Time metode batang berputar. Secara random
dengan menggunakan mencit yang di mencit dibagi menjadi 5 kelompok sesuai

4
AGUSLINA KIRTISHANTI, DINI KESUMA E IDENTIFIKASI EFEK DEPRESAN SSP (SUSUNAN
SARAF PUSAT), ANTIKEJANG DAN NEUROTOKSISITAS SENYAWA 4-KLOROBENZOILTIOUREA ...

dengan identifikasi efek depresan. Semua waktu 1 menit. Pengamatan dilakukan


mencit diberi senyawa uji, suspensi CMC dalam waktu aktivitas puncak (30 menit)
Na, dan phenobarbital Na secara oral dengan setelah pemberian perlakuan (Turner, 1965;
dosis yang sama seperti pada pelaksanaan Thompson, 1990). Data waktu bertahan
identifikasi efek depresan SSP. Mencit dari mencit pada batang berputar dianalisa
tiap kelompok kemudian diletakkan pada menggunakan anova one way.
alat batang berputar dengan kecepatan
perputaran 6 rpm. Mencit normal dapat
PEMBAHASAN
mempertahankan posisi pada batang berputar
Identifikasi Efek Depresan SSP
dalam waktu yang sangat lama. Adanya
Data mengenai waktu tidur mencit pada
gangguan neurologi minimum misalnya
berbagai kelompok dan hasil statistiknya
ataksia, sedasi, dan hipereksitabilitas
dapat dilihat pada tabel 1 dan 2, diagram
ditunjukkan oleh ketidakmampuan mencit
batang rata-rata waktu tidur mencit dapat
mempertahankan posisinya dan jatuh dalam
dilihat pada gambar 1.

Tabel 1. Waktu Tidur Mencit Pada Berbagai Kelompok


Waktu Tidur Mencit (Menit)
Nomor Fenobarbital Na Senyawa 15 Senyawa 45 Senyawa 75
CMC Na 0,5%
Mencit 125 mg/kg BB mg/kg BB mg/kg BB mg/kg BB
(Kontrol)
(Pembanding) (Uji I) (Uji II) (Uji III)
1 117,03 127,32 144,17 326,12 374,29
2 119,16 126,99 148,26 324,39 375,12
3 117,73 128,06 145,26 322,13 371,63
4 116,22 125,65 152,71 323,75 372,46
5 118,31 125,32 149,19 328,19 373,15
6 116,65 127,56 149,67 328,29 373,65
Rata-rata ± SD 117.51 ± 1.099 126.81 ± 1.0938 148.21± 3.1102 325.48± 2.4921 373.38±1.2562

Diagram batang rata-rata waktu tidur mencit sebagai berikut:

Gambar 2. Diagram Batang Rata-Rata Waktu Tidur Mencit Pada Berbagai Kelompok

5
| VOL 2, NO. 1, DESEMBER 2012 ; 1-11

Tabel 2. Hasil Statistik Anova Waktu Tidur Mencit Berdasarkan data tabel 3 dilakukan
analisa regresi linier untuk mengetahui apakah
I (kelompok) J (kelompok) Signifikansi
Pembanding 0,000 ada hubungan linier antara peningkatan dosis
Kontrol
Uji I 0,000 senyawa 4-Klorobenzoiltiourea terhadap
Uji II 0,000 peningkatan waktu tidur mencit. Berikut ini
Uji III 0,000
Pembanding Uji I 0,000 adalah hasil regresi linier:
Uji II 0,000
Uji III 0,000 Tabel 4. Hasil Regresi Linier Kelompok Uji
Uji I Uji II 0,000 Dosis Rata-rata
Uji III 0,000
Senyawa perpanjangan
Uji II Uji III 0,000 No. Nilai r
(mg/kg waktu tidur
Hasil analisis statistik menunjukkan nilai BB) mencit (%)
1. 15 16.89
signifikansi 0,000 (< 0,05) yang berarti bahwa 2. 45 156.67
ada perbedaan bermakna antara kelompok 3. 75 194.44
kontrol, kelompok pembanding, dan kelompok Persamaan Regresi: -146.653 + 0.9491438942
uji. Ini berarti waktu tidur mencit kelompok 15.7332x
kontrol berbeda bermakna dengan kelompok
Hasil analisis menunjukkan bahwa rhitung
pembanding dan uji di mana rata-rata waktu
(0,949) > rtabel (0,878), yang berarti bahwa ada
tidur kelompok uji lebih tinggi dibanding
korelasi linier yang signifikan antara dosis
kelompok pembanding dan kontrol begitu juga
senyawa uji dan persentase perpanjangan waktu
waktu tidur mencit kelompok pembanding
tidur mencit. Hal ini menunjukkan bahwa dosis
lebih tinggi dibanding kelompok kontrol.
senyawa uji makin meningkat maka waktu tidur
Selanjutnya dilakukan perhitungan
mencitjugameningkat.Dilihatdaripersentaserata-
persentase perpanjangan waktu tidur mencit
rata perpanjangan waktu tidur bahwa senyawa
antara kelompok Phenobarbital Na dan
uji dengan dosis 75 mg/kg BB memberikan waktu
kelompok uji untuk mengetahui apakah
tidur yang paling lama karena diduga senyawa
terdapat korelasi linier antara dosis senyawa
uji sudah menduduki semua reseptor GABAA
4-Klorobenzoiltiourea dengan perpanjangan
sehingga mampu memperpanjang pembukaan
waktu tidur mencit. Persentase perpanjangan
kanal Cl-, menyebabkan keadaan hiperpolarisasi,
waktu tidur mencit dihitung dari rumus :
dan menekan transmisi sinaptik sehingga
Waktu tidur mencit (senyawa uji) – mengurangi rangsangan sel pada membran post-
Waktu tidur mencit (Phenobarbital Na) sinaptik serta menyebabkan deaktivasi korteks
X 100% serebral.
Waktu tidur mencit (Phenobarbital Na)
Berikut ini adalah grafik korelasi linier
Tabel 3. Persentase Perpanjangan Waktu Tidur antara dosis senyawa uji dan persentase
Mencit Pada Kelompok Uji I, II dan III perpanjangan waktu tidur mencit.
Perpanjangan Waktu Tidur mencit (%)
Senyawa Senyawa Senyawa
Nomor
4-KBT 15 4-KBT 45 4-KBT 75
Mencit
mg/kg BB mg/kg BB mg/kg BB
(Uji I) (Uji II) (Uji III)
1 13.23 156.142 193.98
2 16.75 155.44 196.39
3 13.43 151.54 190.2
4 21.54 157.66 196.42
5 19.04 161.88 197.75
6 17.33 157.36 192.92
Rata-
16.89± 156.67± 194.44±
rata ± Gambar 3. Grafik Korelasi linier
3.2181 3.366 2.6968
SD

6
AGUSLINA KIRTISHANTI, DINI KESUMA E IDENTIFIKASI EFEK DEPRESAN SSP (SUSUNAN
SARAF PUSAT), ANTIKEJANG DAN NEUROTOKSISITAS SENYAWA 4-KLOROBENZOILTIOUREA ...

