Anda di halaman 1dari 7

BAB 2

SISTEM PEMERINTAHAN

A.   PENGERTIAN SISTEM PEMERINTAHAN, BENTUK PEMERINTAHAN, DAN SISTEM POLITIK


NEGARA
1.      Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan adalah suatu cara mengatur bekerjanya komponen-komponen utama dalam
suatu negara, yang meliputi lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Sehingga, sistem
pemerintahan lebih menekankan pada sistem yang digunakan dalam melaksanakan kekuasaan
negara.
3.    Macam sistem pemerintahan:
Secara umum,system pemerintahan ada dua macam yaitu system pemerintahab presidensial dan
system pemerintahan parlementer
Penjelasan :
a.  Pemerintahan presidensial.
Sistem presidensial atau disebut juga dengan sistem kongresional,merupakan sistem
pemerintahan negara republik di mana kekuasan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah
dengan kekuasan legislatif.
Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat dijatuhkan
karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Namun masih ada mekanisme untuk
mengontrol presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap
negara, dan terlibat masalah kriminal, posisi presiden bisa dijatuhkan. Bila ia diberhentikan karena
pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang wakil presiden akan menggantikan posisinya.
Contoh negara penganut :
 Amerika Serikat, Filipina, Indonesia dan sebagian besar negara-negara Amerika
Latin dan Amerika Tengah.

Ciri-cirinya :
a.    Dikepalai oleh seorang presiden selaku pemegang kekuasaan eksekutif (kepala pemerintahan
sekaligus sebagai kepala negara ).
b.    Kekuasaan eksekutif (presiden )dijalankan berdasarkan kedaulatan rakyat yang dipilih dari dan
oleh rakyat melalui badan perwakilan.
c.    Presiden mempunyai hak prerogatif untuk mengangkat dan memberhentikan para pembantunya
(menteri), baik yang memimpin departemen maupun non departemen.
d.    Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada presiden dan bukan kepada DPR.
e.    Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR , oleh sebab itu, antara presiden dan DPR tidak
dapat saling menjatuhkan atau membubarkan.
b.    Sistem Pemerintahan Parlementer
Sistem parlementer 
       Adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen memiliki peranan penting dalam
pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana
menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan
semacam mosi tidak percaya. Berbeda dengan sistem presidensiil, di mana sistem parlemen dapat
memiliki seorang presidendan seorang perdana menteri, yang berwenang terhadap jalannya
pemerintahan. Dalam presidensiil, presiden berwenang terhadap jalannya pemerintahan, namun
dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala negara saja.
Ciri- cirinya :
a.    Kekuasaan legislatif (DPR) lebih kuat dari pada kekuasaan eksekutif (pemerintah / perdana
menteri)
b.    Menteri menteri (kabinet) harus mempertanggungjawabkan semua tindakannya kepadaDPR.
Artinya, kabinet harus mendapat kepercayaan (mosi) dari parlemen.
c.    Program-program kebijaksanaan kabinet harus disesuaikan dengan tujuan politik sebagian besar
anggota parlemen.  Alasannya, anggota parlemen dapat menjatuhkan kabinet dengan memberikan
mosi tidak percaya kepada pemerintah.
d.    Kedudukan kepala negara ( Raja, Ratu, Pangeran, atau Kaisar) hanya sebagai lambang atau
simbol yang tidak dapat diganggu gugat.

Perbedaan/Perbandingan Sistem Pemerintahan Parlementer dan Presidensial

Hal Parlementer Presidensial

Kepala Negara Presiden atau Raja Presiden

Kepala Pemerintahan Perdana Menteri Presiden

Dipilih dan diangkat oleh


Berasal dari Parlemen dan
Mentri-mentri Presiden dan berkedudukan
disetujui oleh Perdana Menteri
sebagai Pembantu Presiden

Parlemen bisa
Ya Tidak 
membubarkan kabinet?

Kabinet bisa membubarkan


Ya Tidak
parlemen?

Masa Jabatan kabinet


Tidak Ya
Tertentu?

Tidak secara langsung ,hanya


apabila eksekutif dianggap
Parlemen Mengawasi melakukan pelanggaran
Kadang-kadang
Eksekutif? hukum,maka Parlemen (DPR)
akan menggunakan fungsi
pengawasan

Tidak ada,semua lembaga


negara memiliki kekuasaan
Pusat Kekuasaan Parlemen
sesuai bidangnya masing-
masing

Ya, ( karena jika tidak


Program-program
sesuai ,maka anggota
kebijaksanaan kabinet
parlemen dapat menjatuhkan
harus disesuaikan dengan Tidak
kabinet dengan memberikan
tujuan politik sebagian
mosi tidak percaya kepada
besar anggota parlemen. 
pemerintah.)

