Anda di halaman 1dari 16

PERAN PENDIDIKAN PESANTREN

TERHADAP PENCEGAHAN PERILAKU LGBT


(Studi Kasus di Pondok Pesantren Timoho Minhajut Tamyiz Yogykarta)

Ahmad Miftahun Ni’am


Mahasiswa Magister PBA UIN Sunan Kalijaga Yogykarta

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana sistem


pendidikan yang diterapkan Pondok Pesantren Minhajut Tamyiz Yogyakarta
dalam mencegah LGBT? (2) Bagaimana peran lingkungan Pondok Pesantren
Minhajut Tamyiz Yogyakarta dalam mencegah LGBT? Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian
lapangan yang mana pondok pesantren Minhajut Tamyiz Yogyakarta merupakan
lapangan yang diteliti oleh penulis. Teknik sampling yang digunakan adalah
simple random sampling yang mana peneliti memilih secara acak santri yang
akan dijadikan sebagai sampel. Metode pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara dan observasi yang mana disini pengasuh pondok, ustadz, serta
beberapa santri yang dijadikan sebagai objek wawancara, dan waktu yang
dilakukan untu observasi adalah pada tgl 12 Oktober sampai dengan 1 November
2017. Dari hasil penelitian, Sistem yang diterapkan dan di kembangkannya di
Pondok Pesantren Minhajut Tamyiz Yogyakarta adalah memadukan antara ilmu
Agama dan keterampilan-keterampilan umum. Hal ini bertujuan agar santri
yang lulus dari pondok pesantren Minhajut Tamyiz Yogyakarta akan memiliki
bekal pengetahuan Agama serta keterampilan yang bermanfaat untuk kegiatan
bermasyarakat kelak dimasa depan. Dalam pengembangan pendidikan di Pondok
Pesantren Minhajut Tamyiz dalam mewujudkan terbentuknya manusia atau para
santri yang utuh, dilakukan dengan penekanan pada pendidikan agama. Dengan
usaha pengembangan pendidikan di pondok pesantren yang menekankan
pendidikan agama dapat membentuk kepribadian para santri yang utuh, serta
dapat menjadi tameng dalam pencegahan perilaku LGBT di negeri ini. Dan
harapannya ke depan para santri bisa terjun ke masyarakat dan mengamalkan
ilmu-ilmu yang sudah dipelajari serta mencegah LGBT masuk ke dalam
kehidupan masyarakat.

