Anda di halaman 1dari 13

UAS

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA THERMAL (GANJIL)

I GEDE NGURAH ARYA RADITYA


1705542025

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
1. Sebutkan dan jelaskan sumber energy thermal termasuk penggunaannya dalam
penyediaan energy listrik
Jawab :
a. Batubara
Dengan ketersediaan sumber daya alam melimpah dan harga terjangkau batu
bara masih menjadi andalan. Kemudian listrik yang terjangkau dan andal akan
menggerakkan ekonomi.
Bahkan, pemanfaatan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri khususnya
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan tulang punggung dalam
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Namun tidak hanya di Indonesia, hal yang
sana juga dirasakan negara-negara maju menyangkut sektor bauran energi.
Berdasarkan data United State Energy Information Administration, kata Boy,
batu bara menjadi sumber pembangkit listrik terbesar kedua setelah gas di Amerika
yakni 30%, kemudian di Jepang mencapai 30.4%, kemudian di Tiongkok mencapai
58%. Batu bara juga berkontribusi dengan memberikan pemasukan terhadap negara
melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp40.6 triliun pada 2017. Kemudian
kegiatan pertambangan juga memberikan nilai penggandaan terhadap penciptaan
lapangan kerja. Walaupun batubara Indonesia merupakan batu bara dengan thermal
paling ramah lingkungan di dunia namun pemanfaatannya terus dikembangkan melalui
teknologi terbaru.

b. Gas
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) adalah gabungan antara
PLTG dengan PLTU, dimana panas dari gas buang dari PLTG digunakan untuk
menghasilkan uap yang digunakan sebagai fluida kerja di PLTU. Dan bagian yang
digunakan untuk menghasilkan uap tersebut adalah HRSG (Heat Recovery Steam
Generator). PLTGU merupakan suatu instalasi peralatan yang berfungsi untuk
mengubah energi panas (hasil pembakaran bahan bakar dan udara) menjadi energi
listrik yang bermanfaat. Pada dasarnya, sistem PLTGU ini merupakan penggabungan
antara PLTG dan PLTU. PLTU memanfaatkan energi panas dan uap dari gas buang
hasil pembakaran di PLTG untuk memanaskan air di HRSG (Heat Recovery Steam
Genarator), sehingga menjadi uap jenuh kering. Uap jenuh kering inilah yang akan
digunakan untuk memutar sudu (baling-baling). Gas yang dihasilkan dalam ruang bakar
pada Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) akan menggerakkan turbin dan kemudian
generator, yang akan mengubahnya menjadi energi listrik. Sama halnya dengan PLTU,
bahan bakar PLTG bisa berwujud cair (BBM) maupun gas (gas alam). Penggunaan
bahan bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan prosesnya.

c. Panas Bumi
Penggunaan energi panas bumi merupakan penggunaan tidak langsung (indirect
use) karena panas bumi hanyalah sebagai energi penggerak pembangkit listrik atau
power generator.
Secara umum, prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP)
sama dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Pembangkit yang digunakan
mempunyai komponen yang sama terdiri atas generator, turbin penggerak generator,
heat exchanger, chiller, pompa, dan sebagainya.
Perbedaan hanya pada sumber energi yang dipakai yaitu PLTP menggunakan
panas bumi sedangkan PLTU menggunakan batu bara untuk menghasilkan uap sebagai
penggerak turbin untuk menghasilkan energi listrik.

d. Bahan Bakar Minyak


Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil adalah pembangkit listrik yang
membakar bahan bakar fosil seperti batubara, gas alam, atau minyak bumi untuk
memproduksi listrik. Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil didesain untuk
produksi skala besar yang berlangsung terus menerus. Di banyak negara, pembangkit
listrik jenis ini memproduksi sebagian besar energi listrik yang digunakan.

Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil selalu memiliki mesin rotasi yang
mengubah panas dari pembakaran menjadi energi mekanik yang lalu
mengoperasikan generator listrik. Penggerak utamanya mungkin
adalah uap, gas bertekanan tinggi, atau mesin siklus dari mesin pembakaran dalam.