Identifikasi Efek Antikejang Tabel 9. Waktu Kejang Mencit Kelompok Uji III
Data waktu kejang mencit pada kelompok (Dosis 75 mg/kg BB mencit)
kontrol, pembanding dan uji dapat dilihat pada No. Waktu Kejang Mencit (detik)
Tonik-
tabel 5 sampai tabel 9, dan diagram batang rata- Mencit Tonik Klonik Total
klonik
rata waktu kejang mencit dapat dilihat pada 1. 17,08 01,65 05,90 24,63
2. 15,01 01,91 05,65 22,57
gambar 3. Hasil statistik anova waktu kejang 3. 14,91 02,20 05,81 22,92
mencit dapat dilihat pada tabel 10. 4. 15,76 01,64 06,68 24,08
5. 16,72 02,37 06,14 25,23
Tabel 5. Waktu Kejang Mencit Kelompok Kontrol 6. 14,65 02,13 08,36 25,14
Rata-rata ± SD 24,10±1,13
No. Waktu Kejang Mencit (detik)
Mencit Tonik-
Tonik Klonik Total
Klonik
1. 17,40 02,61 07,68 27,69
2. 17,16 - 12,78 29,94
3. 18,20 02,48 07,96 28,64
4. 16,40 01,85 10,97 29,22
5. 17,52 01,47 09,79 28,78
6. 18,03 01,39 08,65 28,07
Rata-rata ± SD 28,72 ± 0,80

Tabel 6. Waktu Kejang Mencit Kelompok


Pembanding
No. Waktu Kejang Mencit (detik)
Tonik- Gambar4.
Mencit Tonik Klonik Total
klonik Diagram Batang Rata-rata Waktu Kejang Mencit
2. - 09,25 11,00 20,25 Pada Berbagai Kelompok
3. 04,52 03,19 11,53 19,24
4. - 11,38 09,42 20,80
6. 08,36 02,85 07,45 18,66 Tabel 10. Hasil Statistik Anova Waktu Kejang
8. - 07,16 15,81 22,97 Mencit
10. - 07,16 13,73 20,89 I (kelompok) J (kelompok) Signifikansi
Rata-rata ± SD 20,47±1,51 Kontrol Pembanding 0,000
Uji I 0,000
Tabel 7. Waktu Kejang Mencit Kelompok Uji I Uji II 0,000
(Dosis 15 mg/kg BB mencit) Uji III 0,000
Waktu Kejang Mencit (detik) Pembanding Uji I 0,100
No.
Tonik- Uji II 0,000
Mencit Tonik Klonik Total
klonik Uji III 0,000
1. 15,08 01,22 06,52 22,82 Uji I Uji II 0,054
2. 09,75 01,36 11,27 22,38 Uji III 0,002
3. 14,26 01,75 05,34 21,35 Uji II Uji III 0,170
4. 11.10 02.91 07,73 21,74
5. - 08,45 14,41 22,86
6. 13,00 01,82 06,62 21,44 Dari hasil analisis statistik anova one way
Rata-rata ± SD 22,10±0,68 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
Tabel 8. Waktu Kejang Mencit Kelompok Uji II
bermakna antara kelompok kontrol dengan
(Dosis 45 mg/kg BB mencit) kelompok uji dan kelompok pembanding
Waktu Kejang Mencit (detik) dengan nilai signifikansi 0,000 (<0,05).
No. Tonik-
Mencit Tonik Klonik Total Antara kelompok uji I dengan uji II tidak
klonik
1. 12,39 02,19 08,97 23,55 ada perbedaan yang bermakna (sig = 0,054)
2. 11,27 01,66 11,30 24,23 demikian juga antara kelompok uji II dengan
3. 12,49 01,57 08,99 23,05 uji III (sig = 0,170) , tetapi ada perbedaan
4. 13,38 01,70 07,95 23,03
5. 12,16 01,55 08,61 22,32 bermakna antara kelompok uji I dan uji III
6. 12,57 01,49 09,04 23,46 (sig = 0,002). Bila dilihat dari rata-rata waktu
Rata-rata ± SD 23,27±0,64 kejang mencit, kelompok uji I dengan dosis 15

7
| VOL 2, NO. 1, DESEMBER 2012 ; 1-11

mg/kg BB memberikan waktu kejang yang paling singkat dibandingkan dengan kelompok
uji II dan III.

Identifikasi Efek Neurotoksisitas


Data lama waktu bertahan mencit pada batang berputar untuk menunjukkan efek
neurotoksisitas dan hasil statistiknya ditunjukkan pada tabel 11 dan 12.