Kata kunci : Pendidikan, Pondok Pesantren, LGBT


PENDAHULUAN buruk yang akan menimpanya mulai
Fitrah manusia adalah dari segi keesehatan, mental dan
mencintai antara lawan jenis. Dengan sebagainya. Lalu bagaimana jika ada
adanya cinta kehidupan dimuka bumi seseorang yang tidak percaya
ini bisa bertahan sampai sekarang, terhadap jati dirinya sebaik laki-
bayangkan jikalau dahulu adam tak laki/perempuan sehingga merubah
mencintai siti hawa atau sebaliknya, sikap dan gaya hidup serta kelakuan
kita tak akan bisa hidup di zaman ini. dirinya menjadi kebalikan dari jati
Bayangkan jikalau tidak ada lagi diri mereka?. Bisa dipastikan
cinta antara laki-laki dan wanita, apa bahwasanya itu salah karena ia tidak
yang akan terjadi pada dunia? Jikalau menerima dengan legowo apa yang
sampai saat ini kita masih memiliki sudah diberikan oleh Allah kepada
rasa suka atau cinta atau sayang dan dirinya.
sebagainya kepada lawan jenis, LGBT adalah perbuatan
berarti kita termasuk orang yang terkutuk yang tidak diterima di
normal. negeri kita. Bahkan para perwakilan
Lalu bagaimana dengan orang- pemimpin agama dari kiyai, pastur,
orang di luar sana yang suka dengan dan biksu telah sepakat untuk
sesama jenis? Apakah itu termasuk menolak secara tegas kelakuan
hal yang normal dan biasa-biasa LGBT. Beruntungnya indonesia
saja?, tentu saja tidak. Karena itu memiliki sebuah lembaga pendidikan
bisa menghancurkan dan agama yang bisa mencegah hal-hal di
menghilangkan peradaban manusia. atas dengan gaya khasnya masing-
Jikalau lelaki dan lelaki saling suka, masing yaitu pondok pesantren yang
perempuan dan perempuan saling tersebar di penjuru nusantara. Karena
suka, pada siapa dunia ini akan pondok pesantren banyak membantu
diwariskan? Bagaimana jika ada mencegah hal-hal yang melenceng
orang yang mencintai laki-laki dalam fitrah kehidupan manusia
namun juga mencintai perempuan? seperti LGBT. Pondok pesantren
Tentu saja tidak diperbolehkan, sebagai lembaga pendidikan Islam
karena nantinya akan banyak hal-hal yang tertua di Indonesia, menjadikan
pondok pesantren sebagai tumpuan sebagai tempat tinggal
harapan, dalam menghadapi santri dalam menuntut
tantangan yang semakin kompleks di ilmu agama di
lingkungan masyarakat, maka lingkungan pesantren.1
pondok pesantren harus berani tampil Dengan demikian pondok
dan mengembangkan dirinya sebagai mengandung arti sebagai
tameng hal-hal yang melenceng. tempat tinggal.
RUMUSAN MASALAH Pondok pesantren
Bertolak dari latar belakang merupakan gabungan
yang telah penulis paparkan di atas, dari 2 (dua) kata yang
dapatlah dirumuskan masalahnya mempunyai 1 (satu) arti,
sebagai berikut : yaitu dari kata “Pondok”
1. Bagaimana sistem pendidikan dan “Pesantren”. Pondok
yang diterapkan Pondok bisa diartikan sebagai
Pesantren Minhajut Tamyiz tempat tinggal yang
Yogyakarta dalam mencegah biasanya terbuat dari
LGBT ? bambu, sedangkan
2. Bagaimana peran lingkungan Pesantren bisa diartikan
Pondok Pesantren Minhajut sebagai sekolah Islam
Tamyiz Yogyakarta dalam yang mempunyai Asrama
mencegah LGBT ? atau Pondok. Pesantren
KAJIAN TEORI secara etimologi berasal
1. Pondok pesantren dari kata “Santri” yang