Hasil sampingan dari mesin pembakaran dalam harus dipertimbangkan dalam


desain mesin dan operasinya. Panas yang terbuang karena efisiensi yang terbatas dari
siklus energi, ketika tidak direcovery sebagai pemanas ruangan, akan dibuang
ke atmosfer. Gas sisa hasil pembakaran dibuang ke atmosfer; mengandung karbon
dioksida dan uap air, juga substansi lain seperti nitrogen, nitrogen dioksida, sulfur
dioksida, dan abu ringan (khusus batu bara) dan mungkin merkuri. Abu padat dari
pembakaran batu bara juga harus dibuang, meski saat ini abu padat sisa pembakaran
batu bara dapat didaur ulang sebagai bahan bangunan.

3. Berikan regulasi yang dikeluarkan pemerintah terhadap tatacara pengelolaan


sumber energy thermal

Jawab :
1. UU No. 21 tahun 2014 yang merupakan hasil dari revisi UU No. 27 tahun 2003
tentang Panas Bumi
Panas Bumi Bukan Kegiatan Pertambangan
2. Berdasarkan Pasal 1 ayat 1 UU No. 21 tahun 2014 “Panas bumi adalah sumber
energi panas, uap air, serta batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya
yang secara genetik tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi”.
Pengusahaan Panas Bumi pada Kawasan Konservasi Hutan
3. Pasal 24 UU No. 21 tahun 2014 menyatakan bahwa “Dalam hal kegiatan
pengusahaan Panas Bumi untuk pemanfaatan tidak langsung berada di
kawasan hutan”, pemegang panas bumi wajib mendapatkan:
1) izin pinjam pakai untuk menggunakan kawasan hutan produksi atau
kawasan hutan lindung
2) Izin untuk memanfaatkan kawasan hutan konservasi. Izin pemanfaatan
hutan konservasi tersebut dilakukan melalui izin pemanfaatan
lingkungan.
3) Izin untuk Para Pengusahaan Energi Panas Bumi
4. UU No. 21 tahun 2014 menyebutkan adanya pembagian izin untuk
pengusahaan panas bumi:
1) Pengusahaan energi panas bumi untuk pemanfaatan langsung,
misalnya: untuk keperluan non-listrik.
2) Pengusahaan energi panas bumi untuk pemanfaatan tidak langsung,
misalnya: untuk keperluan kelistrikan.

5. Berikan penjelasan secara analisis system pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
mulai dari

a. Penyediaan Sumber Energi /Bahan Bakar


b. Proses Pembangkitan dan Komponen System
c. Mitigasi/Usaha Penanggulangan Pencemaran Lingkungan
d. Analisa Ekonomi dan Manfaat

Jawab
a. Penyediaan Sumber Energi/Bahan Bakar

Bahan bakar yang umum digunakan PLTG adalah natural gas (gas alam),
namun demikian beberapa macam gas lainnya juga dipakai , diantaranya blast furnace
gas dan coke oven gas. Penggunaan bahan bakar gas untuk turbin gas (PLTG) akan
lebih menguntungkan dibandingkan dengan bahan bakar minyak, karena :
1. Lebih bersih, sehingga periode pemeliharaan akan lebih panjang.
2. Titik nyala rendah, sehingga mengurangi faktor kegagalan start.
3. Tidak memerlukan tangki penampungan dan pompa sehingga akan lebih
hemat dalam biaya investasi maupun biaya operasi.
Disamping ada keuntungannya, penggunaan bahan bakar gas juga mempunyai
kelemahan, yaitu :
1. Kebocoran gas dan instalasi tidak dapat terlihat langsung dan beresiko bahaya
kebakaran yang mungkin terjadi.
2. Hanya dapat diperoleh di tempat – tempat tertentu saja, atau harus disuplai
dengan memasang instalasi pipa yang panjangnya sampai ratusan kilometer.
Data ini merupakan biaya bahan bakar gas dalam satuan energi MMBTU/KWh).
Biaya tiap MMBTUnya sekitar USD 4.18. Biaya ini yang nanti akan dibandingkan
antara penggunaan sebelum dan sesudah optimasi beban pada turbin gas.
Active Fuel Gas Flow Fuel Gas Energy SFC
Power (kg/s) Flow (MMBTU/h (MMBTU/K
(MW) (MMSCF/h) ) Wh)
70.01999664 5.71999979 0.896122104 1012.617978 0.01446184
75.54000092 5.849999905 0.916488534 1035.632044 0.013709717
80.98000336 6.03000021 0.94468823 1067.497699 0.013182238
87.05999756 6.46999979 1.013620636 1145.391319 0.013156344
90.01999664 6.369999886 0.99795418 1127.688223 0.012527086
95.75 6.639999866 1.040253648 1175.486623 0.012276623
99.91000366 6.78000021 1.062186762 1200.271041 0.012013522
104.9400024 7.039999962 1.102919547 1246.299088 0.011876301
105.0599976 7.059999943 1.106052838 1249.839707 0.011896438
110 7.440000057 1.165585446 1317.111554 0.011973741
114.9100037 7.550000191 1.182818585 1336.585001 0.011631581
119.8199997 7.670000076 1.201618332 1357.828715 0.011332238
124.6800003 8.010000229 1.254884357 1418.019323 0.01137327
129.9400024 8.399999619 1.315983498 1487.061353 0.011444215
134.9900055 8.680000305 1.359849724 1536.630188 0.011383289
140 8.729999542 1.36768284 1545.481609 0.011039154
142.1600037 8.930000305 1.399015901 1580.887969 0.011120483 b. Proses
Pembangkitan dan Komponen Sistem

