Anda di halaman 1dari 3

Nama : Putri Sophia Ndaracinta

Nim : 02011282227330

Kelas : ILMU NEGARA B INDRALAYA

Sistem pemerintahan presidensial


 Pemerintahan perwakilan rakyat yang representatif, dengan sistem
pemisahan kekuasaan secara tegas, atau sistem presidensial.
 Kepala pemerintah memimpin lembaga eksekutif yang benar-benar
terpisah dari kekuasaan legislatif
 Presiden memegang peranan sebagai kepala pemerintahan dan kepala
negara
 Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dan tidak bertanggung jawab
kepada legislatif
 Tidak ada hubungan antara legislatif dan eksekutif

Menurut S. L Witman dan J. J Wuest ada empat ciri dan syarat sistem
pemerintahan presidensial, yaitu
1. It is based upon the separation of power principles (berdasasarkan
atas prinsip-prinsip pemisahan kekuasaan)
2. The exsecutive has no power to dissolve the legislature nor must he
resign when he loses the support of the majority of membership
( eksekutif tidak mempunyai kekuasaan untuk membubarkan
parlemen dan juga tidak mesti berhenti sewaktu kehilangan
dukungan dari mayoritas anggota parlemen )
3. There is no mutual responsibility between the president and his
cabinet, the latter is wholly responsibility to the chief executive
(tidak ada tanggung jawab yang timbal balik antara presiden dan
kabinetnya, karena seluruh tanggung jawab tertuju pada presiden
(sebagai kepala pemerintahan))
4. The executive is chosen by the elecetorate (presiden dipilih
langsung oleh para pemilih)

Analisis tentang sistem presidensial di Indonesia


Terkait praktik penyelenggaraan Negara Republik Indonesia
dilaksanakan sepenuhnya berdasarkan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Selanjutnya disebut UUD
1945). Hal tersebut nampak jelas dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945
disebutkan bahwa “Keadaulatan adalah di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.” Dalam
melaksanakan kegiatannya, sistem yang dianut oleh Indonesia
dikatakan jelas adalah sistem presidensiil. Pasca Reformasi,
menurut beberapa pandangan, perubahan pertama UUD 1945
dikatakan mempertegas sistem presidensiil sebagai dasar
penyelenggaraan negara. Namun penulis dalam posisi ini menolak,
bahwa sejatinya sistem Presidensiil lebih diperlemah. Yakni terkait
batasan masa jabatan Presiden6 , kemudian pasca perubahan,
banyak memberikan pembatasan terhadap kekuasaan Presiden,
baik dari segi fungsional maupun dari segi waktu atau periode.
Terjadi pergeseran kekuasaan Presiden ke DPR seperti kekuasaan
dalam pembentukan undang-undang walaupun dalam prosesnya
melibatkan Presiden, serta ada kekuasaan Presiden yang dahulu
bersifat mandiri saat ini sudah terkait dengan lembaga Negara lain.
Selain itu, negara Indonesia merupakan negara Demokrasi yang
dimana sistem presidensil cenderung membuat politik sebagai
sebuah permainan dengan semua potensi konfliknya.

Sistem pemerintahan parlementer


Pemerintahan perwakilan rakyat yang representiatif, dengan sistem
pemisahan kekuasaan, tetapi diantara badan-badan yang diserahi
kekuasaan itu, terutama antara badan-badan legislatif dengan badan
eksekutif , ada hubungan yang bersifat timbal balik, dapat saling
memengaruhi atau sistem parlementer.
 Sistem demokrasi dimana antara badan eksekutif dan
legislatif terdapat hubungan timbal balik dan saling
memengaruhi
 Kekuasaan eksekutif diserahkan kepada dewan rakyat atau
kabinet yang mana kepala pemerintahan berbeda dengan
kepala negara. Biasanya kepala pemerintahannya adalah
perdana menteri.
 Legitimasi kekuasaan ada ditangan parlemen karena
parlemen yang dipilih oleh rakyat
 Kekuasaan eksekutif mendapatkan legitimasi dari lembaga
legislatif
 Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen
 Jika pertanggungjawaban ditolak, maka parlemen
dapat mengeluarkan mosi tidak percaya dan kabinet
harus mengundurkan diri
 Kabinet dapat membubarkan parlemen jika dianggap tidak
lagi merepresentasikan rakyat (kedua poin ini yang
menyebabkan ada hubungan timbal balik)

Anda mungkin juga menyukai