a. Pengertian Istilah Pondok mendapat awalan pe- dan
Pesantren akhiran –an
Istilah pondok sehingga menjadi pe-
diambil dari Bahasa Arab santrian yang bermakna
Funduq, yang berarti “Shastri” yang artinya
hotel, penginapan. Istilah murid.
pondok diartikan juga
1 Mastuhu, “Pendidikan Nasional
dengan asrama yang dalam Abad 21”, (Yogyakarta: Safiria Insani
Pers, 2003) hlm. 205
Dari pengertian Adalah
tersebut berarti antara pondok yang hanya
pondok dan pesantren kebanyakan
jelas merupakan dua fokusnya pada
kata yang identik bidang agama, dan
(memiliki kesamaan arti), tempat tinggalnya
yakni asrama tempat masih sederhana,
santri atau tempat murid masak sendiri,
atau santri mengaji. Dan mencuci pakaian
bisa diartikan pondok sendiri, dan tidur
pesantren adalah suatu hanya beralaskan
lembaga pendidikan yang seadanya.
bertujuan untuk Pembelajarannya
mendalami ilmu agama masih banyak
Islam, dan menggunakan kitab
mengamalkannya sebagai kuning, dan
pedoman hidup biayanya pun
keseharian. relatif murah.
b. Jenis-Jenis Pondok Kebanyakan
Pesantren lulusan dari pondok
Seiring dengan tradisional ahli
berkembangnya zaman, dalam memahami
pondok pesantren pun kitab kuning dan
juga berkembang hingga mahir dalam
saat ini ada dua jenis tipe bidang agama.
pondok pesantren yang 2) Pondok Pesantren
tersebar di Indonesia, Modern
yaitu : Adalah
1) Pondok Pesantren pondok pesantren
Tradisional yang memadukan
ilmu agama dan
pendidikan formal, tetapi bidang non
untuk tempat agamis lebih
tinggalnya sudah menonjol
lumayan bagus, dibanding ilmu
makan sudah agama.
tersedia, pakaian 3) Pondok pesantren
ada yang mencuci, Semi Modern
tidurnya berasalan Adalah
kasur. pondok pesantren
Pembelajarannya yang sistem
merupakan perpaduan antara
perpaduan antara pondok pesantren
agama dan ilmu tradisional dan
umum, untuk biaya modern.
kebanyakan Fasilitasnya tidak
pondok modern mewah dan tidak
lebih mahal sederhana akan
dibandingkan tetapi perpaduan
pondok salafi. antara keduanya.
Kebanyakan Pembelajarnnya
lulusan dari pondok masih dominan
modern selain kitab kuning tetapi
mahir dalam di kelas-kelas
bidang agama juga menggunakan
mahir dalam bangku-bangku
pengetahuan seperti disekolah.
lainnya seperti Dan kebanyakan
bahasa, lulusan dari pondok
pengetahuan alam, pesantren semi
sosial, dan lain modern dominan
sebagainya. Akan mahir dalam
pemahaman kitab
‫ع سسن عب سسد الرحسسن ب سسن سسسعيدد‬
kuning.
2. LGBT
‫ أبن رسسسول الس س‬،‫ عسسن أبيسسه‬،‫ي‬ ‫السسذخر ب‬
Secara normatif baik dari ‫ لا‬: ‫صس سسلى ال س س عليس سسه وسس سسلم قس سسال‬
Al-Quran, Hadist, serta norma-
‫ اولا‬،‫ياسرنظرسرر النررج سرل إل س ع سرورشة النررج سشل‬
‫ اولا يسررفضْ سسى‬،‫الس سررأةر إلس س ع سسورشة الس سررأشة‬
norma yang berlaku di
masyarakat, prilaku suka sama
suka antara sesama jenis ،‫ب واشحسدد‬ ‫النرجسل إلس النرجسشل فس ثسسو د‬
‫ر‬ ‫رر‬
merupakan perbuatan yang keji ‫ب‬ ‫ولا ترسرفضْى الرأةر إلس السرأشة فس ثسسو د‬
‫ر‬ ‫ر‬ ‫ا‬
dan dilarang. Terdapat Hadist
(‫ )رواه السلم‬.‫واشحدد‬
tentang larangan homoseks,
Artinya :
baik terhadap sesama jenis Dari Abdurrohman bin
lelaki maupun perempuan, Abu Said Al-Khudri dari
antara lain : ayahnya, bahwasanya
‫عس سسن عبس سسد الس س س بس سسن مسس سسعودد‬ Rosulluah SAW bersabda :

