Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 3

1.

Sistem Pemerintahan
Kepala Pemerintahan Presidensial Parlementer
Presiden Perdana Menteri
Masa Jabatan Terbatas, mempunyai Tidak ditentukan batasan
jangka waktu yang diatur jangka waktunya
di dalam konstistusi
Tanggung Jawab Seorang presiden tak Perdana Menteri
memiliki tanggung jawab mempunyai tanggung
pada Parlemen. Ini jawab pada Parlemen
disebabkan karena adanya karena sudah dipilih oleh
legitimasi Presiden yang Parlemen
ada pada rakyat secara
langsung
Posisi Eksekutif Dipegang partai politik Dipegang oleh partai
yang sudah memenangkan politik dengan suara
pemilu. Bisa diisi oleh terbanyak dari pemilu
orang-orang profesional
bukan bagian partai
Pemberhentian Kepala Pemerintahan presidensial Perdana Menteri bisa
Pemerintahan hanya bisa diberhentikan diberhentikan kapanpun
bila terdapat indikasi oleh parlementer. Proses
kesalahan berat yang pemberhentian dilakukan
dilakukan Presiden. Istilah dengan mengeluarkan
ini adalah pemakzulan mosi tidak percaya atas
kinerja Perdana Menteri
2.
Sudut Pandang
Sistem Pemerintahahan
Positif Negatif
Presidensial  Dalam sistem  Eksekutif benar-benar
Presidensial, Presiden terpisah dari badan
menunjuk orang-orang legislatif. Anggota
dari luar legislatif eksekutif bukan
sebagai menteri. anggota legislatif.
 Dalam sistem  Eksekutif tidak
Presidensial, eksekutif bertanggung jawab
memiliki jabatan tetap kepada legislatif II.
secara normal, kepala Badan legislatif tidak
eksekutif (Presiden) dapat menyingkirkan
tetap berkuasa untuk eksekutif dari
seluruh masa kekuasaan] melalui
jabatannya. Tidak mosi tidak percaya.
mudah 
menyingkirkannya dari
kekuasaan melalui
impeachment.
 Pemerintahan Presiden
bersifat demokratis,
karena eksekutif
(Presiden) tidak
bertanggung jawab
kepada legislatif.
Parlementer  Eksekutif tidak terpisah  Eksekutif bertanggung
dari badan legislatif. jawab kepada
Anggota dewan legislatif. Eksekutif
menteri adalah anggota kehilangan kekuasaan
legislatif. ketika kehilangan
 Pemerintahan kepercayaan dari
Parlementer lebih legislatif.
demokratis, karena  Dalam sistem
eksekutif (dewan Parlementer, Perdana
menteri) bertanggung Menteri hanya dapat
jawab kepada legislatif menunjuk anggota
(Parlemen). parlemen sebagai
 Dalam pemerintahan menteri.
Parlementer, satu orang  Dalam sistem
adalah kepala negara Parlementer, masa
sementara orang lain jabatan eksekutif tidak
adalah kepala tetap. Dewan Menteri
pemerintahan. diberhentikan jika
kehilangan
kepercayaan dari
legislatif sebelum
masa jabatannya
berakhir.
 Kurangnya pemisahan
kekuasaan dalam
pemerintahan
Parlementer.
 Selama perang dan
keadaan darurat
lainnya, pemerintahan
Parlementer relatif
kurang efektif dan
berhasil.

3. *Sistem Pemerintahan Presidensial :


adalah sistem negara yang dipimpin oleh presiden. Presiden adalah kepala negara
sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung
oleh rakyat melalui pemelihan umum (pemilu).Sistem pemerintahan merupakan suatu
sistem sebagai alat untuk mengatur jalannya pemerintahan sesuai pada kondisi negara
dengan tujuan menjaga kestabilan negara.Sistem tersebut terdiri dari berbagai macam
komponen dan menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Masing-masing
komponen menjalin kerja sama yang kuat, memiliki keterikatan satu sama lain yang
memiliki satu tujuan dan satu fungsi dari pemerintahan.
Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti. Tetapi hal ini
menyebabkan terjadinya pemusatan kekuasaan pada satu lembaga yaitu presiden.
Presiden mampu mengendalikan seluruh penyelenggaraan pemerintahan dan
menciptakan pemerintahan yang kompak dan solid, tetapi hal itu menyebabkan
lemahnya peran pengawasan dan perwakilan DPR. Kebijakan yang dibuat presiden
cenderung hanya menguntungkan orang-orang yang dekat dengan presiden. Rakyat
tidak berdaya dan tunduk terhadap presiden dan menciptakan perilaku KKN.

*Sistem Pemerintahan Parlementer :


Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan yang parlemennya memiliki
peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang
dalam mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan
pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Berbeda
dengan sistem presidensiil, sistem parlemen dapat memiliki seorang presiden dan
seorang perdana menteri, yang berwenang terhadap jalannya pemerintahan. Dalam
presidensiil, presiden berwenang terhadap jalannya pemerintahan, tetapi dalam sistem
parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala negara saja.
Pembuatan kebijakan akan lebih cepat dikarenakan terjadi penyesuaian pendapat
antara lembaga eksekutif dan lembaga legislatif, hal ini disebabkan karena lembaga
tersebut berada di satu partai. Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksaan
kebijakan publik jelas. Namun kedudukan lembaga eksekutif dapat sewaktu-waktu
dapat dijatuhkan dan dicabut masa jabatannya, karena adanya pengawasan yang kuat
dari parlemen terhadap kabinet. Parlemen menjadi tempat kaderisasi untuk para
jabatan eksekutif. Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan
menjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya. Dalam
sistem kabinet, parlementer dipilih melalui sistem voting yang digunakan dalam
pemilihan umum. Rakyat berhak mengekspresikan hak untuk ikut serta dalam
berpolitik dan juga mengekspresikan berbagai bentuk kekecewaan pada pemerintah,
misalnya dalam bentuk demonstrasi.

Anda mungkin juga menyukai