Secara garis besar urutan kerja dari proses operasi PLTG adalah sebagai berikut:
1. Proses starting
Pada proses start awal untuk memutar turbin menggunakan mesin diesel sampai
putaran poros turbine/compressor mencapai putaran 3.400 rpm maka secara otomatis
diesel dilepas dan akan berhenti.

2. Proses kompressi
Udara dari luar kemudian dihisap melalui air inlet oleh kompresor dan masuk
ke ruang bakar dengan cara dikabutkan bersama bahan bakar lewat nozzle secara terus
menerus dengan kecepatan tinggi.

3. Transformasi energi thermis ke mekanik


Kemudian udara dan bahan bakar dikabutkan ke dalam ruang bakar diberi
pengapian (ignition) oleh busi (spark plug) pada saat permulaan pembakaran.
Pembakaran seterusnya terjadi terus menerus dan hasil pembakarannya berupa gas
bertemperatur dan bertekanan tinggi dialirkan ke dalam cakram melalui sudu-sudu yang
kemudian diubah menjadi tenaga mekanis pada perputaran porosnya.

4. Transformasi energi mekanik ke energi listrik.


Poros turbin berputar hingga 5.100 rpm, yang sekaligus memutar poros
generator sehingga menghasilkan tenaga listrik. Putaran turbin 5.100 rpm diturunkan
oleh load gear menjadi 3.000 rpm, dan kecepatan putaran turbin ini digunakan untuk
memutar generator.

5. Udara luar yang dihisap masuk compressor, kemudian dimanfaatkan hingga


pada sisi keluarannya menghasilkan tekanan yang cukup tinggi. Bersama
dengan udara yang yang bertekanan tinggi, bahan bakar dikabutkan secara
terus menerus dan hasil dari pembakaran tersebut dengan suatu kecepatan yang
tinggi mengalir dengan perantaraan transition piece menuju nozzle dan sudu -
sudu turbin dan pada akhirnya keluar melalui exhaust dan dibuang ke udara
bebas.

Gambar 1.Skema PLTG

Keterangan :

1. Fuel Station
2. Pumping House
3. Fuel Pump
4. Electrik Power Diesel
5. Air Filter
6. Compressor
7. Combustor
8. Gas Turbin
9. Stack
10. Generator Main Transformer
11. Switch Yard
12. Sutet
13. Gas Line