‫ب‬‫ قس سسال النبس س ب‬: ‫رضس سسي ال س س عنس سسه قس سسال‬


tidak boleh lelaki melihat

‫ "لا رتب اششسرر‬: ‫صسلى الس عليسه وسسلم‬


aurat lelaki, dan tidak boleh
wanita melihat aurat wanita,
‫ال سا سررأاةر الس سا سررأااة فتنعتهس سسا لزوجهس سسا اكس س سأانهر‬ tidak boleh lelaki bersentuhan
.(‫ياسرنظررر إشلاريهاا" )رواه البخاري‬ kulit dengan lelaki dalam satu
Artinya : busana, dan tidak boleh wanita
Dari Abdullah ibn bersentuhan kulit dengan
Mas’ud r.a. berkata : Nabi wanita dalam satu busana.
Muhammad SAW bersabda : (H.R. Muslim)3
Tidaklah wanita bersentuhan Sebelum munculnya
kulit (dalam satu busana) istilah LGBT, istilah pertama
dengan wanita, maka ia akan yang banyak digunakan adalah
membayangkan itu suaminya “homoseksual” namun istilah
eolah sedang melihatnya. ini dikatakan mengandung
(H.R. Bukhori)2
Pencabulan” (Jakarta: 31 Desember 2014)
2 Fatwa MUI, “Nomor 57 Tahun hlm. 4
2014 Tentang Lesbian, Gay, Sodomi, dan 3 Ibid
konotasi negatif dan cenderung melakukan perbuatan ini.5
digantikan “homofil” pada era Menurut MUI gay adalah
1950-an dan 1960-an dan istilah untuk aktifitas seksual
kemudian gay dan lesbian pada yang dilakukan antara laki-laki
tahun 1970-an. Frase “gay dan dengan laki-laki.6
Sedangkan Sihaaq
lesbian” menjadi lebih umum
(lesbian) adalah hubungan
setelah identitas kaum lesbian
cinta birahi antara sesama
semakin terbentuk selanjutnya,
wanita dengan cara saling
kaum biseksual dan
menggesek-gesekkan anggota
transgender juga meminta
tubuh (farj)ny antara satu sama
pengakuan dalam pengakuan
lain, hingga keduanya
dalam komunitas yang lebih
merasakan kenikmatan dalam
besar.4
LGBT dalam Islam hubungan tersebut.7 Lesbian
dikenal dengan dua istilah adalah istilah bagi perempuan
yaitu Liwath (gay) dan Sihaaq yang mengarahkan orientasi
(lesbian). Liwath (gay) adalah seksualnya kepada sesama
perbuatan yang dilakukan oleh perempuan. istilah ini juga
laki-laki dengan cara merujuk kepada perempuan
memasukkan dzakar (penis) ke yang mencintai perempun
dalam dubur laki-laki lain. secara fisik, seksual,
Liwath adalah suatu kata emosional, atau secara
(penamaan) yang dinisbatkan spritual.8
kepada kaumnya Nabi Luth
5 Al-Mulky, Abul Ahmad
‘Alaihis salam, karena kaum Muhammad Al-Khidir bin Nursalim Al-
Nabi Luth ‘Alaihis salam Limboriy, “Hukm al liwath wa al sihaaq”,
(Yaman : Dammaj-Sha’dah, 2000) hlm.1
adalah kaum yang pertama kali 6 Fatwa MUI, “Nomor 57 Tahun
2014..., hlm. 13
7 As-Sayyid Sabiq, “Fiqh Sunnah”,
4 Suherry, dkk, “Lesbian, Gay, (Beirut: Darul-Fikr, 2000), hlm. 51
Biseksual, Dan Transgender (LGBT) Dalam 8 Muhammad asy-Syaukani, “Nailur
Prespektif Masyarakat dan Agama”, dalam Author Min Asror Muntaqol Akhbar”,
Jurnal Program Studi Ilmu Pemerintahan, (Mesir: Darul Qolam, 1993) Jilid VII hlm.
STISPOL Raja Haji Tanjung Pinang. 28
Biseksual adalah individu Transgender merupakan
yang dapat menikmati ketidaksamaan identitas gender
hubungan emosional dan seseorang terhadap jenis
seksual dengan orang dari kelamin yang ditunjuk kepada
kedua jenis kelamin baik pria dirinya. Seseorang yang
maupun wanita.9 Individu transgender dapat
biseksual adalah mereka yang mengidentifikasi dirinya
