Era Azira
Abstrak
Kesehatan merupakan suatu hak yang sangat dasar manusia miliki sebagai warga Negara yang berada
di Indonesia baik pada setiap lapisan masyarakat yang memiliki hak untuk sama-sama saling
mendapatkan serta menerima pelayanan kesehatan instansi dari pemerintah yang memberikan
pelayanan kesehatan bagi warganya.Oleh karena itu dengan adanya peraturan baru mengenai standar
pelayan minimal (SPM) sangat dituntut adanya peran dari tenaga medis atau kesehatan yang
memberikan pelayanan secara professional sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi). SPM
merupakan standar pelayanan minimal yang merupakan keputusan dari peraturan menteri kesehatan
Republik Indonesia untuk menjalankan 12 jenis layanan standar sesuai dengan Nomor 43 Tahun
2016 tentang standar pelayanan minimal bidang kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan Standar Pelayanan Minimal Kesehatan di Pulau-Pulau Terdepan di Pulau Mapur
Kecamatan Bintan Pesisir Kabupaten Bintan.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
kualitatif dengan informan peneliti yaitu 12 infroman dan UPT kesehatan Kelong sebagai key
informan. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data,
reduksi data,penyajian data dan penarikan keseimpulan.
Kesimpulan standar pelayanan minimal kesehatan di pulau Mapur secara keseluruhan sudah berjalan
sebagaimana mestinya, tetapi kehandalan (realibility) dan berwujud (tangible) perlu perbaikan dan
peningkatan.
Saran yang didapat penulis berikan ialah agar SPM yang ada di Pulau Mapur perlu ditingkatkan baik
itu terhadap fasilitas medis dan alat analis yang masih sangat minim serta penyediaan obat-obatan
agar tidak terjadinya kekurangan stok obat.
yang dibutuhkan di daerah tersebut masih mereka.Dapat dilihat tabel seperti dibawah
sangat kurang sehingga membuat para ini mengenai jumlah tenaga kesehatan
tenaga kerja kesehatan seperti medis, yang ada di Pulau MapurKecamatan
perawat dan bidan masih dikatakan Bintan Pesisir.
enggan untuk tinggal dan menetap di
tempat tersebut bahkan kebanyakan hanya
datang sebentar dan kembali ke Daerah
Tabel 1.1
Jumlah Tenaga Kesehatan Yang Ada Di Pulau Mapur
Kecamatan Bintan Pesisir
Tenaga Kesehatan 2014 2015 2016
Mantri/ Perawat 1 1 1
Dokter 0 1 0
Bidan 1 1 1
Kader Posyandu 10 10 10
Jumlah 12 13 12
(Sumber : Olahan Data,2017)
Berdasarkan Tabel 1 dapat syarat menyerahkan KTP kedua Orang Tua
dijelaskan secarakeseluruhan tenaga yang ditetapkan langsung dengan Bupati
kesehatan yang berada di Pulau Mapur. Bintan, dengan menyerahkan fotokopi
Dimana untuk Tahun 2015 tenaga Dokter Kartu Keluargayang bersangkutan, tetapi
yang dikontrakkan di Pulau Mapur dalam pada penyerahan Kartu Keluarga dan KTP
setahunnya hanya sekali dan Dokter hanya untuk obat yang dari puskesmas
tersebut pada tahun itu melaksanakan Bintan dan dikarenakan sebagian untuk
tugasnya di wilayah Bintan Pesisir selama obat Lanjut Usia. Tidak hanya
sepuluh bulan dengan alasan di pindahkan obat,terdapat kendala laindalam
ke Kota Tanjungpinang. Sedangkan untuk penyerahan fotokopi di Pulau Mapur,
tenaga Perawat dan Bidan ditugaskan dikarenakan tidak adanya mesin
setiap tahunnya untuk menangani masalah fotokopidi wilayah ini maka dari itu
kesehatan disana, tidak hanya itu untuk masyarakat yang ingin berobat mau tidak
Kader Posyandu yang di dampingi mau harus memperbanyak fotokopiannya
langsung oleh Bidan melaksanakan disaat mereka ingin berobat baik itu di
kegiatan bulanan dengan melakukan Puskesmas Pembantu maupun Polindes
kegiatan Posyandu yang dilaksanakan Mapur. Dari uraian tersebut, maka peneliti
setiap tanggal 13 dan di tanggal 15 untuk tertarik untuk melakukan penelitian di
melaksanakan kegiatan kesehatan lanjut daerah tersebut tentang fenomena-
usia atau Lansia. fenomena yang terjadi dilapangan yang
Pelayanan kesehatan yang terdiri menyangkut tentang standar pelayanan
dari 1.017 jiwa penduduk dengan 246 kartu minimal (SPM) dalam bidang kesehatan.