Udara dengan tekanan atmosfir ditarik masuk ke dalam compressor melalui


katup, udara ditekan masuk ke dalam compressor. Udara ditekan masuk ke dalam
combustor dengan tekanan 250 Psi dicampur dengan bahan bakar dan di bakar dalam
ruang bakar dengan temperatur 2000 – 30000F. Gas hasil pembakaran yang merupakan
energi termal dengan temperature dan tekanan yang tinggi yang suhunya kira-kira
9000C . Dari energi panas yang dihasilkan inilah kemudian akan dimanfaatkan untuk
memutar turbin dimana didalam sudu-sudu gerak dan sudu-sudu diam turbin, gas panas
tersebut temperature dan tekanan mengalami penurunan dan proses ini biasa disebut
dengan proses ekspansi. Selanjutnya energi mekanis yang dihasilkan oleh turbin
digunakan untuk memutar generator hingga menghasilkan energi listrik. Siklus kerja
dari PLTG biasa dsebut dengan siklus Brayton. Siklus tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut :

Gambar 2. Diagram Siklus Brayton

Siklus seperti gambar, terdapat empat langkah:

 Langkah 1-2 : Udara luar dihisap dan ditekan di dalam kompresor,


menghasilkan udara bertekanan (langkah kompresi)
 Langkah 2-3 : Udara bertekanan dari kompresor dicampur dengan bahan
bakar, terjadi reaksi pembakaran yang menghasilkan gas panas (langkah
pemberian panas)
 Langkah 3-4 : Gas panas hasil pembakaran dialirkan untuk memutar turbin
(langkah ekspansi)
 Langkah 4-1 : Gas panas dari turbin dibuang ke udara luar (langkah
pembuangan)

Siklus Brayton terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Siklus Brayton Terbuka (Open Cycle Gas Turbine)


Udara segar pada kondisi ambien (atmosfir) disedot masuk ke dalam kompresor,
dimana terjadi peningkatan suhu dan tekanan . Udara bertekanan tinggi diproses di
dalam ruang pembakaran, dimana bahan bakar dibakar pada tekanan konstan. Gas
temperatur tinggi yang dihasilkan kemudian masuk turbin, di mana gas temperatur
tinggi dan bahan bakar dibakar pada tekanan atmosfer sehingga menghasilkan tenaga.
Gas buang yang dihasilkan turbin dibuang keluar (tidak disirkulasikan kembali),
menyebabkan siklus harus diklasifikasikan sebagai siklus terbuka.

Gambar 4.Siklus Brayton Terbuka

2. Siklus Brayton Tertutup (Close Cycle Gas Turbine)


Cara kerja turbin gas siklus tertutup, secara keseluruhan hampir sama dengan
siklus terbuka, yaitu di sini proses kompresi dan ekspansi tetap sama, akan tetapi proses
pembakaran digantikan oleh masukan kalor tekanan konstan dari sumber eksternal, dan
proses pembuangan digantikan oleh pembuangan kalor tekanan konstan pada suhu
ambien.

Gambar 5. Siklus Brayton Tertutup

c. Mitigasi/Usaha Penanggulangan Pencemaran Lingkungan


Dalam upaya menjaga lingkungan itulah digunakan Amdal sebagai salah
satuinstrumennya. Hal ini tertuang dalam Pasal 22 angka (1) Undang Undang Nomor
32Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pasal
22angka (1) tersebut menentukan setiap usaha dan/atau kegiatan yang
berdampak penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki Amdal.
Salah satu instrument kebiaksanaan lingkungan yaitu analisis mngenai dampak
lingungan hidup sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 22 angka (1) Undang-
Undang Nomer 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup di atas, merupakan proses yang meliputi penyusunan berbagai dokumen.
Dokumen-dokumen itu berupa kerangka acuan, analisis dampak lingkungan, rencana
penglolaan lingkungan hidup dan rencana pemantauan lingkungan hidup bagi kegiatan
usaha yang dilakukan. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup juga merupakan
salah satu alat bagi pengambil keputusan ntuk mempertimbangkan akibat yang
mungkin ditimbulkan oleh suatu rencana usaha dan atau kegiatan terhadap lingkungan
hidu guna mempersiapkan langkah untuk mengangguangi dampak negative dan
mengembangkan dampak positif. Penanggulangan dampak negative dan
pengembangan dampak positif itu merupakan kosekwensi dan kewajiban seriap orang
untuk memelihara kelestarian fungsi lingkugan hidup serta mencgah dan menggulangi
pencemaran dan perusakan lingkungan.