merasa nyaman dan tertarik sebagai seorang heteroseksual,
dalam kehidupan homoseks homoseksual, biseksual,
dan heteroseks. Dalam banyak maupun aseksual.11
kasus yang ditemukan bahwa Transgender adalah istilah
mereka yang mempunyai untuk menunjukkan keinginan
orientasi biseksual adalah tampil berlawan jenis kelamin
mereka yang sudah lama yang dimiliki. Transgender
menikah. Dalam kehidupan adalah sesuatu yang meliputi
seksnya, mereka sama-sama banyak orang dengan identitas
menyukai dan nyaman di yang spesifik. Intinya,
kedua kehidupan tersebut. seseorang yang beridentitas
Singkatnya biseksual adalah trangender memiliki gender
orang yang mempraktikkan dengan jenis kelamin yang
homoseksualitas maupun berbeda secara biologis. Ada
heteroseksualitas sekaligus.10 beberapa bentuk transgender,
Biseksual bisa diartikan diantaranya wanita yang
orientasi seksual yang berfokus maskulin, dan laki-laki yang
pada ketertarikan fisik dan gemulai.12
Dari semua definisi
romantisme kepada kedua jenis
diatas walaupun berbeda dari
seksualtias baik pria maupun
sisi pemenuhan seksualnya,
wanita.
11 Muhammad asy-Syaukani, “Nailur
9 Ibid, hlm 28 Author..., hlm. 28
10 A. Supratiknya, “Teori-Teori 12 Sinyo, “Anakku Bertanya tentang
Psikodinamik (klinis)”, (Yogyakarta: LGBT”, (Jakarta : Penerbit Elex Media
Penerbit Kanisius, 1993), hlm. 95 Komputindo, 2014) hlm. 9
akan tetapi kesamaannya beberapa santri yang dijadikan
adalah mereka memiliki sebagai objek wawancara, dan
kesenangan baik secara psikis waktu yang dilakukan untu
maupun biologis, dan orientasi observasi adalah pada tgl 12
seksual bukan saja dengan Oktober sampai dengan 1
lawan jenis akan tetapi bisa November 2017.
juga dengan persetubuhan PEMBAHASAN
dengan sesama jenis yang Ciri khas pondok
dilarang tegas dalam islam dan pesantren yang masih
tidak etis di kalangan mengental sampai saat ini
masyarakat. menyuguhkan suatu sistem
METODE PENELITIAN pendidikan yang mampu
Sesuai dengan masalah menjembatani kebutuhan fisik
dan tujuan penelitian, maka (jasmani) dan kebutuhan
penelitian ini menggunakan mental spiritual (rohani)
metode deskriptif kualitatif. manusia. Melihat fenomena
Jenis penelitian ini adalah yang terjadi pada saat sekarang
penelitian lapangan yang mana ini banyak kalangan
pondok pesantren Minhajut masyarakat mulai melihat
Tamyiz Yogyakarta merupakan sistem pendidikan pesantren
lapangan yang diteliti oleh sebagai salah satu solusi untuk
penulis. Teknik sampling yang meperbaiki akhlak dan
digunakan adalah simple mencegah hal-hal buruk yang
random sampling yang mana bisa menjadi sifat dan kelakuan
peneliti memilih secara acak manusia. Hal tersebut
santri yang akan dijadikan dikarenakan pesantren
sebagai sampel. Metode memiliki karakteristik yang
pengumpulan data dilakukan memungkinkan tercapainya
dengan wawancara dan tujuan yang terbentuknya
observasi yang mana disini akhlak manusia yang bermoral.
pengasuh pondok, ustadz, serta
Salah satu cara mencegah dari kelakuan-kelauan
hal-hal seperti LGBT adalah melenceng seperti halnya
dengan menuntut ilmu agama. LGBT.
Seperti yang diriwayatkan 1. Sistem pendidikan yang
hadist di bawah ini : diterapkan Pondok