Tabel 11. Lama Waktu Bertahan Mencit Pada Batang Berputar


Lama Waktu Bertahan Mencit (detik)
Nomor Phenobarbital Na Senyawa 15 mg/ Senyawa 45 Senyawa 75
CMC Na 0,5%
Mencit 125 mg/kg BB kg BB mg/kg BB mg/kg BB
(Kontrol)
(Pembanding) (Uji I) (Uji II) (Uji III)
1 38 27 17 15 26
2 28 14 30 21 27
3 34 18 30 14 36
4 35 26 24 13 25
5 24 26 26 16 35
6 27 14 25 18 24
Rata-rata
31 ± 5.4405 20.83± 6.2102 25.33± 4.8027 16.16± 2.9268 28.83± 5.2694
± SD

juga antara kelompok pembanding dengan


uji I (sig = 0,135) dan uji II (sig = 0,122). Ada
perbedaan bermakna antara kelompok uji I
dan uji II (sig = 0,004) serta antara uji II dan
uji III (sig = 0,000). Tidak ada perbedaan
bermakna antara uji I dengan uji III (sig =
0,241). Rata-rata waktu bertahan mencit pada
batang berputar berturut-turut mulai dari
waktu yang paling singkat adalah kelompok
uji II (16,16 detik), pembanding (20,83 detik),
Gambar 5. uji I (25,33 detik), uji III (28,83 detik) dan
Diagram Batang Rata-rata Waktu Bertahan kelompok kontrol (31 detik). Rata-rata waktu
Mencit Pada Batang Berputar bertahan mencit pada batang berputar untuk
kelompok pembanding (20,83 detik) berada di
Tabel 12. Hasil Statistik Anova Waktu Bertahan antara rata-rata waktu bertahan mencit antara
Mencit Pada Batang Berputar kelompok uji II dan uji I (16,16 – 25,33 detik).
I (kelompok) J (kelompok) Signifikansi Melihat hasil analisis tersebut diketahui
Kontrol Pembanding 0,002 bahwa kelompok uji II dengan dosis 45 mg/
Uji I 0,063
Uji II 0,000 kg BB memberikan waktu bertahan pada
Uji III 0,464 batang berputar paling singkat.
Pembanding Uji I 0,135 Senyawa 4-Klorobenzoiltiourea
Uji II 0,122
Uji III 0,011 merupakan modifikasi dari senyawa
Uji I Uji II 0,004 benzoiltiourea yang disintesis dengan cara
Uji III 0,241 asilasi senyawa tiourea dengan 4-klorobenzoil
Uji II Uji III 0,000
klorida. Senyawa benzoiltiourea memiliki
Hasil statistik menunjukkan bahwa aktivitas penekan sistem saraf pusat karena
antara kelompok kontrol dengan kelompok strukturnya yang mirip dengan senyawa
uji I (sig = 0,063) dan uji III (sig = 0,464) golongan barbiturat. Turunan barbiturat
tidak ada perbedaan bermakna demikian bekerja dengan menekan transmisi sinaptik

8
AGUSLINA KIRTISHANTI, DINI KESUMA E IDENTIFIKASI EFEK DEPRESAN SSP (SUSUNAN
SARAF PUSAT), ANTIKEJANG DAN NEUROTOKSISITAS SENYAWA 4-KLOROBENZOILTIOUREA ...