d. Analisa Ekonomi dan Manfaat


Pememanfaatkan panas buang dari PLTG menjadi PLTGU, maka akan terjadi
kenaikan efisiensi yang nilainya bergantung dari besar temperatur panas buang.
Semakin besar temperatur panas buang yang dapat dimanfaatkan, semakin besar pula
kenaikan nilai efisiensi yang akan didapat.
Analisa Ekonomi
Analisis kelayakan ekonomi diukur dalam beberapa parameter, yaitu jangka
waktu pengembalian investasi (payback period), Internal Rate of Return (IRR) dan Net
Present Value (NPV). NPV merupakan selisih antara nilai sekarang investasi (capital
outlays) dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih (present value of proceed) selama
umur investasi. Suatu proyek dikatakan layak secara ekonomis jika nilai NPV positif
(lebih besar dari nol) . Rumus NPV:

Keterangan
A1 = Aliran kas masuk bersih pada tahun ke-1
r = Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh para pemilik modal dengan
memperhatikan resiko usaha
n = Jumlah tahun/usia ekonomis proyek (atau periode studi)

IRR merupakan metode untuk mengukur tingkat suku bunga yang


menggambarkan tingkat pengembalian intern. Suatu rencana investasi dikatakan layak
jika memiliki nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang disyaratkan atau
MARR (IRR > MARR). Jika terjadi sebaliknya, maka rencana investasi tersebut
dianggap tidak layak untuk direalisasikan

Rumus IIR
Keterangan
I1 = Tingkat bunga 1 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1)
I2 = Tingkat bunga 2 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2)
NPV1 = Net Present Value 1
NPV2 = Net Present Value 2

Payback period adalah jangka waktu untuk mengembalikan semua biaya–biaya


yang telah dikeluarkan dalam suatu proyek. Semakin kecil periode waktu
pengembaliannya, semakin cepat proses pengembalian suatu investasi dan
kemungkinan besar akan dipilih

Rumus PBP

keterangan:
PBP = Payback period.
P = Investasi awal.
n = Periode terakhir dimana jumlah investasi awal belum tertutupi.
V1 = Cash in tahun n (dengan memperhitungkan time value of money)
V2 = Cash in tahun n + 1 (dengan memperhitungkan time value of money)

7. Dalam pengoperasian system pembangkit diatas berikan analisa pembebanan


sehingga pembangkit dapat beroperasi secara ekonomis

Jawab:

Sebelumnya saya akan menjelaskan bahwa energi listrik yang dibangkitkan


( dihasilkan ) tidak dapat disimpan, melainkan langsung habis digunakan oleh
konsumen. Oleh karena itu, daya yang dibangkitkan harus selalu sama dengan daya
yang dibutuhkan oleh konsumen. Apabila pembangkitan daya tidak mencukupi
kebutuhan konsumen, maka hal ini akan ditandai oleh turunnya frekuensi dalam sistem.
Sebaliknya, apabila pembangkitan daya lebih besar daripada kebutuhan konsumen,
maka frekuensi akan naik. Penyedia tenaga listrik, misalnya PLN, harus menyediakan
tenaga listrik dengan frekuensi yang konstan, yaitu : 50 Hertz atau 60 Hertz dalam
batas-batas penyimpangan yang diizinkan. Besarnya efisiensi dan biaya produksi dari
nilai pembebanan dipengaruhi oleh waktu yang dibebankan pada PLTU. Apabila waktu
pembebanan yang dilakukan terhadap PLTU lebih lama ( lihat gambar 4.1 ), maka nilai
efisiensi dari PLTU tersebut akan meningkat. Namun apabila terjadi perubahan nilai
pembebanan dengan jangka waktu yang lebih pendek dari sebelumnya, maka nilai
efisiensi dari PLTU tersebut akan menurun. Seperti pada beban 260 MW dengan
efisiensi 33,8% beroperasi selama 8 jam, kemudian pada beban 320 MW yang
beroperasi selama 12 jam efisiensi naik menjadi 36% dan pada beban 400 MW yang
beroperasi selama 4 jam, efisiensi turun menjadi 35%.

Gambar 1 Kurva Efisiensi

Gambar 2 Kurva Pembebanan

Anda mungkin juga menyukai