Beberapa negara di dunia tidak menerapkan system presidensial ataupun parlementer  secara
kaku, tetapi terkadang berupa variasi di antara keduanya.
Syarat-syarat negara Presidensial yang stabil
1.      Presiden harus dipilih langsung oleh rakyat
2.      Presiden harus dipilih untuk masa jabatan tertentu
3.      Presiden tidak bisa membubarkan atau mengurangi kekuasaan parlemen
2.  Bentuk Pemerintahan
Secara umum,pada masa sekarang dikenal adanya dua macam bentuk pemerintahan,yaitu :
1.    -Bentuk pemerintahan monarkhi /kerajaan
2.    -Bentuk pemerintahan republik
      Penjelasan :
a.      Bentuk Pemerintahan Monarki ,yang meliputi:
a.    Monarki Absolut adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh seorang
(Raja, Ratu atau Kaisar) Contoh : Prancis semasa Louis XIV dengan semboyannya yang terkenal
L`etat C`est Moi (Negara adalah Saya)
b.    Monarki Konstitusional adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh
seorang Raja yang kekuasaannya dibatasi oleh UUD (Konstitusi) Contoh : Brunei Darussalam,
Jepang Saudi Arabia, Yordania, Denmark
c.    Monarki Parlementer, adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh
seorang Raja dengan menempatkan parlemen (DPR) sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi.  Kekuasaan eksekutif dipegang oleh Perdana Menteri (Kabinet) dan bertanggung jawab
kepda Parlemen.  Raja hanya sebagai simbol. Contoh : Inggris, Belanda, malaysia.
b.      Bentuk Pemerintahan Republik,yang meliputi:
1.    Republik Absolut, Pemerintahan bersifat diktaktor tanpa ada pembatasan kekuasaan, penguasa
mengabaikan konstitusi dan untuk melegitimasi kekuasaannya digunakan partai politik.
2.    Republik Konstitsional, Presiden memegang kekuasaan kepala negara dan kepala
pemerintahan. Kekuasaan presiden dibatasi oleh konstitusi. Pengawasan dilakukan oleh parlemen.
Contoh : Indonesia
3.    Republik Parlementer, Presiden hanya sebagai kepala negara, kepala pemerintahan berada di
tangan Perdana Mentri yang bertanggung jawab kepada parlemen.  Kekuasaan legislatif lebih
tinggi dari pada kekuaaan eksekutif
Sistem politik dapat diartikan sebagai seperangkat interaksi yang diabstrasikan dari totalitas
perilaku sosial melalui nilai-nilai yang disebarkan untuk masyarakat.Berdasarkan  pengertian
tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dalam sistem politik tercakup hal-hal tersebut:
1.    Fungsi intergrasi dan adaptasi terhadap masyarakat, baik kedalam maupun keluar
2.    Penerapan nilai-nilai dalam masyarakat berdasarkan kewenangan.
3.    Penggunaan kewenangan atau kekuasaan, baik secara sah ataupun tidak
Alfian mengklasifikasikan sistem politik menjadi 4 (empat) tipe, yakni:
1.    Sistem politik otoriter/totaliter
2.    Sistem politik anarki
3.    Sistem politik
4.    Sistem politik demokrasi
5.    Sistem politik demokrasi dalam trans Sistem politik
4.             Demokrasi sebagai sistem politik
Kata demokrasi dalam sistem politik memiliki makna umum, yaitu adanya perlindungan Hak Asasi
Manusia, menjunjung tinggi hukum, tunduk terhadap kemauan orang banyak, tanpa mengabaikan
hak golongan kecil agar tidak tumbuh diktator mayoritas. Sebuah sistem politik demokrasi akan
bertahan apabila sumber pada “kehendak rakyat” dan bertujuan untuk mencapai kebaikan atau
kemaslahatan bersama.  Untuk itu, demokrasi selalu berkaitan dengan persoalan perwakilan
kehendak rakyat.
Sistem politik demokrasi menurut Bingham Powel, Jr. ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a.    Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerintah tersebut mewakili keinginan
rakyatnya, artinya klaim pemerintah untuk patuh pada aturan hukum didasarkan pada penekanan
bahwa apa yang dilakukan merupakan kehendak rakyat.
b.    Pengaturan yang mengorganisasikan perundingan (bargaining) untuk memperoleh legitimasi
dilaksanakan melalui pemilihan umum yang kompetitif.
c.    Sebagian besar orang dewasa dapat ikut serta dalam proses pemilihan baik sebagai pemilihan
maupun sebagai calon untuk menduduki jabatan penting
d.    Penduduk memilih secara rahasia dan tanpa dipaksa
e.    Masyarakat dan pemimpin menikmati hak-hak dasar, seperti kebebasan berbicara, berkumpul,
berorganisasi dan kebebasan pers. Baik partai politik yang lama maupun yang baru dapat
berusaha untuk memperoleh dukungan.
B.   SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD NRI
1945
Pada kurun waktu tahun 1999-2002, Undang-Undang Dasar 1945 telah mengalami empat
kali perubahan (amandemen). Perubahan (amandemen) Undang-Undang Dasar 1945 ini, telah
membawa implikasi terhadap sistem ketatanegaraan Indonesia. Dengan berubahnya sistem
ketatanegaraan Indonesia, maka berubah pula susunan lembaga-lembaga negara yang ada.
Berikut ini akan dijelaskan sistem ketatanegaraan Indonesia sebelum dan sesudah
Amandemen UUD 1945.
1.       Sebelum Amandenen UUD 1945
Sebelum diamandemen, UUD 1945 mengatur kedudukan lembaga tertinggi dan lembaga
tinggi negara, serta hubungan antar lembaga-lembaga tersebut.  Undang-Undang Dasar
merupakan hukum tertinggi, kemudian kedaulatan rakyat diberikan seluruhnya kepada MPR
(Lembaga Tertinggi). MPR mendistribusikan kekuasaannya (distribution of power) kepada 5
Lembaga Tinggi yang sejajar kedudukannya, yaitu Mahkamah Agung (MA), Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK).

