Anda di halaman 1dari 12

ISSN-2354 -5798

Vol.5 No. 1 Juni Tahun 2017

Analisis Standar Pelayanan Minimal Kesehatan


(Studi Kasus Di Pulau Mapur Kecamatan Bintan Pesisir Kabupaten Bintan)

Era Azira

(Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISP UMRAH)

Abstrak
Kesehatan merupakan suatu hak yang sangat dasar manusia miliki sebagai warga Negara yang berada
di Indonesia baik pada setiap lapisan masyarakat yang memiliki hak untuk sama-sama saling
mendapatkan serta menerima pelayanan kesehatan instansi dari pemerintah yang memberikan
pelayanan kesehatan bagi warganya.Oleh karena itu dengan adanya peraturan baru mengenai standar
pelayan minimal (SPM) sangat dituntut adanya peran dari tenaga medis atau kesehatan yang
memberikan pelayanan secara professional sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi). SPM
merupakan standar pelayanan minimal yang merupakan keputusan dari peraturan menteri kesehatan
Republik Indonesia untuk menjalankan 12 jenis layanan standar sesuai dengan Nomor 43 Tahun
2016 tentang standar pelayanan minimal bidang kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan Standar Pelayanan Minimal Kesehatan di Pulau-Pulau Terdepan di Pulau Mapur
Kecamatan Bintan Pesisir Kabupaten Bintan.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
kualitatif dengan informan peneliti yaitu 12 infroman dan UPT kesehatan Kelong sebagai key
informan. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data,
reduksi data,penyajian data dan penarikan keseimpulan.
Kesimpulan standar pelayanan minimal kesehatan di pulau Mapur secara keseluruhan sudah berjalan
sebagaimana mestinya, tetapi kehandalan (realibility) dan berwujud (tangible) perlu perbaikan dan
peningkatan.
Saran yang didapat penulis berikan ialah agar SPM yang ada di Pulau Mapur perlu ditingkatkan baik
itu terhadap fasilitas medis dan alat analis yang masih sangat minim serta penyediaan obat-obatan
agar tidak terjadinya kekurangan stok obat.

Kata Kunci :Pelayanan, Standar Pelayanan Minimal, Kesehatan

Pendahuluan Dalam hal terciptanya pemenuhan


akan kebutuhan pada setiap masyarakat
Kesehatan merupakan suatu hak
dibidang kesehatan, dimana pemerintah
yang sangat dasar manusia miliki sebagai
wajib untuk menjamin kebutuhan
warga Negara yang berada di Indonesia
masyarakat sebagaimana telah
baik pada setiap lapisan masyarakat yang
dicantumkan terhadap Undang-Undang
memiliki hak untuk sama-sama saling
Dasar Republik Indonesia pada pasal 34
mendapatkan serta menerima pelayanan
ayat 3 yang berbunyi “Negara
kesehatan instansi dari pemerintah yang
bertanggungjawab atas penyediaan
memberikan pelayanan kesehatan bagi
fasilitas pelayanan kesehatan dan
warganya, untuk terciptanya suatu
pelayanan umum yang layak”. Di dalam
pelayanan kesehatan yang baik di dalam
pasal 14 Undang-Undang Nomor 36 Tahun
kualitas penyediaan kesehatan dirasa
2009 tentang kesehatan juga dituliskan
semakin sangat penting.

Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN) 21


bahwa “Pemerintah bertanggungjawab atau batas patokan wilayah Negara
merencanakan, mengatur, Kesatuan Republik Indonesia. Untuk
menyelenggarakan, membina dan memperingati disetiap hari besar
mengawasi penyelenggaraan upaya kenegaraan maka di Pulau Sentut ini akan
kesehatan yang merata dan terjangkau oleh dipasang atau dilakukannya kegiatan
masyarakat”. pengibaran bendera merah putih yang
Oleh karena itu dengan adanya bertujuan sebagai meningkatnya rasa
peraturan baru mengenai standar pelayan kepedulian bahwa Pulau tersebut batas
minimal (SPM) sangat dituntut adanya terluar dari Negara yang dimana semakin
peran dari tenaga medis atau kesehatan lama Pulau tersebut terkikis oleh abrasi
yang memberikan pelayanan secara pantai sehingga ukurannya semakin
professional sesuai dengan tugas pokok mengecil.
danfungsi (tupoksi). Selain itu juga dengan Daerah yang berada dibagian
minimnya sarana dan prasarana kesehatan pesisir menjadi salah satu wilayah atau
tidak akan dapat berdaya guna apabila bagian yang terkena efek akan minimnya
tidak didukung oleh tenaga medis yang pemerataan khususnya pada bidang
baik dan profesional. Serta bila tidak kesehatan dari instansi terkait. Hal ini
adanya tenaga medis yang handal inilah dikatakan karena di daerah pesisir yang
maka suatu pelayanan minimal kesehatan berbatasan dengan Negara tetangga untuk
tidak akan berjalan dengan optimal menempuh menuju ke daerah tersebut
dikalangan masyarakat. masih dikatakan sulit serta daerah tersebut
Bintan pesisir salah satu Kecamatan masih dikatakan belum maju dilihat
yang berada diwilayah Kabupaten Bintan, dengan masih terbatasanya insfrastuktur
Provinsi Kepulaun Riau.Berdasarkan pembangunan seperti tingkat pelayanan
Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2007, kesehatan yang sangat dibutuhkan setiap
Kecamatan Bintan Pesisir terbagi atas 4 masyarakat yaitu Puskesmas induk, hingga
(empat) Desa, yang salah satunya adalah saat ini keberadaan Puskesmas induk
Pulau Mapur.Pulau Mapur merupakan hanya terdapat di Pulau Kelong namun
wilayah maritim yang berbatasan langsung masyarakat lebih memilih pergi berobat
dengan Laut Cina Selatan.Mata pencarian dan medis melakukan rujukan langsung ke
masyarakat di Pulau ini yang terbesar Kota Kijang sehingga mau tidak mau
adalah nelayan. Pulau Mapur sendiri masyarakat yang sakit harus pergi ke Kota
memiliki jarah dari kota Kijang sekitar 20 Kijang ataupun Tanjungpinang dengan
ml dari laut, jarak tempuh untuk menuju menggunakan kapal (barek motor).
ke Pulau Mapur memakan waktu hingga 2 Berdasarkan hasil observasi yang
jam. Selama berada didalam perjalanan dilakukan, sarana dan prasarana yang
sebelum sampai ke Pulau Mapur akan dibuat oleh pemerintah dalam bidang
ditemukannya beberapa Pulau diantaranya kesehatan seperti: satu puskesmas
seperti Pulau Kelong, Pulau Dendang, pembantu, pondok persalinan Desa dan
Pulau Air Glubi, Pulau Buton, Pulau satu posyandu untuk pemenuhan
Pangkil Besar dan Pangkil Kecil, tidak kebutuhan masyarakat masih dikatakan
hanya itu ada satu Pulau yang begitu dekat belum sesuai harapan. Tidak hanya itu,
dengan Pulau Mapur yaitu Pulau Sentut, untuk menyalurkan obat-obatan serta
dimana Pulau yang berada di perairan peralatan lainnya agar berjalannya
Pulau Mapur ini menjadi tanda antara pelayanan kesehatan yang baik dan
batas wilayah Negara Kesatuan Republik berkualitas masih sangat terbatas.Bahkan
Indonesia dengan pemberian sebuah tugu untuk biaya hidup sehari-hari serta fasilitas

22 Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN)


ISSN-2354 -5798
Vol.5 No. 1 Juni Tahun 2017

yang dibutuhkan di daerah tersebut masih mereka.Dapat dilihat tabel seperti dibawah
sangat kurang sehingga membuat para ini mengenai jumlah tenaga kesehatan
tenaga kerja kesehatan seperti medis, yang ada di Pulau MapurKecamatan
perawat dan bidan masih dikatakan Bintan Pesisir.
enggan untuk tinggal dan menetap di
tempat tersebut bahkan kebanyakan hanya
datang sebentar dan kembali ke Daerah

Tabel 1.1
Jumlah Tenaga Kesehatan Yang Ada Di Pulau Mapur
Kecamatan Bintan Pesisir
Tenaga Kesehatan 2014 2015 2016
Mantri/ Perawat 1 1 1
Dokter 0 1 0
Bidan 1 1 1
Kader Posyandu 10 10 10
Jumlah 12 13 12
(Sumber : Olahan Data,2017)
Berdasarkan Tabel 1 dapat syarat menyerahkan KTP kedua Orang Tua
dijelaskan secarakeseluruhan tenaga yang ditetapkan langsung dengan Bupati
kesehatan yang berada di Pulau Mapur. Bintan, dengan menyerahkan fotokopi
Dimana untuk Tahun 2015 tenaga Dokter Kartu Keluargayang bersangkutan, tetapi
yang dikontrakkan di Pulau Mapur dalam pada penyerahan Kartu Keluarga dan KTP
setahunnya hanya sekali dan Dokter hanya untuk obat yang dari puskesmas
tersebut pada tahun itu melaksanakan Bintan dan dikarenakan sebagian untuk
tugasnya di wilayah Bintan Pesisir selama obat Lanjut Usia. Tidak hanya
sepuluh bulan dengan alasan di pindahkan obat,terdapat kendala laindalam
ke Kota Tanjungpinang. Sedangkan untuk penyerahan fotokopi di Pulau Mapur,
tenaga Perawat dan Bidan ditugaskan dikarenakan tidak adanya mesin
setiap tahunnya untuk menangani masalah fotokopidi wilayah ini maka dari itu
kesehatan disana, tidak hanya itu untuk masyarakat yang ingin berobat mau tidak
Kader Posyandu yang di dampingi mau harus memperbanyak fotokopiannya
langsung oleh Bidan melaksanakan disaat mereka ingin berobat baik itu di
kegiatan bulanan dengan melakukan Puskesmas Pembantu maupun Polindes
kegiatan Posyandu yang dilaksanakan Mapur. Dari uraian tersebut, maka peneliti
setiap tanggal 13 dan di tanggal 15 untuk tertarik untuk melakukan penelitian di
melaksanakan kegiatan kesehatan lanjut daerah tersebut tentang fenomena-
usia atau Lansia. fenomena yang terjadi dilapangan yang
Pelayanan kesehatan yang terdiri menyangkut tentang standar pelayanan
dari 1.017 jiwa penduduk dengan 246 kartu minimal (SPM) dalam bidang kesehatan.
keluarga yang berada di Pulau Mapur di Pulau Mapur sebagai salah satu
cakup dengan sistem asuransi kesehatan wilayah pesisir bagian salah satu
pra bayar yang terdiri atas Askes dan perbatasan dan masih sulit untuk
Askeskin yang terdiri dari BPJS, Kartu dijangkau, jadi standar pelayanan minimal
Indonesia Sehat, ada juga yang dalam suatu kesehatan diseluruh wilayah
menggunakan Kartu Keluarga dengan harus sesuai dengan ketentuan yang telah

Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN) 23


ditetapkan, dengan keterbatasan alat-alat kemampuan mereka untuk
medis yang ada di daerah tersebut maka menimbulkan kepercayaan dan
hingga saat ini masih banyak masyarakat keyakinan .
yang enggan untuk pergi berobat ke d. Keresponsifan(responsivess), kemauan
pelayanan kesehatan karena masih untuk membantu pelanggan dan
kurangnya pengetahuan akan pentingnya memberikan jasa dengan cepat atau
terhadap terjaminnya suatu kesehatan. tanggapan.
e. Empati (emphaty), syarat untuk
Kajian Teoritik
peduli,memberi perhatian pribadi
Pelayanan Publik bagi pelanggan.
Pelayanan merupakan tuntutan Salah satu keluhan yang sering
yang sangat mendasar bagi manajemen terdengar oleh masyarakat ialah terbelit-
pemerintahan modern.Suatukegiatan akan belitnya pelayanan yang diberikan serta
dikatakan berhasil apabila terciptanya dengan melihat realita tersebut sangat
suatu pelayanan yang dapat menangani memerlukan kepedulian agar masyarakat
masyarakat dengan baik. Sebagaimana memperoleh layananan yang nantinya
pengertian pelayanan menurut Moenir akan mendapatkan pengakuan atas
(2006:16) adalah: kualitas pelayanan yang memuaskan.
“Proses pemenuhan kebutuhan Standar Pelayanan Minimal
melalui aktivitas orang lain
Setiap wilayah/kota
sacara langsung. Berdasarkan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan
penjelasan tersebut, pelayanan
dengan tujuan untuk terbentuknya
dapat diartikan sebagai
masyarakat yang hidup sehat secara
serangkaian kegiatan yang
maksimal.Maka dari itu, dengan adanya
membentuk suatu proses yang
penyelenggara pelayanan yang sesuai
berlangsung secara terus-
aturan khususnya di sektor kesehatan baik
menerus dan berkesinambungan,
itu puskesmas maupun puskesmas
meliputi seluruh aspek
pembantu dan badan-badan lainnya yang
kehidupan orang dalam
bergerak dalam bidang kesehatan, perlu
masyarakat.”
adanya dukungan dari masyarakat.
Didalam memberikan pelayanan Untuk tercapainya pelayanan
untuk dapat unggul bersaing ialah tersebut, maka setiap instansi kesehatan
memberikan pelayanan dengan kulitas yang bergerak dalam hal pelayanan sesuai
yang lebih tinggi. Begitu yang dalam keputusan Peraturan Menteri
diungkapkan Kotler (Anggara,2012:588) Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
terdapat lima diterminasi mutu pelayanan Tahun 2016 tentang standar pelayanan
yaitu: minimal bidang kesehatan, pengertian
a. Kehandalan (realibility), kemampuan standar pelayanan minimal adalah:
untuk melaksanakan pelayanan
”Ketentuan mengenai jenis dan
dijanjikan dengan tepat dan
mutu pelayanan dasar yang
terpercaya.
merupakan urusan pemerintah
b. Berwujud (tangible), penampilan
wajib yang berhak diperoleh
fasilitas fisik,peralatan,personel dan
setiap warga negara secara
media komunikasi.
minimal.”
c. Keyakinan (confidence), pengetahuan
dan kesopanan karyawan serta

24 Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN)