‫طل سسب العل سسم فريضْ سسة عل سسى ك سسل مس سسلم و‬ Pesantren Pondok

13
Pesantren Minhajut
(‫ )رواه ابن عبد الب‬.‫مسلمة‬ Tamyiz Yogyakarta
Artinya :
dalam mencegah LGBT.
Menuntut ilmu itu
Secara garis besar
hukumnya wajib bagi muslim
program yang ada di
dan muslimat. (H.R. Ibnu
Pondok Pesantren
Abdul barri)
Minhajut Tamyiz
Dari hadist di atas bisa
Yogyakarta terlaksana
kita pahami bahwsanya
dengan baik dan lancar
menutut ilmu itu wajib bagi
sesuai dengan yang
setiap muslim dan muslimat.
diharapkan. Pondok
Ilmu yang dimaksudkan di atas
Pesantren Minhajut
adalah ilmu agama.
Tamyiz Yogyakarta telah
Pondok pesantren
turut berperan serta
Minhajut Tamyiz merupakan
dalam rangka
salah satu tempat yang bisa
mencerdaskan generasi
dijadikan untuk menuntut ilmu
bangsa serta mencegah
agama, yang mana dari hasil
LGBT. Karena dengan
menuntut ilmu itu bisa
pendidikan agama yang
membedakan mana yang baik
diterapkan di pondok
dan mana yang buruk untuk
pesantren Minhajut
agama khususnya. Sehingga
Tamyiz para santriwan
bisa mencegah para santri jauh
dan santriwati bisa
13 Team Tadarus “AMM”
menjauhi hal-hal sejenis
Yogyakarta, “Seratus Hadist Tarjamah
Lafdziyah”, (Yogyakarta, Balai Litbang itu. Dalam rangka
LPTQ Nasional, 1995) hlm.1
mencegah LGBT Pondok menghindari kelakuan-
Pesantren Minhajut kelakuan melenceng
Tamyiz Yogyakarta telah seperti LGBT. Kemudian
membuat kurikulum dari padatnya kegiatan di
sendiri yang isinya pondok pesantren
pembelajaran- membuat para santri jauh
pembelajaran kitab dari hingar bingar dunia
kuning seperti Tafsir yang fana, serta
jalalain, Bulughul pergaulan-pergaulan
Marom, Qomiut melenceng-melenceng
Tughyan, Ta’lim lainnya seperti LGBT.
Mutaa’llim, Nashoihul Pendidikan ketrampilan
Ibad, Minhajul Abidin, di Pondok Pesantren
Qurrotul Uyun & Minhajut Tamyiz
Uqudullujain. Ditambah Yogyakarta (tadarus,
dengan kegiatan-kegiatan tilawah, diskusi, latihan
lainnya seperti Tadarus pidato) diberikan sebagai
disetiap paginya, penunjang agar para
kemudian diskusi, latihan santri mempunyai
pidato, latihan tilawah, pengetahuan yang luas
mujahadah dan belajar dan bisa terampil aktif
bahasa Arab. ketika nantinya tampil di
Sehingga masyarakat.
ditekankan untuk 2. Bagaimana peran
mengamalkan dari apa lingkungan Pondok
yang telah diajarkan dan Pesantren Minhajut
dipelajari dengan tujuan Tamyiz Yogyakarta
untuk membentuk para dalam mencegah LGBT ?
santri yang Teori Empirisme
berkepribadian dan yang dikemukakan oleh
bermoralitas yang bisa John Locke adalah
peranan lingkungan berjamaah kemudian
khususnya pendidikan tadarus Al-Quran, dari
dapat menentukan awal kegiatan pagi
perkembangan anak. Jadi mereka saja sudah baik
dalam teori ini yaitu membaca Al-
mengandung makna Quran. Pastinya orangg
bahwa kepribadian yang sering membaca
seorang anak sangat Quran berbeda
ditentukan oleh faktor prilakunya dengan orang
lingkungan, dalam hal ini yang jarang membaca
ialah pendidikan Quran. Kemudian di
pesantren. lingkungan tutup dengan kegiatan
pendidikan yang ada di malam yaitu kajian kitab
Pondok Pesantren kuning, diskusi,
Minhajut Tamyiz mujahadah, dan lain
Yogyakarta menjadikan sebagainya. Apalagi di
para santri sibuk dalam dalam kurikulumnya
menuntut ilmu, dan terdapat pelajaran
mengembangkan diri Qurrotul Uyun dan
dalam kebaikan, serta Uqudullujain yang
mencegah mereka masuk membahas betapa
ke lingkungan LGBT. penting dan nikmatnya
Lingkungan mempunyai pasangan
pondok sangat membantu (lawan jenis).
para santri terhindar dari Dan hampir di
LGBT, karena banyaknya setiap waktu baik secara
kegiatan di pondok langsung maupun tak
hingga mereka lupa akan langsung sang kiyai dan
masalah percintaan. para guru selalu
Mulai dari kegiatan pagi menasihati para santri
setelah sholat subuh agar selalu berada dalam
jalur kebaikan, dan selalu seperti LGBT. Dan ini
mengingatkan agar selalu semua tidak terlepas dari
menjalankan perintah- salah satu hasil dari
Nya dan juga menjauhi pendidikan pesantren
segala larangan-Nya. yaitu mencegah para
Karena iman itu selalu santri masuk ke dalam
bertambah dan komunitas atau anggota
berkurang, bertambah LGBT.
melalui iman dan IMPLIKASI UNTUK
berkurang dengan PENDIDIKAN ISLAM
maksiat. Maka dari itu Sebagai suatu penelitian
harus selalu ada yang yang telah dilakukan di
mengingatkan agar tak lingkungan pendidikan Islam,
terlena dengan maka implikasinya adalah
kenikmatan dunia yang hubungan antara pendidikan
sementara ini. pesantren dengan pencegahan
Dengan adanya prilaku LGBT. Ini merupakan
lingkungan seperti ini bukti ilmiah akan pentingya
maka akan terpupuk pendidikan pesantren dalam
dalam hati para santri mencegah bertambah luasnya
sebuah pemahaman yakni perilaku LGBT.
tentang makna hal-hal KESIMPULAN
yang baik dan mana yang Sistem yang diterapkan
merupakan hal buruk. dan di kembangkannya di
Bisa dilahat hasil dari Pondok Pesantren Minhajut
lingkungan pondok, Tamyiz Yogyakarta adalah
disini para santri ketika memadukan antara ilmu
dilihat kelakuan dan Agama dan keterampilan-
sifatnya tidak ada yang keterampilan umum. Hal ini
menjurus ke arah bertujuan agar santri yang lulus
percintaan apalagi hal dari pondok pesantren
Minhajut Tamyiz Yogyakarta Dengan usaha
akan memiliki bekal pengembangan pendidikan di
pengetahuan Agama serta pondok pesantren yang
keterampilan yang bermanfaat menekankan pendidikan agama
untuk kegiatan bermasyarakat dapat membentuk kepribadian
kelak dimasa depan. Dalam para santri yang utuh, serta
pengembangan pendidikan di dapat menjadi tameng dalam
Pondok Pesantren Minhajut pencegahan perilaku LGBT di
Tamyiz dalam mewujudkan negeri ini. Dan harapannya ke
terbentuknya manusia atau para depan para santri bisa terjun ke
santri yang utuh, dilakukan masyarakat dan mengamalkan
dengan penekanan pada ilmu-ilmu yang sudah
pendidikan agama serta dipelajari serta mencegah
ditunjang dengan sarana dan LGBT masuk ke dalam
prasarana yang diperlukan kehidupan masyarakat.
untuk kegaiatan santri.
DAFTAR PUSTAKA