pada sistem pengaktifan retikula di otak dengan waktu paruh 72-96 jam. Awal kerja
dengan cara mengubah permeabilitas membran obat untuk Phenobarbital Na adalah 30-60
sel sehingga mengurangi rangsangan sel menit (Caroline NL, 2006; Katzung et al, 2002).
postsinaptik dan menyebabkan deaktivasi Phenobarbital dapat menekan sistem saraf
korteks serebral (Siswandono, 2000). Senyawa pusat melalui ikatan dengan reseptor GABA,
4-Klorobenzoiltiourea memiliki sifat lipofilik menghalangi aliran impuls saraf di sistem
dan elektronik yang lebih tinggi dibandingkan saraf pusat (Schull, 2009).
dengan senyawa induknya benzoiltiourea. Hewan coba yang digunakan dalam
Secara teoritis, senyawa benzoiltiourea penelitian ini adalah mencit putih jantan
mempunyai nilai lipofilitas (log P) = 1,12. (Mus musculus) galur Balb C karena lebih
Pemasukkan atom klorida (Cl) pada cincin peka terhadap obat yang bekerja pada sistem
aromatis akan meningkatkan lipofilitas (log saraf pusat. Mencit yang digunakan harus
P) menjadi 1,68 sedangkan nilai log P optimal naïf yang belum pernah mendapat perlakuan
obat penekan sistem saraf pusat= 2 (Kesuma, apapun karena mencit yang telah mengenali
2004). wadah atau tempat eksperimen menunjukkan
Peningkatan sifat lipofilik perilaku yang berbeda dengan mencit yang
memungkinkan obat akan diabsorpsi dengan masih naif.
baik dalam membran biologis sehingga Pada uji efek antikejang digunakan
jumlah obat yang berinteraksi dengan reseptor alat Electroshock seizure sebagai penginduksi
lebih banyak. Penambahan gugus klorida kejang mencit. Induksi yang diberikan
(Cl) yang bersifat sebagai penarik elektron berupa arus listrik sebesar 50 mA selama
dapat memperkuat ikatan obat dan reseptor, 0,2 detik. Arus tersebut dipilih karena dapat
sehingga dapat menghasilkan aktivitas yang menghasilkan kejang yang maksimal pada
lebih besar. Senyawa 4-klorobenzoiltiourea mencit dengan kemungkinan letal sekecil
mampu berpenetrasi ke otak dan diduga mungkin. Elektrode tumpul pada alat
dapat mengikat reseptor barbiturat Electroshock disentuhkan pada kornea mata
pada reseptor GABAA karena kemiripan mencit karena mata berhubungan dengan
strukturnya dengan senyawa barbiturat saraf kranial kedua dan ketiga pada susunan
(mengandung gugus ureida) sehingga saraf pusat sehingga dapat merangsang
mampu memperpanjang pembukaan kanal letupan listrik abnormal pada serebral
Cl- menyebabkan keadaan hiperpolarisasi dengan cepat. Impuls listrik dihantarkan
dan menekan transmisi sinaptik sehingga menuju organ-organ motorik sehingga
mengurangi rangsangan sel pada membran memicu terjadinya aktivitas motorik yang
post-sinaptik dan menyebabkan deaktivasi abnormal dan menimbulkan kejang. Kejang
korteks serebral. Oleh karena itu, efek yang yang ditimbulkan setelah induksi listrik
terlihat dari hasil penelitian ini bahwa senyawa berupa kejang tonik, klonik, dan tonik-klonik.
4-klorobenzoiltiourea dapat memberikan Kejang tonik ditandai dengan hentakan atau
efek depresan SSP, efek antikejang, dan dorongan kuat dari anggota badan ke depan
penurunan aktivitas motorik. dan belakang anggota tubuh dengan keadaan
Senyawa pembanding yang digunakan tubuh mencit kaku, kejang klonik ditandai
adalah Phenobarbital Na. Phenobarbital dengan gerakan memutar kaki depan, dan
Na termasuk turunan barbiturat dengan belakang dari mencit ke arah dalam yang
masa kerja panjang yang digunakan sebagai sangat berlebihan, sedangkan kejang tonik-
sedatif, hipnotik, dan antikejang. Obat klonik ditandai dengan menghentak secara
diabsorpsi dalam saluran cerna ± 80%, kadar berulang-ulang dari kaki depan dan belakang
puncak obat dalam darah dicapai dalam dengan keadaan tubuh merebah ke samping
waktu 6-18 jam setelah pemberian oral, (Thompson, 1990).