Adapun kedudukan dan hubungan antar lembaga tertinggi dan lembaga-lembaga tinggi
negara menurut UUD 1945 sebelum diamandemen, dapat diuraikan sebagai berikut:

a.       Pembukaan UUD 1945


            Pembukaan UUD 1945 tidak dapat dirubah karena di dalam Pembukaan UUD 1945
terdapat tujuan negara dan pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia. Jika Pembukaan UUD
1945 ini dirubah, maka secara otomatis tujuan dan dasar negara pun ikut berubah.
b.      MPR
Sebelum perubahan UUD 1945, kedudukan MPR berdasarkan UUD 1945 merupakan
lembaga tertinggi negara dan sebagai pemegang dan pelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat.
MPR diberi kekuasaan tak terbatas (Super Power). karena “kekuasaan ada di tangan rakyat dan
dilakukan sepenuhnya oleh MPR” dan MPR adalah “penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia”
yang berwenang menetapkan UUD, GBHN, mengangkat presiden dan wakil presiden.

c.        MA
Mahkamah Agung (disingkat MA) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama
dengan Mahkamah Konstitusi dan bebas dari pengaruh cabang-cabang kekuasaan lainnya.
Mahkamah Agung membawahi badan peradilan dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan
peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara.
d.       BPK
Badan Pemeriksa Keuangan (disingkat BPK) adalah lembaga tinggi negaradalam sistem
ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara. Menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri.
Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah, dan diresmikan olehPresiden.
Pasal 23 ayat (5) UUD Tahun 1945 menetapkan bahwa untuk memeriksa tanggung jawab
tentang Keuangan Negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang peraturannya
ditetapkan dengan Undang-Undang. Hasil pemeriksaan itu disampaikan kepada Dewan Perwakilan
Rakyat.
e.       DPR
Tugas dan wewenang DPR sebelum amandemen UUD 1945 adalah memberikan
persetujuan atas RUU [pasal 20 (1)], mengajukan rancangan Undang-Undang [pasal 21 (1)],
Memberikan persetujuan atas PERPU [pasal 22 (2)], dan Memberikan persetujuan atas Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara [pasal 23 (1)].
            UUD 1945 tidak menyebutkan dengan jelas bahwa DPR memiliki fungsi legislasi, fungsi
anggaran dan pengawasan.
f.        Presiden
ü  Presiden memegang posisi sentral dan dominan sebagai mandataris MPR, meskipun
kedudukannya tidak “neben” akan tetapi “untergeordnet”.
ü  Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan negara tertinggi (consentration of power and
responsiblity upon the president).
ü  Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif (executive power), juga memegang kekuasaan
legislative (legislative power) dan kekuasaan yudikatif (judicative power).
ü  Presiden mempunyai hak prerogatif yang sangat besar.
ü  Tidak ada aturan mengenai batasan periode seseorang dapat menjabat sebagai presiden serta
mekanisme pemberhentian presiden dalam masa jabatannya.
2.       Sesudah Amandemen UUD 1945
Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen) terhadap
UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde
Baru, kekuasaan tertinggi di tanganMPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat),
kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu “luwes”
(sehingga dapat menimbulkan mulitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang
semangat penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.
Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti
tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara
demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi
dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan diantaranya tidak
mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat
structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem pemerintahan presidensiil.
Sistem ketatanegaraan Indonesia sesudah Amandemen UUD 1945, dapat dijelaskan
sebagai berikut:  Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan
berada di tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya menurut UUD. UUD memberikan
pembagian kekuasaan (separation of power) kepada 6 lembaga negara dengan kedudukan
yang sama dan sejajar, yaitu Presiden, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK), Mahkamah Agung (MA), dan Mahkamah Konstitusi (MK).