Abul Ahmad Muhammad Al-Khidir bin Nursalim Al-Limboriy, Al-Mulky, “Hukm


al liwath wa al sihaaq”, (Yaman : Dammaj-Sha’dah, 2000)
Asy-Syaukani Muhammad, “Nailur Author Min Asror Muntaqol Akhbar”, (Mesir:
Darul Qolam, 1993) Jilid VII
MUI Fatwa, “Nomor 57 Tahun 2014 Tentang Lesbian, Gay, Sodomi, dan
Pencabulan” (Jakarta: 31 Desember 2014)
Mastuhu, “Pendidikan Nasional dalam Abad 21”, (Yogyakarta: Safiria Insani Pers,
2003)
Sabiq As-Sayyid, “Fiqh Sunnah”, (Beirut: Darul-Fikr, 2000)
Sinyo, “Anakku Bertanya tentang LGBT”, (Jakarta : Penerbit Elex Media
Komputindo, 2014)
Suherry, dkk, “Lesbian, Gay, Biseksual, Dan Transgender (LGBT) Dalam
Prespektif Masyarakat dan Agama”, dalam Jurnal Program Studi Ilmu
Pemerintahan, STISPOL Raja Haji Tanjung Pinang.
Supratiknya A., “Teori-Teori Psikodinamik (klinis)”, (Yogyakarta: Penerbit
Kanisius, 1993)
Team Tadarus “AMM” Yogyakarta, “Seratus Hadist Tarjamah Lafdziyah”,
(Yogyakarta, Balai Litbang LPTQ Nasional, 1995)

Anda mungkin juga menyukai