Anda di halaman 1dari 10

1.

Pengertian
Permenkes menteri kesehatan RI No 12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi:
“ Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak
akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
antigen,sehingga bila kelak ia terpajanpada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit

2. Tujuan imunisasi
Tujuan imunisasi yaitu untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan
menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan
menghilangkan suatu penyakit tertentu dari dunia. Program imunisasi bertujuanuntuk
menurunkan angka kesakitan dankematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Pada saat ini, penyakit-penyakit tersebutadalah difteri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak
(measles), polio dan tuberkulosis.
3. Manfaat imunisas
- Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkanoleh penyakit, dan kemungkinan
cacat atau kematian.
- Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan
menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
- Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan
berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara

4. Jenis-jenis imunisasi
Imunisasi telah dipersiapkan sedemikian rupa agar tidak menimbulkan efek-efek yang
merugikan. Imunisasi ada 2 macam, yaitu:
a.Imunisai aktif Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah dilemahakan (vaksin) agar
nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap antigen
ini, sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan meresponnya. Contoh imunisasi
aktif adalah imunisasi polio dan campak. Dalam imunisasi aktif, terdapat beberapa unsur-unsur
vaksin, yaitu:
1.Vaksin dapat berupa organisme yang secara keseluruhan dimatikan, eksotoksin yang
didetoksifikasi saja, atau endotoksin yang terikat pada protein pembawa seperti polisakarida, dan
vaksin dapat juga berasal dari ekstrak komponen-komponen organisme dari suatu antigen.
Dasarnya adalah antigen harus merupakan bagian dari organisme yang dijadikan vaksin.

2.Pengawet, stabilisator atau antibiotik. Merupakan zat yang digunakan agar vaksin tetap dalam
keadaan lemah atau menstabilkan antigen dan mencegah tumbuhnya mikroba. Bahan-bahan yang
digunakan seperti air raksa dan antibiotik yang biasa digunakan.
3.Cairan pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan yang digunakan
sebagai media tumbuh antigen, misalnya antigen telur, protein serum, dan bahan kultur
sel.4.Adjuvan, terdiri dari garam alumunium yang berfungsi meningkatkan sistem imun dari
antigen. Ketika antigen terpapar dengan antibodi tubuh, antigen dapat melakukan perlawanan
juga, dalam hal ini semakin tinggi perlawanan maka semakin tinggi peningkatan antibodi
tubuh.b.Imunisasi pasifMerupakan suatu proses meningkatkan kekebalan tubuh dengan cara
pemberian zat imunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat
berasal dari plasma manusia (kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalui plasenta) atau
binatang (bisa ular) yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang sudah masuk dalam tubuh
yang terinfeksi. Contoh imunisasi pasif adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada
orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru
lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah plasenta
selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap campak.

5. Macam-macam imunisasi dasar

1) Imunisasi Bacillus Celmette-Guerin(BCG)


Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah penularan Tuberkulosis (TBC) tuberkulosis
disebabkan oleh sekelompok bakteria bernama Mycobacterium tuberculosis complex. Pada
manusia, TBC terutama menyerang sistem pernafasan (TB paru), meskipun organ tubuh lainnya
juga dapat terserang (penyebaran atau ekstraparu TBC). ara pemberiannya melalui suntikan.
Sebelum disuntikan, vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu. Dosis 0,05 cc untuk bayi dan
0,1 cc untuk anak dan orang dewasa. Imunisasi BCG dilakukan pada bayi usia 0-2 bulan, akan
tetapi biasanya diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan. Dapat diberikan pada anak dan orang
dewasa jika sudah melalui tes tuberkulin dengan hasil negatif.Imunisasi BCG disuntikan secara
intrakutan di daerah lengan kanan atas. Disuntikan ke dalam lapisan kulit dengan penyerapan
pelan-pelan. Imunisasi BCG tidak menyebabkan demam. Setelah 1-2 minggu diberikan
imunisasi, akan timbul indurasi dan kemerahan ditempat suntikan yang berubah menjadi pastula,
kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan khusus, karena luka ini akan sembuh
dengen sendirinya secara spontan.
2) imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus)
imunisasi DPT bertujuan untuk mencegah 3 penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis, tetanus.
Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria. Cara
pemberian imunisasi DPT adalah melalui injeksi intramuskular. Suntikan diberika pada paha
tengah luar atau subkutan dalam dengan dosis 0,5 cc. Pemberian vaksin DPT dilakukan tiga kali
mulai bayi umur 2 bulan sampai 11 bulan dengan interval 4 minggu. Imunisasi ini diberikan 3
kali karena pemberian pertama antibodi dalam tubuh masih sangat rendah, pemberian kedua
mulai meningkat dan pemberian ketiga diperoleh cukupan antibodi.Pemberian imunisasi DPT
memberikan efek samping ringan dan berat, efek ringan seperti terjadi pembengkakan dan nyeri
pada tempat penyuntikan dan demam, sedangkan efek berat bayi menangis hebat kerana
kesakitan selama kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang, ensefalopati, dan
syok.
3) munisasi campak
ditujukan untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak. Campak, measlesatau
rubelaladalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus campak. Pemberian vaksin campak
hanya diberikan satu kali, dapat dilakukan pada umur 9-11 bulan, dengan dosis 0,5 CC. Sebelum
disuntikan, vaksin campak terlebih dahulu dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia
yang derisi 5 ml cairan pelarut. Kemudian suntikan diberikan pada lengan kiri atas secara
subkutan dan efek samping yakni hingga 15 % pasien dapat mengalami demam ringan dan
kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi
4) Imunisasi polio
Merupakan imunisasi yang bertujuan mencegah penyakit poliomyelitis. Pemberian vaksin polio
dapat dikombinasikan dengan vaksin DPT. Terdapat 2 macam vaksin polio:
1.InactivatedPolio Vaccine (IPV = Vaksin Salk), mengandung virus polio yang telah dimatikan
dan diberikan melalui suntikan.