a.      MPR
ü Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan lembaga tinggi negara lainnya seperti
Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK.
ü Menghilangkan supremasi kewenangannya.
ü Menghilangkan kewenangannya menetapkan GBHN
ü Menghilangkan kewenangannya mengangkat Presiden
ü Tetap berwenang menetapkan dan mengubah UUD.
ü Susunan keanggotaanya berubah, yaitu terdiri dari anggota Dewan PerwakilanRakyat dan angota
Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih secara langsung melalui pemilu.
b.      DPR
ü Posisi dan kewenangannya diperkuat.
ü Mempunyai kekuasan membentuk UU (sebelumnya ada di tangan presiden, sedangkan DPR hanya
memberikan persetujuan saja) sementara pemerintah berhak mengajukan RUU.
ü Proses dan mekanisme membentuk UU antara DPR dan Pemerintah.
ü Mempertegas fungsi DPR, yaitu: fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan sebagai
mekanisme kontrol antar lembaga negara.
c.       DPD
ü Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi keterwakilan kepentingan daerah dalam
badan perwakilan tingkat nasional setelah ditiadakannya utusan daerah dan utusan golongan yang
diangkat sebagai anggota MPR.
ü Keberadaanya dimaksudkan untuk memperkuat kesatuan Negara Republik Indonesia.
ü Dipilih secara langsung oleh masyarakat di daerah melalui pemilu.
ü Mempunyai kewenangan mengajukan dan ikut membahas RUU yang berkaitan dengan otonomi
daerah, hubungan pusat dan daerah, RUU lain yang berkait dengan kepentingan daerah.
d.      BPK
o  Anggota BPK dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
o  Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan negara (APBN) dan daerah (APBD)
serta menyampaikan hasil pemeriksaan kepada DPR dan DPD dan ditindaklanjuti oleh aparat
penegak hukum.
o  Berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.
o  Mengintegrasi peran BPKP sebagai instansi pengawas internal departemen yang bersangkutan ke
dalam BPK.
e.       Presiden
o  Membatasi beberapa kekuasaan presiden dengan memperbaiki tata cara pemilihan dan
pemberhentian presiden dalam masa jabatannya serta memperkuat sistem pemerintahan
presidensial.
o  Kekuasaan legislatif sepenuhnya diserahkan kepada DPR.
o  Membatasi masa jabatan presiden maksimum menjadi dua periode saja.
o  Kewenangan pengangkatan duta dan menerima duta harus memperhatikan pertimbangan DPR.
o  Kewenangan pemberian grasi, amnesti dan abolisi harus memperhatikan pertimbangan DPR.
o  Memperbaiki syarat dan mekanisme pengangkatan calon presiden dan wakil presiden menjadi
dipilih secara langsung oleh rakyat melui pemilu, juga mengenai pemberhentian jabatan presiden
dalam masa jabatannya.
f.       Mahkamah Agung
o  Lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan yang
menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan [Pasal 24 ayat (1)].
o  Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peaturan perundang-undangan di bawah
Undang-undang dan wewenang lain yang diberikan Undang-undang.
o  Di bawahnya terdapat badan-badan peradilan dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan
Peradilan Agama, lingkungan Peradilan militer dan lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara
(PTUN).
o  Badan-badan lain yang yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam
Undang-undang seperti : Kejaksaan, Kepolisian, Advokat/Pengacara dan lain-lain.
g.      Mahkamah Konstitusi
o  Keberadaanya dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian konstitusi (the guardian of the
constitution).
o  Mempunyai kewenangan: Menguji UU terhadap UUD, Memutus sengketa kewenangan antar
lembaga negara, memutus pembubaran partai politik, memutus sengketa hasil pemilu dan
memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden dan atau
wakil presiden menurut UUD.
o  Hakim Konstitusi terdiri dari 9 orang yang diajukan masing-masing oleh Mahkamah Agung, DPR
dan pemerintah dan ditetapkan oleh Presiden, sehingga mencerminkan perwakilan dari 3 cabang
kekuasaan negara yaitu yudikatif, legislatif, dan eksekutif

Anda mungkin juga menyukai