9
| VOL 2, NO. 1, DESEMBER 2012 ; 1-11

Uji neurotoksisitas adalah suatu uji Caroline NL, 2006, “Nancy Caroline’s
yang mengamati adanya gangguan motorik Emergency Care in the Streets”,
pada mencit. Uji tersebut dilakukan dengan 6th edition, USA: Jones and Bartlett
menggunakan alat rotarod. Prinsipnya adalah Publishers International.
hewan percobaan yaitu mencit diletakkan Fessenden RJ, Fessenden SJ, 1990, Kimia
pada alat rotarod dengan kecepatan putaran 6 Organik, Edisi Ketiga, Jilid I dan II,
rpm, kemudian diamati berapa lama mencit Terjemah Pudjaatmaka AH., Jakarta :
tersebut dapat bertahan pada batang putar. Penerbit Airlangga.
Mencit normal dapat mempertahankan posisi
pada batang berputar dalam waktu yang Ganiswara, G. Sulistia, 1995, Farmakologi dan
lama (Basori, 2003). Terapi, Edisi IV, Fakultas Kedokteran
Berdasarkan hasil pengamatan di atas, UI, Ui Press, Jakarta, hal. 124-143, 769.
maka perlu dilakukan pengembangan untuk Guyton, Arthur C, MD, 2000, Buku Ajar
penelitian selanjutnya berupa uji toksisitas Fisiologi Kedokteran, Terj. Ken Ariata
akut, subkronis, dan kronis dari senyawa 4 Tengadi, DKK, Edisi ketujuh,
klorobenzoiltiourea. Bagian dua, Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC, hlm. 249, 408-41.
SIMPULAN Hansch C, Steward, AR, Anderson, SM, Bentley
Berdasarkan hasil penelitian D, 1968, “The Parabolic Dependence
dapat disimpulkan bahwa Senyawa of Drug Action Upon lipophilic
4-klorobenzoiltiourea memberikan efek Character as Releaved by a Study of
depressan SSP, efek antikejang, dan Hypnotics”, J.Med.Chem, 11:1.
neurotoksisitas. Efek depresan SSP dengan
Hansch C, Leo A, 1979, “Substituen Constants
metode Barbiturat Sleeping Time paling baik
for Correlation Analysis in Chemistry
pada dosis 75 mg/kg BB, efek antikejang
and Biology”, New York: Wiley
paling baik diberikan pada dosis 15 mg/kg
Interscience, pp 3, 18, 63.
BB, dan efek neurotoksisitas paling baik pada
dosis 45 mg/kg BB. Hyde RM, 1975, “Relationships Between
The Biological and Physicochemical
DAFTAR PUSTAKA Properties of Series Compounds”, J
Basori A, Sri P, 2003, Identifikasi Efek Antiseizure med.Chem, 18 : 231-233
Dan Efek Neurotoksisitas Dari Ekstrak Katzung BG, 2001, Farmakologi Dasar dan Klinik,
Fraxinus Griffithii Clarke, Surabaya: Terjemahan Bagian Farmakologi
Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga,
Kedokteran Unair. Edisi Pertama Bahasa Indonesia,
Basuki SA, 2006, Sintesis N-(2,4-Diklorobenzoil) Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Tiourea dan Uji Aktivitas Penekan Kesuma D, 2004, Modifikasi Struktur
Sistem Saraf Pusat pada Mencit (Mus Benzoiltiourea dan Uji Aktivitas Penekan
musculus), Tesis tidak dipublikasikan, SSP, tesis tidak dipublikasikan,
Suarabaya: Fakultas Farmasi Fakultas Farmasi Universitas
Universitas Airlangga. Airlangga, Surabaya
Burger A, 1983, “A Guide to the Chemical Korolkovas A, 1988, “Essentials Of Medicinal
Basis of Drug Design”, New York, Chemistry”, 2nd ed., New York,
Chichester, Brisbane, Toronto, Chichester, Brisbane, Tronto,
Singapore: John Wiley & Sons, 163- Singapore: John Willey dan Sons,
164. 590-597, 692-697.

