Anda di halaman 1dari 2

Gambar 9.

2: Gigi supernumerary mesioden yang erupsi di palatal dengan gambaran radiografi


menunjukkan gigi insisivus sentral miring, karena ukuran gigi lebih dari ukuran lengkung rahang.

3. Gigi supernumerary tambahan: Gigi supernumerary ini menyerupai gigi insisivus normal
biasanya, gigi insisivus lateral
4. Odontoma: Beragam bentuk dan ukuran.
Perawatan
1. Tidak membutuhkan perawatan: Jika gigi supernumerary inverted yang tidak erupsi tidak
menyebabkan perpindahan gigi yang telah erupsi. Pemeriksaan radiografi berkala sangat
penting untuk mendeteksi perubahan yang tidak diinginkan yang mungkin terjadi.
2. Ekstraksi sederhana: Ekstrak gigi segera setelah gigi supernumerary berbentuk conical
telah erupsi.
3. Ekstraksi bedah: Ekstraksi bedah gigi supernumerary berbentuk tuberculate dan inverted
conical dapat dilakukan pada usia 8-10 tahun untuk meminimalkan kerusakan gigi
permanen. Ruang harus ditutup melalui perawatan ortodontik.
Anodontia
Tidak adanya semua gigi secara kongenital dikenal sebagai anodontia dan tidak adanya satu
atau lebih gigi tetapi tidak semua secara kongenital dikenal sebagai hipodontia.
Hipodontia pada gigi sulung jarang terjadi daripada di gigi permanen. Gigi permanen yang
paling sering tidak ada secara kongenital adalah gigi insisivus lateral maksila dan premolar
kedua mandibula. Hipodontia dapat terjadi secara unilateral atau bilateral, tidak adanya gigi
insisivus lateral maksila sering dikaitkan dengan gigi berbentuk peg shaped kecil.
Perawatan
Rencana perawatan terutama dipengaruhi oleh apakah lengkung rahang berdesakan atau
tidak. Anodontia lengkap diberikan gigi tiruan lengkap, yang dibuat setiap 6 bulan sampai
pertumbuhan lengkungan selesai.
1. Hipodontia: Space maintainer fungsional diberikan setelah pertumbuhan lengkung
rahang selesai. Fixed bridge dapat diberikan.
2. Implan: Implan mungkin dapat digunakan sebagai pilihan perawatan.
ANOMALI STRUKTUR GIGI
Enamel Hipoplasia
Amelogenesis terjadi dalam dua tahap: Deposisi matriks organik atau matriks enamel dan
mineralisasi.Gangguan dalam pembentukan matriks enamel atau proses mineralisasi dapat
mengakibatkan kelainan struktur gigi.
Gangguan dalam pembentukan matriks enamel menghasilkan hipoplasia enamel yang
ditandai dengan ketidakteraturan ketebalan enamel dan adanya pit dan groove di permukaan
enamel. Kerusakan dalam proses mineralisasi menujukkan ketebalan enamel normal tetapi
termineralisasi dengan buruk. Hal ini dapat ditemukan pada gigi sulung dan gigi permanen.
ETIOLOGI HYPOPLASIA ENAMEL
Sejumlah faktor dapat mempengaruhi amelogenesis dan menghasilkan enamel hipoplastik
1. Kekurangan nutrisi (Vit. A, C dan D)
2. Sifilis kongenital

Anda mungkin juga menyukai