ISSN-2354 -5798
Vol.5 No. 1 Juni Tahun 2017

Berdasarkan peraturan yang dibuat dilakukan oleh Bidan atau Perawat dan
tersebut, Standar pelayanan minimal Dokter yang memiliki Surat Tanda
kesehatan terbagi atas 12 jenis layanan Register (STR) dan diberikan di fasilitas
bidang kesehatan di Kabupaten/ Kota yang kesehatan pemerintah.
wajib dijalankan sesuai dengan ketatapan 5. Pelayanan kesehatan pada usia
yang telah di buat, untuk mengetahui ke 12 pendidikan dasar, dimana setiap anak
jenis tersebut maka setiap daerah harus pada usia pendidikan mendapatkan
mencapai target yang ada diantaranya skrining kesehatan sesuai standar yaitu
sebagai berikut : penjaringan kesehatan yang diberikan
1. Pelayanan kesehatan ibu hamil, dimana kepada anak usia pendidikan dasar,
setiap ibu hamil akan mendapatkan minimal satu kali pada kelas satu dan
pelayanan antenal sesuai standar yaitu kelas tujuh dilakukan di Puskesmas.
pelayanan yang diberikan kepada ibu 6. Pelayanan kesehatan pada usia
hamil dengan minimal 4 kali masa produktif, dimana setiap warga negara
kehamilan dengan trimester ketiga Indonesia usia 15 s.d 59 tahun
dilakukan langsung oleh bidan yang mendapatkan skrining kesehatan sesuai
bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan standar.
pemerintah maupun swasta yang 7. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut,
memiliki Surat Tanda Register (STR). dimana setiap warga negara Indonesia
2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin, usia 60 tahun ke atas mendaptkan
dimana setiap ibu bersalin akan skrining kesehatan sesuai standar.
mendapatkan pelayanan persalinan 8. Pelayanan kesehatan pada penderita
sesuai standar yaitu persalinan yang Hipertensi, dimana setiap penderita
dilakukan oleh Bidan dan atau Dokter hipertensi mendaptkan pelayanan
yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai standar.
kesehatan Pemerintah maupun swatra 9. Pelayanan kesehatan pada penderita
yang memiliki Surat Tanda Register Diabetes Melitus, dimana setiap
(STR) baik bersalin normal maupun penderita mandapatkan pelayanan
persalinan komplikasi. kesehatan sesuai standar.
3. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir, 10.Pelayanan kesehatan orang dengan
dimana setiap bayi baru lahir ganguan jiwa berat, dimana setiap
mendapatkan pelayanan kesehatan orang dengan ganguan jiwa
sesuai standar yaitu pelayanan yang mendapatkan pelayanan kesehatan
diberikan pada bayi pada usia 0-28 hari sesuai standar.
dan megacu kepada pelayanan 11.Pelayanan kesehatan orang dengan TB,
Neonatal Esensial sesuai yang dimana setiap orang dengan TB
tercantum dalam Peraturan Menteri mendapatkan pelayanan TB sesuai
Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 standar.
tentang upaya kesehatan anak 12.Pelayanan kesehatan orang dengan
dilakukan oleh Bidan atau Dokter risiko terinfeksi HIV, dimana setiap
spesialis anak yang memiliki Sueat orang yang beresiko terinfeksi HIV (ibu
Tanda Register (STR). hamil, pasien TB, pasien IMS,
4. Pelayanan kesehatan Balita, dimana waria/transgender, pengguna napza dan
setiap Balita mandaptakan pelayanan warga binaan lembaga pemasyarakatan)
kesehatan sesuai standar yaitu mendaptkan pemeriksaan HIV sesuai
pelayanan kesehatan yang diberikan standar.
kepada anak berusia 0-59 bulan dan

Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN) 25


Sebagaimana dengan minim. Pemerintah juga telah menetapkan
diberlakukannya peraturan menteri terhadap bidang kesehatan sebagai
kesehatan Republik Indonesia, terdapat kebutuhan
sedikit hambatan tentang standar
Hasil untuk Analisis Standar Pelayanan
pelayanan minimal kesehatan yang ada di
Minimal Kesehatan (Studi Kasus di Pulau
Pulau Mapur, diantaranyaialah masih
Mapur Kecamatan Bintan Pesisir
terkendalanya pelayanan kesehatan pada
Kabupaten Bintan)
usia produktif, hal tersebut terjadi saat ini
tenaga kesehatan berupa dokter belum Pada tahun 2016 pemerintah
terdapat di Pulau tersebut belum ada mewajibkan setiap warga Negara
sehingga satu kegiatan pelayanan belum memperoleh standar pelayanan minimal
dapat terlaksana dengan baik sehingga baik itu mencakup wilayah kota hingga
pelayanan yang diberikan untuk desa. Dimana dengan peraturan yang
masyarakat di Pulau Mapur menjadi dibuat tersebut maka ditetapkanlah 12 jenis
kurang maksimal sehingga Puskesmas standar pelayanan minimal (SPM), berikut
Pembantu (Pustu) dan Pondok Persalinan jenis pelayanan dan jumlah indikator yang
Desa (Polindes) dalam menjalankan ditetapkan setiap Kabupaten/Kota.
pelayanan kesehatan masih terbilang

Tabel IV.2
Jenis Pelayanan dan Indikator Standar Pelayanan Minimal

Jumlah
No SPM dibidang Kesehatan Standar Pelayanan
Indikator
1 Pelayanan Kesehatan Ibu ANC minimal 4 kali 3
Hamil seminggu,skrining tanda gejala
kegawatdaruratan ibu hamil, kelas
ibu hamil
2 Pelayanan Kesehatan Ibu kunjungan bayi dan penanganan 2
Bersalin BBLR
3 Pelayanan Kesehatan Bayi Pelayanan bayi usia 0-28 hari, 8
Baru Lahir kunjungan bayi baru lahir minimal
4x selama sebulan, pemberian
imunisasi HB0,
bcg,dpthbib,polio,ipv dan campak
4 Pelayanan Kesehatan Balita Posyandu Balita, pemberian 4
vitamin A tiap februari dan
agustus, bulan penimbangan April
dan November,sweping bayi/balita
kurang gizi kelas ibu balita
5 Pelayanan Kesehatan Pada Penjaringan siswa kelas 1 s.d 6, 3
Usia Pendidikan Dasar pemberian imunisasi DT dan
campak untuk kelas 1 dan TT
untuk kelas 2 dan 3, pemberian
tablet tambah darah untuk kelas 6
6 Pelayanan Kesehatan Pada Tes gula darah, memeriksa tekanan 2

26 Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN)