10
AGUSLINA KIRTISHANTI, DINI KESUMA E IDENTIFIKASI EFEK DEPRESAN SSP (SUSUNAN
SARAF PUSAT), ANTIKEJANG DAN NEUROTOKSISITAS SENYAWA 4-KLOROBENZOILTIOUREA ...

Levine, Ruth R, 1983, “Pharmacology: Drug Optimasi Aktivitas penekan Sistem


Action and Reaction”, 3 rdedition, Sarat Pusat, Laporan Riset Unggulan
United States of America: Little Terpadu VI (1), hal 8-36.
Brown Company, pp.483-488. Siswandono, Soekardjo B, 1998, Prinsip-
Levy RH, Dreifuss FE, Mattson RH, Meldrum Prinsip Rancangan Obat, Surabaya;
BS, Penry JK, 1989, “Antiepileptic Airlangga University Press.
Drugs”, New York : Raven Press, pp Siswandono, 1999, Modifikasi Struktur dan
91. Hubungan Struktur Aktivitas Senyawa
Lien EJ, 1969, “The Use of Subtituent Constant Baru Turunan Benzoilurea, Disertasi
and Regression Analysis in The Study , Program Pascasarjana universitas
of Struktur-Activity Relationship”, Airlangga, Surabaya.
Am.J. Pharm. Educ, 33: 368. Siswandono, Soekardjo B, 2000, Kimia
Lien EJ, 1987, “SAR : Side Effect and Drug Medisinal, Surabaya: Airlangga
Design”, New York, Basel: Marcel University Press.
Dekker Inc,pp, 102-111. Steel RGD, Torrie JH, 1981, “Principles and
Loscher W, Lehmann H, 1996, “L-Deprenyl Procedure of Statistics, A Biometrical
(Selegiline) Exerts Anticonvulsant Approach”, 2nd ed., Auckland-Tokyo:
Effects against Different Seizure McGraw Hill International Book
Types in Mice”, J.Pharmaco.Exp. Company, pp524-543.
Ther, 277, 2: 1410-1417. Topliss JG, 1972, “Utilization of Operational
Mutschler, Ernst, 1991, Dinamika Obat, Edisi Schemes for Analog Synthesis in
5, Alih Bahasa : Widianto B dan B. Drug Design”, J.Med.Chem., 15:
Mathilda, Institut Teknologi Bandung 1006-1011.
Press, Bandung, hal 107-168. Turner RA, 1965, “Screening Methods in
Rekker RF, Mannhold R, 1992, “Calculation of Pharmacology”, Academic Press,
Drug Lipophilicity”, VCH Weinheim, New York, London.
pp 5-20. Thompson, EB, 1990, “Drug Bioscreening,
Schefler WC, 1987, Statistika untuk Biologi, Drug Evaluation Technique In
Farmasi, Kedokteran dan Ilmu yang Pharmacology”, Department
Bertautan, Terjemahan Suroso, of Pharmacodynamics, College
Terbitan kedua, Bandung: Penerbit Pharmacy, The University of Illinois,
ITB, hlm. 93-102. New York, pp 3-11, 49-50.
Schull PD, 2009, “I.V Drug Handbook”, Mc Vida, Julius A, 1995, Depresan Sistem Saraf
Graw-Hill, New York. Pusat : Sedativa – Hipnotika, dalam
Foye, WO., Prinsip-Prinsip Kimia
Medisinal, Terj. Rasyid, R, Jilid I, Edisi
Siswandono, 1998, Sintesis Senyawa Baru Kedua, Yogyakarta: Gajah Mada
Turunan Asil dan Benzoil-N-Urea untuk University Press, hlm. 280, 293-294,
299-230.

11

Anda mungkin juga menyukai