keluarga yang berada di Pulau Mapur di Pulau Mapur sebagai salah satu
cakup dengan sistem asuransi kesehatan wilayah pesisir bagian salah satu
pra bayar yang terdiri atas Askes dan perbatasan dan masih sulit untuk
Askeskin yang terdiri dari BPJS, Kartu dijangkau, jadi standar pelayanan minimal
Indonesia Sehat, ada juga yang dalam suatu kesehatan diseluruh wilayah
menggunakan Kartu Keluarga dengan harus sesuai dengan ketentuan yang telah
Berdasarkan peraturan yang dibuat dilakukan oleh Bidan atau Perawat dan
tersebut, Standar pelayanan minimal Dokter yang memiliki Surat Tanda
kesehatan terbagi atas 12 jenis layanan Register (STR) dan diberikan di fasilitas
bidang kesehatan di Kabupaten/ Kota yang kesehatan pemerintah.
wajib dijalankan sesuai dengan ketatapan 5. Pelayanan kesehatan pada usia
yang telah di buat, untuk mengetahui ke 12 pendidikan dasar, dimana setiap anak
jenis tersebut maka setiap daerah harus pada usia pendidikan mendapatkan
mencapai target yang ada diantaranya skrining kesehatan sesuai standar yaitu
sebagai berikut : penjaringan kesehatan yang diberikan
1. Pelayanan kesehatan ibu hamil, dimana kepada anak usia pendidikan dasar,
setiap ibu hamil akan mendapatkan minimal satu kali pada kelas satu dan
pelayanan antenal sesuai standar yaitu kelas tujuh dilakukan di Puskesmas.
pelayanan yang diberikan kepada ibu 6. Pelayanan kesehatan pada usia
hamil dengan minimal 4 kali masa produktif, dimana setiap warga negara
kehamilan dengan trimester ketiga Indonesia usia 15 s.d 59 tahun
dilakukan langsung oleh bidan yang mendapatkan skrining kesehatan sesuai
bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan standar.
pemerintah maupun swasta yang 7. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut,
memiliki Surat Tanda Register (STR). dimana setiap warga negara Indonesia
2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin, usia 60 tahun ke atas mendaptkan
dimana setiap ibu bersalin akan skrining kesehatan sesuai standar.
mendapatkan pelayanan persalinan 8. Pelayanan kesehatan pada penderita
sesuai standar yaitu persalinan yang Hipertensi, dimana setiap penderita
dilakukan oleh Bidan dan atau Dokter hipertensi mendaptkan pelayanan
yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai standar.
kesehatan Pemerintah maupun swatra 9. Pelayanan kesehatan pada penderita
yang memiliki Surat Tanda Register Diabetes Melitus, dimana setiap
(STR) baik bersalin normal maupun penderita mandapatkan pelayanan
persalinan komplikasi. kesehatan sesuai standar.
3. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir, 10.Pelayanan kesehatan orang dengan
dimana setiap bayi baru lahir ganguan jiwa berat, dimana setiap
mendapatkan pelayanan kesehatan orang dengan ganguan jiwa
sesuai standar yaitu pelayanan yang mendapatkan pelayanan kesehatan
diberikan pada bayi pada usia 0-28 hari sesuai standar.
dan megacu kepada pelayanan 11.Pelayanan kesehatan orang dengan TB,
Neonatal Esensial sesuai yang dimana setiap orang dengan TB
tercantum dalam Peraturan Menteri mendapatkan pelayanan TB sesuai
Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 standar.
tentang upaya kesehatan anak 12.Pelayanan kesehatan orang dengan
dilakukan oleh Bidan atau Dokter risiko terinfeksi HIV, dimana setiap
spesialis anak yang memiliki Sueat orang yang beresiko terinfeksi HIV (ibu
Tanda Register (STR). hamil, pasien TB, pasien IMS,
4. Pelayanan kesehatan Balita, dimana waria/transgender, pengguna napza dan
setiap Balita mandaptakan pelayanan warga binaan lembaga pemasyarakatan)
kesehatan sesuai standar yaitu mendaptkan pemeriksaan HIV sesuai
pelayanan kesehatan yang diberikan standar.