ISSN-2354 -5798
Vol.5 No. 1 Juni Tahun 2017

Jumlah
No SPM dibidang Kesehatan Standar Pelayanan
Indikator
Usia Produktif darah
7 Pelayanan Kesehatan Pada Cakupan kesehatan 3
Usia Lanjut remaja,pemeriksaan siswa,
timbang anak balita dan
prasekolah
8 Pelayanan Kesehatan Cakupan penderita hipertensi 1
Penderita Hipertensi dengan komplikasi
9 Pelayanan Kesehatan Cakupan aktivitas fisik 1
Penderita Diabetes Mellitus
10 Pelayanan Kesehatan Orang Cakupan pelayanan gangguan jiwa 1
Dengan Ganguan Jiwa Berat
11 Pelayanan Kesehatan Orang Cakupan kesembuhan TB 1
Dengan TB
12 Pelayanan Kesehatan Orang Cakupan klien penanganan HIV, 2
Dengan Resiko Terinfeksi infeksi menular diobati
HIV
Sumber: Polindes Mapur, 2017

Dari Tabel IV.2 bagian dari Standar dengan tujuan untuk tercapainya
pelayanan minimal (SPM) yang sudah kenyamanan pengguna jasa pelayanan
dijalankan di Pulau Mapur sebagai acuan kesehatan di UPT Puskesmas Kelong,
yang tidak bisa dipisahkan dalam kemudian pengambilan obat ditempat
mempertanggungjawabkan disetiap yang ditetapkan serta pemberian resep
daerah untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan keadaan pasien yang
kepada masyarakat, dengan adanya sakit.
standar tersebut maka masyarakat wajib Hasil dilapangan juga
mendapatkan pelayanan kesehatan yang menunjukkan bahwa seluruh bidan yang
layak sesuai dengan yang dibutuhkan. ada di desa berkerjasama dengan
Standar Operasional Prosedur puskesmas untuk menjalankan sesuai
(SOP) terhadap penyerahan resep obat dengan standar. Pelayanan tersebut
yang ada di apotek sesuai dengan merupakan pelayanan yang paling
ketetapan oleh kepala UPT Puskesmas minimal sehingga bagi pasien yang tidak
induk yang berada di Kelong berdasarkan datang untuk melakukan pemeriksaan
keputusan yang dibuat langsung oleh maka bidan desa yang datang untuk
Menteri Kesehatan Indonesia melakukan pemeriksaan tersebut,
No.1332/MENKES/PER/X/2002 dengan sedangkan untuk pelayanan ibu bersalin
perubahan mengenai ketentuan dan tata dengan keadaanya tidak memungkinkan
cara pemberian izin apotek, yang untuk melahirkan di pulau Mapur maka
dimaksud dengan apotek adalah suatu dilakukan rujukan langsung ke rumah
tempat tertentu, dilakukannya pekerjaan sakit untuk menghindari terjadinya angka
kefarmasian penyaluran perbekalan kematian ibu dan anak. Namun, untuk
farmasi kepada masyarakat yang berfungsi pasien yang mengalami tanda-tanda yang
sebagai melaksanakan peracikan dan berbahaya terhadap ibu nifas dan bayi
lainnya berdasarkan intruksi dokter baru lahir maka bidan desa di Mapur

Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN) 27


melakukan konsultasi kepada dokter yang lingkup paling terkecil yaitu desa maka di
terdapat di kijang dan apabila mengalami daerah tersebut terdapatnya dua fasilitas
keadaan yang tidak memungkinkan kesehatan berupa satu Puskesmas
tersebut akan dilakukannya rujukan. pembantu dan satu Pondok lintas desa
Sedangkan pelayanan yang (Polindes)untuk hal tersebut kedua fasilitas
diberikan untuk balita setiap bulan yang ada di pulau Mapur menjalankan
dilakukan di Posyandu Balita, dengan setiap program sesuai dengan laporan dari
memberikan vitamin A setiap bulan puskesmas kelong didalam menjalankan ke
februari dan agustus, kemudian pada 12 standar pelayanan minimal (SPM).
bulan April dan November ialah bulan Sehingga untuk Pulau Mapur sendiri
untuk penimbangan. Kemudian untuk usia hingga saat ini masih terdapat satu
15-59 tahun terdapat posbindu, hanya saja program yang belum berjalan secara
untuk di Mapur sendiri belum dapat maksimal yaitu pelayanan kesehatan pada
berjalan dikarenakan belum adanya dokter. usia produktif, pelayanan tersebut
Setiap anak khususnya perempuan yang merupakan program baru dari puskesmas
berusia 15 tahun akan mendapatkan tablet yaitu posbindu. Program tersebut belum
penambah darah setiap bulan dan yang di bisa terlaksana dengan baik dikarenakan
umur 45 tahun keatas di program lanjut pelayanan tersbut harus adanya dokter
usia (lansia). Untuk pelayanan diabetes untuk menjalankan sesuai standar,
melakukan kontrol cek gula dan apabila sedangkan pada tahun ini dokter tersebut
pasienmengalami sakit yang berlanjut akan baru diusulkan kembali dari atasan,
langsung dilakukan rujukan. Pelayanan sehingga program tersebut menjadi tidak
terhadap orang yang mengalami ganguan efektif di Pulau Mapur. Dengan
jiwa tetep dilakukan pelayanan sehingga diberlakukannya peraturan menteri
jika masih belum menunjukkan tanda- Republik Indonesia setiap wilayah/kota
tanda kesembuhan akan dibawa ke rumah wajib menjalankan standar pelayanan
sakit yang terdapat di Pekanbaru. Didalam minimal (SPM)mutu kesehatan sehingga
memberikan pelayanan terhadap pasien yang dibutuhkan masyarakat semakin
TBC mendapatkan perawatan sesuai terpenuhi dalam mendapatkan pelayanan
standar yaitu dengan tahap 6 bulan kesehatan dan program yang ada inilah
pengobatan serta apabila terjadi lagi sakit setiap kabupaten/kota wajib
tersebut dalam kurun waktu 2 tahun maka menjalankannya sesuai dengan ketetapan
akan dibawa kerumah sakit. Pelayanan yang ada.
selanjutnya yaitu pelayanan terhadap HIV, Berikut ini merupakan penjabaran
dikarenakan di Mapur sudah terdapat ciri- mengenai analisis standar pelayanan
ciri dari penyakit tersebut maka tenaga minimal sesuai dengan indikator yang
kesehatan melakukan pelayanan sesuai digunakan dalam penelitian yang telah
dengan standar yang ada dan hingga saat dijelaskan Anggara (2012:588)yang terdiri
ini masih dalam masa perawatan. dari kehandalan (realibility), berwujud
Berdasarkan hasil dilapangan setiap (tangible), keyakinan (confidence),
Standar pelayanan minimal (SPM) keresponsifan (responsivess), dan empati
kesehatan di Pulau Mapur yang mencakup (emphaty) yang tidak hanya dilihat dari
sarana dan prasarana baik itu obat-obatan sudut pandang dari pihak penyedia dari
dan alat medis lainnya merupakan jasa pelayanan, melainkan dari sudut
program langsung yang dijalankan di pandang masyarakat yang merasakan
lingkup desa sesuai ketentuan dari atasan. pelayanan kesehatan tersebut sebagai
Pulau Mapur sendiri yang merupakan berikut:

28 Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN)


ISSN-2354 -5798
Vol.5 No. 1 Juni Tahun 2017

Kebijakan yang telah ditetapkan melayani setiap keluhan yang dialami


oleh menteri kesehatan Nomor 43 Tahun pasien dilakukan dengan situasi keadaan
2016 tentang pelayanan minimal bidang desa tersebut, sehingga masyarakat
kesehatan untuk mencapai tujuan sejauh mendapatkan pelayanan sesuai dengan
ini sudah mengikuti prosedur dalam apa yang mereka butuhkan.
penyediaan pelayanan kesehatan yang Begitu halnya dalam pelayanan
berhak dimiliki setiap warganya dengan posyandu dilakukannya penimbangan
mengikuti acuan dalam penyediaan berat badan dengan 8 kali setahun,
pelayanan kesehatan yang berhak dimilki pemberian imunisasi secara lengkap dan
setiap warga secara minimal.Dilihat dari lanjut usia setiap masyarakat mendapatkan
peneliti dalam menganalisa Standar kebutuhan dan penanganan sesuai dengan
Pelayanan Minimal (SPM) dalam hal ini prosedur yang ada yaitu mendapatkan
merupakan hal yang sangat dasar untuk pelayanan setiap setiap tanggal 13 untuk
menilai apakah indikator tersebut sudah pelayanan Posyandu dan tanggal 15 untuk
berjalan dengan efektif untuk daerah menjalankan pelayanan lanjut usia.
terpencil seperti Pulau Mapur. Sesuai Pelayanan terhadap pengobatan
dengan kebutuhan peneliti kesehatan yang dan rawat jalan/inap diberlakukan gratis
terdapat di setiap wilayah mengalami khusus masyarakat yang ber KTP bintan,
kemajuan setiap tahunnya, maka dari itu dimana untuk pengobatan dasar seperti
setiap wilayah memiliki standar minimal persalinan anak pertama, kedua yang
kesehatan yang di tetapkan langsung oleh dibawa ke puskesmas.Pencegahan
menteri kesehatan Indonesia. Tujuan dari terhadap penyakit DBD, ISPA, Polio
penelitian ini adalah menggambarkan ditangangi sesuai standar yang telah
standar pelayanan yang ada di Pulau ditetapkan sesuai dengan prosedur yang
terpencil yaitu Pulau Mapur, dengan ada. Untuk pemantauan gizi terhadap
kondisi yang cukup jauh di antara pulau balita akan mendapatkan vitamin A 2 kali
yang lain. pertahunnya, pemberian imunisasi secara
Berdasarkan hal yang didapat lengkap dan balita gizi buruk
melalui observasi dilapangan pelayanan di mendapatkan perawatan sesuai standar,
pulau Mapur tidak terjadi masalah dalam serta untuk ibu hamil akan mendapatkan
standar pelayanan minimal kesehatan. 90 tablet Fe dan penanganan terhadap
Dalam kehadalan petugas untuk ketersediaan darah untuk rujukan ibu
menyediakan pelayanan kepada semua hamil dan neonatal, pelayanan yang
masyarakat seperti pelayanan kesehatan diberikan sesuai dengan indikator SPM
ibu dan bayi yang baru lahir dengan yang dimana setiap tahunnya akan
melakukan kunjungan ibu hamil sebanyak mengalami perubahan.
4 kali, skrining imunisasi, neonatal, Sudah terlihat jelas untuk program-
pemeriksaan Hb, pemberian imunisasi dan program yang ada setiap tenaga kesehatan
lain sebagainya, tenaga kesehatan yang menjalankan sesuai dengan prosedur yang
bertugas memberikan penaganan sesuai di jalankan dari masing-masing daerah
standar. Untuk palayanan terhadap sesuai kebutuhan dari masyarakat untuk
kesehatan usia lanjut melakukan pelayanan mendapatkan pelayanan kesehatan.Rasa
skrining kesehatan baik itu mendeteksi simpati yang dimiliki setiap tenaga
diabetes, hipertensi serta kadar kolesterol kesehatan menjadi sangat penting untuk
sesuai dengan kondisi pasien yang memberikan pelayanan, sehingga
membutuhkan penanganan yang cepat dan masyarakat menjadi sadar bahwa
tepat, waktu kerja yang diberikan untuk kesehatan merupakan hal yang sangat

Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN) 29


penting.Tidak hanya itu, setiap tenaga harus terus berkembang, namun di Pulau
kesehatan selalu memberikan motivasi Mapur perlu adanya penangganan
kepada pasien yang mengalami penyakit kesehatan untuk hal yang darurat sehingga
khusus agar pasien tersebut mau berobat pasien yang sakit tersebut tidak perlu
hingga sembuh.Keberadaan tenaga dirujuk ke tempat yang jauh, berbeda
kesehatan yang ditempatkan di pulau- dengan di kota pasien yang sakit langsung
pulau secara tidak langsung dapat dirujuk ke rumah sakit terdekat sedangkan
mengurangi waktu dan biaya untuk pergi untuk daerah pulau meskipun sudah
berobat yang masih terbilang jauh dari memiliki boat air harus melihat dari segi
tempat tinggal untuk menuju ke rumah kondisi lingkungan agar bisa dibawa ke
sakit maupun puskesmas. Namun dari segi tempat tujuan, dengan kondisi seperti
sarana dan prasaranadalam pembangunan inilah dapat mengakibatkan terjadinya
yang terdapatdi Pulau Mapur untuk keterlambatan dalam melakukan
fasilitas medis terhadap pelayanan ibu penangganan dirumah sakit.
hamil, bayi baru lahir kesehatan balita Terhadap ketersediaan obat-obatan
sudah sesuai standar baik itu pada seperti kapsul vitamin A untuk balita,
penimbangan, pengukuran panjang/tinggi tablet penambah darah terhadap kesehatan
badan, sedangakn fasilitas penderita ibu hamil selama sebulan untuk didaerah
Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan pulau-pulau mendapatkan pelayanan dari
seperti aktivitas fisik, terapi dan edukasi. puskesmas induk dengan memberi laporan
Untuk penanganan penyakit lainnya untuk sesuai dengan permintaan obat yang di
dilingkup desa sudah mengikuti acuan butuhkan tempat tersebut, sehingga pihak
yang ada. puskesmas menyampaikan laporan kepada
Namun fasilitas yang masih sangat dinas kesehatan Bintan. Namun masih ada
terbatasseperti belum adanya alat untuk beberapa kebutuhan obat yang kosong
cek malaria, cek demam berdarah dantidak sehingga pihak terkait hanya memberikan
terdapat tiang infus untuk yang di stok obat berdasarkan ketersediaan yang
puskesmas pembantu, kondisi tersebut ada, dengan hal inilah membuat menjadi
yang membuat Pulau Mapur belum sedikit terkendala dalam memberikan
sepenuhnya mendapatkan pelayanan yang pelayanan kesehatan.
layak serta tenaga kesehatan hanya dapat Terhadap disiplin kerja petugas
memberikan pelayanan sesuai kondisi kesehatan yang berada di daerah pesisir
yang ada dengan keterbatasan sudah tidak terjadinya kendala, dimana
fasilitas.Pulau Mapur sendiri termasuk setiap pulau mendapatkan pompong yang
dalam lingkup desa dan merupakan pulau diberikan langsung oleh dinas kesehatan.
yang memiliki jarak cukup jauh diantara Sedangkan untuk pembangunan kesehatan
pulau lainnya namun pelayanan yang ada di daerah pulau-pulau
kesehatanyang dimiliki seharusnya sama khususnya bagian bintan pesisir didalam
dengan di daerah kota yaitu mendapatkan jangka waktu yang telah ditetapkan,
fasilitas sesuai dengan kebutuhan, pembangunan kesehatan terdapatnya
sehingga untuk di daerah terpencil hingga perehapan dan diberikan boat air untuk
saat ini masih sangat perlu mendapatkan setiap desa siaga. Hingga saat ini
perhatian yang lebih dari pihak-pihak yang pelayanan kesehatan sudah mementingkan
terkait sehingga pelayanan kesehatan kebutuhan masyarakat baik itu yang
semakin optimal. berada di daerah tertinggal seperti dengan
Tidak hanya dalam hal adanya kebijakan yang baru dari Bupati
pembangunan sarana dan prasarana yang Bintan Apri Sujadi dimana pelayanan

30 Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN)