2.Oral Polio Vaccine (OPV = Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang telah dilemahkan
dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan.

Imunisasi dasar polio diberiakan 4 kali (polio I, II, III dan IV) dengan interval tidak kurang dari
4 minggu. Imunisasi ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saat
masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan SD (12 tahun). Di Indonesia umumnya
diberikan vaksin Sabin. Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes (0,1 ml) langsung kemulut anak
atau dengan atau dengan menggunakan sendok yang berisi air gula. Setiap membuka vial baru
harus menggunakan penetes (dropper) yang baru

5) Imunisasi hepatitis B
Imunisasi hepatitis B, ditujukan untuk memberi tubuh berkenalan terhadap penyakit hepatitis B,
disebakan oleh virus yang telah mempengaruhi organ liver (hati). Imunisasi diberikan tiga kali
pada umur 0-11 bulan melalui injeksi intramuskular. Kandungan vaksin adalah HbsAg dalam
bentuk cair dan efek sampingReaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan
disekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2
hari
6.Proses Imunisasi

Saat melakukan imuniasasi pertama-tama ibu yang membawa anaknya akan mendaftar dibagian
registrasi, kamudian akan diarahkan ke bagian imunisasi. Pada saat melakukan observasi
imunisasi di posyandu. Imunisasi di mulai dengan mempersiapkan alat dan vaksin yang akan
digunakan. Vaksin dimasukkan ke dalam chold chain untuk menjaga suhu vaksin sehingga
kualitas vaksin terjaga dan tidak rusak karena vaksin dapat rusak pada suhu yang tinggi. Sampai
di posyandu, bidan dan tenaga medis lainnya melakukan persiapan alat dan bahan yang
digunakan untuk vaksinasi seperti, spoit, ADS (Auto Disable Syringe), ADS (Auto Disable
Syringe), Peralatananafilaktik, dan dokumen pencatatan vaksin. Vaksin yang digunakan dalam
posyandu adalah vaksin untuk imunisasi dasar seperti Hepatitis B,Difteri, Pertusis, tetanus, MR,
campak, BCG, dan polio. Dalam observasi kemarin, terdapat 7 orang ibu yang membawa
anaknya ada yang berusia 1 tahun, 8 bulan, 4 bulan, 3 bulan untuk dilakukan imunisasi. Setelah
ibunya melakukan registrasi, kemudian akan diarahkan ke tenaga medis yang bertanggungjawab
dalam imunisasi. Kemudian, akan dilakukan pengecekan pada buku KIA anak tentang imunisasi
apa saja yang telah ia dapatkan dan brtanya kepada ibunya mengenai riwayat waktu imunisasi
dahulu (kipi) sehingga kita dapat menentukan imunisasi apa yang akan diberikan sekarang.
Selain itu, ada juga yang bertugas untuk mencatat identitas dan pemberian vaksin yang dilakukan
pada dokumen pencatatan imunisasi yang dibawa dari puskesmas tadi. Setelah itu, tenaga medis
memakai handscoon dan melarutkan vaksin yang akan diberikan pada anak (disesuaikan)
terlebih dahulu dengan 5 mL pelarut vaksin yang telah disediakan kemudian vaksin dikocok
sampai homogen. Setelah itumemasukkan 0,5 larutan vaksin ke dalam spoit sedangkan vial
vaksin dimasukkan ke dalam chold chain agar tetap terjaga suhunya. Kemudian melakukan
desinfeksi pada daerah yang ingin disuntik, lalu melakukan penyuntikan vaksin di daerah
tersebut. Untuk vaksin OPV diberikan secara oral sebanyak 2 tetes. Vaksin campak disuntikkan
secara subkutan sedangkan BCG secara intradermal. Sedangkan untuk vaksin DPT-Hib
diberikan secara intramuskular. Setelah dilakukan pemberian vaksin, tenaga medis menjelaskan
tentang kemungkinan KIPI yang akan terjadi dan menjelaskan cara penanganan dari KIPI
tersebut. setelah selesai, ibu dan anaknya diberikan bubur kacang hijau dan pulang ke rumah
masing-masing.

LAMPIRAN
Referensi:

Hartono Gunardi,dkk. Jadwal Imunisasi Anak Usia 0 – 18 tahun Rekomendasi Ikatan Dokter
Anak Indonesia 2017. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/Vol. 18, No. 5. Jakarta. 2017.

Ari Prayogo,dkk. Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Anak Usia 1 – 5 tahun. Vol. 11, No. 1,
Juni 2009. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Jakarta. 2009.

Anda mungkin juga menyukai