kepada anak berusia 0-59 bulan dan
Tabel IV.2
Jenis Pelayanan dan Indikator Standar Pelayanan Minimal
Jumlah
No SPM dibidang Kesehatan Standar Pelayanan
Indikator
1 Pelayanan Kesehatan Ibu ANC minimal 4 kali 3
Hamil seminggu,skrining tanda gejala
kegawatdaruratan ibu hamil, kelas
ibu hamil
2 Pelayanan Kesehatan Ibu kunjungan bayi dan penanganan 2
Bersalin BBLR
3 Pelayanan Kesehatan Bayi Pelayanan bayi usia 0-28 hari, 8
Baru Lahir kunjungan bayi baru lahir minimal
4x selama sebulan, pemberian
imunisasi HB0,
bcg,dpthbib,polio,ipv dan campak
4 Pelayanan Kesehatan Balita Posyandu Balita, pemberian 4
vitamin A tiap februari dan
agustus, bulan penimbangan April
dan November,sweping bayi/balita
kurang gizi kelas ibu balita
5 Pelayanan Kesehatan Pada Penjaringan siswa kelas 1 s.d 6, 3
Usia Pendidikan Dasar pemberian imunisasi DT dan
campak untuk kelas 1 dan TT
untuk kelas 2 dan 3, pemberian
tablet tambah darah untuk kelas 6
6 Pelayanan Kesehatan Pada Tes gula darah, memeriksa tekanan 2
Jumlah
No SPM dibidang Kesehatan Standar Pelayanan
Indikator
Usia Produktif darah
7 Pelayanan Kesehatan Pada Cakupan kesehatan 3
Usia Lanjut remaja,pemeriksaan siswa,
timbang anak balita dan
prasekolah
8 Pelayanan Kesehatan Cakupan penderita hipertensi 1
Penderita Hipertensi dengan komplikasi
9 Pelayanan Kesehatan Cakupan aktivitas fisik 1
Penderita Diabetes Mellitus
10 Pelayanan Kesehatan Orang Cakupan pelayanan gangguan jiwa 1
Dengan Ganguan Jiwa Berat
11 Pelayanan Kesehatan Orang Cakupan kesembuhan TB 1
Dengan TB
12 Pelayanan Kesehatan Orang Cakupan klien penanganan HIV, 2
Dengan Resiko Terinfeksi infeksi menular diobati
HIV
Sumber: Polindes Mapur, 2017
Dari Tabel IV.2 bagian dari Standar dengan tujuan untuk tercapainya
pelayanan minimal (SPM) yang sudah kenyamanan pengguna jasa pelayanan
dijalankan di Pulau Mapur sebagai acuan kesehatan di UPT Puskesmas Kelong,
yang tidak bisa dipisahkan dalam kemudian pengambilan obat ditempat
mempertanggungjawabkan disetiap yang ditetapkan serta pemberian resep
daerah untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan keadaan pasien yang
kepada masyarakat, dengan adanya sakit.
standar tersebut maka masyarakat wajib Hasil dilapangan juga
mendapatkan pelayanan kesehatan yang menunjukkan bahwa seluruh bidan yang
layak sesuai dengan yang dibutuhkan. ada di desa berkerjasama dengan
Standar Operasional Prosedur puskesmas untuk menjalankan sesuai
(SOP) terhadap penyerahan resep obat dengan standar. Pelayanan tersebut
yang ada di apotek sesuai dengan merupakan pelayanan yang paling
ketetapan oleh kepala UPT Puskesmas minimal sehingga bagi pasien yang tidak
induk yang berada di Kelong berdasarkan datang untuk melakukan pemeriksaan
keputusan yang dibuat langsung oleh maka bidan desa yang datang untuk
Menteri Kesehatan Indonesia melakukan pemeriksaan tersebut,
No.1332/MENKES/PER/X/2002 dengan sedangkan untuk pelayanan ibu bersalin
perubahan mengenai ketentuan dan tata dengan keadaanya tidak memungkinkan
cara pemberian izin apotek, yang untuk melahirkan di pulau Mapur maka
dimaksud dengan apotek adalah suatu dilakukan rujukan langsung ke rumah
tempat tertentu, dilakukannya pekerjaan sakit untuk menghindari terjadinya angka
kefarmasian penyaluran perbekalan kematian ibu dan anak. Namun, untuk
farmasi kepada masyarakat yang berfungsi pasien yang mengalami tanda-tanda yang
sebagai melaksanakan peracikan dan berbahaya terhadap ibu nifas dan bayi
lainnya berdasarkan intruksi dokter baru lahir maka bidan desa di Mapur