ISSN-2354 -5798
Vol.5 No. 1 Juni Tahun 2017

masyarakat yang memiliki Kartu Tanda 2. Berdasarkan berwujud (tangible) standar


Penduduk(KTP) Bintan, KIS dan BPJS akan pelayanan minimal dibidang kesehatan
dilayani gratis. Sesuai dengan adanya masih belum optimal, hal ini disebabkan
kebijakan yang telah dijalankan oleh semua oleh masih kurangnya fasilitas medis
bidang kesehatan terhadap pelayanan seperti cek demam berdarah dan cek
pengobatan secara gratis, namun tidak malaria yang belum ada untuk di
jarang masih sangat banyak masyarakat lingkup desa khususnya Pulau Mapur.
khususnya di daerah pulau-pulau yang 3. Berdasarkan keyakinan (confidence)
masih tidak ingin berobat dan lebih standar pelayanan minimal dibidang
memilih untuk membeli obat-obatan yang kesehatan sudah sesuai harapan, untuk
ada diwarung dengan alasan hanya sakit kebutuhan dan pemberian informasi
ringan seperti batuk, pilek dan demam. sesuai dengan yang ditetapkan oleh
Sehingga dengan kejadian Bupati Bintan untuk pembiayaan
dilapangan seperti inilah masyarakat kesehatan yang ada di Bintan gratis.
masih sangat banyak yang belum sadar 4. Berdasarkan keresponsifan (responsifan)
akan pentingnya kesehatan.Maka dari itu standar pelayanan minimal dibidang
dengan adanya standar pelayanan minimal kesehatan sudah berjalan dalam
(SPM) setiap masyarakat semakin sadar memberikan pelayanan kepada
akan kesehatan sesuai dengan harapan masyarakat serta memberikan keadilan
untuk mendapatkan kebutuhan yang pada setiap pasien yang berobat.
cukup agar pelayanan yang minimal 5. Berdasarkan empati (emphaty) standar
tersebut menjadi lebih optimal. pelayanan minimal dibidang kesehatan
Terselenggaranya standar pelayanan sudah berjalan optimal, dikarenakan
kesehatan yang dilaksanakan oleh tenaga rasa kepedulian tenaga kesehatan
kesehatan hingga saat ini sesuai dengan didalam melayani masyarakatnya serta
kompetensi yang dibutuhkan khususnya merasa iba terhadap apa yang dirasakan
yang berada di bagian pesisir. oleh setiap pasien.
Penutup Daftar Pustaka
Standart minimal kesehatan di pulau Anggara, Sahya,2012, Ilmu Administrasi
Mapur secara keseluruhan sudah berjalan Negara. Bandung, CV Pustaka Setia.
sebagaimana mestinya, tetapi kehandalan
Arikunto, Suharsimi, 2013, Prosedur
(realibility) dan berwujud (tangible) perlu
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek,
perbaikan dan peningkatan. Lebih jelasnya
Cetakan ke 15, Jakarta, Rineka Cipta.
dapat dirinci sebagai berikut:
1. Berdasarkan kehandalan (realibility Daryanto, Setyobudi Ismanto, 2014,
)standar pelayanan minimal dibidang Konsumen dan Pelayanan Prima,
kesehatan belum sepenuhnya berjalan Yogyakarta, Gava Media.
optimal, hal ini disebabkan karena Moenir,2006, Manajemen Pelayanan Umum
tenaga kesehatan yang dibutuhkan di Indonesia, Jakarta,Bumi Aksara.
masyarakat tidak sepenuhnya ada, Moleong, Lexy J, 2007, Metode Penelitian
ditambah lagi berada dilingkup desa, Kualitatif Edisi Revisi,Bandung,PT
jadi harus menyesuaikan kondisi dan Remaja Rosdakarya.
dalam penanganan yang lebih lanjut Pasolong, Harbani,2010, Teori Administrasi
harus dibawa dahulu ke puskesmas Publik, Cetakan ke 2, Bandung,
kelong. Alfabeta.

Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN) 31


Sinambella, Lijan Poltak dkk,2011, tentang kesehatan.
Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Permenkes RI No. 43 Tahun 2016 Tentang
Kebijakan dan Implementasi, standar pelayanan minimal bidang
Jakarta,Bumi Aksara. kesehatan.
Surjadi,2012, Pengembangan Kinerja Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2007
Pelayanan Publik, Cetakan ke 2, tentang pembentukan Kecamatan
Bandung, PT Refika Aditama. Toapaya, Kecamatan Mantang,
Sugiyono ,2011, Metode Penelitian Kecamatan Bintan Pesisir dan
Administrasi, Bandung,Alfabeta. Kecamatan Sri Koala Lobam.
_______2014,Metode Penelitian Kuantitatif KSK, Bintan Pesisir,2016, Kecamatan Bintan
Kualitaif dan R&D, Bandung, Alfabeta. Pesisir dalam Angka 2016, BPS
Kabupaten Bintan.
Widodo, Joko,2001, Etika Birokrasi dalam Sumber website :
Pelayanan Publik, Malang,CV Citra https://regionalinvestment.bkpm.go.id/sipi
Malang. d_new/front/daerah/21( diunduhpada
Dokumen 10 Oktober 2016, pukul 11.04 WIB)
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009

32 Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN)

Anda mungkin juga menyukai